Friday, August 28, 2015

Didepan Tokoh-tokoh Kristen, Hindu Dan Budha, Profesor Tasawuf Said Aqil Siraj Menyatakan : "Yang Berjenggot, Pake Gamis, dan Jidat Hitam. Lalu Mereka Yang Ucapkan Allahu Akbar.... ANTI PERBEDAAN”, “Perbedaan Agama, Keyakinan, Kitab Suci ADALAH RAHMAT” ?!

Gemar merokok waktu ceramah agama, memfitnah keji manhaj Al-Haq yang berseberangan dengan dia, menerima risywah, berasyik masyuk dengan orang kafir, membela kufar syiah, berbohong, memaksakan ideologi kelompoknya lebih Indonesia, dianggap menghargai perbedaan ?? !!!  

Ketum PBNU Sebut Pemakai Gamis, Berjenggot, dan Jidat Hitam Anti Perbedaan



Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj menyatakan bahwa dalam hal perbedaan, Islam dengan agama lain seperti Kristen (Protestan dan Katolik), dan Hindu serta Budha bagi warga NU telah final. Hal ini tidak perlu dibahas atau dipersoalkan.
"Perbedaan agama bagi Nahdlatul Ulama (NU) sudah final," ucapnya pada saat Halaqah Kebangsaan yang diadakan di gedung PBNU hari ini (26/08/2015) di Jakarta.
Menurut Aqil, jika ada orang yang mengaku beragama Islam, dan belajar di pesantren tetapi masih saja menganggap perbedaan agama adalah persoalan, maka ia memastikan bahwa mereka bukanlah lulusan pesantren murni.
"Saya murni lulusan pesantren. Dengannya kami pahami Al-Qur'an secara komprehensif. Tidak dengan mereka yang mempersoalkan perbedaan, pesantrennya sebentar," kata Ketua Umum PBNU dua periode ini.
Namun, di lain sisi Aqil menyentil saudaranya sesama muslim, dengan mengatakan bahwa orang-orang yang anti keberagaman dapat terlihat jelas dari fisiknya. "Yang berjenggot, pake gamis, dan jidat hitam. Lalu mereka yang ucapkan Allahu akbar," sindirnya yang disambut tawa audiens.
Acara dihadiri beberapa perwakilan tokoh agama. Diantaranya dari Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Hindu. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)

Bukankah pendiri jam'iyyah NU KH Hasyim Asy'ari juga Ulama yang berjenggot ?
Kyai yang salah gaul dan berteman qorib dengan orang-orang kafir dan musyrikin...

Akhirnya mencari ridlo kepada orang-orang kafir dengan merendahkan dan mentertawakan orang-orang yang beriman. 


PBNU: ISIS dan Al-Qaida Bukan Bagian dari Islam karena Tidak Hargai Perbedaan

Islam Nusantara kembali digaungkan oleh Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj. Kiai Aqil mengatakan bahwa Islam Nusantara itu bukanlah Islam yang penganutnya membenci Pancasila atauh hukum lainnya yang ada di Negara Indonesia.
Kiak Aqil pun menegaskan, untuk Pancasila NU, pengurus dan warganya telah menganggap final sebagai dasar Negara di Republik Indonesia. Bahkan ia menyebut bahwa tahlil yang biasa dilakukan oleh warga NU juga merupakan refleksi dari Pancasila.
“Nilai-niai Pancasila tidaklah anti tahlil,” katanya pada saat Halaqah Kebangsaan yg diadakan PBNU, dengan tema “Pancasila Rumah Kita, Perbedaan adalah Rahmat” siang tadi (26/08/2015).
Baginya, Islam Nusantara merupakan banyak warna seperti Indonesia yang memunyai banyak pulau, suku, dan juga agama. Dalam kehidupan sehari-hari pun menurutnya Islam Nusantara dapat diimplementasikan sebagai wadah untuk menghormati perbedaan.
“Islam Nusantara adalah warna kehidupan sehari-hari untuk masyarakat Indonesia,” sebutnya.
Namun demikian, bila ada yang tidak menghargai perbedaan, Kiai Aqil berseloroh bahwa itu tentunya bukan warga NU, melainkan pengikut ISIS dan Al-Qaida.
“Sudah tentu NU dan warga NU menghargai perbedaan. Jika ada yang tidak menghargai perbedaan, maka mereka bukan warga NU. Dan ISIS serta Al-Qaida tentunya bukan bagian dari Islam,” tegasnya yang dibarengi dengan sumpah (baca: wallahi).
Hadir dalam acara halaqah tersebut Romo Edi Purwanto dari Konferensi Wali Gereja (KWI), Pendeta Albertus Patty dari PGI, dan Biksu Mahastavira dari Walubi. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)

