Friday, November 6, 2015

Benarkah Khawarij Muncul Dari Najd Arab Saudi?? Di Manakah Najd? Fitnah Masyriq – Kemunculan Tanduk Setan. [ Bagian Ketiga ]


Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul Tanduk Setan !! dan Najd Bukan ‘Iraq ? (beserta komentar yang ada di dalamnya). Dalam dua artikel tersebut telah disebutkan bahwa makna Najd dalam hadits fitnah (kemunculan tanduk setan) adalah negeri ‘Iraaq. Hadits-haditsnya pun sangat jelas. Satu lafadh menunjukkan Najd, dan di lafadh lain menunjukkan ‘Iraaq. Akan tetapi segolongan orang menyanggah bahwa makna Najd dalam hadits Tanduk Setan bukanlah ‘Iraaq. Menurut sangkaan mereka, arah timur/masyriq dalam hadits tidak bisa menunjukkan negeri ‘Iraaq, akan tetapi Hijaaz. Itulah yang sesuai dengan arah mata angin.
Jika kita mencermati dalil yang ada dan bagaimana pendapat para ulama (baik ulama bahasa, ulama hadits dan fiqh), jelas sekali kekeliruan pondasi pemahaman itu. Tidak kita pungkiri bahwa di jaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam itu ada daerah yang bernama Najd (Hijaaz). Akan tetapi yang menjadi bahasan adalah, apakah Najd yang disebutkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits kemunculan tanduk setan itu Najd Hijaaz, atau daerah Najd yang lain (Najd ‘Iraaq) ?. Sudah dimaklumi dalam lisan orang ‘Arab bahwa Najd itu juga punya makna yang lebih umum sebagaimana dijelaskan oleh Al-Khaththaabiy rahimahullah :
نجد: ناحية المشرق، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من الأخبار
“Najd adalah arah timur. Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].
Ringkas katanya : Ketika Najd itu disebut dalam satu lafadh dan ‘Iraaq di lafadh yang lain, apakah itu penafsiran yang diterima atau justru sebuah pertentangan ?.
Kata mereka : Mengandung pertentangan. Alasan klisenya : Karena waktu itu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menunjuk arah timur (masyriq), sedangkan ‘Iraaq itu bukan timur Madiinah (posisi saat beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam berbicara). Saya tidak akan mengulang apa yang telah saya tuliskan, namun saya hanya akan menyorot kekeliruan alasan mereka yang mengatakan bahwa ‘Iraaq bukan termasuk wilayah timur (masyriq) kota Madinah.
Bukti pertama :
حدثنا عبد الله حدثني أبي حدثنا ابن نمير حدثنا حنظلة عن سالم بن عبد الله بن عمر عن ابن عمر قال رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يشير بيده يؤم العراق ها إن الفتنة ههنا إن الفتنة ههنا ثلاث مرات من حيث يطلع قرن الشيطان.
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah : Telah menceritakan kepadaku ayahku (Ahmad bin Hanbal) : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair : Telah menceritakan kepada kami Handhalah, dari Saalim bin ‘Abdillah bin ‘Umar, dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Aku pernah melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berisyarat dengan tangannya menunjuk ke arah ‘Iraaq. (Beliau bersabda) : “Di sinilah, fitnah akan muncul, fitnah akan muncul dari sini”. Beliau mengatakannya tiga kali. “Yaitu, tempat munculnya tanduk setan" [Diriwayatkan oleh Ahmad, 2/143].
Shahih sesuai syarat Al-Bukhaariy dan Muslim.
Dalam lafadh lain disebutkan :
عن ابْن عُمَرَ، يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُشِيرُ بِيَدِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ، وَيَقُولُ: " هَا إِنَّ الْفِتْنَةَ هَاهُنَا هَا، إِنَّ الْفِتْنَةَ هَاهُنَا ثَلَاثًا حَيْثُ يَطْلُعُ قَرْنَا الشَّيْطَانِ "
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berisyarat dengan tangannya ke arah timur dan bersabda : “Di sinilah, fitnah akan muncul, fitnah akan muncul dari sini”. Beliau mengatakannya tiga kali. “Yaitu, tempat munculnya tanduk setan” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2905].
Ini satu petunjuk yang jelas bahwa arah timur yang dimaksudkan sebagai kemunculan tanduk setan adalah ‘Iraaq. Dan itulah Najd.
Namun sayangnya, riwayat shahih ini menjadi tidak shahih karena bertentangan dengan hawa nafsu. Katanya, lafadh ‘Iraaq ini keliru. Lafadh timur dalam riwayat riwayat Muslim itu lebih kuat daripada lafadh ‘Iraaq.
Pertanyaannya : Apakah lafadh ‘Iraaq itu bertentangan dengan lafadh timur sebagaimana perkataan orang itu ? sehingga diterima pen-ta’arudl-an itu sebagaimana dikenal dalam ilmu ushul. Jawabanya tidak. Dan akan lebih jelas pada riwayat selanjutnya :
Bukti Kedua
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ، عَنْ الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ يُسَيْرِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: سَأَلْتُ سَهْلَ بْنَ حُنَيْفٍ، هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَذْكُرُ الْخَوَارِجَ ؟، فَقَالَ: " سَمِعْتُهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ، قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ بِأَلْسِنَتِهِمْ، لَا يَعْدُو تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ "
Telah menceritakan kepada kami Abu bakr bin Abi Syaibah : telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin Mushir, dari Syaibaaniy, dari Yusair bin ‘Amr, ia berkata : Aku bertanya kepada Sahl bin Hunaif : “Apakah engkau pernah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan tentang Khawaarij ?”. Ia menjawab : “Aku pernah mendengar beliau bersabda sambil berisyarat dengan tangannya ke arah Timur : “Satu kaum yang membaca Al-Qur’aan namun tidak melebihi/melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1068].
حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ، حَدَّثَنَا مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ سِيرِينَ، يُحَدِّثُ، عَنْ مَعْبَدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: " يَخْرُجُ نَاسٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ، ثُمَّ لَا يَعُودُونَ فِيهِ حَتَّى يَعُودَ السَّهْمُ إِلَى فُوقِهِ قِيلَ مَا سِيمَاهُمْ؟، قَالَ: سِيمَاهُمُ التَّحْلِيقُ، أَوْ قَالَ التَّسْبِيدُ "
Telah menceritakan kepada kami Abun-Nu’maan : Telah menceritakan kepada kami Mahdiy bin Maimuun : Aku mendengar Muhammad bin Siiriin menceritakan hadits dari Ma’bad bin Siiriin, dari Abu Sa’iid Al-Khudriy radliyallaahu ‘anhu, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Akan muncul beberapa orang dari arah Timur dimana mereka membaca Al-Qur’an namun tidak melebihi kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya, kemudian mereka tidak kembali hingga anak panah itu kembali ke tali busurnya”. Dikatakan : “Apa ciri-ciri mereka ?”. Beliau bersabda : “Ciri-ciri mereka gundul – atau beliau bersabda : rambutnya dipangkas habis” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 7562].
Namun dalam riwayat Muslim Al-Bukhaariy disebutkan makna ‘Timur’ dalam dua hadits di atas :
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ، حَدَّثَنَا الشَّيْبَانِيُّ، حَدَّثَنَا يُسَيْرُ بْنُ عَمْرٍو، قَالَ، قُلْتُ لِسَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ: هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ فِي الْخَوَارِجِ شَيْئًا؟، قَالَ: سَمِعْتُهُ يَقُولُ وَأَهْوَى بِيَدِهِ قِبَلَ الْعِرَاقِ: " يَخْرُجُ مِنْهُ قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الْإِسْلَامِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ "
Telah menceritakan kepada kami Muusaa bin Ismaa’iil : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-Waahid : Telah menceritakan kepada kami Asy-Syaibaaniy : Telah menceritakan kepada kami Yusair bin ‘Amru, ia berkata : Aku bertanya kepada Sahl bin Hunaif : “Apakah engkau pernah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang Khawaarij ?”. Sahl berkata : “Aku pernah mendengar beliau bersabda sambil mengarahkan tangannya ke ‘Iraaq : “Akan keluar darinya satu kaum yang membaca Al-Qur’aan namun tidak melebihi/melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari Islam seperti keluarnya anak panah dari busurnya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6934].
Ini hadits tentang kemunculan Khawaarij. Dalam satu lafadh disebutkan Timur, dalam lafadh lain disebutkan ‘Iraaq. Tidak ada pertentangan antara keduanya. ‘Iraaq sebagai negeri kemunculan firqah Khawaarij merupakan penafsir dari lafadh ‘Timur’ dalam hadits.
Apakah orang yang mengikuti hawa nafsu itu juga akan mengatakan bahwa lafadh ‘Iraaq dalam hadits di atas ‘keliru’ sebagaimana komentarnya atas hadits kemunculan Tanduk Setan ?.
Bukti Ketiga
Hadits tentang kemunculan Dajjaal, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dalam satu hadits yang panjang dari Faathimah binti Qais (disingkat) :
عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتَ قَيْسٍ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ....... أَلَا إِنَّهُ فِي بَحْرِ الشَّأْمِ أَوْ بَحْرِ الْيَمَنِ، لَا بَلْ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ، مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ، مَا هُوَ وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى الْمَشْرِقِ "، قَالَتْ: فَحَفِظْتُ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Faathimah binti Qais : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “……Ketahuilah, bahwasannya ia (Dajjaal) keluar dari laut Syaam atau laut Yaman. Tidak, bahkan ia keluar dari arah Timur. Apa itu dari arah Timur ? Apa itu dari arah Timur”. Dan beliau mengarahkan tangannya ke Timur. Faathimah berkata : “Aku menghapal hadits ini dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2942].
Juga hadits lain, masih riwayat Muslim :
وحدثنا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، وَقُتَيْبَةُ، وَابْنُ حُجْرٍ، جَمِيعًا عَنْ إِسْمَاعِيل بْنِ جَعْفَرٍ، أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " يَأْتِي الْمَسِيحُ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ هِمَّتُهُ الْمَدِينَةُ حَتَّى يَنْزِلَ دُبُرَ أُحُدٍ، ثُمَّ تَصْرِفُ الْمَلَائِكَةُ وَجْهَهُ قِبَلَ الشَّامِ، وَهُنَالِكَ يَهْلِكُ "
Dan telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Ayyuub, Qutaibah, dan Ibnu Hujr, semuanya dari Ismaa’iil bin Ja’far : Telah mengkhabarkan kepadaku Al-‘Alaa’, dari ayahnya, dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Al-Masiih (Ad-Dajjaal) datang dari arah Timur menuju Madiinah dan berhenti di belakang bukit Uhud. Kemudian malaikat memalingkan mukanya ke arah Syaam dan ia binasa di sana” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1380].
Jawaban negeri Timur tempat kemunculan Dajjaal adalah riwayat berikut :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَأَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ سُبَيْعٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ، عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ، قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الدَّجَّالُ يَخْرُجُ مِنْ أَرْضٍ بِالْمَشْرِقِ، يُقَالُ لَهَا: خُرَاسَانُ، يَتْبَعُهُ أَقْوَامٌ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ "
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyaar dan Ahmad bin manii’, mereka berdua berkata : Telah menceritakan kepada kami Rauh bin ‘Ubaadah : Telah menceritakan kepada kami Sa’iid bin Abi ‘Aruubah, dari Abut-Tayyaah, dari Al-Mughiirah bin Subai’, dari ‘Amru bin Huraits, dari Abu Bakr Ash-Shiddiiq, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Dajjaal akan keluar dari bumi Timur, yang bernama : Khurasaan. Ia akan diikuti oleh beberapa kaum, dimana wajah mereka itu seperti perisai yang ditambal” [Diriwayatkan oleh At-Timidziy no. 2237].
Hadits ini hasan, semuanya perawinya tsiqah, kecuali Al-Mughiirah bin Subai’, seorang yang shaduuq, hasanul-hadiits. Ia hanya ditsiqahkan oleh Ibnu Hibbaan dan Al-‘Ijliy, namun tiga orang perawi tsiqah meriwayatkan darinya, yaitu Abut-Tayyaah, Abu Sinaan Asy-Syaibaaniy, dan Abu Farwah Al-Hamdaaniy. Al-Haakim menshahihkan sanadnya dalam Al-Mustadrak, 4/521. Sa’iid dalam periwayatan dari Abut-Tayyaah mempunyai mutaba’ah dari Ibnu Syudzab. Asy-Syaikh Al-Albaaniy menshahihkannya dalam Ash-Shahiihah 4/122 no. 1591.
Khuraasaan adalah negeri yang letaknya tidak pas di arah timur mata angin kota Madiinah, namun ia terletak di arah timur laut kota Madinah sebagaimana ‘Iraaq.
Dari tiga bukti di atas apakah menunjukkan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam lebih bodoh dari mereka yang mengatakan : “Tidak tepat jika dikatakan ‘Iraaq itu terletak di timur Madiinah ?”.
Menggerutulah orang-orang yang hendak menggerutu…..
Walhasil, lafadh Najd dalam hadits fitnah kemunculan tanduk setan itu maknanya adalah negeri ‘Iraaq. Sama sekali tidak bertentangan dengan lafadh ‘Najd’ itu sendiri dan juga lafadh ‘timur’ (masyriq).
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Mutsannaa, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Husain bin Al-Hasan, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Nabi pernah bersabda : “Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami pada Syaam kami dan Yamaan kami”. Para shahabat : “Dan juga Najd kami ?”. Beliau bersabda : “Di sana muncul bencana dan fitnah. Dan di sanalah akan muncul tanduk setan” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1037].
حدثنا الحسن بن علي المعمري ثنا إسماعيل بن مسعود ثنا عبيد الله بن عبد الله بن عون عن أبيه عن نافع عن ابن عمر : أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : اللهم بارك لنا في شامنا، اللهم بارك في يمننا، فقالها مراراً، فلما كان في الثالثة أو الرابعة، قالوا: يا رسول الله! وفي عراقنا؟ قال: إنّ بها الزلازل والفتن، وبها يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin ‘Aliy Al-Ma’mariy : Telah menceritakan kepada kami Ismaa’iil bin Mas’uud : Telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Aun, dari ayahnya, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar : Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami pada Syaam kami dan Yamaan kami”. Beliau mengatakannya beberapa kali. Saat beliau mengatakan yang ketiga kali atau keempat, para shahabat berkata : “Wahai Rasulullah, dari juga ‘Iraaq kami ?”. Beliau bersabda : “Sesungguhnya di sana terdapat bencana dan fitnah. Dan di sana lah muncul tanduk setan” [Al-Mu’jamul-Kabiir, 12/384 no. 13422].
Walhasil, ‘Iraaq adalah negeri di sebelah timur kota Madiinah sebagaimana yang dimaksudkan dalam hadits, dan lafadh ‘Najd’ dalam hadits kemunculan fitnah tanduk setan adalah lafadh yang menunjukkan Najd negeri ‘Iraaq. Seorang teman juga telah menuliskan bahasannya yang bagus dalam artikelnya berjudul : Fitnah dari Timur
Wallaahu a’lam.
[abul-jauzaa’ – ngaglik, Yogyakarta, 1432 h].

