Tuesday, April 21, 2015

Siapa yang menyatakan beda antara Ahlus Sunnah dan Syiah termasuk masalah furu' dan Tidak Semua Syi’ah Sesat, maka Dia… Syi’ah !

Habib adalah sebutan indah untuk anak-keturunan Nabi. ia bisa diartikan "kekasih" karena dikasihi oleh Nabi; boleh juga dipahami sebagai "kekasih" karena Ummat ini mengasihinya. Sebutan habib adalah sebuah prasasti sejarah yang mengabadikan para pembela Islam dari kalangan Bani Hasyim. Mereka itu ciri-cirinya begini:
1. Mendalam ilmunya,
2. Besar pengorbanannya bagi agama,
3.Tulus cintanya kepada Syariat, rendah hati wataknya, besar dermanya di jalan Islam, serta selalu menjaga agama hingga saat datangnya Yaumul Qiyamah. Bisa disebut karakter para Pahlawan Islam.
Tapi kalau ada "Habib" yang jelas-jelas membela kaum Syi'ah Rafidhah, yakni kaum sesat keturunan majusi, apapun alasan dan maksudnya; maka dia tak layak mendapat gelar sebagai Habib.!! ( lihat artikel dibawah )
Kenapa bisa begitu? ?
ya. Karena ciri utama Habib adalah MENCINTAI RASULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM, dengan semurni-murni cintanya. Mereka meletakkan cinta kepada Rasul persis di bawah cintanya kepada Allah Rabbul 'alamiin.
Sedangkan kaum Syi'ah Rafidhah adalah sekumpulan manusia yang AMAT SANGAT BENCI kepada Rasulullah dan para Sahabatnya.
Kok bisa begitu? Bagaimana ceritanya?
1. Rasulullah mencintai semua isteri-isterinya, termasuk di dalamnya Aisyah dan Hafshah. Tapi Syiah Rafidhah selalu mecela, memaki, dan menodai kehormatan dua wanita yang dicintai Nabi itu.
2. Rasulullah sangat mencintai anak-anaknya, yang hidup sampai dewasa maupun yang wafat di kala kecil. Tapi Syi'ah Rafidhah mengeluarkan Sayyidah Ruqayyah dan Ummu Kultsum dari jajaran puteri Rasulullah; padahal keduanya benar-benar putri Nabi. Syiah menyebut keduanya sebagai "anak tiri" Nabi.
3. Rasulullah mencitai tiga Shahabat Nabi yang paling utama: Abu Bakar, Umar, dan Utsman -Karramallahu Wujuuhahum- , Ketiganya mendapat gelar kehormatan dari Nabi. Bahkan di jamin Ridho oleh Allah Jalla wa 'Ala, tapi Syi'ah Rafidhah selalu menjadikan ketiganya sebagai sasaran olok-olok, penghinaan, pelaknatan, dan permusuhan.
4. Rasulullah mencintai mayoritas para Sahabatnya. Beliau sebutkan kabar gembira surga bagi sebagian dari mereka. Tapi Syi'ah Rafidhah menghujat, melaknat, dan menuduh mayoritas para Sahabat murtad; kecuali Salman Al-Farisi, Abu Dzar Al-Ghifari, dan Miqdad Ibnul Aswad Radhiyallahu 'anhum.
5. Rasulullah adalah sosok manusia yang kelak akan PERTAMA kali masuk surga. Tapi Syiah Rafidhah meyakini bahwa kelak kemaluan Nabi akan dibakar di neraka karena telah di gunakan menggauli 'Aisyah dan Hafshah. yang mereka anggap sebagai dua wanita pelacur yang terlaknat. sebegitu kejinya omongan orang-orang Rafidhah ini, sampai mereka berusaha menghalangi Nabi masuk surga dengan selamat.

