Saturday, February 28, 2015

Mu'awiyah di Mata Imam Syafi'i

Oleh: Syekh Mamduh Farhan al-Buhairi

Syubhat: Kami orang-orang Syi’ah tidak ada masalah dengan ahlussunnah, akan tetapi permasalahan kami hanyalah karena kalian selalu mendo’akan keridhaan bagi Mu’awiyah (mengucapkan Radhiyallahu ‘anhu untuk Mu’awiyah). Sementara imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah tidak mendoakan keridhaan bagi Mu’awiyah. Itu sebuah bukti bahwa kami dan ahlussunnah selaras, terutama dengan kaum Syafi’iyah. Di lain pihak, tidak mungkin terdapat persesuaian antara kami dengan kalian, karena kalian bukanlah Ahlussunnah waljama’ah.

Bantahan: Sekarang, ikutilah wahai sekalian para pembaca yang budiman, dan perhatikanlah kedustaan orang syi’ah ini. Pada dasarnya, kedustaan orang Syi’ah itu adalah satu perkara yang biasa, bahkan tidak akan mungkin menjadi orang Syi’ah sejati jika tidak menjadi seorang pendusta. Penanya Syi’ah (atau pemilik syubhat) ini berkata bahwa imam Syafi’i Rahimahullah dan ulama-ulama Syafi’iyah tidak mendo’akan keridhaan terhadap Mu’awiyah, maka ini adalah sebuah kejahatan terhadap hak Imam Syafi’i Rahimahullah, karena beliau berdo’a keridhaan untuk Mu’awiyah sebagaimana dalam kitabnya, al-Umm (II/190) dan (VI/170) dengan mengatakan: ‘Mu’awiyah radhiallahu ‘anhu.’ Dia berdo’a keridhaan terhadap Mu’awiyah dalam kitab lain yang dikenal denganMusnad as-Syafi’i (I/33).
Bahkan, Mu’awiyah Radhiallahu ‘Anhu adalah seorang faqih menurut Imam Syafi’i yang beliau banyak berhujjah dengan perbuatan, perkataan, dan periwayatannya. (al-Umm (II/68), lihat juga al-Muhadzdzab (I/70, 216 dan II/70)

Imam As-syafi’i Rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhu perkataannya dari Mu’awiyah Radhiallahu ‘Anhu:
« يَا بُنَيَّ لَيْسَ أَحَدٌ مِنَّا أَعْلَمَ مِنْ مُعَاوِيَةَ»
“Wahai putraku, tidak ada seorangpun dari kami yang lebih ‘alim dari Mu’awiyah.” (al-Umm (I/290))
As-Syafi’i Rahimahullah juga berhujjah dengan perkataan dan pendapat Mu’awiyah, sebagaimana  dia berkata,
بِحَدِيْثِ مُعَاوِيَةَ نَقُوْلُ
‘Dengan hadits Mu’awiyah kami berpendapat,’ yakni dalam masalah tardid (pengulangan) ucapan muadzdzin. (al-Umm (I/88))
Tatkala dikatakan kepada as-Syafi’i, ‘Kami tidak suka seorang pun witir kurang dari tiga (rakaat).’ Maka as-syafi’i Rahimahullah membantah mereka setelah meriwayatkan hadits tersebut dari Mu’awiyah, seraya berkata, ‘Sesungguhnya aku tidak mengetahui satu sisi pun terhadap apa yang kamu katakan.’ (al-Umm (I/140))
Kami juga menyebut ucapan keridhaan ulama Syaifi’iyah terkemuka, yaitu Imam an-Nawawi Rahimahullah yang telah mengucapkan keridhaan serta memuji Mu’awiyah Radhiallahu ‘Anhu sebagaimana disebutkan dalamRaudhatut Thalibin (XI/98), al-Majmu’ (III/86), al-Adzkar (I/7), dan Tahdzibul Asma` (I/190).
Agar tidak ada pendusta lain dari kalangan Syi’ah yang menampakkan diri kepada kita setelah dalil-dalil ini yang mengatakan bahwa as-Syafi’i Rahimahullah belum mengetahui tentang Mu’awiyah apa yang diketahui oleh manusia setelahnya, maka saya katakan, ‘Sungguh as-Syafi’i Rahimahullah telah mengisahkan detilnya kisah yang terjadi pada peperangan Shiffin antara Mu’awiyah Radhiallahu ‘Anhu dan ‘Ali Radhiallahu ‘Anhu. Dan dia tidak mencela Mu’awiyah, meskipun demikian.
Dengan jawaban ini, kami telah mendatangkan kepada Anda sekalian dengan kejelasan ucapan as-Syafi’i Rahimahullah dalam mengucapkan keridhaan terhadap Mu’awiyah Radhiallahu ‘Anhu. Maka menjadi mustahil adanya persesuaian antara Anda dengan kami ahlussunnah, sama saja apakah kami ini bermadzhab Syafi’i, Hanbali, Maliki ataupun Hanafi. Yang benar, kesamaan-kesamaan itu ada antara Syi’ah dengan Yahudi danNasrani sebagaimana yang telah kami tetapkan sebelumnya. Berhati-hatilah Anda dari mempermainkan ucapan, lalu mengelompok-ngelompokkan ahlus sunnah dengan tujuan untuk memecah belah barisan kami ahlussunnah.
Terakhir, saya arahkan surat saya ini kepada orang yang telah mengaburkan perkara dengan membawa-bawa nama madzhab as-Syafi’i, lalu menaburkan keyakinan Rafidhah dari sela-selanya, ‘Kami nasihatkan kepada Anda untuk kembali dari penipuan ini, dan jangan lagi berbicara dengan mengatasnamakan imam atau madzhab as-Syafi’i Rahimahullah, sebagaimana kami nasihatkan kepada manusia agar berhati-hati, dan memahami tipu daya orang-orang seperti ini.*
Posted in: Syekh Mamduh