COMMENTS

Anonim mengatakan...
ah yang bener ustadz...
saya baru tau kalau iraq di timurnya MADINAH...
bukankah iraq di utara MADINAH

yang diTIMUR MADINAH ya NAJED...NAJED...ya....NAJED ustadz

masak ga bisa bedain...

fitnah-fitnah itu muncul dari NAJED

NABI PALSU (Musailamah, Sajah, Thalhah)dari mana ustadz? DARI NAJED

tambah lagi WAHABI dari mana? NAJED ustadz

19 Mei 2011 12.59
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Kalau Anda belum tahu, nah...sekarang saya ngasih tahu Anda melalui tulisan di atas. Semoga ketidaktahuan Anda berubah menjadi tahu.

19 Mei 2011 13.24
abdullah mengatakan...
@anonim

sakit hati ya ? ternyata selama ini keliru ?

26 Juli 2011 11.32
Anonim mengatakan...
Najd = dataran tinggi, sedangkan Iraq di dataran rendah, dipinggi sungai, belajar geografi lagi doooongggg....

16 November 2011 15.41
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Anda menyarankan belajar geografi kepada saya atau kepada ulama yang tersebut di atas ?. Kalau saran Anda kepada para ulama yang tersebut dalam artikel ini, mereka telah lama wafat. Jadi Anda tinggal menulis saja sanggahannya yang ditujukan kepada tulisan-tulisan mereka. Namun jika saran Anda itu tertuju pada saya, maaf saya sudah mempelajarinya bertahun-tahun semenjak SMP, mungkin sama dengan Anda dan yang lainnya. Coba Anda tengok informasi wiki berikut :


Semoga informasi ini bermanfaat.

16 November 2011 16.28
susan mengatakan...
apakah tidak mungkin jika iraq di hadits yg satu dan najd di hadits lainnya adalah 2 tempat berbeda?masalahnya, amat sangat kebetulan sekali bahwa ada daerah bernama Najd tepat di sebelah timur Madinah.Rasanya tidak mungkin nabi, jika memang maksudnya Iraq, akan menyampaikan hadits yg sangat besar kemungkinan untuk disalahpahami seperti itu.apakah tidak mungkin tanduk syetan muncul di 2 tempat berbeda?masalahnya, di hadits lain nabi pernah menyebutkan kedua nama tersebut (iraq dan Najd) yang dimaksudkan sebagai 2 daerah yang berbeda.

Abu Zubair mendengar dari Jabir bin ‘Abdullah radiallahu ‘anhum ketika ditanya tentang tempat mulai ihram. Jabir berkata ‘aku mendengar [menurutku ia memarfu’kannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “tempat mulai ihram bagi penduduk Madinah dari Dzul Hulaifah dan bagi penduduk yang melewati jalan yang satunya di Juhfah, dan tempat mulai ihram bagi penduduk Iraq dari Dzatul ‘Irq dan tempat mulai ihram penduduk Najd dari Qarn dan tempat mulai ihram penduduk Yaman dari Yalamlam [Shahih Muslim 2/840 no 1183]

Terus terang saya masih kesulitan memahami penjelasan bahwa Iraq terletak di sebelah Timur Madinah. Jika pun saat itu tidak ada istilah timur laut, jika diperhatikan, iraq letaknya lebih cenderung ke utara daripada ke Timur.Ditambah lagi, dari yang saya baca, hadits yang menyebutkan Najd dan Timur lebih kuat dibandingkan hadits yang menyebutkan Iraq (biasanya Salafi sangat memperhatikan hal ini dalam fatwa2nya, walaupun tdk dipungkiri adanya kemungkinan perbedaan status hadits menurut imam2 hadits).Jadi, mungkin sebaiknya di sini juga dibahas mengenai status perawi Ubaidillah bin Abdullah bin 'Aun dan Ziyad bin Bayaan dan Taubah Al Anbary yang menyampaikan hadits Iraq.

Ini hanya pandangan saya saja. menurut saya, nasionalisme dan kedaerahan sebaiknya tidak terlalu dianggap terlalu penting.kita tidak tahu pasti yang dimaksud nabi sebagai tanduk syetan, apakah kaum khawarij, wahabi, kedua2nya, atau bahkan mungkin bukan kedua2nya.Kita juga tidak mengetahui kapan dan bagaimana pastinya 'tanduk syetan' tersebut. Allah yang lebih mengetahui. Kondisi di Arab Saudi tidak sempurna, masih banyak kekurangan, jadi tidak perlu terlalu dibesar2kan jika ada hadits yg meramalkan adanya kejadian buruk di satu daerah tertentu di sana.sama halnya dengan Iraq,Afganistan,Yemen, dll.

28 November 2011 15.33
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Najd memang menjadi nama sebuah tempat di jaman Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam sebagaimana hadits yang Anda sebutkan. Akan tetapi di lisan orang Arab waktu itu, istilah 'Najd' tidak selalu merujuk pada Najd.

Telah berkata Al-Imaam Al-Khaththaabiy rahimahullah :

نجد: ناحية المشرق، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من الأخبار

“Najd adalah arah timur. Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].

Telah berkata Al-Haafidh Al-Kirmaaniy rahimahullaah :

ومن كان بالمدينة الطيبة -صلى الله على ساكنها- كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها

“Dan bagi Al-Madinah Ath-Thayyibah – semoga Allah melimpahkan barakah kepada penduduknya - , maka najd-nya adalah sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Ia adalah arah timur bagi penduduk Madinah” [Syarh Shahiih Al-Bukhaariy, 24/168].

Kesulitan yang Anda alami adalah ketika Anda memahaminya dengan pemahaman Ajam. Timur (masyriq) menurut orang Arab dulu tidaklah selalu merujuk arah timur kompas seperti pemahaman Anda dan saya. Maka, orang Arab menyebut negeri di sebelah timur Hijaz (termasuk 'Iraq - di peta sekarang) dengan sebutan Maysriq atau negeri masyriq. Orang Arab dulu pun hanya kenal arah : timur, barat, kanan, dan kiri.

Oleh karena itu, pahamilah istilah-istilah orang Arab dengan lisan orang Arab. Bukankah di artikel di atas sudah saya tunjukkan qarinah-qarinahnya ?.

Tentang 'Ubaidullah bin 'Aun, maka Al-Bukhaariy berkata : “Ma’ruuful-hadiits” [At-Taariikh Al-Kabiir, 5/388 no. 1247]. Abu Haatim berkata : “Shaalihul-hadiits” [Al-Jarh wat-Ta’diil, 5/322 no. 1531]. Perawi seperti ini status haditsnya adalah pertengahan alias hasan. Dapat diterima. Ada hadits-hadits lain yang mendukung yang selengkapnya bisa Anda baca  di sini dan di sini

Anyway,.... artikel di atas bukan an sich pembelaan terhadap Saudi Arabia sebagaimana perkiraan Anda, karena sudah ratusan tahun lalu sebelum kelahiran 'Wahabiy' para ulama menyatakan Najd dalam hadits tersebut adalah 'Iraaq.

wallaahu a'lam.

29 November 2011 17.38
Anonim mengatakan...
Pak Abul Jauzaa

suatu ketika saya membicarakan soal serangan Syi'ah kepada Ahlus Sunnah di Dammaj, Yaman, kepada salah satu kawan saya, tapi dia bilang begini ke saya, "yang harus kita khawatirkan dan doakan lebih utama justru soal kerusuhan di Suriah. sebab kalau terjadi pertumpahan darah di situ, akan semakin dekat ke ambang kiamat, belum lagi di menara putih masjid damaskus nanti Isa ibn Maryam akan turun kembali. pertanyaan saya, apakah menara putih yang diisaratkan dalam hadits nabi itu memang merujuk kepada masjid tersebut ya? dan apakah fitnah akan timbul di situ?

terima kasih

5 Januari 2012 10.52
Anonim mengatakan...
anda dibayar berapa om jauzaa???? sdh banyak pemalsuan kitab2 ulama terdahulu oleh kaum wahhabi/salafi/salafy....kalau pun antum orang ilmiah yg wara maka dgn hadits:

Nabi SAW pernah berdoa

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ شَامِنَا, اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ يَمَنِنَا
Ya Alloh, berikanlah kami berkah dalam negara Syam dan Yaman.
Para sahabat bertanya: Dan dari Nejed wahai Rasulullah, beliau berdoa: Ya Alloh, berikanlah kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga kalinya beliau SAW bersabda:
هُنَاكَ الزَّلاَزِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلَعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ وَفِيْ رِوَايَةٍ قَرْنَا الشَّيْطَانِ
Di sana (Nejed) akan ada keguncangan fitnah serta di sana pula akan muncul tanduk Syetan

anda harusnya 1000 kali utk mengikuti ulama yg lahir dr Najed yg menjadi khawarij yg lari dari kekhalifahan Utsmani

oiya...jgn mem-bid'ah2an orang ya kalo anda masih makan banyak / makan yg enak2....Kata 'A'isyah ra: Bid'ah yang pertama terjadi setelah wafat Nabi SAW ialah makan kenyang.

ooiya...anda dibayar berapa?? kalo anda ustadz anda dibayar berapa?? kok buat agama dibayar...agama dipake buat cari nafkah

anda dibayar berapa???

19 Januari 2012 11.13
Anonim mengatakan...
anda pengecut...komentar orang aja di filter....jangan jadi banci anda....kalo anda bodoh tinggal ikut ulama aja trus amalin...jangan posting posting.....jangan lari anda!!!!!! tobatlah jadi wahhabi

19 Januari 2012 11.29
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
1. Saya dibayar cukup oleh orang yang membayar saya. Halal alhamdulillah. Mau tahu jenis pekerjaan saya ?. Forestry.

2. Kalau bahasan hadits Najd, maka di atas sudah ada bahasannya. Tidak ada yang perlu ditambah untuk sementara ini.

3. Saya sering makan enak, karena saya makan sesuatu yang memang saya doyan. Tidak jarang pula saya makan hingga kenyang biar tubuh kuat beraktiifitas. Itu hadits riwayat siapa ?.

4. Saya bukan pengecut. Sudah saya kasih tahu di bagian Profil bahwa tidak setiap komentar yang masuk saya tampilkan. Jika ada yang masih protes, maka itu hakekatnya hanyalah orang bodoh yang gak bisa lihat aturan. Dan hanyalah orang bodoh yang mencak-mencak karena komentarnya tidak ditampilkan. Memangnya saya nyuruh Anda komentar di blog ini ?.

5. Saya bukan banci, karena Islam mengharamkannya.

6. Saya memang belum pintar, makanya saya pun membaca dan mendengar penjelasan ulama. Tapi saya menjadi bodoh, karena tidak ikut ulama Anda.

7. Saya beri tahu Anda : Saya sangat suka jadi Wahabi. Marahlah jika ingin marah. Jika tulisan di atas belum bisa mewakili kemarahan Anda, maka marahlah di depan kaca. Anda akan lihat, betapa jeleknya wajah Anda ketika marah.

19 Januari 2012 15.25
Anonim mengatakan...
saya juga senang disebut wahabi, jika definisi wahabi adalah orang2 yang mengikuti agama tauhid dan menjauhi kesyirikan. Saya suka disebut NU,jika NU adalah orang2 yg senantiasa bersolawat ketika nama nabi disebut, saya suka disebut syiah,jika definisi syiah adalah orang2 yg memuliakan nabi,istrinya kaum kerabatnya yg beriman (ahlul bait)

14 Mei 2012 14.56
abishafiyyah alsanjani mengatakan...
Peperangan-peparangan yang terjadi di zaman Imam Mahdi. Nabi Saw bersabda, “Kamu akan memerangisemenanjung Arabia, lalu Allah akan menaklukannya untukmu. Setelah itu Persia, dimana Allah akan menaklukannya untukmu. Kemudian Rum, dimana Allah akan menaklukannya untukmu. Kemudian kamu akan memerangi Dajjal, dimana Allah akan menaklukannya untukmu. (HR. Muslim, Ahmad dan Ibn Majah)

19 Mei 2012 14.07
aswajaselalu mengatakan...
Mas Abul Jauza, kalo kami mengajak Diskusi terbuka, waktu dan tempat Mas Abul Jauza yg tentukan, bisa ??

22 Mei 2012 11.47
abang mengatakan...
sejauh ini saya memperhatikan cara berdebat / diskusi paling cantik adalah melalui tulisan, semisal di forum internet / blog .