Dengan sedikit alasan ini, maka seorang HABIB sejati akan menjauhkan diri dari mendukung Syi'ah Rafidhah; baik dukungan langsung atau tidak; baik dengan "menyindir" Wahabi atau tidak. Dan "Habib" semacam itu tak perlu dihargai, tak perlu dihormati, karena dia memang "bukan Habib". bahkan kalau bisa dia disadarkan dengan hujah-hujah yang sarih/berdalil. Karena ia mendukung orang-orang yang memerangi Rasulullah dan para Sahabat.
HABIB adalah istilah indah yang menjalinkan cinta kasih, rahmat dan loyalitas antara Nabi, sanak keluarga beliau, serta Ummatnya. Bila rasa CINTA ini telah terbakar, lalu berganti caci-maki, kebohongan, dan laknatan pada salah satu saja dari keluarga Nabi; maka gelar Habib itu pun gugur.
Antum wahai Ummat, jika memiliki ketulusan cinta, kemurnian loyalitas, dan kesucian hati kepada Rasulullah dan sanak-keluarga beliau semuanya Radhiyallahu 'Anhum Ajma'in; maka Antum LEBIH BERHAK mendapat gelar Habib ( Insya Allah ).
Jika ada Habib atau siapapun yang mengatakan bahwa perbedaan USHUL MADZHAB antara Ahlus Sunnah dan Syiah Imamiyah (Rafidhah) dalam konteks hukum adalah perbedaan FURU' (cabang), bukan ushul, dan tak boleh saling mengkafirkan, serta menyatakan Tidak Semua Syi’ah Sesat maka ketahuilah bahwa orang tersebut Syi’ah !!!

Ya kita lihat dulu beda Ushul Mazhab-nya dalam hal apa? Kalau dikatakan Ushul Madzhab, pastilah ini menyangkut beda-beda fikih atau pemikiran, bukan beda AQIDAH. Seperti beda Madzhab Maliki, Hanafi, Syafi'i, Hanbali, Zhahiri, dan madzhab fikih Ahlus Sunnah lainnya (kalau masih eksis).

Tapi beda antara Ahlus Sunnah dan Syiah kan termasuk beda USHULUDDIN, bukan beda masalah furu'. Para ulama sepakat bahwa yang namanya Ahlus Sunnah atau Sunni itu adalah "maa 'aada ar-rafidhah" (pokoknya yang selain Rafidhah). Dari sini saja sudah jelas perbedaan itu dalam tema Ushuluddin, bukan Furu'uddin. demikian pula yang dinyatakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat bahwa beda Sunni (sebagai agama Islam) dengan Syiah (sebagai sekte neo majusi) adalah BEDA USHUL, BUKAN FURU'.
Tak mungkinlah, beda antara kaum yang "memuliakan isteri-isteri Nabi" akan bisa bertemu dengan kaum "yang menghina dan melaknat isteri-isteri Nabi". Sampai Yaumul Akhir pun tak akan bertemu wahai habib. cepatlah antum bertaubat !!
Disis lain, orang tersebut sangat kencang dalam menyerang Ahmadiyah dan JIL. Itu sangat terkenal. Terkenal sekali. Malah seolah,"Ahmadiyah lebih nista dari Iblis".

Kalau mau jujur, Syiah Rafidhah itu LEBIH PARAH dari Ahmadiyah dan JIL. Sejahat-jahatnya Ahmadiyah, mereka masih mengakui Al-Qur`an di tangan kita ini. Hanya penafsiran mereka yang sesat dan menyesatkan. Sejahat-jahatnya JIL, mereka tidak memalsukan Al-Qur`an dan Hadits Nabi. Ahmadiyah dan JIL juga tidak terlibat dalam perang membumi-hanguskan negeri-negeri Ahlus Sunnah.
Maka itu, konsep "ushul madzhab" yang mau di promosikan Habib untuk membuat ruang toleransi antara Ahlus Sunnah dan Syiah Imamiyah itu bagaimana ceritanya?!
Dalam banyak kesempatan, orang tersebut sangat galak sekali ke Ahmadiyah dan JIL Bukan berarti kami mendukung Ahmadiyah dan JIL, tapi sebatas menanyakan KONSISTENSI anda saja. na'am, Allaahu Yahdik...
Dan satu lagi pertanyaan: Kenapa orang tersebut kok kelihatan geram sekali kepada Wahabi? Seolah dia tak suka kalau Wahabi berdamai dengan NU dan Muslim tradisionalis. ?!! apakah orang tersebut  ingin mengadu domba sesama kaum muslimin namun bersamaan dengan itu anda bergendeng tangan dengan Syiah Raafidhah yang telah membantai dan menumpahkan darah kaum muslimin dinegeri-negeri timur tengah?? Allahu A'lam.

