Wednesday, September 30, 2015

Mewaspadai Propaganda Anti Islam/Arab Oleh Media Pro Syiah/Liberal [ Keharaman/dosanya menonton TV/Media Anti Islam melebihi Zina ! ]

Mewaspadai Propaganda Anti Arab Oleh Media Pro Syiah

Beberapa surat kabar Inggris mendapat banyak kritikan karena menerbitkan cerita yang salah tentang penyebab insiden saling injak di Mina pada hari Kamis.

Dikutip Middle East Update, Colin Freeman, koresponden The Telegraph, dikritik di media sosial karena menerbitkan berita yang menyebutkan “himpitan mematikan itu disebabkan karena polisi menutup dua pintu masuk jalan karena ada acara kunjungan oleh tamu VIP di dekat istana Raja Salman.”

Pada kenyataannya, lokasi kejadian insiden adalah di jalan yang jauh dari istana. Wartawan yang sadar topografi area Mina akan tertawa atas cerita palsu atau karena ketidaktahuan penulis.
“Daripada menerima tuduhan palsu, ia seharusnya membuat konfirmasi dengan orang-orang di lapangan mengenai lokasi Jalan No 204 (di mana tragedi itu terjadi) dan lokasi istana Raja Salman,” kata Jamil Radwan, seorang wartawan Mesir yang meliputi prosesi Haji.. “Lokasi tersebut adalah dua tempat yang terpisah. Juga, sama sekali tidak ada aktifitas VIP di daerah itu, “ia menegaskan.

Dalam sebuah pernyataan kepada media dilansir Arab News, Duta Besar Saudi untuk Inggris, Pangeran Mohammed bin Nawaf, mengatakan klaim bahwa penyerbuan itu terjadi karena adanya aktifitas kunjungan VIP benar-benar palsu. “Ini adalah kebohongan berbahaya yang tidak memiliki dasar apapun dalam kebenaran. Kendaraan dari pejabat Saudi tidak melakukan perjalanan melalui daerah tersebut, “katanya dan menjelaskan sumber rumor tersebut.
“Menurut laporan yang kita terima, rumor berasal dari saluran yang dikendalikan negara Iran, Press TV dan Lebanon Adiyar, yang baru-baru ini membuat berita bohong dengan mengklaim bahwa 200 masjid sedang dibangun di Jerman oleh Arab Saudi untuk pengungsi Suriah.”

Dia mengatakan sangat disayangkan bahwa surat kabar utama Inggris telah menerima kebenaran cerita tersebut tanpa memeriksa kevalidan sumber.

Analis keamanan Saudi Nawaf Obaid mengatakan: “Ini adalah kasus klasik jurnalisme amatir oleh medai tertentu di Inggris. (Mereka) telah menciptakan suatu realitas fiksi paralel. ”
Pangeran Mohammed mengatakan bahwa Raja Salman telah memerintahkan penyelidikan penuh atas penyebab bencana dan segera setelah hasilnya diketahui, akan segera diumumkan.
Kepala Liga Dunia Muslim juga mengecam kritik Iran kepada Arab Saudi.

“Pernyataan yang tidak bertanggung jawab dari beberapa pejabat Iran ditujukan untuk merugikan Arab Saudi dan para pemimpinnya,” kata MWL Sekretaris Jenderal Abdullah Al-Turki. “Mereka ingin menyakiti umat Islam yang percaya kepada Arab Saudi dan kepemimpinannya melayani dua masjid suci.”

“Jenis berita apa itu?” Tanya penulis Arab dan cendekiawan Khaled Al-Awadh di akun Twitter-nya dalam menanggapi Freeman dari The Telegraph.

Wartawan Inggris Ismaeel Nakhuda mengatakan mayoritas media Barat tidak tahu tentang geografi situs Haji sehingga mereka sering membuat kesalahan.

Sebagai tanggapan, beberapa pihak menyarankan bahwa harus ada kesempatan yang digunakan untuk mendidik wartawan tentang Mina dan ritual haji. “Salah satu stasiun radio yang disarankan sebagai pusat infomasi ada di pusat perbelanjaan di Mina,” kata seorang wakil dari Dewan Haji Inggris.
Seorang warga Saudi, dengan akun tweeter @ nawaf442, mengatakan: “Hanya untuk informasi : Insiden saling injak di sebuah stadion di Sheffield, Inggris, selama pertandingan Liverpool vs Nottingham, dihadiri oleh 40.000 penonton mengakibatkan 100 kematian. ” Tweet itu share sebanyak 15.000 kali.
Seorang jamaah haji dari Pakistan, Mohammed Omar Ali Khan, mengatakan sangat disayangkan bahwa beberapa orang dan negara mengambil keuntungan politik atas musibah yang dialami para jamaah.