Karena dengan diskusi lewat tulisan, data LEBIH AKURAT dan masing2 pihak bisa mmpersiapkan / mencari hujjahnya di kitab2 ulama yg tidak mungkin bisa kalo perdebatan dilakukan secara verbal. Kalo Secara verbal, di sebuah majelis, yang ada adalah teriakan / yel-yel norak kayak nonton pertandingan tinju (Setelah saya nonton video diskusi ustadz Salafy dengan MUI jakarta Utara tahun lalu). Ada pula interupsi yang tidak mengizinkan pihak lain menyelesaikan argumennya.

Dengan diskusi verbal pula, seringkali kita kesulitan menyuguhkan dalil karena TIDAK HAPAL di kepala, termasuk tahqiq, takhrij hadits, nama ulama, kitab apa, dll. Alhasil, sangat rentan lawan bicara berdusta dengan mengatakan 'ini ucapan ulama A di kitab A', sedangkan kita tidak bisa juga memastikan saat itu juga apa benar ulama A berkata demikian ?'

Nah, jadi silakan diskusikan saja lewat tulisan.

22 Mei 2012 13.08
Anonim mengatakan...
Sebetulnya saya sepakat dengan akh abang diatas 97,73%.. namun kalo ust. Abul Jauzaa bersedia melayani kami pun mendukung.. Walau sekali lagi kalo melalui tulisan manfaatnya jauh lebih besar, karena kita juga ikut belajar banyak dan bisa dijadikan bahan referensi pula..

@Aswajaselalu : jangan merasa benar antum.. berani menantang debat bukan berarti dalam haq.. ambil pelajaran dari Ghulam ahmad.. jelas-jelas dia yang sesat malah nantang seorang syaikh..

22 Mei 2012 16.56
islamqt mengatakan...
Bismillah

Diskusi yang baik, apalagi di antara sesama muslim, tentu dengan tujuan mencari yang lebih benar, bukan menang-menangan. Yang paling bagus dari yang pernah saya dengar adalah saran dari ust. Abdul Hakim Abdat supaya diskusi dilakukan di perpustakaan. Di sana mudah untuk mendapatkan referensi. Allohu a'lam

22 Mei 2012 17.13
Anonim mengatakan...
@aswajaselalu : orang ini seperti gayanya orang2 yg anti wahabi, para pendukung habib sufi asyariyyah, lulusan pesantren2 NU, yg jelas bukan tipe orang syiah (krn sering taqiyyah), gaya2nya selalu mengajak debat langsung temu muka, kalo berani langsung kasih komen di kolom ini, dan orang ini (anti wahabi) kalo disebut kata2 ust. FIRANDA, darahnya langsung mendidih, emosinya memuncak, mengejek dan mencela ust. FIRANDA sebagai pembohong ulama madinah (ambil dari statement salafybpp, krn masalah khilafiyyah dgn ihyat turrots), penyebabnya hanya satu yaitu ust. FIRANDA dengan lantang dan berani mengkritik HABIB BESARNYA nya yaitu BIB MUNZIR.....dan juga mengejek ust. JAUZAA sebgai pengecut karena sering memblokir koment-nya katanya....yaa kalo tdk ilmiyyah yaa di blokir
-anas-

22 Mei 2012 22.20
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Kalau memang mau menanggapi, silakan tulis tanggapannya. Nanti kita baca. Kalau memang bermutu, mungkin akan ditanggapi balik.

Adapun debat atau diskusi dengan orang-orang macam aswajaselalu, dari pengalaman yang ada hanyalah 'adu ketahanan' ngomong saja. Debat kusir. Siapa yang paling tahan malu, dia lah yang menang - meskipun nilai hujjah nol besar.

22 Mei 2012 22.29
aswajaselalu mengatakan...
waduuuh....ane minta baik-2 dah diteriakin...ini kah pengikut manhaj salafus sholeh ???

23 Mei 2012 15.50
aswajaselalu mengatakan...
bukannya sebaliknya tadz ???

23 Mei 2012 15.56
aswajaselalu mengatakan...
pemanasan dulu aaaahhhh....ilmiah nih...jangan jadi pengecut yaaaah semuanyaaaaaaa......

kalo Nadj itu di Iraq, bagaimana dg tulisan di bawah ini ?? :

Di tengah-tengah keadaan yang sedemikian rupa, maka Allah melahirkan seorang Mujadid besar (Pembaharu Besar) Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab (al-Wahabi) dari `Uyainah (Najd) sebagai mujaddid Islam terbesar abad ke 12 Hijriyah, setelah Ibnu Taimiyah, mujaddid abad ke 7 Hijriyah yang sangat terkenal itu (sumber : http://abahnajibril.wordpress.com/2011/11/06/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahhab-1115-1206-h1701-1793-m-bagian-2/ )

apakah benar Rasulullah saw bersabda mengenai munculnya tanduk syaitan itu di Nadj & Iraq ?? silahkan dijelaskan.....

23 Mei 2012 16.01
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Kita tidak pernah mengingkari Muhammad bin 'Abdil-Wahhaab lahir di Najd. Dan memang ada daerah di Saudi bernama Najd itu.

Tapi yang jadi pembahasan di sini kan tentang hadits kemunculan tanduk setan kan ?. Pada artikel di atas telah dijelaskan bahwa Najd dalam satu lafadh, dijelaskan dalam lafadh lain yaitu 'Iraaq. Sanadnya shahih. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa Najd yang dimaksudkan dalam hadits adalah Najd dalam pengertian umum sebagai daerah yang berada di sebelah Timur Madinah. Al-Khaththaabiy rahimahullah berkata :

نجد: ناحية المشرق، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من الأخبار

“Najd adalah arah timur. Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].

Inilah yang disebut fiqh yang disandarkan pada riwayat.

23 Mei 2012 16.27
Anonim mengatakan...
aswajaselalu berkata... :
waduuuh....ane minta baik-2 dah diteriakin...ini kah pengikut manhaj salafus sholeh ???

balasan :
Tidak setiap orang yang ngaku pengikut manhaj salafiy sesuai 100% dengan pengakuannya. Apalagi ini dunia maya, siapa saja bisa berkomentar, apapun motifnya. Saya pribadi juga TIDAK setuju dg komen semisal dari sdr. Anas. Semoga hal seperti ini dapat diperhatikan oleh setiap yang mau komen.

Allohu a'lam

23 Mei 2012 16.36
aswajaselalu mengatakan...
حدثنا الحسن بن علي المعمري ثنا إسماعيل بن مسعود ثنا عبيد الله بن عبد الله بن عون عن أبيه عن نافع عن ابن عمر أن النبي صلى الله عليه وسلم قال اللهم بارك لنا في شامنا، اللهم بارك في يمننا، فقالها مراراً، فلما كان في الثالثة أو الرابعة، قالوا يا رسول الله! وفي عراقنا؟ قال إنّ بها الزلازل والفتن، وبها يطلع قرن الشيطان

Telah menceritakan kepada kami Hasan bin Ali Al-Ma’mariy yang berkata telah menceritakan kepada kami Ismaail bin Mas’ud yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Aun dari ayahnya, dari Naafi’ dari Ibnu ‘Umar bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Ya Allah, berikanlah keberkatan kepada kami pada Syaam kami dan pada Yamaan kami”. Beliau [shallallaahu ‘alaihi wasallam] mengatakannya beberapa kali. Ketika beliau mengatakan yang ketiga kali atau yang keempat, para shahabat berkata “Wahai Rasulullah, dan juga Iraq kami?”. Beliau bersabda “Sesungguhnya di sana terdapat kegoncangan dan fitnah, dan disanalah akan muncul tanduk setan” [Mu’jam Al Kabiir Ath Thabrani 12/384 no 13422].

Kami sebelumnya mengatakan hadis ini tidak shahih karena Ubaidillah telah menyelisihi dua orang perawi tsiqat yaitu Azhar bin Sa’d dan Husain bin Hasan dimana keduanya menyebutkan lafaz Najd bukan lafaz Iraq. Orang tersebut membantah dengan berkata

Saya katakan : Nampaknya orang ini sedang berandai-andai dengan pemikirannya. Yang dikatakan ta’arudl (dalam matan) dalam ilmu hadits adalah jika bertentangan dalam makna dan tidak bisa untuk dijamak. Pengandai-andaiannya bahwa lafadh Najd dan ‘Iraq adalah bertentangan (ta’arudl) adlah sesuai dengan definisi dan keinginannya. Bukan sesuai dengan ilmu ushul hadits dan ushul-fiqh yang ma’ruf. Telah saya tulis sebelumnya bahwa lafadh Najd dan ‘Iraq tidak bertentangan dan bisa dijamak. Sesuai dengan lisan dan pemahaman orang ‘Arab. Telah saya sebutkan perkataan Al-Khaththaabiy dan Al-Kirmaaniy bagaimana makna kata ‘Najd’ bagi orang ‘Arab (bukan menurut orang tersebut).

Sungguh orang ini patut dikasihani, bagaimana mungkin ia bisa tidak mengerti panjang lebar hujjah kami dalam masalah ini. Lafaz Najd dan Iraq bertentangan karena keduanya adalah nama negeri yang berbeda. Seandainya pun kedua lafaz itu mau dijamak maka itu berarti kedua tempat tersebut adalah tempat munculnya fitnah. Bukan seperti logika aneh salafy yang mengatakan kalau Najd adalah Iraq. Perhatikan baik-baik hadis berikut

.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah muncul tanduk setan” [Shahih Bukhari 2/33 no 1037]

.

Zahir hadis di atas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakan Syam dan Yaman, keduanya adalah nama Negri yang sudah ada di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian para sahabat bertanya bagaimana dengan “Najd kami”. Tentu saja secara zahir maksud Najd disini adalah nama suatu Negeri seperti halnya Syam dan Yaman. Dan telah kami sebutkan bahwa di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah masyhur Negeri yang bernama Najd dan negri itu berbeda dengan Iraq seperti dalam hadis berikut

23 Mei 2012 16.48
aswajaselalu mengatakan...
Sungguh orang ini patut dikasihani, bagaimana mungkin ia bisa tidak mengerti panjang lebar hujjah kami dalam masalah ini. Lafaz Najd dan Iraq bertentangan karena keduanya adalah nama negeri yang berbeda. Seandainya pun kedua lafaz itu mau dijamak maka itu berarti kedua tempat tersebut adalah tempat munculnya fitnah. Bukan seperti logika aneh salafy yang mengatakan kalau Najd adalah Iraq. Perhatikan baik-baik hadis berikut

.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah muncul tanduk setan” [Shahih Bukhari 2/33 no 1037]

Zahir hadis di atas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakan Syam dan Yaman, keduanya adalah nama Negri yang sudah ada di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian para sahabat bertanya bagaimana dengan “Najd kami”. Tentu saja secara zahir maksud Najd disini adalah nama suatu Negeri seperti halnya Syam dan Yaman. Dan telah kami sebutkan bahwa di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah masyhur Negeri yang bernama Najd dan negri itu berbeda dengan Iraq seperti dalam hadis berikut

حدثنا محمد بن عبد الله بن عمار الموصلي قال حدثنا أبو هاشم محمد بن علي عن المعافى عن أفلح بن حميد عن القاسم عن عائشة قالت وقَّت رسول الله صلى الله عليه وسلم لأهل المدينة ذا الحُليفة ولأهل الشام ومصر الجحفة ولأهل العراق ذات عرق ولأهل نجد قرناً ولأهل اليمن يلملم

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Ammar Al Maushulli yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Haasyim Muhammad bin ‘Ali dari Al Mu’afiy dari Aflah bin Humaid dari Qasim dari Aisyah yang berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menetapkan miqat bagi penduduk Madinah di Dzul Hulaifah, bagi penduduk Syam dan Mesir di Juhfah, bagi penduduk Iraq di Dzatu ‘Irq, bagi penduduk Najd di Qarn dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam [Shahih Sunan Nasa’i no 2656]

أخبرنا قتيبة حدثنا الليث عن سعيد بن أبي سعيد أنه سمع أبا هريرة يقول بعث رسول الله صلى الله عليه وسلم خيلا قبل نجد فجاءت برجل من بني حنيفة يقال له ثمامة بن آثال سيد أهل اليمامة فربط بسارية من سواري المسجد مختصر

Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Laits dari Sa’id bin Abi Sa’id yang mendengar Abu Hurairah berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus pasukan berkuda ke Najd kemudian pasukan ini datang dengan membawa seorang laki-laki dari Bani Hanifah yang bernama Tsumamah bin Utsal pemimpin penduduk Yamamah kemudian diikat di salang satu tiang masjid, demikian secara ringkas. [Shahih Sunan Nasa’i Syaikh Al Albani no 712]

23 Mei 2012 16.51
aswajaselalu mengatakan...
Hadis di atas bahkan menyebutkan kalau Najd yang dimaksud termasuk Yamamah yang pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam terletak tepat disebelah timur Madinah dan yang sekarang telah menjadi daerah Riyadh dan sekitarnya. Justru membedakan Najd dan Iraq telah sesuai dengan lisan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan pemahaman para sahabat bahwa Najd dan Iraq memang kedua tempat yang berbeda pada masa itu. Jadi tidak ada gunanya perkataan ulama yang dicatut oleh orang salafy itu.

Kembali ke hadis riwayat Thabrani di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakan Syam dan Yaman, kemudian para sahabat bertanya bagaimana dengan “Iraq kami”. Anehnya salafy langsung bisa paham kalau Iraq yang dimaksud disini adalah nama suatu negeri tapi kalau di hadis Najd salafy jadi pura-pura tidak paham. Salafy itu mengutip perkataan Ibnu Mandzur
وما ارتفع عن تِهامة إِلى أَرض العراق، فهو نجد

“Semua tanah yang tinggi dari Tihaamah sampai tanah ‘Iraaq, maka itu Najd” [lihat dalam Lisaanul-‘Arab].