Mungkin ada orang yang mengatakan bahwa Habib itu masih sunni, hanya saja karena sungkan atau segan dengan keluarganya yang bermarga (ber-fam) "Shihab" yang juga banyak Rafidhahnya,.
Maka kami jawab, kalau dia sunni tentu omongannya tidak ngawur seperti itu. terang-terangan mengatakan "sunni-syiah itu beda furu' dan bukan ushul". tentu ini ngawur. ! perkataan ini bisa mengarah kepada kekafiran. sebab Imam Malik Rahimahullah mengatakan,"Syiah Rafidhah itu kafir dan barangsiapa yang tidak mengkafirkan syiah rafidhah maka dia KAAFIRR!"
Nah, daripada jadi kafir lebih baik  segera bertaubat kepada Allah. Bagi kami, pernyataan "Sunni-Syiah itu beda furu' bukan ushul" adalah merupakan cara halus melegitimasi Ajaran Syi'ah yang kotor itu. Kalau dia betul-betul Sunni, maka tak kan terucap kata-kata najis itu dari lisannya. 
"Sunni-Syi'ah itu beda Furu' bukan Ushul". disadari atau tidak, sama saja dia katakan "Syi'ah dan Islam itu sama" atau "Syiah dan Sunni itu sama-sama Islam". ma'adzallah .. !!
Islam beribadah dengan menghomati Sahabat dan Istri Nabi, bahkan mendoakan mereka dengan ucapan "Radhiyallahu'anhum", Sedangkan Syi'ah beribadah dengan melaknat dan mencaci maki sahabat dan istri Nabi, dan mendo'akan mereka dengan uacapan "Allahummal'an Shonamay Quraisy".

Apakah bisa disamakan ????
Billahil 'Adzim, dengan nama Allah yang telah menikahkan Muhammad putra Abdullah dan Aisyah putra Ibnu Abi Quhaafah, KAMI TIDAK AKAN PERNAH SUDI DISAMAKAN DENGAN SYI'AH MAJUSIYAH MI'AH BIL-MI'AH ILAA QIYAAMIS-SAA'AH !! 
Banyak kyai dan Habib NU yang justru anti dengan syiah bahkan siap mati dalam jihad melawan syi'ah anak cucu majusi, diantaranya Habib Ahmad Bin Zein Al Kaff.
sekian dan terimakasih, Allahu A'lam wal 'Ilmu 'Indallah.
Dikutip dari sumber :

Habib Zain al-Kaff: Habib yang Menjadi Syiah adalah Pengkhianat Ahlut Bait

Habib yang mengikuti syiah itu adalah pengkhianat Ahlul Bait. Mereka bukan habib tetapi mantan Habib. Hal ini disampaikan oleh Ust. Habib Ahmad Zain Alkaff, Pengurus Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) Jawa Timur dan Majelis Tinggi NU Jawa Timur, saat acara kajian ilmiah “Mengapa Syiah Bukan Islam?” di Gedung Al Irsyad, Surakarta, Ahad (2/2).
Habin Zain menegaskan, merupakan kesalahan kalau orang mengatakan Habib itu syiah. Karena dalam literature kehabibab, ahlu bait yang menjadi Syi’ah tidak digolongkan habib.
Tokoh NU yang lantang menasehati Sa’id Agil Siraj, Ketum PBNU yang mendukung Syi’ah, ini menambahkan, bahkan Ketua Habaib, yang hijrah dari Bashrah negeri yang subur menuju Hadramaut negeri yang kurang subur dalam rangka menyelamatkan anak turunannya dari fitnah syiah yang berkembang di Bashrah.
Menurutnya, kalau ada habib yang menjadi syiah itu maka telah berhianat kepada datuknya. “Kalau ada habib tidak berjalan diatas jalan habib dia bukan habib, tetapi mereka mantan habib” tegasnya, seperti dilansir An-najah.net
Syiah itu telah melakukan kedustaan. “Syiah mengaku menciantai ahlul bait padahal tidak mencintai mereka” pungkasnya


