Wednesday, April 1, 2015

Alwi shihab ar-Rafidhi Rupanya Ikutin Induk Semangnya...Bagi Iran, Saudi adalah Musuh dan Yahudi adalah Sahabat !


Mantan duta besar AS untuk Suriah, Ford Huff mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan bahwa Iran menganggap Arab Saudi sebagai musuh no 1 , hal ini menjadikannya sebagai salah satu pakar yang mencuri perhatian Washington , terutama karena telah bekerja di Suriah dalam waktu dekat , dan bertanggung jawab atas dokumen-dokumen Suriah di Departemen Luar Negeri Amerika.
Huff yang baru-baru ini mengadakan sidang dengan para pejabat tinggi Iran , mengungkapkan   ” para pejabat Iran sepakat bahwa musuh mereka sebenarnya adalah Saudi Arabia , di dalam dan di luar Suriah , ” menurut laporan surat kabar, ” Ar ra’yu Al ‘aam ” dari Kuwait .
Dia menyebutkan bahwa salah satu pejabat Iran menganggap peran Arab Saudi semakin penting dari hari ke hari dalam perhitungan Iran . ” Dia khawatir tentang konsekuensi dari perang dan perselisihan sektarian Sunni-Syiah di Suriah , meskipun Amerika Serikat dan Iran memiliki kepentingan bersama dalam perang sektarian di wilayah tersebut dan mengalahkan tantangan Arab Saudi untuk kepentingan Amerika Serikat . ”
Huff melanjutkan : ” Iran melihat Basyar sebagai tokoh penting, dan Teheran melihat Basyar sebagai pilar penting untuk kesuksesan misi mereka, dan jika Basyar berhasil dilengserkan  maka runtuhlah misi yang mereka susun”.
Huff mengutip ucapan pejabat Iran “Iran mempersenjatai Syiah Suriah dan milisi-milisi Syiah lainnya, bukan untuk mendukung rezim Al Assad, tapi untuk mempertahankan eksistensinya sampai Hizbullah mengambil alih kekuasaan ketika rezim Al Assad lengser”.
Sementara itu, Dr Muhammad Alu Zulfa , seorang profesor sejarah di Universitas Al Malik Saud menytakan, bahwa sejak revolusi Iran, Iran telah memandang Arab Saudi sebagai musuh pertama dan utama, sementara permusuhan terhadap Israel adalah sandiwara saja, sedangkan Iran sebenarnya memusuhi orang-orang Arab pada umumnya , tetapi mereka tahu bahwa Arab Saudi adalah benteng keamanan Arab (sekaligus markas dari Ahlus Sunnah), sementara Iran berbicara tentang Israel untuk menipu orang-orang Arab yang naif .
Dia menyatakan bahwa Iran menjajah tanah Arab baik di dalam negeri maupun di Irak seperti Israel menjajah tanah Arab di Palestina, dan sementara itu Rouhani pergi ke Washington dan Davos dan berbicara dengan bahasa yang lembut , tapi itu tidak  akan mengubah kebijakan Iran . Israel dan Iran memiliki kepentingan yang sama di semenanjung Arab, bila Israel berambisi mendirikan negara Israel Raya maka Iran berambisi mengembalikan Imperium Persia Raya yang berhasil diislamkan oleh Umar bin Khottob Radhiyallahu anhu.
Dan dia menjelaskan bahwa Iran menciptakan Hizbullah untuk memecah belah bangsa Arab dan melemahkannya , dan bahwa Iran dan Israel akan segera duduk di meja yang sama dengan Amerika sebagai mediatornya, untuk memberikan pengaruh negatif kepada orang-orang Arab. (iz/al-Arabiya)
Menlu Iran: “Di Republik Islam Iran, Yahudi Merupakan Teman Sebangsa”
Selama ini media sekuler selalu mengesankan kalau Iran dan Yahudi Israel adalah dua negara yang bermusuhan, akan tetapi fakta di lapangan berbicara lain, kita dapati warga Yahudi tinggal dengan penuh kedamaian di Iran bahkan Iran mengizinkan Yahudi mendirikan Sinagog di negara Syi’ah tersebut.
Ditambah lagi dengan pernyataan Menlu Iran berikut ini: “Yahudi bukan musuh kami,” demikianlah yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif saat ditanya oleh kantor berita Iran Tasnim tentang pernyataan-pernyataannya mengenai Holocaust di situs media sosial, pada 5 September lalu.
Javad Zarif menjelaskan perbedaan antara Zionisme dan Yudaisme. “Yudaisme adalah agama illahi yang kami hormati sesuai dengan ajaran agama kami dan konstitusi negara kami,” kata Zarif.
“Di Republik Islam Iran, Yahudi merupakan teman sebangsa, merupakan minoritas yang diakui di parlemen dan di parlemen mereka memiliki anggota parlemen aktif,” Zarif menambahkan.
“Zionis merupakan minoritas dari orang-orang Yahudi,” jelasnya. “Mereka mengeksploitasi penderitaan orang Yahudi untuk membenarkan kejahatan mereka terhadap rakyat Palestina. Kami tidak akan mengizinkan mereka untuk menyebarkan bahwa Iran membenci Yahudi,” Zarif menyimpulkan.