Bagi kami tidak ada masalah dengan istilah itu. Najd yang ada pada hadis tanduk setan adalah nama suatu negeri yang memang sudah masyhur dikenal sahabat sebagaimana halnya negeri Syam dan Yaman. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat telah membedakan Najd dan Iraq jadi tidak ada gunanya perkataan Ibnu Mandzur disini. Apalagi kalau diperhatikan ternyata ulama lain justru mengatakan hal yang lebih aneh yaitu Al Khaththabi [sebagaimana yang ditulis sendiri oleh salafy itu]. Ia berkata

نجد: ناحية المشرق، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من الأخبار

“Najd adalah arah timur. Dan bagi Madinah, najd-nya gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].

Anehnya Al Khattabi mengatakan kalau Najd adalah arah timur dan menurut Al Khaththabi timurnya madinah adalah Iraq maka Najd-nya madinah adalah Iraq. Pertanyaannya sejak kapan Najd yang secara etimologi [asal kata] bermakna tanah yang tinggi berubah maknanya menjadi “arah timur”?. Kemudian apa gunanya perkataan Ibnu Mandzur “semua tanah yang tinggi dari Tihamah sampai Iraq maka itu Najd” padahal Al Khaththabi mengatakan seluruh wilayah Tihamah adalah ghaur. Salafy itu hanya bisa bertaklid tetapi tidak bisa memahami perkataan ulama yang ia kutip.

23 Mei 2012 16.52
aswajaselalu mengatakan...
Pada dasarnya setiap kata memiliki makna secara etimologi tetapi selain itu ternyata ada beberapa kata yang dalam perkembangannya berubah secara historis. Seperti halnya kata Najd secara etimologi memang bermakna tanah yang tinggi, tetapi secara historis maksud Najd yang ada dalam hadis Tanduk setan adalah nama suatu negri yang masyhur saat itu yaitu Najd di sebelah timur Madinah oleh karena itu para sahabat menisbatkannya dengan kata “Najd kami”. Negri ini dinamakan Najd karena memang tempat tersebut adalah dataran tinggi. Tidak hanya Najd, kata Iraq pun secara etimologi bermakna “daerah tepian” atau “daerah yang terletak diantara sungai sungai” dan secara historis Iraq dikenal sebagai nama suatu negri karena memang negri tersebut terletak diantara sungai sungai sehingga dinamakan Iraq. Pada hadis tanduk setan, kata Najd dan Iraq yang dinisbatkan dengan kata “kami” adalah nama suatu Negri bukan makna kata secara etimologi.

Adapun ‘Ubaidullah sendiri, maka Al-Bukhaariy berkata : “Ma’ruuful-hadiits” [At-Taariikh Al-Kabiir, 5/388 no. 1247]. Abu Haatim berkata : “Shaalihul-hadiits” [Al-Jarh wat-Ta’diil, 5/322 no. 1531].

Kita telah buktikan kalau Najd dan Iraq yang ada di hadis Ibnu Umar adalah dua negri yang berbeda sehingga penjamakan yang dilakukan oleh salafy itu terlalu memaksa. Kesannya justru malah mendistorsi makna hadis tersebut. Yang meriwayatkan dari Ibnu ‘Aun dari Nafi’ ada tiga orang yaitu Husain bin Hasan, Azhar bin Sa’d dan Ubaidillah. Husain dan Azhar menyebutkan kalau tempat yang dimaksud adalah Najd sedangkan Ubaidillah menyebutkan Iraq. Ubaidillah telah menyelisihi dua orang perawi tsiqat yang meriwayatkan dari Nafi’ sedangkan kedudukannya sendiri paling tinggi hanya dikatakan “shalihul hadits”. Perawi seperti ini jika bertentangan dengan perawi yang lebih tsiqat maka hadisnya tidak bisa diterima. Kaidah ini sesuai dengan yang berlaku dalam ilmu hadis.

23 Mei 2012 16.52
aswajaselalu mengatakan...
حدثنا علي بن سعيد قال نا حماد بن إسماعيل بن علية قال نا ابي قال نا زياد بن بيان قال نا سالم بن عبد الله بن عمر عن ابيه قال صلى النبي صلى الله عليه و سلم صلاة الفجر ثم انفتل فأقبل على القوم فقال اللهم بارك لنا في مدينتنا وبارك لنا في مدنا وصاعنا اللهم بارك لنا في شامنا ويمننا فقال رجل والعراق يا رسول الله فسكت ثم قال اللهم بارك لنا في مدينتنا وبارك لنا في مدنا وصاعنا اللهم بارك لنا في حرمنا وبارك لنا في شامنا ويمننا فقال رجل والعراق يا رسول الله قال من ثم يطلع قرن الشيطان وتهيج الفتن

Telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Sa’id yang berkata telah menceritkankepada kami Hammaad bin Ismaa’iil bin ‘Ulayyah yang berkata telah menceritakan kepada kami ayahku yang berkata telah mencertakan kepada kami Ziyaad bin Bayaan yangberkata telah menceritakan kepada kami Saalim bin ‘Abdillah bin ‘Umar dari ayahnya yang berkata Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat shubuh, kemudian berdoa, lalu menghadap kepada orang-orang. Beliau bersabda “Ya Allah berikanlah keberkatan kepada kami pada Madinah kami berikanlah keberkatan kepada kami pada mudd dan shaa’ kami. Ya Allah, berikanlah keberkatan kepada kami pada Syaam kami dan Yaman kami”. Seorang laki-laki berkata “dan ‘Iraq, wahai Rasulullah ?”. Beliau diam, lalu bersabda “Ya Allah berikanlah keberkatan kepada kami pada Madinah kami berikanlah keberkatan kepada kami pada mudd dan shaa’ kami. Ya Allah, berikanlah keberkatan kepada kami pada tanah Haram kami, dan berikanlah keberkatan kepada kami pada Syaam kami dan Yaman kami”. Seorang laki-laki berkata “dan ‘Iraq, wahai Rasulullah ?”. Beliau bersabda “dari sana akan muncul tanduk setan dan bermunculan fitnah” [Mu'jam Al Awsath Ath Thabraani 4/245 no 4098].

Pada tulisan sebelumnya kami menyatakan bahwa hadis ini tidak shahih karena mengandung illat [cacat] pada Ziyaad bin Bayaan. Ziyaad bin Bayaan dikatakan oleh Adz Dzahabi “tidak shahih hadisnya”. Bukhari berkata “dalam sanad hadisnya perlu diteliti kembali” [Al Mizan juz 2 no 2927] ia telah dimasukkan Adz Dzahabi dalam kitabnya Mughni Ad Dhu’afa no 2222 Al Uqaili juga memasukkannya ke dalam Adh Dhu’afa Al Kabir 2/75-76 no 522. Salafy itu menanggapi dengan berkata

Saya katakan : Ia hanya menyebutkan jarh-nya saja. Padahal kedudukan yang benar atas diri Ziyaad bin Bayaan adalah shaduuq lagi ‘aabid [Taqriibut-Tahdziib, hal. 343 no. 2068]. An-Nasaa’iy berkata : “Tidak mengapa dengannya (laisa bihi ba’s)”. Ibnu Hibbaan memasukkanya dalam Ats-Tsiqaat, dan berkata : “Ia seorang syaikh yang shaalih”. Tautsiq Ibnu Hibbaan jika dijelaskan seperti ini adalah diterima, sebagaimana penjelasan Al-Mu’allimiy Al-Yamaaniy dalam At-Tankiil.

Mengenai perkataan Nasa’i maka begitulah yang dinukil Ibnu Hajar dalam At Tahdzib tetapi mengenai perkataan Ibnu Hibban maka ini patut diberikan catatan. Ibnu Hibban tidak hanya menta’dil Ziyaad bin Bayaan, Ibnu Hibban juga memasukkan nama Ziyaad bin Bayaan dalam kitabnya Adh Dhu’afa yang memuat nama perawi dhaif menurutnya. Ibnu Hibban berkata “Ziyaad bin Bayaan mendengar dari Ali bin Nufail, dalam sanad hadisnya perlu diteliti kembali (fii isnad nazhar)” [Al Majruhin no 365].

Ibnu ‘Adiy memasukkan dalam Al-Kaamil karena mengambl pertimbangan perkataan Al-Bukhaariy. Dan sebab pendla’ifan Al-Bukhaariy pun dijelaskan, yaitu dengan sebab hadits Al-Mahdiy. Al-Bukhaariy berkata : “Fii isnadihi nadhar”. Jarh ini kurang shariih.

23 Mei 2012 16.53
aswajaselalu mengatakan...
Perkataan salafy kalau jarh ini kurang sharih hanyalah andai-andai dirinya yang memang tidak bisa memahami dengan baik. Justru jarh Bukhari telah dijelaskan bahwa dalam sanad hadis Ziyaad bin Bayaan perlu diteliti kembali [fii isnadihi nazhar]. Ziyaad bin Bayaan terbukti meriwayatkan hadis mungkar dan kemungkarannya terletak pada sanad hadis tersebut. Hadis yang dimaksud adalah hadis Al Mahdi dimana Ziyad bin Bayaan membawakan dengan sanad dari Ali bin Nufail dari Ibnu Musayyab dari Ummu Salamah secara marfu’. Hadis ini yang diingkari oleh Bukhari dan pengingkaran tersebut terletak pada sanadnya. Ibnu Ady dalam Al Kamil dengan jelas mengatakan kalau Bukhari mengingkari hadis Ziyad bin Bayaan ini.

Al Uqaili sependapat dengan pengingkaran Bukhari dan menunjukkan kalau yang tsabit hadis dengan lafaz seperti itu adalah perkataan Sa’id bin Al Musayyab bukan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam [Adh Dhu’afa Al Uqaili 2/75 no 522]. Ibnu Jauzi dalam Al Ilal Al Mutanahiyah juga menegaskan bahwa hadis dengan lafaz seperti itu adalah perkataan Ibnu Musayyab bukan hadis Nabi dan disini Ziyaad bin Bayaan yang merafa’kan atau menyambungkan hadis tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Jadi kesimpulannya Ziyaad bin Bayaan tertuduh meriwayatkan hadis mungkar dan pengingkaran Bukhari terhadap hadisnya justru menunjukkan kalau disisi Bukhari Ziyaad bin Bayaan adalah seorang yang dhaif. Perkataan Bukhari ini adalah perkataan yang tsabit bersumber darinya dan kedudukan dirinya lebih dijadikan pegangan daripada penta’dilan Nasa’i. Apalagi telah ma’ruf dalam ilmu hadis bahwa jarh yang mufassar lebih didahulukan dari ta’dil.

Ibnu ‘Adiy pun menyebutkan pentautsiqan Abul-Maliih (Al-Hasan bin ‘Umar – seorang yang tsiqah) pada Ziyaad bin Bayaan saat menyebutkan sanad hadits Al-Mahdiy; Abul-Maliih berkata : “Telah menceritakan kepada kami seorang yang tsiqah”. Ibnu ‘Adiy menjelaskan : “Telah menceritakan kepada kami sorang yang tsiqah, maksudnya adalah Ziyaad bin Bayaan”. Kemudian Ibnu ‘Adiy menyebutkan sanad yang lain yang menjelaskan hal tersebut [Al-Kaamil, 4/144-145 no. 697].

Perkataan salafy ini sangat patut diberikan catatan, entah ia pura-pura tidak tahu atau memang tidak tahu bahwa tautsiq Abul Maliih ini tidaklah tsabit. Ibnu Ady membawakan dengan sanad telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdurrahman bin Yazid bin ‘Aqaal Al Harrani yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Ja’far An Nufaili yang berkata telah menceritakan kepada kami Abul Maliih yang berkata telah menceritakan kepada kami seorang yang tsiqah [Al Kamil 3/196. Hadis ini tidak tsabit karena Ahmad bin Abdurrahman Al Harrani adalah seorang yang dhaif. Adz Dzahabi memasukkannya kedalam perawi dhaif seraya mengutip jarh Abu Arubah [Al Mughni 1/46 no 346]. Ibnu Jauzi memasukkannya dalam Adh Dhu’afa [Adh Dhu’afa Ibnu Jauzi no 200]. Al Haitsami berkata “riwayat Thabrani dalam Al Ausath dari syaikh-nya Ahmad bin ‘Abdurrahman bin ‘Aqaal dan dia dhaif” [Majma’ Az Zawaid 5/65 no 8057]. Jadi tautsiq Abul Maliih disini tidaklah benar. Apalagi penetapan kalau orang yang dimaksud Ziyaad bin Bayaan tidak nampak dalam sanad tersebut melainkan dugaan Ibnu Adiy.

Hal yang sama pada Al-‘Uqailiy, dimana ia memasukkan dalam Adl-Dlu’afaa dengan pijakan perkataan Al-Bukhaariy di atas [2/430-431 no. 523]. Adz-Dzahabiy pun demikian, yaitu menyandarkan ketidakshahihan haditsnya pada hadits Al-Mahdiy. Akan tetapi ia memberikan penghukuman akhir terhadap Ziyaad : “Shaduuq” [Al-Kaasyif, 2/408 no. 1671].

Al Uqaili dalam hal ini sepakat dengan Al Bukhari dan disini ia telah menjelaskan kalau hadis Ziyaad bin Bayaan adalah mungkar dan yang benar hadis tersebut adalah perkataan Ibnu Musayyab. Mengenai perkataan Adz Dzahabi walaupun ia menyatakan Ziyaad bin Bayaan shaduq ia sendiri telah menyebutkan dalam Al Mizan dan Al Mughni kalau Ziyaad bin Bayaan tidak shahih hadisnya dan penulisannya dalam dua kitab tersebut menunjukkan kalau Adz Dzahabi lebih cenderung dengan pendapat yang menjarh Ziyaad bin Bayaan.