PBNU Gelar Halaqah Lintas Keyakinan Dan Agama Tidak Untuk Pancasila

27 Agustus 2015

NUGarisLurus.Com - Pengurus Besar NU Said Agil Siraj melalu sekretariatnya mengadakan acara lintas agama dan keyakinan dengan tema ‘Pancasila Rumah Kita’. Acara ini mempunyai pengertian bahwa perbedaan agama, keyakinan, kitab suci adalah rahmat. Tapi Jangan sekali anda menyalahi pancasila, Karena itu bukan rahmat.
Dalam undangan yang tersebar sebelumnya menyebutkan bahwa sekretariat PBNU mengundang hadir pada acara Halaqoh Kebangsan PBNU “Pancasila Rumah Kita: Perbedaan Adalah Rahmat”.
Bersama Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA (Ketua Umum PBNU), Romo Edi Purwanto Pr (Konferensi Waligereja Indonesia, Pdt. Albertus Patty (Persekutuan Gereja Indonesia), Bhiksu YM. Dutavira Mahastavira (Walubi)  pada :

Hari/Tgl: Rabu 26 Agustus 2015, pukul 13.00. Tempat Auditorium PBNU lt 8 Jl Kramat Raya 164 Jakarta.

Wallahul Musta’an

Kata Kyai Said, Yang Tahlilan Pancasilanya Mantap. Kalau Tidak?

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj terus mendengungkan Islam Nusantara. Dia menyebut dalam politik sosial Islam Nusantara mengerucut menjadi nilai-nilai Pancasila.
“Pancasila ini hakikatnya adalah intisari Islam Nusantara,” kata Kyai Said dalam Halaqoh Kebangsaan yang digelar di Gedung PBNU Jakarta, Rabu (26/08).
Dia menyebutkan bahwa sila pertama Pancasila merupakan perwujudan dari tahlil. Selain itu, sila keempat tercermin dalam tradisi tahlilan sehingga nilai Pancasila ada di dalam tradisi itu.
“Pokoknya yang tahlilan mantap sekali pancasilanya, kalau anti tahlilan kita ragukan Pancasila-nya,” ujarnya.
Ketua PBNU periode 2015-2020 yang kembali terpilih dalam muktamar Jombang lalu itu menerangkan bahwa Islam Nusantara adalah Islam yang melebur dengan budaya. Menurutnya Islam jenis itu menghargai tradisi warisan nenek moyang leluhur.
Dia menambahkan proses perubahan tradisi sesajen menjadi selamatan merupakan contoh Islam Nusantara. Sesajen, lanjut Said, yang awalnya dilakukan dalam rangka mengusir roh jahat, kemudian diubah menjadi tradisi makan bersama tetangga dan fakir miskin dalam kemasan tradisi selamatan.
Menurut Said, suatu tradisi merupakan bagian dari Islam Nusantara asalkan tidak bertabrakan dengan syariat Islam. Perbuatan yang dilarang Islam seperti munuman keras, hubungan bebas, dan makan babi tidak termasuk di dalamnya.
“Selain itu semua diterima oleh wali songo,” ujarnya.
Halaqoh Kebangsaan yang digelar PBNU kali ini mengusung tema “Pancasila Rumah Kita” itu merupakan kegiatan pertama yang digelar kepengurusan baru. Acara tersebut menghadirkan Romo Edi Purwanto dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Pendeta Albertus Patty dari Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) dan Biksu Dutawira Mhastavira dari Perwalian Umat Budha Indonesia (Walubi) sebagai pembicara.
Sebagaimana diketahui, dalam Muktamar NU di Jombang beberapa waktu lalu, sejumlah ulama menolak penggunaan istilah Islam Nusantara. Pengurus Cabang NU Jember, KH. Misbahussalam, mengatakan ”Panitia Muktamar harus mengganti istilah Islam Nusantara dengan istilah yang tidak bertentangan dengan ideologi NU.”
Penolakan serupa juga datang dari KH. Muhyiddin Abdusshomad, KH. Muhith Ghozali dan beberapa tokoh lainnya.