Dalam literature kehabiban, ahlu bait yang menjadi Syi’ah tidak digolongkan habib.
“Syiah yang ada di Indonesia adalah Syiah Imamiyah, atau Ja’fariyah, atau khomeiniyah atau biasa mengatasnamakan madzhab ahlul bait”
Aliran sesat yang paling berbahaya adalah Syiah karena mereka didukung Negara kaya Iran. “Negara Iran menggelontorkan dana ada yang dihubungi langsung atau ada juga yang diundang ke Iran kemudian ditunjukkan keberhasilan mereka.”
Banyak tokoh Islam ditipu oleh Syi’ah. Syi’ah menawarkan pendekatan atau ukhuwah antara Sunni dan Syi’ah. Namun di sisi lain, tokoh-tokoh kita tidak dikasih tahu bagaimana ulama-ulama ahlus sunnah dibunuh, dipenjara dan masjid ahlus sunnah dirobohkan di Teheran padahal disana sinagong dan gereja saja boleh berdiri disana.
“Di Teheran itu banyak sinagong dan gereja, tetapi masjid ahlus sunnah dirobohkan”
Inilah beritanya.

Habib Zain: Alasan Mengapa Syiah Bukan Islam

Surakarta (An-najah.net) – Bahaya yang mengancam umat Islam Indonesia saat ini adalah Syiah. Syiah alIran sesat dan menyesatkan serta Syiah itu bukan Islam. Hal ini disampaikan Ust. Habid Ahmad Zain Alkaff, Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur dan Majelis Tinggin NU Jawa Timur saat acara kajian ilmiah “Mengapa Syiah Bukan Islam?” di Gedung Al-Irsyad, Surakarta, Ahad (2/1).
Habin Zain menjelaskan Syiah yang berkembang di dunia ini ada tiga. Pertama, Syiah Zaidiyah. Syiah zaidiyah ini berkembang di Yaman Utara, hanya saja Syi’ah Zaidiyah tidak berkembang, bahkan banyak kelompok Zaidiyah yang akhirnya memberikan loyalitas kepada Iran. Hal ini tidak lepas dari bujuk rayu dan dana besar dari Negara Persia ini. Kedua, Syiah Isma’iliyah ini berkembang di India dan Pakistan. Dan pecahan dari Syiah jenis ini adalah Syiah Nushairiyah dan Druzziah. Ketiga, Syiah Imamiyah atau Ja’fariyah, Komeiniyah atau biasa mengatasnamakan madzhab ahlul bait. Syiah ini berpusat di Iran. Setelah revolusi 1979 mereka melakukan eksport ajarannya ke negeri-negeri kaum muslimin termasuk Indonesia.
“Syiah yang ada di Indonesia adalah Syiah Imamiyah, atau Ja’fariyah, atau khomeiniyah atau biasa mengatasnamakan madzhab ahlul bait” katanya.
Menurutnya, aliran sesat yang paling berbahaya adalah Syiah karena mereka didukung Negara kaya Iran. “Negara Iran menggelontorkan dana ada yang dihubungi langsung atau ada juga yang diundang ke Iran kemudian ditunjukkan keberhasilan mereka.” Jelasnya.
Banyak tokoh Islam ditipu oleh Syi’ah. Syi’ah menawarkan pendekatan atau ukhuwah antara Sunni dan Syi’ah. Namun di sisi lain, tokoh-tokoh kita tidak dikasih tahu bagaimana ulama-ulama ahlus sunnah dibunuh, dipenjara dan masjid ahlus sunnah dirobohkan di Teheran padahal disana sinagong dan gereja saja boleh berdiri disana.
“Di Teheran itu banyak sinagong dan gereja, tetapi masjid ahlus sunnah dirobohkan” tegasnya.
Habib juga menjelaskan,Iran suka memberikan beasiswa. Apalagi kebanyakan orang berebut beasiswa ini tanpa melihat itu Syiah atau bukan, Sehingga banyak alumni Iran ketika kembali ke Indonesia jadi murtad dari ajaran Islam. Menjadi missionaries Syi’ah.
Selanjutnya, Pengurus Yayasan Al Bayyinat ini menambahkan, Syiah itu biasanya mengajak ahlus sunnah untuk menjaga ukhuwah Islamiyah. Cara ini digunakan oleh mereka ketika kondisi mereka minoritas, Hal ini tidak berlaku jika mereka mayoritas, sepertiyang terjadi di Iran. Di sana, ahlu sunnah justeru diintimidasi, didzalimi bahkan dibunuh.
“Ukhuwah Islamiyah itu bagus bisa dilakukan jika sesama Islam seperti NU dengan Muhammadiyah, madzhab Syafi’I dengan madzhab hanafi karena perbedaan mereka didalam furu’ bukan ushul.” Ujarnya.