23 Mei 2012 16.54
aswajaselalu mengatakan...
Oleh karenanya, pentautsiqan An-Nasaa’iy, Ibnu Hibbaan, dan Abul-Maliih lebih kuat dari perkataan yang mendla’ifkannya. Kaidah mengatakan : Ta’diil lebih didahulukan daripada jarh yang mubham.

Pentautsiqan Nasa’i adalah penukilan sedangkan jarh Bukhari terhadap Ziyaad bin Bayaan berasal dari kitab Bukhari sendiri. Pentautsiqan Ibnu Hibban juga bertentangan dimana ia sendiri memasukkan Ziyaad bin Bayaan dalam kitabnya Adh Dhu’afa sedangkan pentautsiqan Abul Maliih tidak tsabit. Tidak benar kalau jarh terhadap Ziyaad dikatakan mubham justru jarh terhadapnya mufassar yaitu dimana ia telah meriwayatkan hadis dengan sanad yang mungkar dan ini telah terbukti dari riwayat-riwayat yang disebutkan oleh para ulama seperti Al Bukhari, Al Uqaili dan Ibnu Jauzi. Mengenai pernyataan Ibnu Hajar dalam At Taqrib kalau Ziyaad bin Bayaan seorang yang shaduq, itu telah dikritik dalam Tahrir Taqrib At Tahdzib bahwa kedudukan sebenarnya Ziyaad bin Bayaan adalah “dhaif ya’tabaru bihi” [Tahrir At Taqrib no 2057].

Kedudukan hadis yang diriwayatkan perawi seperti Ziyaad bin Bayaan jika bertentangan dengan hadis shahih maka hadisnya mesti ditolak. Hadis tanduk setan yang sanadnya shahih adalah hadis dengan lafaz Najd sedangkan hadis dengan lafaz Iraq matannya mungkar. Sebagaimana telah kami tunjukkan bahwa di hadis shahih Najd merupakan tempat timbulnya fitnah.

23 Mei 2012 16.54
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Nyontek dari blog nya orang Syi'ah ya ?. Sudah saya jawab di :


Lihat di bagian komentar di bawahnya.

23 Mei 2012 16.59
aswajaselalu mengatakan...
hehehehehe kebiasaan wahabi selalu bilang dikit-2 seperti syi'ah....waaaaah ente sudah suuzon ustadz....atau sudah jadi peramal ???? hebat juga nih, semakin banyak wahabiyyun yg jadi peramal....

23 Mei 2012 17.07
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Komentar Anda yang lain saya masukkan spam, karena telah lewat pendiskusian tentang itu. OK ?.

23 Mei 2012 17.11
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Aswajaselalu,.... saya menjadi semakin maklum, karena Anda hanya model 'nyontek' saja. Jawaban dari blog orang Syi'ah itu sudah saya ketahui bahkan tidak lama setelah ia menulis jawaban atas tulisan saya. Lalu tulisan orang Syi'ah itu diforward ke berbagai forum diskusi di internet, termasuk forumnya rekan-rekan Anda.

# Kasihan Anda ini, kurang informasi.

23 Mei 2012 17.14
Anonim mengatakan...
saya lihat dari citra satelit, ternyata benar bahwa iraq secara geografis berada di sebelah timur garis bujur yang melintasi madinah

23 Mei 2012 17.21
Anonim mengatakan...
Eh bener ustadz ternyata bung aswajaselalu ketangkep basah mengerpek tulisan syiah.. mashaAllah.. ini menambah kepedean saya sama 'wahabi', kayanya aswajaselalu asal lahap apa aja.. desperate banget sih.. ana lucu bin ngakak..

23 Mei 2012 19.08
Anonim mengatakan...
huahhauha, dari awal gue bilang ape orang ini aswajaselalu (anti wahabi) adalah para habiber sufi asysyariyyah, yg sekarang lagi kebakaran kumis-nya karena HABIB BESAR-nya BIB MUNZIR di kritik habis2-an oleh ust. FIRANDA. bener kata ust. FIRANDA, bhw yg paling keras permusuhannya kepada WAHABI adalah dari kelompok SUFI dan SYIAH. dan ust yg sering disebut dan dicela oleh kelompok anti wahabi adalah ust. FIRANDA dicela dengan FIRAUNDA DURJANA PEMBOHONG BESAR (nyontek dari khilaf dgn kelompok salafybpp) dan ust JAUZAA disebut PENGECUT (krn sering tidak terima tantangan debat dan sering blokir koment) huahahahah......dari awal saya adalah supporter untuk kaum SALAFY WAHABI..........semoga kekuatan diberikan kepada ust. firanda dan ust. jauzaa, krn sekarang ini para anti wahabi sedang kabakaran kumis dan ingin membalas......silahkan dilanjut om ASWAJASELALU, koment apalagi kamu.....
-anas-

23 Mei 2012 19.48
orang awam mengatakan...
Assalamu'alaykum.

@ aswajaselalu

[quote]
"hehehehehe kebiasaan wahabi selalu bilang dikit-2 seperti syi'ah....waaaaah ente sudah suuzon ustadz....atau sudah jadi peramal ???? hebat juga nih, semakin banyak wahabiyyun yg jadi peramal...."

=================================

semakin banyak wahhabiyyun yang jadi peramal ?? o_0'

emang ada ya mas wahhabiyyun yang jadi peramal ? :)

wahhabiyyun apaan siy mas .. ?

kenapa kok enggak pengikut Muhammad aja mas ?

kan nama aselinya Muhammad .. :)

yang ada kan Muhammadiyyah mas, bukan Abdullahiyyah .. ;)

=================================

kalo ini gimana mas ;

"ketika orang ramai minta agar Hb Umar maulakhela didoakan karena sakit, maka beliau tenagn tenang saja, dan berkata : Hb Nofel bin Jindan yg akan wafat, dan Hb Umar Maulakhela masih panjang usianya.. benar saja, keesokan harinya Hb Nofel bin Jindan wafat, dan Hb Umar maulakhela sembuh dan keluar dari opname.., itu beberapa tahun yg lalu.."

"ketika Hb Anis Alhabsyi solo sakit keras dan dalam keadaan kritis, orang orang mendesak hb munzir untuk menyambangi dan mendoakan Hb Anis, maka beliau berkata pd orang orang dekatnya, hb anis akan sembuh dan keluar dari opname, Insya Allah kira kira masih sebulan lagi usia beliau,.."

sumber bacaan ;

itu ramalan,
atau kebetulan,
atau kebeneran .. ??

monggo di jawab mas ..

di sini saja,
gak usah dateng rame-rame ke rumah .. ;)

syukron wa hadakallahu ..

23 Mei 2012 21.59
Anonim mengatakan...
Selingan aja ustadz buat mencairkan suasana.. Bicara mengenai habib dan wahabiyy sama hocus pocus.. habib Anis itu masih termasuk tetangga ana disolo.. waktu kecil ana sering beli roti tawar sama madu ditokonya.. Beliau memang baik, simpel g mewah-mewahan.. Walau begitu saya ini orang arab non sayyid dan bangga sebagai wahabiyyun.. yang menyebabkan saya agak skeptis sama islam versi habib2 dulu adalah waktu saya kecil terus majlis ta'liman, ustadz ana cerita kurang lebih "habib fulan kalo pulang kerumah jubahnya menjadi sangat panas.. kalo digantung, gantungannya meleleh.." yang ada dipikiran ana cuma "????!!" karomah sih karomah, tapi ini kan ekstrim.. terus dia lanjutkan " kita harus percaya ya.. ditakutkan kita tidak akan mencapai ke derajat itu kalo ga percaya.." nah, dua orang ustadz ana yg cerita waktu itu juga keturunan habib kalo g salah.. tanda tanya ini saya pendam dalam hati sampai saya bersentuhan dengan wahabiy +-2,5 th yll.. MasyaAllah semua terang seperti siang bolong.. ga ada hocus pocus (baca ramalan, peramal, superstisi dll).. ga lama langsung saya praktekkan.. walaupun besoknya hampir semua keluarga ana komentar yg g mengenakkan.. Alhamdulillahilladzi hadana li hadza.. Maju terus abul jauzaa !!
Abu Hasan

24 Mei 2012 06.19
aswajaselalu mengatakan...
ternyata Abul Jauza benar-2 pengecut..hhehehehe banyak komen-2 ane ga ditampilin...pasti dianggap spam, ga ilmiah, yg di atas ane itu dg bahasa spt itu????

hahahahaha menghapus komen-2, tapi menampilkan komen-2 dari fans pembela abul jauza, diundang ke group ...kan online..... karena ga mau berhadapan langsung...ga mau juga....

haduuuhhh...jadi begini tabi'atnya wahabiyyun ?? ane pake nama, yg lain pengecut pake anonim aja hehehehe, kalo takut dikarang-2 aja namanya abang-2 yg pinter...

xixixixixixix.....

24 Mei 2012 08.05
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Mohon maaf saya tidak menampilkan keseluruhan komentar copy paste Anda. Sebagian saja yang saya tampilkan. Hal itu dikarenakan saya telah menjawabnya di bagian komentar artikel Najd Bukan ‘Iraq ?.

Kalau Anda menginginkan jawaban saya, ya silakan baca. Namun kalau keinginan Anda hanya untuk menunjukkan kepintaran semu Anda (karena cuma mengandalkan kopi paste saja) Anda salah alamat berkomentar di Blog ini.

24 Mei 2012 08.20
Anonim mengatakan...
@aswajaselalu....
oiii habibers.....suruh HABIB MUNZIR, buat buku bantahannya, berani gak HABIB MUNZIR ? para habiber juga suka mencela umat islam yg tidak punya guru langsung, yg katanya belajar dari INTERNET saja, emangnya umat islam diwajibkan mondok pesantren semua ??? oiii sekarang internet itu sudah lengkap, kita2 yg buruh karyawan gak sempat datang ke majelis taklim di masjid (lagian masjid kan sudah di kavling ama aliran2 kelompok umat islam), alhamdulillah sudah bisa belajar di Internet, lagian di internet bisa lebih detail pembahasannya yg selama ini menjadi syubhat.

saya dulu juga mantan NU tradisional, tapi setelah baca2 penjelesan fitnah2 terhadap WAHABI (misal fitnah tentang TANDUK SETAN ini), kami menerima penjelasan objective dari salafy wahabi.
-anas-

24 Mei 2012 08.38
Anonim mengatakan...
@aswajaselalu,

Sudah jangan banyak ketawa antum ini, tolong dibaca saja di komentarnya Abul Jauzaa' yg nyuruh antum baca artikel Najd bukan Iraq. Saya pun telah membacanya dan Abul Jauzaa' udh menulis bantahannya secara lengkap disitu. Antum ini ternyata udh ga bisa apa2, modal nyontek dan bisanya cuma ketawa ketiwi ga jelas, bikin saya sebagai penyimak jadi kecewa nih, ternyata sang penantang pun bisanya hanya jiplak tanpa mengilmui artikel, bosan saya, ga ada bantahan yg baru dari para aswaja-ers.

*Bikin kopi lg ahhh*

24 Mei 2012 11.25
Anonim mengatakan...
katanya kita isni kaum sawah : salafi-wahabi
ternyata mereka memang benar2 aswaja = asal jawab aja

AnonimSelalu

24 Mei 2012 12.10
orang awam mengatakan...
Assalamu'alayka, mas aswajaselalu

semoga sehat selalu,

btwe..
saya baru tau kalok ada nama orang ;

>>aswajaselalu<<

nama beneran, ato nama samaran neyh ? (o_0')?
kalo takut dikarang-2 aja namanya bang .. ixixix

oya, ada tambahan ;

jangan sungkan, ragu, dan males buat baca ya mas ..

gaksah buru-buru bacanya,
slow aja, en jangan lupa bismillah..

artikel syiah aja antum baca ampe kelar,
masak artikel sunni antum pandang sebelah mata .. (^^' )

katanya ASWAJA selalu (^^ )v

Barakallahu fiik

24 Mei 2012 18.03
Anonim mengatakan...
Oh iya, biar aswajaselalu ga penasaran ama ane, ane yg komen 24 Mei 2012 11:25

Kenalin.....
--Tommi-- (ini nama asli ane, nah maukah aswajaselalu mengenalkan nama aslinya pada kita2 ini biar lebih enak ngupi2nya sambil antum komen tentang tanduk setan ke abul Jauzaa'?)

Antum menyangka kami pengecut dengan memakai anonim, tp antum sendiri memakai nama "aswajaselalu", apakah ada manusia yg diberi nama ortunya dengan nama "aswajaselalu"??? Xexexexe....

24 Mei 2012 21.11
Anonim mengatakan...
undangan buat wahabiyyun fans nya ustadz abul jauza, beranikah masuk ke group FB ini : http://www.facebook.com/groups/1OMWDI/

karena temen-2 aswaja ane pada berani masuk ke FB or group-2 FB wahabiyyun yg gentle ga potong-2 komen....

4 Juni 2012 16.21
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Kalau ngundang saya, undangan saya kembalikan, dan saya ucapkan terima kasih. Saya sudah lama pensiun dari group-group konyol macam itu.

Kalau memang Anda berniat mau menjawab tulisan di atas atau yang lainnya, silakan buat dan susun tulisannya. Kita lihat, ilmiah tidak kontentnya. Tidak perlu untuk berdebat konyol macam di group Anda.

Hanya sekedar informasi. Format blogger belum menyediakan edit komen. So, kalau Anda kirim komentar di blogspot, komentar Anda tidak dapat diedit atau dipotong. Yang ada hanya : ditampilkan atau tidak ditampilkan.

