Friday, April 3, 2015

Betapa Cerdasnya Raja Salman, Inilah Sesungguhnya Alasan Kenapa Syi'ah Yaman Harus Dimusnahkan

Syi'ah Houtsy di yaman adalah mega proyek Iran,jika yaman sudah dalam genggaman maka perjalanan selanjutnya ke haramain mekkah-madinah(saudi) lebih mudah karena yaman berbatasan langsung secara teritorial dengan saudi.


Kenapa yaman menjadi master plan Iran yang dikerjakan melalui tangan houtsiyyin?!
Rudal-rudal jelajah iran belum memiliki kapasitas yang menjangkau Saudi jika dilesakkan langsung dari Iran,Pesawat-pesawat tempur Iran(sejak diembargo) tidak memiliki daya jangkau yang cukup untuk menembak target di saudi jika dilepaskan dari pangkalan udara militer di Iran..
Ketika Yaman berhasil dikuasai,Yaman akan dijadikan jembatan dan benteng pertahanan Iran menembus Saudi,Pangkalan Udara akan dibangun dan Rudal-rudal akan diboyong ke Yaman..

Jika yaman sudah underhand maka tidak perlu melewati Kuwait,Qatar,UEA dan Bahrain yang pasti tidak akan mengizinkan Pesawat tempur Iran melewati wilayah udaranya dan jika Iran memaksa pastinya akan dicegat dengan Misil Anti pesawat..
[Lihatlah peta Iran-Saudi]
                                                       
                                             peta timur tengah
Ketika logistik telah memadai,Iran akan mulai melakukan provokasi militer secara massif dan bermain melalui Tangan-tangan kedua.

Apakah Engkau masih melihat serangan koalisi pimpinan Saudi ke yaman merupakan suatu kekeliruan?


Raja Salman berhasil membuat Iran Majusi sibuk,hal itu akan menguras Pikiran Iran dan menguras dana iran..sehingga proyek-proyek syiahisasi diseluruh dunia Islam akan terkendala pasokan dana karena Iran akan sekuat kemampuan menyuplai senjata dan amunisi mahal untuk Anak laki-lakinya yang bernama Houtsy ini..
Alutsista militer Koalisi Pimpinan Saudi adalah Alutsista upgraded dengan Tekhnolgi modern,yang pasti tidak akan mampu dihadapi senjata konvensional besutan Iran.,Maka Iran perlu merogoh kocek untuk membeli senjata yang sebanding dan menyuplaikanya ke Houtsy..
Namun,Perairan Yaman sudah berhasil di blokir oleh Koalisi,,Alhamdulillah,,
Sebenarnya,Kemampuan militer saudi saja sudah sangat mencukupi untuk sendirian menggempur Houtsy di Yaman,lalu kenapa Saudi merekrut Negara teluk?

Ini adalah perjuangan diplomasi,semakin banyak sekutu maka tekanan internasional akan melemah,,Beda jika saudi secara munfaridan menyerang Yaman tanpa disupport sekutu,maka tekanan diplomatik Internasional akan menguat karena menilai saudi tak punya kawan dan dukungan..
Silahkan di fahami,semoga tercerahkan..



