Tuesday, June 16, 2015

Bukti-bukti Syiah Mengkafirkan dan Menghalalkan Darah Umat Islam

Orang-orang Syiah seringkali mendakwakaum Muslimin yang menyatakan kesesatan Syiah sebagai takfiri, tapi mereka sendiri pura-pura melupakan konsep aqidah mereka yang menyatakan bahwa siapa saja yang tidak beriman pada 12 Imam Syiah adalah kafir penghuni neraka, meskipun ia beriman dengan risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Oleh karena itu, orang Islam yang tidak percaya dengan Imam Syiah boleh diperangi karena halal darahnya.
Berikut ini kami kutipkan bukti-bukti bagaimana ulama Syiah mengkafirkan dan menghalalkan darah umat Islam.
1. Mullah Baqir Al Majlisi yang dianggap sebagai penutup ulama hadits Syiah. Ulama Syiah ini berkata, “Ketahuilah, ungkapan lafazh syirik dan kufur kepada orang yang tidak beritikad dengan keimaman Ali dan para Imam dari anak cucunya Alaihis Salam dan kelebihan mereka atas orang lain menunjukkan mereka itu kekal di dalam neraka.” (dinukil dari kitab Bihar Al Anwar jilid 23 halaman 390)
Ahlus Sunnah tidak beraqidah bahwa Imam itu adalah salah satu rukun Islam. Sebaliknya ,Syiah menganggap ia adalah salah satu rukun Islam,  maka, sudah tentu Ahlus Sunnah mengingkari pendapat mereka. Sehingga, jatuhlah syirik dan kufurlah umat Islam yang tidak meyakini Imam-imam Syiah yang 12 itu.
2. Mullah Baqir Al Majlisi menjelaskan lagi dalam halaman 391 kitab  Bihar Al Anwar jilid 23, “Syiah Imamiyah sepakat tentang orang yang mengingkari imamah salah seorang imam dan membantah ketaatan yang diwajibkan Allah kepadanya (imam) sebagai kafir sesat yang selayaknya kekal di dalam neraka.”
3. Di dalam kitab `Ilal al-Syara’i` halaman 601 cetakan Najaf Iraq, diriwayatkan dari Daud bin Farqad, katanya:
Aku bertanya kepada Abu Abdullah Alaihis Salam, “Apakah hukumnya membunuh An Nashibi (maksudnya Ahli Sunnah)?”
Ia menjawab, “Halal darahnya. Tetapi aku ingatkan engkau, jika dapat menghempaskan dinding dari atasnya atau engkau lemaskan ia di dalam air, maka lakukanlah supaya tidak dilihat oleh orang lain.”
Aku bertanya lagi, “Apa pendapatmu tentang hartanya?”
Ia menjawab, “Binasakanlah apa saja yang engkau dapat lakukan.”
Inilah di antara pernyataan Syiah yang menghalalkan darah kaum Muslimin.
4. Di dalam kitab Al Anwar An Nu’maniyah jilid 2 halaman 307 disebutkan, “Dibolehkan membunuh mereka (Ahli Sunnah) dan harta-harta mereka adalah halal.”
Ini adalah pernyataan Ulama Syiah bernama Nikmatullah Al Jazairi.
Bahkan ada lagi pernyataan-pernyataan yang sangat mengejutkan terhadap Ahlus Sunnah.
5. Di dalam kitab Al Anwar An Nu’maniyah jilid 2 halaman 306 disebutkan, “Penjelasan tentang An Nashibi (Ahlus Sunnah) dan keadaannya dapat dijelaskan dengan dua perkara berikut: Pertama, maksud An Nashibi menurut hadis-hadis adalah najis, dia lebih jahat daripada Yahudi, Nasrani dan Majusi malah dia adalah kafir, najis mengikut ijma’ ulama Imamiyyah.”
Mereka menganggap Ahlus Sunnah sebagai najis? Sedangkan Ahlus Sunnah pun tak pernah menganggap orang bukan Islam sebagai najis.
6. Ulama Syiah bernama Al Kulaini dalam kitab Ar Raudhad halaman 431 berkata, “Demi Allah wahai Abu Hamzah, sesungguhnya manusia itu, kesemuanya adalah anak pelacur, kecuali Syi`ah kita.”
Nah, jika demikian, apakah yang kini akan dikatakan oleh orang Syiah yang beraqidah takfir seperti di atas?