Dan perasaan, tidak ada satu pun aturan yang mewajibkan saya untuk menampilkan semua komentar. Marah lah jika Anda ingin marah, karena kemarahan Anda tidak ada ngefeknya bagi saya. Saya pun tidak ambil pusing dengan celaan dan caci-maki Anda, karena sudah menjadi kelaziman, bahwa orang yang tidak bisa menjawab secara ilmiah, kalimat cela dan caci-maki lah puncak omongannya. Tidak lebih.

4 Juni 2012 16.46
Anonim mengatakan...
@anonim 4 Juni 2012 16:21 alias asal jawab aja selalu... Apa antum ga pernah mendengar dan membaca atsar2 salaf mengenai orang yg suka berdebat? Orang-orang kaya antum ini yang menghancurkan islam.. wallahulmusta'an..
Kalo memang mau diskusi ilmiah sudah ada tempat2nya dan orang2 yang lebih berkompeten.. Semua wahabiyyun yang pernah mengentaskan diri dari kubangan debat sama "asal jawab aja" tahu kalo yang mereka lakukan itu cuma otot2an dan ngulang2.. ngulang2 dengan harapan bisa menipu beberapa orang pembaca seakan2 pertanyaannya ga terjawab.. Naas memang..

4 Juni 2012 17.30
Anonim mengatakan...
semakin faqih seseorang, biasanya ia akan semakin menghargai khilafiyah ijtihadiyah tetapi disaat bersamaan ia akan berusaha memilih pendapat yg ikhtilafnya paling kecil, paling selamat dan paling mendekati kebenaran, lalu ia akan semakin berusaha menjauhi jidal yg ga berguna.

Kepada aswajaselalu yg ga putus2nya berusaha mengajak abul jauzaa' untuk jidal, harusnya antum menghargai dan menghormati keputusan beliau. Silahkanlah antum bikin artikel lg spt yg diusulkan abul jauzaa', kan dari kemaren2 jg disuruh begitu tp antumnya hahahehe ga jelas terus n cuma copy paste tetapi tidak mengilmui artikel, parahnya lg, yg dicopas ternyata artikelnya syi'ah, wah...piye? ngambil ilmu kok dari kaum yg imam Malik saja menyuruh kita untuk jgn mengambil ilmu dari syi'ah rafidhah krn mereka seburuk2 pendusta.

Dan, satu yg saya pelajari, kebanyakan org2 spt antum ini adalah para aswaja yg senang berjidal dan otot2an di FB dan forum2 lainnya. Afwan

--Tom's--

4 Juni 2012 22.44
Aqil Fikri mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
5 Juni 2012 08.08
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
He...he...he..... buat orang yang berkomentar yang telah saya hapus di atas, saya ucapkan selamat atas ke-sok tahu-an Anda. Sama sekali tidak valid. Cuma kopi paste saja dari forum konyol itu ya ?. Lagi pula, memang ada kitab Maktabah Syamilah terjemahan Solo ?.

# Tanya tu sama Habib Mundzir, apa dia pakai program Maktabah Syamilah. Tanya tu sama abusalafy - orang yang sangat alergi sama Wahabiy - , pake gak dia Maktabah Syamilah. Atau malah cuma copi paste via internet saja ?.

5 Juni 2012 10.51
Anonim mengatakan...
Assalamu'alaikum Ustadz...

Maaf kalo ini OOT, mau tanya, setau saya ada ketentuan dilarangnya berkumpul dg ahlul bid'ah, tapi saya lupa lengkapnya.

bagaimana hukum atau dalilnya , sholat berjama'ah dg ahlul bid'ah yg menjadi Imam maupun Makmumnya ? karena saya kalau sholat jum'at, mau ga mau di Masjid yg penuh dg ahlul bid'ah.

sekali lagi maaf kalau OOT....syukron katsiron .

8 Juni 2012 13.32
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Tentang larangan bermajelis dengan ahlul-bid'ah, silakan baca :


Tidak semua orang yang belum berpegang pada manhaj salaf itu mesti kita cap sebagai ahlul-bid'ah. Atau tidak semua orang yang melakukan kebid'ahan mesti disebut ahlul-bid'ah. Ada di antara mereka orang awam, orang yang ikut-ikutan, ada pula tokohnya (pentolannya).

Shalat bersama pelaku kebid'ahan, jika kebid'ahannya tersebut bukan jenis yang menyebabkan kekafiran, maka diperbolehkan. Sah shalatnya (bermakmum dengannya). Namun jika sebaliknya, tidak boleh.

Apapun itu, jika ada masjid yang lebih banyak diterapkan sunnahnya dan sedikit kebid'ahannya, maka afdlal (lebih utama) shalat di masjid itu. Wallaahu a'lam.

9 Juni 2012 10.48
Anonim mengatakan...
katanya diskusi....udah dikasih jawaban....kok jawabnya : itu nyontek syiah ya????? INI JAWABAN BUKAN ILMIAH.... harusnya sama2 dikaji materinya...... harunys dijawab hujjah donk..... lantas apakah nanti ujung2nya : INI HADITS.... ANDA ORANG ISLAM BUKAN??? wah kalau udah begini...... kenapa tidak nodongkan pistol aja sekalian....

12 Juni 2012 14.52
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Anda tidak membaca atau gimana si ?. Di atas saya sudah bilang :

"Sudah saya jawab di :

Najd Bukan ‘Iraq ?.

Lihat di bagian komentar di bawahnya"[selesai kutipan].

Anda baca gak ?. Itu sudah saya jawab. Silakan baca di situ.

Atau Anda gak paham menuju ke link yang saya sampaikan ?. Arahkan kursor Anda ke tulisan "Najd Bukan 'Iraaq", lalu klik dengan mouse Anda. Saya jawab di situ, dan saya tidak mau menngcopas ulang di kolom komentar ini karena kebanyakan.

12 Juni 2012 17.00
Abu Umamah mengatakan...
Assalamu'alaikum,
Syukran atas pembahasan yang sangat bermanfaat ini Ustadz.

Copas dari Wiki tentang "East"

--East is a noun, adjective, or adverb indicating direction or geography. East is one of the four cardinal directions or compass points. It is the opposite of west and is perpendicular to north and south.

By convention, the right hand side of a map is east.

To go east using a compass for navigation, set a bearing or azimuth of 90°.

East is the direction toward which the Earth rotates about its axis, and therefore the general direction from which the Sun appears to rise.

During the Cold War, "The East" was sometimes used to refer to the Warsaw Pact and Communist China, along with other Communist nations.

Throughout history, the East has also been used by Europeans in reference to the Orient and Asian societies.-- Selesai CoPas


Kemudian silakan buka peta, perhatikanlah daerah yang ada di sisi timur Madinah, jangan terburu-buru, jika Anda hanya melihat ke satu Arah, Timur maka itulah Najdnya Hijaaz. Tapi apakah Khurasan ada di Hijaaz ???


Pertanyaan kita sekarang adalah, kenapa orang-orang Syi'ah adalah orang yang paling sibuk/giat/semangat menafsirkan "Timur" atau "Najd" dalam hadits-hadits di atas sebagai Najd Hijaaz ? Bukankah hadits tentang penyebutan tempat keluarnya Dajjal itu lebih jelas daripada hadits tentang Fitnah yang muncul dari Arah Timur?

Menurut saya, hal ini tidak lepas dari dua kemungkinan :
1. Mereka ingin melindungi "tuan"-nya, Dajjal.
2. Mereka ingin "menghabisi" kaum yang paling keras permusuhannya terhadap Dajjal.

Ketahuilah bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, beliau berasal dari Bani Tamim, kabilah yang dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat, sebagaimana dalam riwayat berikut,

قَا ل أَبُو هُرَيْرَةَ لَا أَزَالُ أُحِبُّ بَنِى تَمِيمٍ مِنْ ثَلَاثٍ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ رَسُولِ الله سَمِعْتُ رَسُولُ الله يَقُولُ هُمْ أَشَدُّ عَلَى الدَّجَّالِ قَالَ وَجَاءَتْ صَدَقَاتُهُمْ فَقَالَ النَّبِىُّ هٰذِهِ صِدَقَاتُ قَوْمِنَا قَالَ وَكَانَتْ سَبِيَّةٌ مِنْهُمْ عِنْدَ عَائِشَةَ فَقَالَ رَسُوْلُ الله أْتِقِيهَا فَإِنَّهَا مِن ْوَلَدِ إِسْمَعاِيلَ

“Abu Hurairah berkata, aku selalu mencintai Bani Tamim karena tiga perkara yang aku dengarkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Mereka (Bani Tamim) adalah umatku yang paling keras terhadap Dajjal.’ Kata Abu Hurairah, ketika datang sedekah dari bani Tamim, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ini adalah sedekah dari kaum kita.’ Lalu Abu Hurairah, ada seorang tawanan (budak) wanita dari Bani Tamim milik Aisyah radhiallahu ‘anha, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bebaskan dia, karena sesungguhnya dia adalah keturunan Nabi Ismail ‘alaihissalam.” (HR. Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim) [Lihat Buku "Salafi, Antara Tuduhan dan Kenyataan" oleh Ust. Sofyan Chalid Ruray]

Semoga ada manfaatnya.

14 Juni 2012 10.55
Anonim mengatakan...
Pergilah ke tempat penyewaan VCD atau DVD, cari sebuah film yang dirilis tahun 1962 berjudul ‘Lawrence of Arabia’ dan tontonlah. Di dalam film yang banyak mendapatkan penghargaan internasional tersebut, dikisahkan tentang peranan seorang letnan dari pasukan Inggris bernama lengkap Thomas Edward Lawrence, anak buah dari Jenderal Allenby (jenderal ini ketika merebut Yerusalem menginjakkan kakinya di atas makam Salahuddin Al-Ayyubi dan dengan lantang berkata, “Hai Saladin, hari ini telah kubalaskan dendam kaumku dan telah berakhir Perang Salib dengan kemenangan kami!”).

Film ini memang agak kontroversial, ada yang membenarkan namun ada juga yang menampiknya. Namun produser mengaku bahwa film ini diangkat dari kejadian nyata, yang bertutur dengan jujur tentang siapa yang berada di balik berdirinya Kerajaan Saudi Arabia.

Konon kala itu Jazirah Arab merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki Utsmaniyah, sebuah kekhalifahan umat Islam dunia yang wilayahnya sampai ke Aceh. Lalu dengan bantuan Lawrence dan jaringannya, suatu suku atau klan melakukan pemberontakan (bughot) terhadap Kekhalifahan Turki Utsmaniyah dan mendirikan kerajaan yang terpisah, lepas, dari wilayah kekhalifahan Islam itu.

Bahkan di film itu digambarkan bahwa klanSaud dengan bantuan Lawrence mendirikan kerajaan sendiri yang terpisah dari khilfah Turki Utsmani. Sejarahwan Inggris, Martin Gilbert, di dalam tulisannya “Lawrence of Arabia was a Zionist” seperti yang dimuat di Jerusalem Post edisi 22 Februari 2007, menyebut Lawrence sebagai agen Zionisme.

Sejarah pun menyatakan, hancurnya Kekhalifahan Turki Utsmani ini pada tahun 1924 merupakan akibat dari infiltrasi Zonisme setelah Sultan Mahmud II menolak keinginan Theodore Hertzl untuk menyerahkan wilayah Palestina untuk bangsa Zionis-Yahudi. Operasi penghancuran Kekhalifahan Turki Utsmani dilakukan Zionis bersamaan waktunya dengan mendukung pembrontakan Klan Saud terhadap Kekalifahan Utsmaniyah, lewat Lawrence of Arabia.

Entah apa yang terjadi, namunhingga detik ini, Kerajaan Saudi Arabia, walau Makkah al-Mukaramah dan Madinah ada di dalam wilayahnya, tetap menjadi sekutu terdekat Amerika Serikat. Mereka tetap menjadi sahabat yang manis bagi Amerika.

18 Juni 2012 10.59
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Saya ucapkan terima kasih atas informasi sumbernya, meskipun saya sama sekali tidak tertarik mengkajinya.

Mungkin film tersebut layak dikaji dan didaftarkan di Sundance Film Festival (AS), Cannes International Film Festival (perancis), dan yang semisalnya. Juri di festifal itu mungkin lebih expert daripada para ulama muhaqqiq untuk menilai sebuah film.

18 Juni 2012 11.12
Anonim mengatakan...
tentang sejarah LAwrence sudah dijelaskan oleh ust. Waskito, silahkan beli bukunya dan baca detailnya


18 Juni 2012 11.53
Boy mengatakan...
@ Anonim 18 Juni 2012 10:59

kapan Klan Saud memberontak pada Khilafah Turki Usmani?

yang ada Klan Saud diserang oleh Khilafah Turki sampai Dir'iyah (Markas Klan Saud) dikuasai Turki Usmani.

setelah jatuhnya Dir'iyah ada keluarga Saud yang ditangkap dan ada yang melarikan diri.

Yang melarikan diri tetap melakukan perlawanan sampai akhirnya Dir'iyah bisa direbut kembali dan memindahkan markas mereka ke Riyadh.

Setelah markas di Riyadh tidak ada lagi pertempuran antara Klan Saud dengan Turki Usmani.

Ada pertempuran antara Klan Saud dengan Dinasti Rasyidi (sekutu Turki Usmani) tapi ini dalam rangka merebut kembali kekuasaan Klan Saud.

Jadi, kapan Klan Saud memberontak pada Turki Usmani????

Tahukah anda siapa sesungguhnya yang memberontak kepada Turki Usmani dan mengakui secara gagah berani perbuatannya itu?...

Dia adalah Keturunan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam..

Dia bermadzhab Sunni...

