Tuesday, October 27, 2015

Biadab Wa Haram Jadah ! Setelah Dibrondong Peluru Hingga Mati, Polisi "Israel": Wanita Ini Tidak Bersalah! Lagi, Polisi "Israel" Membunuh Gadis Palestina Di Hebron Dengan Brutal !

Setelah dibrondong peluru hingga mati, polisi "Israel": Wanita ini tidak bersalah!
Foto: Ma'anLagi, Polisi "Israel" membunuh gadis Palestina di Hebron dengan brutal
 Foto: Ma'an
4 Muharram 1437 H / 18 Oktober 2015 13:00
Sumber polisi “Israel” mengkonfirmasi pada Sabtu (17/10/2015) bahwa Muslimah Palestina asal Yerussalem, Isra Abed, (29), yang ditembak sebelumnya, tidak berniat untuk melakukan serangan penusukan di stasiun bus, sebagaimana dilansir oleh IMEMC.
Isra ditembak dengan lebih dari enam peluru hidup di stasiun bus Afula, Jum’at lalu. Polisi “Israel” mengklaim bahwa Isra berusaha untuk menikam orang “Israel”.
Sumber media mengatakan bahwa Isra membawa pisau untuk alasan pribadi dan dia tidak berniat untuk menikam siapapun.

Sumber polisi “Israel” juga menjelaskan bahwa Isra membawa pisau saat dia di bus di stasiun Afula, tapi dia tidak menikam orang “Israel” sama sekali. Menurut sumber itu, hal ini menimbulkan sejumlah pertanyaan kepada penyidik.
Sumber medis melaporkan bahwa enam peluru tajam dikeluarkan dari tubuh Isra Abed ini.
Isra Abed adalah ibu dari satu anak yang diberondong peluru oleh sekelompok tentara “Israel” dengan sadis. Ia tercatat sebagai mahasiswa jurusan Rekayasa Genetika.
Jum’at lalu (9/10/2015) ia berangkat menuju ke stasiun bus untuk pergi ke kampusnya. Tentara “Israel” menuduh Isra Abed membawa pisau dan akan digunakan untuk menyerang mereka. Namun rekaman video memperlihatkan bahwa saat tentara “Israel” memintanya untuk mengangkat tangan dan Isra Abed telah melakukannya.
Sambil mengangkat tangan, Isra Abed memohon agar tentara “Israel” tidak menembaknya. Namun tentara “Israel” dengan kejinya justru menyalakkan peluru ke arah ibu muda itu. Isra Abed pun jatuh dan meninggal.
Saksi mata mengatakan bahwa pembunuhan ini merupakan pembunuhan keji dengan gaya eksekusi.
(ameera/arrahmah.com)

Lagi, Polisi "Israel" membunuh gadis Palestina di Hebron dengan brutal

Polisi perbatasan “Israel” menembak dan membunuh seorang gadis Palestina di kota Hebron dekat Masjid Ibrahimi di Tepi Barat selatan yang diduduki, kata saksi mata, lansir Ma’an pada Ahad (25/10/2015).
Salah satu saksi, seorang wanita Palestina yang berada di daerah itu, mengatakan kepada Ma’an bahwa “tentara pendudukan menutup seorang gadis Palestina yang tergeletak penuh darah di tanah tanpa memberikan bantuan medis sama sekali, sebelum ambulans tiba dan membawanya.”
Seorang juru bicara polisi “Israel” tidak mengkonfirmasi bahwa wanita Palestina telah tewas, tetapi mengkonfirmasi bahwa seorang perwira polisi “Israel” menembak wanita itu setelah polisi “melihat wanita itu memiliki pisau.”
Polisi perbatasan tidak terluka dalam insiden itu, kata juru bicara itu.
Saksi Palestina yang lain mengatakan kepada Ma’an bahwa ia melihat anak sekolah membawa tas sekolah di punggungnya, mencoba untuk menyeberangi pos pemeriksaan “Israel” di dekat Masjid Ibrahimi sebelum dia dibunuh.
“Seorang tentara “Israel” memintanya untuk mengambil pisau dari tasnya, kemudian ia segera melepaskan tembakan ke udara,” kata Dia. “Beberapa detik kemudian anak sekolah itu berbaring di tanah dalam keadaan berdarah setelah ia ditembak.”
Kematian wanita di perbatasan utara Tepi Barat yang diduduki menandakan setidaknya 57 warga Palestina telah gugur sejak awal bulan.
Sementara setidaknya 29 dari mereka yang gugur ditembak mati setelah diklaim melakukan serangan terhadap pasukan “Israel” atau warga sipil, beberapa kasus telah dibantah oleh saksi mata dan investigasi oleh kelompok-kelompok hak asasi yang mengatakan para tersangka tidak menimbulkan ancaman pada saat mereka dibunuh.
Rekaman video insiden tersebut telah menuai kritik. Kelompok hak asasi B’Tselem mengkritik “Israel” atas kebijakan “menembak-untuk-membunuh” yang dianjurkan oleh para pejabat “Israel”, sehingga menyebabkan tingginya jumlah kematian yang tidak perlu.
Sedikitnya sembilan warga “Israel” telah tewas oleh warga Palestina sejak 1 Oktober, yang menyebabkan pemerintah “Israel” meningkatkan langkah-langkah keamanan dan jumlah personil militer dan polisi “Israel” di seluruh wilayah Palestina yang diduduki.
(fath/arrahmah.com)

Biadab, para tentara “Israel” penjajah terus kampanyekan “bunuh ibu hamil dan janin”

 
Kampanye “bunuh ibu hamil, janin, dan anak-anak Palestina” pada kaos zionis penjajah. (Foto: WS)
Kampanye “ledakkan masjid dan rumah penduduk Palestina” pada kaos zionis penjajah. (Foto: WS)

Sejak 2009, kampanye “bunuh ibu hamil dan janin” atau “one shot, two kills” telah dilancarkan para tentara dan pemuda zionis “Israel” melalui berbagai bentuk advokasi, termasuk grafik kaos dan games. Sebelumnya, pada 2006 kampanye serupa telah berlangsung dan membudaya di berbagai batalion militer zionis itu dengan nada sarkastik, sebagaimana dikutip dari WS, Rabu (21/10/2015).
Karena penjualan kaos dan games kontroversial tersebut merambah dunia maya, IDF atau militer pengecut “Israel” memberikan pernyataan sanggahan di sebuah koran zionis.
“Peraturan militer tidak mengikat (hal terkait) pakaian warga sipil, termasuk kaos yang diproduksi di akhir pendidikan militer dan berbagai pelatihan tentara. Disain dan pencetakan kaos itu merupakan inisiatif para tentara secara pribadi, dan dikenakan sebagai pakaian warga sipil.”
Dengan demikian, warga sipil, terutama kaum wanita, ibu hamil, dan anak-anak merupakan target utama para zionis penjajah. Sementara rumah-rumah penduduk dan masjid adalah sasaran pengerusakan mereka secara sistemik, baik dengan dibom atau diambil alih secara paksa oleh pemukim zionis ilegal.Laa hawla wa laa quwwata illa billaah.