Waspada Dajjal -Dajjal Junior Disekitar Kita

26 Agustus 2015
(Luthfi Bashori)
NUGarisLurus.Com - Tulisan tokoh Aswaja Garis Lurus dan NU Garis Lurus membahas tentang bahaya para penipu dajjal -dajjal permulaan yang junior sebelum munculnya dajjal besar. Mereka  sudah ada disekitar kita agar menjadikan kewaspadaan.

Banyak riwayat hadits shahih yang menerangkan, bahwa sebelum datangnya Dajjal Senior yang bermata buta sebelah, dan tertulis di keningnya: (كفر (كافر , maka akan bermunculan Addajjalun Alkaddzabun (Dajjal-dajjal yunior bersifat Pendusta Agama).
Kebiasaan mereka itu mendiskrepsikan ajaran agama dengan pemikiran sendiri, tanpa merujuk kepada Alquran dan Hadits serta Ijma` para ulama. Bahkan umumnya pendapat-pendapat para Dajjal yunior itu, selalu bertentangan dengan Alquran, Hadits dan Ijma` itu sendiri.
Allah berfirman yang artinya:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki maupun perempuan mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya menetapkan suatu ketetapan dalam urusan mereka, mereka memilih pilihan lain. Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh, dia telah nyata-nyata sesat.” (Q.S. Al Ahzab: 36)
Rasulullah SAW bersabda:
“Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku.” (HR. Abu Hurairah).
Hendaklah kalian berpegang teguh kepada sunnah Khulafaur Rasyidin yang diberi petunjuk (Allah). Peganglah kuat-kuat sunnah itu dengan gigi geraham dan jauhilah ajaran-ajaran yang baru (dalam agama) karena semua bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Sedangkan, tentang keluarnya Dajjal-dajjal yunior ini, dijelaskan oleh Nabi Mumammad SAW sebagaimana berikut.
Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Akan terjadi pada akhir jaman Dajjal-dajjal (yunior) pembohong. Mereka menyampaikan pendapat-pendapat yang belum pernah kalian dengar sebelumnya, serta para sesepuh kalian. Hendaklah kalian berhati-hati, demikian juga mereka. Jangan sampe mereka para Dajjal yunior ini menyesatkan kalian dan menjerumuskan kalian ke dalam finah agama. (HR. Muslim).
Hakikat Dajjal-dajjal yunior itu adalah para pengagung otak dan pikiran sendiri, yang enggan merujuk kepada Alquran & Hadits sesuai pemahaman Alkhulafaur Rasyidun (Sy. Abu Bakar, Sy. Umar, Sy. Utsman, Sy. Ali bin Abi Thalib), serta pemahaman para shahabat lainnya, maupun para Tabi`in dan ulama Salaf terdahulu.
Ciri dajjal-dajjal yunior yang bermunculan di sekeliling kita, adalah lebih mengedepankan pemikiran pribadinya yang liberal dan sesat, tanpa sudi terikat oleh batas aturan Alquran, Hadits dan Ijma` para Salaf.
Saat ini kesesatan Dajjal-dajjal yunior ini sudah banyak `memakan korban` kalangan awwam umat Islam.
PejuangIslam.Com

Umat Islam wajib menghindarinya.

Dedengkot liberal dari NU Ulil Abshar Abdalla menyatakan, Islam Nusantara mirip dengan ajaran Katolik.
“Jadi perbandingannya: Islam Nusantara paralel dg Katolik. Islam liberal dg Protestan liberal. Islam “Jonru” dg Protestan fundamentalis,” ujarnya melalui akun Twitter, @ulil, 21 Agustus 2015.
Alasan Ulil, tentang Islam Nusantara dengan Katolik itu: “Kemiripan dg Katolik dari segi kuatnya aspek tradisi dan kultur lokal.” (lihat REPUBLIKA.CO.ID, Selasa, 25 Agustus 2015, 05:46 WIB).