Dia adalah Syarif Husein Bin Ali, Amir Mekkah

silahkan baca link ini, pengakuan resmi dan langsung dari keluarga Syarif Husein:


apakah ada yang membesar-besarkan pemberontakan yang dilakukan oleh Syarif Husein?...Tidak

apakah ada yang menghujat Syrif Husein karena menyebabkan khilafah hancur?...Tidak

apakah ada yang iri dengan keberhasilan Klan Saud menguasai dua kota suci dan kekayaan buminya?...Buanyak.

bicara Khilafah Turki...Syarif Husein aja yang jelas-jelas sebelumnya berada dibawah kekuasaan Turki Usmani gak mengakui Turki Usmani sebagai Khilafah hanya sebagai Kerajaan, kenapa juga Klan Saud harus menganggap Turki Usmani sebagai Khilafah,

MemBa'iat pengangkatan Turki Usmani sebagai Khalifah enggak pernah,

memba'iat untuk patuh pada Turki Usmani juga enggak pernah

kenapa Klan Saud harus menganggap Turki Usmani sebagai Khalifah?....Turki Usmani walau pakai embel-embel Khilafah tapi lebih cocok disebut Kerajaan.

18 Juni 2012 17.12
Zon Jonggol mengatakan...
Miqot bagi penduduk negeri Najed adalah di Qarnul Manazil 40 Miles (60 KM) sebelah timur dari kota Makkah

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Hammad dari 'Amru dari Thawus dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menetapkan miqat bagi penduduk Madinah di Dzul Hulaifah, bagi penduduk Syam di Al Juhfah, bagi penduduk Yaman di Yalamlam dan bagi penduduk Najed di Qarnul Manazil. Itulah ketentuan masing-masing bagi setiap penduduk negeri-negeri tersebut dan juga bagi yang bukan penduduk negeri-negeri tersebut bila datang melewati tempat-tempat tersebut dan berniat untuk hajji dan 'umrah. Sedangkan bagi orang-orang selain itu, maka mereka memulai dari tempat tinggalnya (keluarga) dan begitulah ketentuannya sehingga bagi penduduk Makkah, mereka memulainya (bertalbiyah) dari (rumah mereka) di Makkah. (HR Bukhari 1431)

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Yahya bin Adam telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Thawus dari bapaknya dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menetapkan miqat bagi penduduk Madinah di Dzulhulaifah, bagi penduduk Syam di Juhfah, untuk penduduk Najed di Qarnalmanazil, dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam. Tempat-tempat itu adalah bagi penduduk negeri-negeri tersebut dan juga bagi mereka yang datang dari tempat lain melewati tempat itu untuk melakukan haji atau umrah. Dan siapa saja yang tidak berada di tempat-tempat, maka ia memulai ihram dari tempat domisilinya hingga Makkah, maka penduduknya memulai ihram dari Makkah. (HR Muslim 2023)

Dan para Sahabat memohon kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam doa keberkahan bagi Najed namun Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda "Disanalah akan terjadi bencana dan fitnah, dan di sana akan muncul tanduk setan"

Hadits selengkapnya

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata, telah menceritakan kepada kami Husain bin Al Hasan berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Aun dari Nafi' dari Ibnu 'Umar berkata, Beliau berdoa: Ya Allah, berkatilah kami pada negeri Syam kami dan negeri Yaman kami. Ibnu 'Umar berkata, Para sahabat berkata, Juga untuk negeri Najed kami. Beliau kembali berdoa: Ya Allah, berkatilah kami pada negeri Syam kami dan negeri Yaman kami. Para sahabat berkata lagi, Juga untuk negeri Najed kami. Ibnu 'Umar berkata, Beliau lalu berdoa: Disanalah akan terjadi bencana dan fitnah, dan di sana akan muncul tanduk setan. (HR Bukhari 979)

Dari Ibnu Umar ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda sementara beliau menghadap timur: “Ingat, sesungguhnya fitnah itu disini, sesungguhnya fitnah itu disini dari arah terbitnya tanduk setan.” (HR Muslim 5167)

Dari Ibnu Umar mengatakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memanjatkan doa; Ya Allah, berilah kami barakah dalam Syam kami, ya Allah, berilah kami barakah dalam Yaman kami. Para sahabat berkata; ‘ya Rasulullah, dan juga dalam Nejed kami! ‘ Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam membaca doa: Ya Allah, berilah kami barakah dalam Syam kami, ya Allah, berilah kami barakah dalam Yaman kami. Para sahabat berkata; ‘Ya Rasulullah, juga dalam Najd kami! ‘ dan seingatku, pada kali ketiga, beliau bersabda; Disanalah muncul keguncangan dan fitnah, dan disanalah tanduk setan muncul (HR Bukhari 6565)

Sedangkan penduduk Iraq miqodnya tidak di Qarnul Manazil sebagaimana penduduk Najed namun di Dzat Irq

َوَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا: ( أَنَّ أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَقَّتَ لِأَهْلِ اَلْعِرَاقِ ذَاتَ عِرْقٍ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيّ ُ

Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menentukan miqat bagi penduduk Iraq di Dzat Irq. Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i.

11 Juli 2012 23.42
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Mas Zon Jonggol, Anda paham yang dibicarakan di sini adalah tentang hadits fitan ?. Bukan hadits miqaat haji. Kita semua - Wahabiy khususnya - tidak pernah menafikkan adanya daerah yang bernama Najd sebagaimana hadits yang Anda sebut. Akan tetapi sekali lagi, yang dibicarakan di sini adalah hadits fitan. Apa makna 'Najd' dalam hadits fitan ?. Jawabnya adalah 'Iraaq. Jawaban 'Iraaq ini bukanlah jawaban karangan Wahabiy, tapi para ulama yang telah eksis sebelum lahirnya 'paham Wahabiy'.

Telah berkata Al-Imaam Al-Khaththaabiy rahimahullah :

نجد: ناحية المشرق، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من الأخبار

“Najd adalah arah timur. Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].

12 Juli 2012 00.42
Habibie Ihsan (Abu Huwaida) mengatakan...
Mas Zon,apa komentar anda tentang hadist ini _sebab biasanya Mas kita ini pandai "mengartikan hadist" hingga berbalik 199 derajat :

قَا ل أَبُو هُرَيْرَةَ لَا أَزَالُ أُحِبُّ بَنِى تَمِيمٍ مِنْ ثَلَاثٍ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ رَسُولِ الله سَمِعْتُ رَسُولُ الله يَقُولُ هُمْ أَشَدُّ عَلَى الدَّجَّالِ قَالَ وَجَاءَتْ صَدَقَاتُهُمْ فَقَالَ النَّبِىُّ هٰذِهِ صِدَقَاتُ قَوْمِنَا قَالَ وَكَانَتْ سَبِيَّةٌ مِنْهُمْ عِنْدَ عَائِشَةَ فَقَالَ رَسُوْلُ الله أْتِقِيهَا فَإِنَّهَا مِن ْوَلَدِ إِسْمَعاِيلَ

“Abu Hurairah berkata, aku selalu mencintai Bani Tamim karena tiga perkara yang aku dengarkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Mereka (Bani Tamim) adalah umatku yang paling keras terhadap Dajjal.’ Kata Abu Hurairah, ketika datang sedekah dari bani Tamim, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ini adalah sedekah dari kaum kita.’ Lalu Abu Hurairah, ada seorang tawanan (budak) wanita dari Bani Tamim milik Aisyah radhiallahu ‘anha, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bebaskan dia, karena sesungguhnya dia adalah keturunan Nabi Ismail ‘alaihissalam.” (HR. Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim)

Krena kita semua tau bahwa Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab adalah dari Bani Tamim,dan kita liat pula dalam sejarah beliau paling keras terhadap "para dajjaluun" hingga Sayyid Muhaammad Alawi saja yg Sufi menggelari beliau dengan Imamut Tauhid.

12 Juli 2012 09.58
Anonim mengatakan...
"Jawaban 'Iraaq ini bukanlah jawaban karangan Wahabiy, tapi para ulama yang telah eksis sebelum lahirnya 'paham Wahabiy"
Jawaban ustadz ini memang fakta tapi agaknya susah dipahami sama orang yang sudah kadong benci..
kesimpulan yang mereka bikin jangan-jangan malah : "imam khaththabiy pro wahabiy"

12 Juli 2012 12.10
Anonim mengatakan...
Mau tanya,
di atas disebutkan bahwa Najd itu artinya daerah yang berada di dataran tinggi ?
Apa benar ?

kalau benar, kenapa yang dimaksud dengan Najd di situ adalah Irak ?
Irak itu adanya di dataran rendah ... di sekitar sungai-sungai.

see:

Kalau Riyadh, dia berada di dataran tinggi.

Jadi,
1. Irak
- ada di Utara madinah.
- ada di dataran rendah.

2. Riyadh
- ada di Timur Madinah
- ad di dataran tinggi.

Yang lebih cocok, memang Riyadh,
kecuali kalau kita mau menutupi realita tersebut.

btw,
Rasulullah sering mengirim pasukan perang ke Najd. Ini disebutkan dalam banyak hadits.
Nah,apa pernah Rasulullah mengirimkan pasukan ke Irak?
Kalau belum pernah, berarti Najd bukanlah Irak.
Karena Irak saat itu belum ditaklukkan oleh kaum muslimin.

Lagipula,
masa Rasulullah diminta untuk mendoakan kota yang masih dikuasai kaum kafir?
logikanya di mana?

21 Juli 2012 14.16
Anonim mengatakan...
Sepertinya, kalau ulama-ulama dahulu mengatakan bahwa bumi itu datar,
ustadz abul ini akan mengikuti juga ya?

21 Juli 2012 14.19
Anonim mengatakan...
Bagaimana dg kedua hadis ini :

Bahagian timur Madinah adalah Nejd ( bahagian Yamamah, Dir`ah, dll ) bukan Iraq. Ini jelas kalau kita melihat peta, adapun para ulama yang menafsirkan timur tersebut ke arah Iraq telah bersalah dengan kenyataan dan ilmu zaman sekarang, karena timurnya Madinah bukan Iraq.
Lihat Selengkapnya
‎6 – Hadis Rasulullah s.a.w yang menyuruh penduduk Nejd agar berniat ihram dari Qarnu Manazil .

عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال : أمر رسو ل الله صلى الله عليه وسلم أهل المدينة أن يهلوا من ذي الحليفة، وأهل الشام من الجحفة وأهل النجد من …قرن المنازل .رواه مالك ، كتاب الحج باب مواقت الإهلال

Artinya :D ari Abdullah bin Umar r.a. beliau berkata : Rasulullah s.a.w. menyuruh penduduk Madinah berniat ihram dari Dzul- Hulaifah, penduduk Syam dari Juhfah, dan penduduk Nejd dari Qarn, Manazil. ( H.R. Malik , Kitab Hajj, bab Mawaqitu al-Ihlal no : 732 ).

Sementara lafaz didalam Sohih Bukhari ialah :

عن ابن عمر : وقّت رسول الله صلى الله عليه وسلم قرنا لأهل نجد ، والجحفة لأهل الشام وذا الحليفة لأهل المدينة، قال : سمعت هذا من النبي صلى الله عليه وسلم ، وبلغني أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : : و لأهل اليمن يلملم ” وذكر العراق فقال : لم يكن عراق يومئذ ( رواه البخاري . رقم : 7344

Artinya :D ari Ibnu Umar beliau berkata : Rasulullah telah menentukan miqat bagi ahli Najd di Qaran, Juhfah untuk penduduk Syam, Dzul Hulaifah untuk penduduk Madinah, , berkata Ibnu Umar : telah sampai kepadaku bahwa Nabi s.a.w. berkata : ” Bagi penduduk Yaman dari Yalamlam”. kemudian disebutkan Iraq, berkata beliau : Ketika itu belum ada Iraq. ( H.R. Bukhari, no 7344 ).

Dari kedua hadis diatas jelaslah bahwa yang di maksud Najd adalah daerah dataran tinggi yang terdiri dari Yamamah ( Riyadh sekarang ), Dir`ah dan lain-lainnya. Bukan Iraq, karena ketika itu orang Iraq belum memeluk islam, sementara Qarnu Manazil berhampiran dengan Yamamah (Riyadh sekarang ).

Syukron

21 Juli 2012 14.48
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Anonim,... setelah hadits tidak bisa Anda elakkan, ganti dengan alasan geografis ya ?. Ketinggalan.....

Di atas sudah disebutkan beberapa bukti - bukan hanya hadits fitnah kemunculan tanduk setan - bahwa timur menurut lisan orang 'Arab itu bukan sekedar timur arah mata angin kompas. Makanya itu pentingnya mengkaji hadits dengan lisan orang Arab. Negeri 'Iraaq itu dimutlakkan dengan sebutan negeri Masyriq (yang artinya timur), sebagaimana negeri Maroko dimutlakkan dengan sebutan negeri Maghrib (yang artinya barat). Orang Arab dulu mengenal arah itu hanya barat-timur, serta kanan-kiri. Tidak ada namanya timur laut, tenggara, barat daya, dan yang lainnya.

Kalau Anda mengatakan 'Iraaq itu sebelah timur Madiinah, maka ini namanya pembodohan publik. 'Iraaq itu letaknya di Timur Laut Madinah. Jadi dengan fakta ini, orang Arab menyebut 'Iraaq dengan arah Timur. Ini benar mas. Coba deh ada usaha buka buku-buku kamus klasik bahasa Arab. OK ?.

Najd memang asal katanya adalah setiap tanah yang tinggi, sebagaimana yang dikatakan para ulama. Tapi, itu bukan yang dimaksudkan, karena yang dimaksudkan dengan najd di sini terkait dengan makna timur sebagaimana telah saya tuliskan di atas.

wallaahu a'lam.

21 Juli 2012 15.10
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Dan mengenai 'ketinggian tempat', maka ada yang salah memahami. Berikut perkataan Al-Khaththaabiy :

نجد: ناحية المشرق، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من الأخبار

“Najd adalah arah timur. Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].