Sebelumnya, melalui akun Twitternya Zarif berkicau, “Selamat Rosh Hashanah” atau Selamat Tahun Baru Yahudi. Kicauan Menteri Luar Negeri Iran tersebut kemudian menjadi perbincangan hangat di jejaring Twitter.(iz/firmadani)

Sadarlah Wahai Ahlussunnaah,…. Musuh Agama Allaah Dan RasulNya mengumpulkan kekuatan!!
Sekitar 12.000 Mahasiswa Syiah Indonesia dikader di Iran Dalam catatan Ustadz Ilham Kadir, MA, tentang Muktamar MIUIMI I yang digelar di Markas AQL Center Tebet Jakarta (12/6/14), beliau menulis kembali pernyataan Ust Farid Ahmad Okbah di arena Muktamar, “Farid Ahmad Okbah, tampil berbicara tentang bahaya Syiah sebagai spesifikasi kajiannya. Memulai pembicaraan dengan menuturkan beberapa tipologi ulama dan intelektual. Ulama yang penguasa, mereka para khulafa rasyidin yang penguasa sekaligus ulama; setelah itu penguasa yang mengikuti ulama; periode selanjutnya ulama berseberangan dengan umara, namun ulama tetap menjadi pencerah umat; dan paling rusak adalah ketika ulama menghinakan diri pada penguasa.
Syiah memiliki lima kekuatan yang mengalahkan kekuatan apa pun. Pertama, Syiah memiliki negara; Kedua, mereka memiliki marja’, ABI ke Iran, IJABI ke Libanon, mereka tunduk patuh pada marja’, saat ini sudah banyak anak Indonesia yang berlatih perang dengan Hizbullah di Libanon. Ketiga, Mereka punya khumus, atau dana untuk memperkuat gerakan mereka. Keempat, kaderisasi yang terus terpelihara, saat ini saja, kurang lebih sekitar 12.000 pelajar Indonesia di Iran, sementara di Mesir hanya 5000. Kelima, Syiah memiliki kader ilmiah militan lulusan khauzah ilmiah di Iran seperti Qum.
Semua ini, bukan saja sekadar tantangan, tapi sudah menjadi bara yang menyala dalam rumah kita. Kata penulis buku, Ahlussunah wal Jamaah dan Dilema Syiah di Indonesia. Menurutnya, Ajaran Syiah tidak usah ditakuti karena sangat rapuh, dia hanya ibarat balon, begitu kena jarum akan langsung meletup. Maka kita, MIUMI harus menjadi jarum bagi Syiah.” (ia/lppimakassar.com)

sumber: http://ilhamkadirmenulis.blogspot.com/2014/06/miumi-akan-menjadi-jarum-bagi-syiah.html

http://www.lppimakassar.com/2014/06/sekitar-12000-kader-syiah-indonesia.html

Menyingkap Konspirasi Terselubung Syi’ah Iran

Sejak bergulirnya revolusi Iran dibawah kepemimpinan Imam Khomeini, Iran berubah menjadi sebuah Negara digdaya di kawasan Arab. Kekuatan militer mereka berkembang pesat. Pun, mereka kerap melayangkan kritik tajam terhadap kebijakan-kebijakan barat yang diskriminatif, dimana hanya negara- negara yang bernyali yang bisa melakukan hal tersebut. Tak pernah gentar terhadap gertakan Negara adidaya AS seputar pengembangan teknologi nuklirnya.

Dan seringkali pula menunjukkan kepeduliannya atas negeri-negeri muslim yang lemah dan terjajah, walaupun hanya sekedar memberikan komentar pedas dalam forum-forum dunia. Dan begitu besar sikap permusuhannya terhadap Israel Yahudi yang telah banyak menelan jiwa kaum muslimin.


Sepak terjang Iran telah banyak menarik simpati kaum muslimin dunia. Pasca runtuhnya kekhilafahan Turki Utsmani, kaum muslimin telah kehilangan pelindungnya. Dan kini Iran muncul menentang kezhaliman dunia Barat (kafir) terhadap dunia Islam ditengah kebisuan dan ketidakberdayaan para pemimpin-pemimpin negeri Arab. Hmmm.. Apakah Iran akan menjadi bagian dari seri sejarah keperkasaan Islam?