“Hal ini sangat memalukan. Semoga Allah memberikan negara-negara tersebut petunjuk untuk menghormati korban insiden Mina. KIta bisa memaafkan jika alasan dari media tersebut karena mereka tidak tahu tentang ritual dan topografi. ”

Red : Maulana Mustofa

Soal Tragedi Mina, Dubes Saudi Kecewa Pemberitaan Media Asing

Rabu, 30 September 2015 - 10:15 WIB
Dubes Arab Saudi untuk Indonesia mengaku tak puas dengan pemberitaan media asing dan media Indonesia terkait insiden Mina.
Masyarakat diimbau menjadikan rujukan media massa yang memberitakan Arab Saudi secara objektif.
Masyarakat Indonesia diimbau cerdas dalam memilah media rujukan dalam pemberitaan musibah haji di Arab Saudi. Terutama pemberitaan yang bersumber dari media asing di luar Arab Saudi.
Demikian imbauan Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa bin Ibrahim Al Mubarak, dalam jumpa pers perayaan Hari Nasional Kerajaan Arab Saudi di Kuningan, Jakarta, Selasa (29/09/2015) malam.
Menurutnya, perlu dipertimbangkan dahulu jika ingin merujuk pada media asing tersebut. “Apa yang disampaikan CNN, BBC, dan sebagainya, belum tentu itu betul,” ujarnya menyebut sejumlah media Barat.
Walaupun, lanjutnya, terkadang media-media tersebut memberikan berita yang objektif.
“Tapi mengenai kejadian yang ada di Arab Saudi, perlu kita pertimbangkan kembali (jika ingin merujuk pada media tersebut. Red),” imbaunya didampingi penerjemah.
Namun demikian, Mustafa mengatakan, memilih rujukan informasi yang tepat bukan sebatas media apa yang menyampaikan. Tapi apakah beritanya sudah objektif atau tidak.
Tentu, katanya, objektifitas yang dimaksud adalah sesuai dengan sumber aslinya.
Saat ditanya awak hidayatullah.com, apakah Mustafa puas terhadap pemberitaan media asing terkait tragedi Mina, ia menjawab tidak puas.
“Tidak, termasuk media-media Indonesia,” ujarnya disambut tawa sejumlah awak media mainstream.
Mustafa memberi contoh media asing yang beritanya tidak benar. Yaitu sejumlah media yang menuding bahwa insiden Mina baru-baru ini disebabkan kehadiran Putra Raja Salman.
Padahal, katanya menegaskan, “(Berita) itu adalah klaim sepihak BBCdan itu tidak benar.” [Baca: Putra Raja Salman Dipastikan Bukan Penyebab Insiden Mina]*


Menanggapi Hoax Media Syiah, Dubes: Tidak Benar Arab Saudi Pancung 28 Petugas Haji

Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al Mubarak membantah berita adanya hukuman mati yang dijatuhkan pemerintah Saudi terhadap 28 petugas haji.



Penegasan itu disampaikan Dubes Mustafa menyusul pemberitaan media Lebanon Ad-Diyar yang menghembuskan kabar hukuman pancung pengadilan Saudi terhadap para petugas haji. Berita tersebut lalu menyebar dan dikutip sejumlah media nasional termasuk MetroTV.

“Kabar tersebut tidak benar,” kata Mustafa dalam konferensi pers di Ciputra World, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (29/9/2015).


Dubes Mustafa mengimbau agar media tidak mengada-ngada dalam memberitakan insiden Mina. Tetap objektif dan berangkat dari fakta dalam menulis kejadian Mina.

“Media harus objektif, tentu kalau berita tidak sesuai dengan sumbernya akan diragukan,” tukasnya.

Hingga saat ini, lanjut Mustafa, Arab Saudi terus menjalankan investigasi mengenai kasus Mina. Masyarakat diminta bersabar menunggu hasil investigasi.

“Mohon tunggu, kalau hasil investigasi keluar, kita akan jelaskan secara lengkap dan transparan,” tegasnya seperti dilansir Islampos 

Seperti ramai diberitakan, pasca musibah Mina banyak sekali berita-berita dan video hoax yang disebar media-media Lebanon yang terafilisasi dengan Syiah untuk menyudukan Arab Saudi. Dari media-media Lebanon dan Syiah ini kemudian dikutip dan diberitakan media-media nasional termasuk televisi ternama MetroTV dan TV One. Belakangan TV One sudah membuat klarifikasi atas kesalahannya.




Sampai sekarang belum ada klarifikasi dari MetroTV.