Oleh: Syu'aib
muslimworldjournal.com
Arab Saudi dan Ikhwanul Muslimin mungkin memiliki hubungan yang tidak menentu, namun hubungan mereka jauh lebih tua daripada kebanyakan kemampuan untuk mengingat. Dengan pemikiran ini, Raja Arab Saudi Raja Salman bin Abdul Aziz telah mengulurkan tangan secara ramah kepada Ikhwanul Muslimin untuk memperbaiki perbedaan pendapat di antara mereka.
Ikhwanul Muslimin memiliki secercah harapan pertama kali ketika Menteri Luar Negeri Saudi Saud bin Faisal mengatakan, “Kami tidak memiliki masalah dengan Ikhwanul Muslimin, masalah kita adalah dengan sekelompok kecil orang yang berafiliasi dengan organisasi ini.” Komentar Menteri Luar Negeri lebih jauh ditunjukkan oleh suara tunggal dari pemerintah Raja Salman, Wakil Putra Mahkota Saudi melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Qatar, sebuah negara yang memberikan dukungan penuh bagi Ikhwanul Muslimin.
Kesempatan persahabatan itu merupakan isyarat paling kuat oleh Raja Salman sendiri ketika ia secara resmi mengundang Syaikh Al-Azhar Mesir untuk sebuah konferensi bersejarah mengecam terorisme, meskipun ada perbedaan ideologi. Sementara Ikhwanul Muslimin memiliki perbedaan ideologi politik dengan Arab Saudi, Raja telah membuat suatu indikasi untuk mencoba hal ini untuk memberikan Ikhwanul Muslimin peran di luar politik.
Sejarah yang Dilupakan
Perlu dicatat bahwa pendiri Ikhwanul Muslimin, Imam Hassan al-Banna, memiliki hubungan baik dengan Arab Saudi. Ketika beberapa anggota Ikhwanul Muslimin akan dibunuh pemimpin Mesir Jamal Abdun Nasser, Arab Saudi mengizinkan anggota Ikhwanul Muslimin ke Arab Saudi untuk perlindungan dan pemberian kewarganegaraan kepada para pemimpin mereka. Arab Saudi bahkan mengizinkan anggota Ikhwanul Muslimin untuk mengontrol beberapa lembaga swadaya masyarakat di Arab Saudi.
Sayangnya setelah bertahun-tahun dibantu Saudi, Ikhwanul Muslimin memihak revolusi Iran. Hal-hal semakin buruk ketika Ikhwanul Muslimin mendukung Saddam Hussein ketika dia membuat ancaman melawan Arab Saudi selama perang Teluk. Bahkan baru-baru ini ketika Ikhwanul Muslimin mendapatkan kekuasaan di Mesir, mereka mengundang kepemimpinan Iran, musuh bebuyutan Arab Saudi, untuk melakukan kunjungan resmi ke Mesir. Ini ternyata menjadi batu sejarah yang panas-ingin dan dari perspektif Saudi dipandang sebagai memutuskan persahabatan lama.
Kesempatan Baru
Para ahli telah mengatakan bahwa tampaknya Raja Salman siap untuk melupakan masa lalu dan mendamaikan perbedaan lama. Mereka telah menyarankan bahwa Raja berkeinginan agar kaum Sunni di seluruh dunia untuk bersatu meskipun ada perbedaan, sesuatu yang di banyak negara Arab dan dunia Muslim melihat sebagai langkah bijaksana.
“Ada tumbuh rasa harapan sekarang, hal-hal yang berubah di sekitar kita dengan pemimpin baru berkuasa dan sudah saatnya kami memiliki suara lagi dan menjelaskan kepada dunia siapa kami sebenarnya,” kata anggota Ikhwanul Muslimin yang tinggal di Qatar
Dalam beberapa minggu terakhir Raja Salman juga telah bertemu dengan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif dan Presiden Turki Tayyip Erdogan. Kedua negara telah menyatakan bahwa mereka tidak pernah merasa lebih dekat dengan Arab Saudi dibandingkan saat ini.

Saudi Akan Segera Perbaiki Hubungan Dengan Ikhwanul Muslimin
zahid – Jumat, 3 April 2015 10:00 WIB
Kantor berita Associated Press menyebut Arab Saudi akan segera memperlunak sikapnya dengan kelompok Ikhwanul Muslimin untuk mencegah pengaruh Syiah Iran yang terus meluas di kawasan Timur Tengah.
Analisis ini dikeluarkan Associated Press menanggapi pengaruh Iran yang terus meluas di kawasan paska berhasil menguasai Irak dan Suriah.
Kantor berita kenamaan asal Amerika Serikat ini memprediksi bahwa langkah perbaikan hubungan Saudi-Ikhwan bukan tanpa halangan, tentunya langkah ini dapat menyebabkan gesekan dalam koalisi regional dalam perang melawan pemberontak Syiah Houthi di Yaman, khususnya dengan Mesir yang mencap kelompk tersebut sebagai organisasi teroris.
Senada dengan kantor berita Associated Press, seorang analis politik AS Brian Downing mengatakan, “Alasannya adalah sederhana, pemerintah baru di bawah Raja Salman mungkin merasa bahwa cara lama yang diterapkan Saudi lama tidak bekerja.”
Brian Downing menambahkan, “Sudah saatnya hubungan Saudi-Mesir memasuki tahap baru.”
Sementara itu mantan anggota Dewan Syura Saudi Muhammad Zulfa mengatakan bahwa hubungan Saudi-Turki adalah yang terbaik, “Kedua negara memiliki tujuan yang sama yaitu mempersempit pengaruh Iran di kawasan.”
“Ini berarti perbaikan hubungan antara Saudi-Turki-Qatar, dan tentunya berimbas kepada Ikhwanul Muslimin,” tambah Muhammad Zulfa. (Rassd/Ram)