Tokoh Syiah dan Sikapnya Pada Ulama Sunni


Oleh: Kholili Hasib
SEJAK dikeluarkan buku panduan berjudul “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia” yang diterbitkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, kelompok Syiah sudah nampak kepanikannya. Setidaknya ini terlihat dengan berbagai usaha dan aksi-aksi menangkal sikap MUI.
Namun begitu berganti pemerintahan baru, komunitas Syiah Indonesia makin menunjukkan ‘kenekatannya’. Terkadang, muncul pernyataan-pernyataan yang tidak rasional dan emosional.
Seperti pada Kamis lalu (27/11/2014), Muhsin Labib, tokoh Syiah menyebut para ulama Sunni sebagai ‘badut’. “Ada sekelompok badut-badut yang ingin membubarkan. Mereka kuper dan tidak gaul,”ujar Muhsin dalam sebuah acara yang diadakan ABI (Ahlul Bait Indonesia) di Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta. [Baca: Muhsin Labib Sebut Ulama Yang Menyesatkan Syiah Adalah Badut]
Pada kesempatan itu, tokoh Syiah alumni Qum Iran ini secara terang-terangan menyebut ulama yang menyesatkan Syiah sebagai ulama yang berpikiran sempit dan pemikirannya terbatas.
Siapa yang disebut Muhsin badut? Tidak lain para ulama yang telah memfatwakan sesat ajaran Syiah. Pernyataan dosen UIN Jakarta sungguh tidak patut. Kita semua tahu, mayoritas ulama telah menyatakan Syiah sebagai ajaran sesat. Dengan logika itu, berarti dari ulama madzhab empat, pendiri NU (Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari), MUI sampai ulama Madura semuanya (dalam logika Muhsin),  semuanya adalah badut.
Sejak dahulu kehadiran Syiah selalu ditolak para ulama. Pada perang Salib mereka menjadi duri kaum Muslimin. Prof. Ali Muhammad al-Shalabi menceritakan peran Imam al-Ghazali dalam menghalau Syiah.
Beliau mengatakan: “Imam al-Ghazali dengan pemikirannya yang mendalam, serta pengharuhnya yang luas, telah mampu memberikan peranan kuat dalam melawan gerakan Syiah Batiniyah dan mendolong madzhab Ahlus Sunnah. Imam al-Ghazali telah mampu meletakkan ilmu-ilmu syariat dan ilmu logika yang dimilikinya sesuai porsinya; sehingga hal itu merupakan metode yang kuat untuk mencabut dan meruntuhkan Syiah Batiniyah sampai ke akar-akarnya” (Ali Muhammad al-Shalabi,Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdis, hal. 219).
Dilaporkan dalam buku itu, betapa imam al-Ghazali yang ahli tasawuf menunjukkan keberanian yang tinggi dalam menegakkan kebenaran dan melawan kebatilan Syiah pada masa itu. Imam al-Ghazali membuka kedok Syiah dengan menunjukkan kotradiksi dan pemikiran Syiah. Dan membukan tabir kejahatan perilaku pengikutnya yang merugikan umat Islam pada saat Perang Salib I. Syaikh Yusuf Nabhani dalam kitab Syawahidul Haq membeber sejumlah ulama yang memfatwakan Syiah sesat.
Kurang lebih 50 ulama Madura yang tergabung dalam organisasi BASSRA (Badan Silaturahim Ulama Pesantren Madura) pada tahun 2012 mengeluarkan fatwa sesat ajaran Syi’ah yang dibawa Tajul Muluk. Mereka adalah ulama-ulama terhormat yang memiliki pesantren. Ulama yang tergabung dalam organisasi ini bukan orang bodoh, bukan pula ulama yang gila jabatan. Lihatlah, mereka memperjuangkan Ahlus Sunnah sampai ke pemerintah pusat, PBNU dan MUI.
Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, figure sentral dalam jama’iyyah NU, tidak kalah tegas menyesatkan Syiah. Beliau mengatakan: “Di zaman akhir ini tidak ada madzhab yang memenuhi persyaratan kecuali madzhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali). Adapun madzhab yang lain seperti madzhab Syiah Imamiyyah dan Syiah Zaidiyyah adalah ahli bid’ah. Sehingga pendapat-pendapatnya tidak boleh diikuti” (Muqaddimah Qanun Asasi li Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’, halaman 9).
Dalam kitab tersebut, beliau mengecam golongan Syiah yang mencaci bahkan mengkafirkan Sahabat Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam. Mengutip hadis yang ditulis Ibnu Hajar dalam Al-Shawa’iq al-Muhriqah, Syeikh Hasyim Asy’ari menghimbau agar para ulama’ yang memiliki ilmu untuk meluruskan penyimpangan golongan yang mencaci sahabat Nabi Saw itu.
Hadis Nabi Saw yang dikuti itu adalah: “Apabila telah nampak fitnah dan bid’ah pencacian terhadap Sahabatku, maka bagi orang alim harus menampakkan ilmunya. Apabila orang alim tersebut tidak melakukan hal tersebut (menggunakan ilmu untuk meluruskan golongan yang mencaci Sahabat) maka baginya laknat Allah, para malaikat dan laknat seluruh manusia”.
Warga Nahdliyyin terutama Madura jelas tersinggung oleh Muhsin Labib. Menyebut ulama sebagai badut adalah pelecehan. Ia harusnya meminta maaf terhadap ulama NU dan Madura. Bagaimana bisa seorang doktor bidang filsafat mengeluarkan statemen kasar dan emosional. Semestinya seorang doktor filsafat berbicara dengan landasan-landasan berpikir mantiqi (rasional), terstruktur dan tidak emosional.
Jika tidak terima dengan fatwa ulama yang menyesatkan Syiah, tunjukkan argument-argumen dan buat proposisi-proposisi yang menunjukkan kesalahan fatwa ulama tersebut. Dari sisi mana kelirunya? Dalil, istinbath hukum nya, ataukah dari data-data yang dimiliknya? Semua perangkat dasar ini tidak ditunjukkannya. Artinya keseluruhan argumennya tidak dapat diterima. Jika tanpa perangkat dasar berargumen ini tidak diajukan, maka soerang siswa SMA pun tidak diragukan mampu melakukan seperti statemen Muhsin Labib.
Karena dia seorang doktor bidang filsafat, maka emosional dan tidak rasional semestinya ia hindari. Akan tetapi, ternampak akhir-akhir ini panik, meski mendapatkan ‘kran’ untuk melebarkan sayapnya.
Namun, memang paradigma berpikir Syiah berasas dari pelecehan dan kebencian. Dalam kitab “al-Syiah Hum Ahlus Sunnah” dikatakan bahwa empat imam madzhab fikih Ahlus Sunnah menurut Syiah adalah kafir (Muhammad al-Tijani, al-Syiah Hum Ahlus Sunnah). Aliran ini dibangun atas dasar kebencian politis terhadap Sahabat Abu Bakar dan Umar. Sehingga kebencian terhadap mereka menjadi pandangan hidupnya. Hari ini, klaim-klaim kaum Syiah bahwa mereka tidak lagi melecehkan Sahabat Nabi Saw terbukti tidak benar. Tradisi melecehkan ini susah ditinggalkan meski dibungkus dengan rapi dan halus namun pasti akan ternampak dalam hati mereka kebencian.*
Penulis adalah Anggota MIUMI Jawa Timur