Secara kasat mata memang seperti itulah adanya. Namun sejarah telah berkata lain tentang Iran yang berakidahkan Syiah Ghulat (Rafidhah). Lihatlah bagaimana syiah mempunyai andil atas terbunuhnya sahabat Rosululloh shalallohu alaihi wa sallam yang mulia, Ali bin Abi Thalib. Begitu juga pengkhianatan mereka atas Husein rodhiallohu ‘anhu. Dan tak akan hilang dari catatan sejarah bagaimana syiah berkonspirasi dengan pasukan Tar-Tar untuk mengkudeta kepemimpinan Harun Ar-Rasyid. Sejarah justru bertutur bahwa Syiah adalah musuh besar bagi kaum muslim sunni.

Lalu bagaimana dengan Syiah Iran saat ini? Tindak-tanduknya memang terlihat pro terhadap Islam, tapi wajib diketahui bahwa orang-orang syiah adalah orang-orang yang pendusta. Saat ini mereka berkata A, sedetik kemudian mereka berpaling akan berubah menjadi B. Hal ini karena mereka memasukkan dusta sebagai bagian dari akidah (taqiyah). (Al-kafi: 2/219)
Banyak fakta telah terungkap bahwa pada kenyataannya permusuhan Iran justru tertuju kepada Islam itu sendiri. Lihatlah di Ibukota Iran, Teheran. Silahkan Anda hitung berapa banyak Masjid-Masjid Sunni jika dibandingkan dengan Sinagog (tempat peribadatan orang-orang Yahudi) ?! Tidak ada satupun Masjid sunni berdiri disana, justru Sinagog bertebaran hingga lebih dari 45 buah! Padahal populasi muslim sunni di Iran adalah terbesar kedua setelah Syiah. Itu hanya secuil bukti ketimpangan amal perkataan dengan fakta lapangan. (sm)

Mungkin banyak juga yang belum tahu kalau Imam Khomeini memimpin Revolusi dari tempat pengasingannya di Perancis. Tapi pasti kaum muslimin tahu kalau Perancis dan AS adalah sekutu intim. Tentu ada permainan diantara mereka bertiga; Khomeini, Perancis dan AS (dalam hal ini CIA). Pun pada masa kekuasaannnya Khomeni, Iran telah bermesraan dengan AS dan Israel. Kita bisa ketahui hal ini dalam kasus skandal “Iran kontra”.

Dan mungkin tidak banyak orang tahu kalau yang memuluskan jalan Amerika untuk menyerang Irak yang mayoritas Sunni salahsatunya adalah Syiah Iran. Syiah Iran mengizinkan kapal induk Amerika memasuki wilayah perairan Teluk Persia Iran dan menjadikannya sebagai basis militer angkatan laut dan udara Amerika. Mereka juga memberikan bantuan berupa pemberian informasi intelijen ke AS. Seandainya memang Iran pro terhadap kaum muslimin tentunya hal itu tidak akan terjadi.

Adalah kenyataan yang tak dapat dipungkiri lagi bahwa Syiah memiliki kebencian yang mendalam kepada Sunni. Kita bisa dapati hal tersebut pada kitab-kitab rujukannya. Jika kita mau sedikit saja berusaha mencari informasi tentang hal ini, maka itu sudah cukup bagi kita untuk dapat menemukan sekian banyak bukti kekejaman syiah terhadap sunni. Mereka tega membantai 500 orang sunni yang berada dipenjara dengan cara merubuhkan penjara tersebut. Mereka tega membantai orang sunni hanya lantaran memiliki nama para sahabat yang mulia; Abu Bakar, Umar, dan Utsman . Mereka tega menggantung para ulama Sunni dengan tuduhan-tuduhan yang tak berbukti. Apakah seperti ini kelakuan pelindung umat?! Tidak, mereka hanya melindungi diri mereka sendiri sebagai syiah bukan sebagai bagian kaum muslimin sebagaimana yang kerap mereka gembar-gemborkan dihadapan publik.

Kini Iran tengah berusaha mengekspor revolusinya ke berbagai negara, terutama wilayah Arab. Di Libanon, Suriah dan Bahrain, Syiah telah menancapkan ideologinya. Mereka berusaha menguasai Negara-negara terusan Suez dengan maksud agar mempermudah suplai senjata kepada pejuang-pejuang mereka. Mereka telah masuk ke Eritrea yang miskin, dan sedang menuju ke gerbang laut merah yang mengontrol terusan Suez. Dari sini Iran dapat mengancam Yaman dan Arab Saudi dan meneruskan persenjataannya ke Sudan dan Mesir Setidaknya itulah yang dikatakan oleh mantan panglima perang dan Ahli Strategi Mesir, Hussam Sweilem. Masih menurut Hussam Sweilem, bahkan Syiah Iran memiliki departemen tersendiri di kementrian dalam negeri yang menangani program ekspor ideology syiah ke luar negeri. (erm)


Namun keberanian Syiah menentang hegemoni AS telah menawan sebagian kaum Sunni yang awam. Sungguh seandainya Syiah menjadi mayoritas di negeri ini, maka niscaya nasib kita akan serupa dengan nasib saudara-saudara kita di Iran. [hsm/syiahindonesia.com]