Namun, ini berbeda dengan Syiah. Antara ahlus sunnah dengan Syiah tidak bisa bersatu karena mereka itu berbeda dalam ushul. “Kalau Muhammadiyah, NU, Al Irsyad itu masih satu rumah, berbeda dengan Syiah” tegasnya.
Ia menambahkan Syiah juga menggunakan tokoh-tokoh yang telah dicuci otaknya untuk mengajak metode takrib (pendekatan sunni dan Syiah). “Takrib ini mereka pakai tatkala mereka jadi minoritas hal ini tidak terjadi di Iran” tambahnya.
Ia menegaskan untuk mengetahui kesesatan Syiah maka kita harus merujuk kepada kitab-kitab mereka. Sebagaimana kalau kita ingin mengkaji ahlus sunnah maka harus mengakai kitab-kitab ahlus sunnah, demikian pula kalau kita ingin mengkaji kristenisasi, komunimisme maka juga harus menggunakan kitab-kitab mereka.
Habib zain menjelaskan mengapa alasan Syiah bukan Islam karena aqidah mereka itu bertentangan dengan Al Qur’an dan Al Hadits. Pertama, karena rukun imannya berbeda dengan Islam. Rukun iman Syiah ada 5 sedangkan rukum Iman umat Islam ada 6. “Konsekunsi dari keimanan ini maka saling mengkafirkan, Syiah mengkafirkan ahlus sunnah dan ahlus sunnah mengkafirkan Syiah” ungkapnya.
Kedua, perbedaan dalam rukun Islam. Kalau rukun Islamnya orang Syiah itu shalat, shaum, zakat, haji dan wilayah. Sedangkan rukun Islamnya ahlus sunnah itu syahadatain, shalat, puasa, zakat, dan haji. Sama konsekuensinya saling mengkafirkan.
Ketiga, Al Qur’an yang dibaca kaum muslim sudah mengalami muharraf (perubahan), bisa ditambah dan dikurangi. Padahal Allah secara tegas telah mengatakan sesungguhkan kami yang telah menurunkan al qur’an dan kami pula yang menjagannya. Hal ini tidak sebagaimana orang Syiah mereka itu mengatakan al qur’an telah berubah baik ditambah maupun dikurangi. Bahkan al qur’an menurut mereka itu 17.000 ayat tiga kali lipat al qur’an yang ada.
Keempat, mereka mengklaim imam-imam mereka lebih mulia daripada Rasulullah SAW. Menurut Syiah Imam kami punya kedudukan diatas Rasulullah Saw. “Seseorang yang mengaku lebih afdhol dari para rasul telah keluar dari Islam, inilah aqidah Islam” tegasnya.
Kelima, mereka mencaci para sahabat bahkan mereka mengkafirkan para sahabat kecuali yang empat orang saja. “Padahal Allah telah menegaskan dalam al Qur’an Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha Allah sebagai rabb mereka” ujarnya.
Ulama NU kelahiran 1941 ini mengingatkan untuk menghadang perkembangan Syiah di Indonesia karena jika tidak diwaspadai maka apa yang terjadi di Irak, Iran, Yaman, Bahrain akan juga bisa terjadi di bumi ahlus sunnah Indonesia ini.
Untuk mengingatkan bahaya Syi’ah beliau mengutip hadits Rasulullah SAW : “Apabila timbul fitnah atau bid’ah, dimana sahabat-sahabatku dicaci maki, maka setiap orang yang berilmu diperintahkan untuk menyampaikan ilmunya (menyampaikan apa yang ia ketahui kesesatan Syiah). Dan barang siapa tidak melaksanakan perintah tersebut, maka dia akan mendapat laknat dari Allah dan dari Malaikat serta dari seluruh manusia. Semua amal kebajikannya, baik yang berupa amalan wajib maupun amalan sunnah tidak akan diterima Allah”.
Umat Islam dituntut pembelaannya manakala Rasulullah SAW, para sahabatnya, istri-istrinya yang dicacimaki oleh siapapun, termasuk Syi’ah. “Kalau seandainya kita tidak marah ketika istri-istri Rasulullah SAW, mertua Rasulullah SAW, menantu Rasulullah dan juga para sahabatnya dicacimaki dan dikafirkan maka diragukan kecintaannya kepada Rasulullah Saw. Jangan mengaku cinta, jika tidak ada buktinya.” Pungkasnya. (Anwar/annajah) Publikasi: Senin, 2 Rabiul Akhir 1435 H / 3 Februari 2014 13:03
(nahimunkar.com)