KEBENCIAN SYIAH TERHADAP AHLUS SUNNAH (SUNNI)

Syiah berkata: Ahlus Sunnah najis, harta dan darah mereka halal, dan mereka kekal di dalam neraka tidak keluar darinya.
[Kitab al-Anwar an-Nu’maniyah, oleh Nikmatullah al-Jazairi (2/306), dan kitab Haqqu al-Yaqin fi Ma’rifati Ushul ad-Dien, oleh Abdullah Syibr (2/188)]
Syiah berkata: sesungguhnya an-Nashib (Muslim Sunni) halal darahnya, namun aku khawatir dengan keselamatanmu. Karena itu, jika kamu mampu bunuhlah dia dengan cara merobohkan tembok hingga menimpanya, atau menenggelamkannya ke dalam air hingga tidak ada saksi mata yang bisa memberatkanmu. Dia katakan: bagaimana pendapatmu dengan hartanya? Dia menjawab: rampaslah selagi kamu mampu.
[Kitab Wasail asy-Syiah, oleh al-Hurr al-Amili (18/463)]
Syiah berkata: harga diyat-nya (harga nyawa) orang sunni sama dengan seekor kambing, bahkan seekor kambing lebih baik daripadanya, bahka nyawanya tidak sebanding dengan adikya yaitu anjing buruan, dan tidak pula setara dengan kakaknya yakni yahudi.
[Kitab al-Anwar an-Nu’maniyah, oleh nikmatullah al-Jazairi (3/308)]
Syiah berkata: ambillah harta an-Nashib (Muslim Sunni) dimana saja kalian dapatkan,lalu bayarlah seperlimanya kepada kami.
[Kitab Wasail asy-Syiah, oleh al-Hurr al-Amili (6/340)]
Syiah berkata: pada hari kiamat kelak semua kebaikan orang Sunni akan diberikan kepada Syiah, sedangkan dosa orang Syiah akan dibebankan kepada orang Sunni lalu mereka dijebloskan ke dalam neraka.
[Kitab Bihar al-Anwar, oleh al-Majlisi (5/247, 248)]
·  Hati-hatilah dari mereka beritahu muslimin tentang kesesatan mereka.
·  Siapkan ilmu, mental dan fisikmu untuk menghadapi mereka.
·  Banyaklah berdoa kepada alloh untuk menyelamatkan kita dan muslimin serta alloh binasakan mereka.

WA-Salafy Temanggung
أصحاب السنة
Ashhaabus Sunnah


Artikel terkait :
Syi'ah termasuk dalam klasifikasi /golongan Kafir Harbi
http://lamurkha.blogspot.com/2015/03/syiah-termasuk-dalam-klasifikasi.html