Dengan penjelasan Ulil itu, kita bisa tahu.
Ketika Islam Nusantara parallel dengan Katolik, maka Umat Islam wajib menghindarinya. Umat Islam perlu mengingat, setiap shalat selalu membaca Al-Fatihah, minta diberi petunjuk kepada Allah Ta’ala:
ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ٦ صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ ٧ [سورة الفاتحة,٦-٧]
Tunjukilah kami jalan yang lurus
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat [Al Fatihah,6-7]
ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ jalan yang lurus, itu adalah  agama Islam.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan,
تفسير ابن كثير ت سلامة (1/ 138)
وَعَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، وَعَنْ مُرَّةَ الْهَمْدَانِيِّ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، وَعَنْ نَاسٍ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ} قَالُوا: هُوَ الْإِسْلَامُ.
Riwayat dari Abi Shalih, dari Ibnu Abbas; dan dari Murrah al-Hamdani dari Ibnu Mas’ud, dan dari orang-orang dari para sahabat Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ}Tunjukilah kami jalan yang lurus, mereka berkata: yaitu Islam. (lihat Tafsir Ibnu Katsir).
Jadi jalan yang lurus dalam surat Al-Fatihah itu menurut Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, dan para sahabat adalah Islam.
Kemudian dijelaskan pula lafal al-maghdhub (orang-orang yang dimurkai) dan Ad-dhoolliin (orang-orang yang sesat).
ٱلۡمَغۡضُوبِ (orang-orang yang dimurkai) adalah Yahudi, sedang  ٱلضَّآلِّينَ (orang-orang yang sesat) adalah Nasrani.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan
تفسير ابن كثير ت سلامة (1/ 142)
عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ، قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَوْلِ اللَّهِ: {غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ} قَالَ: “هُمُ الْيَهُودُ” {وَلَا الضَّالِّينَ} قَالَ: “النَّصَارَى هُمُ الضَّالُّونَ”. وَهَكَذَا رَوَاهُ سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ بِهِ (8) .
Hadits riwayat dari Adi bin Hatim, ia berkat: aku bertanya kepada Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam mengenai firman Allah {غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ} bukan (jalan) mereka yang dimurkai , beliau berkata: “هُمُ الْيَهُودُ” mereka itu adalah orang-orang Yahudi. {وَلَا الضَّالِّينَ} dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat, beliau berkata: “النَّصَارَى هُمُ الضَّالُّونَ”. Orang-orang Nasrani itulah mereka orang-orang yang sesat. (demikianlah diriwayatkan Sufyan bin ‘Uyainah, dari Ismail bin Abi Khalid, dari As-Sya’bi, dari Adi bin Hatim. (رواه الحميدي في مسنده (2/406) عن سفيان به. Diriwayatkan oleh Al-Humaidi dalam musnadnya 2/406 dari Sufyan).
Ketika Islam Nusantara disebutkan oleh Ulil: “Jadi perbandingannya: Islam Nusantara paralel dg Katolik. Islam liberal dg Protestan liberal. “, berarti Islam Nusantara ya bukan jalan Islam, tetapi adalah paralel dengan jalan orang-orang sesat. Sedang Islam liberal juga bukan jalan Islam tetapi jalan yang parallel degan jalan orang-orang yang sesat.
Oleh karena itu, Islam Nusantara dan Islam Liberal wajib dihindari oleh seluruh Umat Islam. Sesuai dengan doa Umat Islam setiap shalat.
***
Tentang pernyataan Ulil, inilah beritanya.

Ulil: Islam Nusantara Pararel dengan Katolik
JAKARTA — Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla menyindir tindak-tanduk aktivis Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jonru Ginting. Jonru yang dikenal kerap mengkritik para aktivis JIL dan pemerintah, dinilai Ulil sebagai seorang fundamentalis.
Ulil pun membandingkannya dengan Islam Nusantara yang belakangan ini kerap disuarakan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj. Hanya saja, Ulil menyatakan, Islam Nusantara mirip dengan ajaran Katolik.
“Jadi perbandingannya: Islam Nusantara paralel dg Katolik. Islam liberal dg Protestan liberal. Islam “Jonru” dg Protestan fundamentalis,” ujarnya melalui akun Twitter, @ulil. Dia pun melanjutkan, “Atau lebih tepatnya, Islam Jonru mirip Protestan fundamentalis.”
ulil
Ketika salah satu pengikutnya bertanya lebih lanjut, Ulil memberikan argumentasi mengapa membandingkan ajaran Islam Nusantara dengan Katolik. “Kemiripan dg Katolik dari segi kuatnya aspek tradisi dan kultur lokal.”
Ulil yang kerap berdebat di lini masa mendapat serangan dari salah satu pengikutnya yang lain, yang menilai alumnus Universitas Harvard tersebut terkesan sesukanya menafsirkan ajaran Alquran. Dia dengan enteng menjawab bahwa Alquran itu isinya hasil pendapat para pengarang. “90% Quran yg ada dlm sejarah Islam memamakai pendapatnya pengarang. Kalau ngga pake pendapat, ya ndak bisa.”
Redaktur : Erik Purnama Putra, REPUBLIKA.CO.ID, Selasa, 25 Agustus 2015, 05:46 WIB
(nahimunkar.com)