Habib Zein Al-Kaff: Kalau Wahabi Masih Ahlussunnah, Sedangkan Syiah Bukan

Pengikut Syiah dan pendukungnya sering kali menuduh pihak yang menuding Syiah sesat adalah agen zionis, pemecah belah umat dan terakhir dituduh Wahabi. Hampir selalu Wahabi yang menjadi kambing hitam jika terkait isu gerakan yang membongkar kesesatan Syiah.
Menariknya justru kalangan yang sering diposisikan sangat berseberangan dengan kelompok yang dituduh Wahabi, menyatakan hal sebaliknya. Hal itu terungkap dalam konferensi pers setelah acara tabligh akbar bertajuk “Mengokohkan Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia”, yang digelar Ahad kemarin (16/9) di masjid Al-Furqan Dewan Dakwah Jakarta.
Sewaktu ditanya soal kenapa setiap ada upaya membongkar kesesatan Syiah, kalangan Syiah sering menyerang balik dengan menyatakan bahwa Wahabi dibelakang aksi yang menuduh Syiah sesat, Habib Zein Al Kaff mengatakan: “wahabi sama-sama Ahlussunnah, kalau mereka (Syiah) bukan. Kalau wahabi kitab rujukannya sama, rukun Iman, rukun Islamnya juga sama, sedangkan Syiah berbeda,” tegas Habib yang memimpin Yayasan Al-Bayyinat Jawa Timur dan anggota dewan Syuriah PWNU Jawa Timur tersebut.
Habib Zein dalam acara tabligh akbar “Mengokohkan Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia”, juga kembali mengulang pernyataanya pada November tahun lalu bahwa Habib yang masuk Syiah sudah bukan habib lagi. “Saya katakan tidak ada Habib yang masuk Syiah, Habib yang masuk Syiah bukan Habib lagi, tapi sudah mantan Habib. (Dia) bukan habib lagi.”(fq)

Artikel terkait :