Jadi, setiap tempat yang lebih tinggi dari tempat lain, maka tempat tersebut merupakan najd bagi tempat lain tersebut. Bogor merupakan najd dari Jakarta. Bantul merupakan najd dari Gunung Kidul. Tempat yang ada di atas bukit, merupakan najd bagi yang ada di lembahnya. Jadi pemahamannya jika kita kembalikan ke istilah bahasa Arabnya. Oleh karenannya dalam Lisaanul-'Arab dikatakan :

وما ارتفع عن تِهامة إِلى أَرض العراق، فهو نجد

“Semua tanah yang tinggi dari Tihaamah sampai tanah ‘Iraaq, maka itu Najd” [lihat dalam Lisaanul-‘Arab].

Jadi, najd itu tidak mesti berarti dataran tinggi dalam istilah geografi modern.

Dan kemudian,... apakah wilayah 'Iraaq di jaman Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam sama batasnya dengan negara 'Iraaq di jaman sekarang ?.

21 Juli 2012 15.34
Abu Yahyaa mengatakan...
Sebagai tambahan,

Arah timur jaman dulu berbeda dengan timur jaman sekarang. Dulu, timur diasosiasikan dengan arah terbit matahari (barat dengan arah tenggelam matahari). Sekarang, timur diasosiasikan dengan geografis bumi dimana titik 0 derajat timur adalah pas di ekuator/khatulistiwa sebelah kanan. Ekuator disini adalah pertengahan bumi, seperti bola yang dibelah dua.

Secara geografis, matahari tidak selalu terbit di titik 0 derajat sebelah timur. Melainkan, terkadang agak ke atas ekuator terkadang agak ke bawah ekuator. Maksimal derajat naik-turunnya matahari adalah sekitar 23 derajat dari ekuator (lihat: http://en.wikipedia.org/wiki/Axial_tilt). Dari sinilah, terjadi pergantian musim dan asal mula perhitungan kalender masehi. Posisi matahari persis di ekuator adalah sekitar tanggal 20 Maret dan sekitar tanggal 22 September (lihat: http://en.wikipedia.org/wiki/Equinox). Selebihnya agak ke atas atau ke bawah ekuator.

Iseng-iseng, coba jalankan Google Earth. Posisikan di pusat layar ada di kota Madinah. Pada menu "view", pilih "sun". Di bagian layar, geser slider waktu antara pukul 7 - 9 pagi bulan Juni. Pada bulan Juni, posisi matahari sekitar tanggal 21 mencapai titik tertinggi di atas ekuator, yang menandai mulainya musim panas (lihat: http://www.enchantedlearning.com/subjects/astronomy/planets/earth/Seasons.shtml). Perhatikan baik-baik, bahwa posisi matahari agak lebih ke arah Iraq ketimbang Riyadh.

Bukan berarti dengan tambahan ini maka Riyadh terkecualikan dari istilah Najd, yaitu timur. Akan tetapi, Iraq pun kalau berdasarkan arah terbit masuk ke wilayah timur Madinah. Sebagaimana telah susah-payah diterangkan oleh alAkh Abul Jauzaa.

21 Juli 2012 16.19
Anonim mengatakan...
hadits tanduk setan berkaitan erat dengan hadits dibawah: pada akhir zaman Nabi Saw bersabda, “Kamu akan memerangisemenanjung Arabia, lalu Allah akan menaklukannya untukmu. Setelah itu Persia, dimana Allah akan menaklukannya untukmu. Kemudian Rum, dimana Allah akan menaklukannya untukmu. Kemudian kamu akan memerangi Dajjal, dimana Allah akan menaklukannya untukmu. (HR. Muslim, Ahmad dan Ibn Majah)

3 Agustus 2012 20.38
Admin Bin Abdullah mengatakan...
Alhamdulillah... saya puas sekali dengan bantahan2 dari Ustadz Abul Jauza... Semoga Allah Memberkahi antum dan keluarga, Afwan Ustadz kalau ada waktu mohon scan kitab untuk bantahan

14 Agustus 2012 06.18
Anonim mengatakan...
Aslam wr wb

kalau saya ustd saya tinggal pilih saja antara dua kelompok dibawah ini

kelompok A
a. Ulama saya
b. Guru Ulama Saya
c. Ulama yang datang Islamkan
Indonesia
d. Muridnya Imam Syafii
e. Imam Syafii
f QURAN DAN HADIS

Kelompok B
a. Ulama Salafi
b. Gurunya Ulama salafy
c. Nasrudin Albani
d. Moh. bin Abdul Wahab
e. Moh. Bin Abdul Wahab
(mengutip Ibnu Taimiyah)
f. ALQURAN DAN HADIS

JAWABAN SAYA A.
KENAPA ? KARENA TIDAK ADA PENJELASAN NABI YANG MEMBUAT SAYA JADI RAGU.

Katakanlah Wahabi bukan yang dimaksud Nabi tapi sudah dalam pembahasan ulama maka saya jadi ragu
maafkan saya
wasalam

15 Mei 2013 23.07
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Silakan saja Anda memilih A, B, C, D atau apapun yang ingin Anda pilih.

Tapi,....

Memangnya siapa ulama yang meng-Islam-kan Indonesia ?. Ulama-ulama NU dan yang sealiran mereka sebelum kelahiran NU ?. Jika demikian, Anda salah, karena bukan mereka saja yang meng-Islam-kan Indonesia. Coba lihat sejarah Imam Bonjol, KH. Ahmad Dahlan, dan yang lainnya.

Imam Syaafi'iy adalah salah seorang ulama besar yang susah dicari tandingannya. Begitu juga murid-murid beliau. Tapi ternyata, banyak orang yang mengaku bermadzhab Syaafi'iyyah tidak sesuai dengan pengakuannya.

Al-Imaam Asy-Syaafi'iy Berpaham Wahabiy ? .

16 Mei 2013 00.00
Anonim mengatakan...
Aslam ustaz.
saya cuma mau tanya dalam hati kenapa ustad lebih percaya kepada Nasrudin Albani, Abdul Wahab, Ibnu Taymiah ?
padahal mereka tidak bisa disejajarkan dengan Imam Syafii ?
Imam Buchari, Imam Nawawi saja Bermazhab syafii, kenapa ustad tidak bermazhab ?
terus apa maksudnya kitab mereka jadi rujukan mazhabnya ustad ?

bingung saya ustad, tapi kalau ustad bermazhab salah satu dari 4 mazhab itu baru saya tidak akan bingung sebab ke 4 Imam Mazhab itu ilmunya selevel.

tapi kalau ustad mendawahkan kami untuk ikut Nasrudin Albani yang saya baca tulisannya Albani mencela imannya Imam Nawawi, dan semua ulama2 dulu. saya tidak tahu apa kehebatannya.

21 Mei 2013 22.29
Anonim mengatakan...
Islam dan ulamanya tidak harus dikafirkan seperti yang dilakukan oleh Wahhabi..habis dikafirkan semua.
Mungkin sekiranya Nabi Muhammad masih hidup dimuka bumi ini pun baginda tidak akan terlepas dari dikafiran oleh golongan Wahhabiyah ini.
Tidak mustahil pada suatu hari nanti Allah pun Wahhabi kafirkan…wal iyazubillah.
Wahhabi bukan sahaja mengkafirkan Sultan Solahuddin Al-Ayyubi.
tetapi…. WAHHABI TURUT MENGKAFIRKAN IMAM NAWAWI DAN IMAM IBNU HAJAR AL-ASQOLANY!
Saudara seislam sekali….. Apa dah jadi dengan Wahhabi ni?!!!
aduiii..pesal Wahhabi benci sangat dgn ajaran Ahli Sunnah Wal Jamaah dan ulamanya?! tengok dibawah ini seorang lagi ulama Wahhabi yang menjadi rujukan utama oleh Wahhabi dan kitab2 nya diberi secara percuma ketika kita semua pergi menunaikan umrah dan haji…Wahhabi ini yg bernama Muhammad Soleh Uthaimien menyatakan bahawa :
“IMAM IBNU HAJAR AL-ASQOLANY ( PENGARANG FATHUL BARI SYARAH SOHIH BUKHARY) DAN JUGA IMAM NAWAWI ( PENGARANG SYARAH SOHIH MUSLIM) KATA WAHHABI : NAWAWI DAN IBNU HAJAR ADALAH PEMBUAT KESESATAN DAN NAWAWI SERTA IBNU HAJAR BERAQIDAH SESAT DAN MEREKA BERDUA ADALAH KAFIR”!!.
Inilah makna dakwaan Wahhabi.

24 Juni 2013 21.11
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Perkataan Anda itu keliru dan dusta.

24 Juni 2013 22.09
Anonim mengatakan...
sejak jaman nabi Saw, Miqat untuk jamaah asal Najd (Riyadh)dan Miqat untuk Jamaah asal Irak telah dibedakan? Jadi Nabi telah membedakan kalo Jamaah asal Irak dan Jamaah asal Najd adalah 2 hal yang berbeda. Di Irak itu bukan Najd ya, tapi Najf, gak tahu gimane ceritanya Najf itu bisa diartikan Najd. Masa iya sih orang-orang arab dulu menunjuk arah matahari terbit ke arah utara ( Irak )? Timurnya Madinah itu ya Riyadh tad. Lagipula Irak bukanlah daerah dataran tinggi. Jemaah asal Najd ( Riyadh & sekitarnya) kalo ke Mekkah Miqatnya di Qarn (Tanduk) Al Manazil, itu kode dari Nabi tad.

11 Juli 2013 14.01
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Najd yang dibahas bukan Najd dalam masalah miqaat, tapi Najd yang ditunjukkan dalam hadits fitan. Coba baca riwayat yang ini :

حدثنا عبد الله حدثني أبي حدثنا ابن نمير حدثنا حنظلة عن سالم بن عبد الله بن عمر عن ابن عمر قال رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يشير بيده يؤم العراق ها إن الفتنة ههنا إن الفتنة ههنا ثلاث مرات من حيث يطلع قرن الشيطان.

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah : Telah menceritakan kepadaku ayahku (Ahmad bin Hanbal) : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair : Telah menceritakan kepada kami Handhalah, dari Saalim bin ‘Abdillah bin ‘Umar, dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Aku pernah melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berisyarat dengan tangannya menunjuk ke arah ‘Iraaq. (Beliau bersabda) : “Di sinilah, fitnah akan muncul, fitnah akan muncul dari sini”. Beliau mengatakannya tiga kali. “Yaitu, tempat munculnya tanduk setan" [Diriwayatkan oleh Ahmad, 2/143].

Shahih sesuai syarat Al-Bukhaariy dan Muslim.

Atau, menurut Anda, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam keliru ngomong ya, dan yang benar adalah omongan Anda ?

11 Juli 2013 14.52
Anonim mengatakan...
saya menemukan ini ustad

Fatawa Al-Lajnah ad-Daimah jilid 3 fatwa nomer 6667
Soal : Apakah fitnah yang dimaksud dalam Hadits Nabi Saw tentang tanduk syaitan ?

Jawab : dikatakan adalah yg dimaksud Najd tempat pemukiman bani Rabi’ah dan Mudhar, yaitu di daerah Timur. karena ada Hadits Ibnu Umar ketika Rasul Saw bersabda : ” Ya Allah berkahilah syam kami dan yaman kami, mereka berkata ” Dan juga Najd kami wahai Rasul..Maka Nabi menjawab ” Di sanalah muncul kegoncangan dan Tho’un dan juga di sanalah muncul tanduk syaitan “.

Penduduk timur saat itu dari kalangan Mudhar. Yang jelas adalah bahwasanya hadits tersebut mencangkup semua Timur, baik dataran rendah, tinggi maupun tengah. Di antara fitnahnya adalah Fitnah Musailamah Al-Kdzdzab dan fitnah murtadnya bani Rabi’ah dan Mudhar dan selain kedua kelompok tersebut di JAZIRAH ARAB “.

Kemudian Dzul Khuwaisiroh pun dari bani Tamim penduduk Najd..

"Atau, menurut Anda, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam keliru ngomong ya, dan yang benar adalah omongan Anda ?"

kenapa setiap perkataan yang tidak sepaham Ustad, anda vonis dengan mengkotradiksikan dengan perkataan nabi? perkataan Nabi itu Haq dan penafsiran bisa saja salah..

Najd adalah Iraq adalah satu penafsiran.

Najd adalah Najd jg penafsiran.

16 Juli 2013 14.10
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Sebenarnya, Anda membaca tidak ulasan artikel di atas yang terdiri dari 3 judul :


????

Coba baca pelan-pelan dan pahami. Yang disebutkan bahwa Najd dengan 'Iraaq dalam hadits fitnah (kemunculan tanduk setan) memang penafsiran. Akan tetapi penafsiran hadits dengan hadits semisal (sejenis), bukan dengan hadits yang berlainan. Satu jalur periwayatan disebut dengan Najd, namun di jalur periwayatan yang lain dijelaskan dengan 'Iraaq.

Saya tidak menyangkal bahwa Dzulkhuwaisirah itu dari penduduk Nejd. Tapi bukan itu masalahnya. Cara pikirnya jangan melalui kasus, lalu ditarik pada dalil. Ini cara pikir aneh dalam menyimpulkan. Tidak ilmiah. Saya pun bisa berargumentasi hal yang sama dengan Anda, bahwa kobaran fitnah Khawarij (di jaman 'Aliy), Syi'ah, Mu'tazillah, Jahmiyyah, dan yang lainnya munculnya dari negeri 'Iraaq. Itu bukan argumentasi primer.

Yang menjadi argumentasi primer adalah hadits fitan itu sendiri. Apa makna Najd dalam hadits fitnah kemunculan tanduk setan ?.

16 Juli 2013 15.30
Anonim mengatakan...
Saya sangat geli melihat wahabi mati matian mempertahankan najd adalah iraq. padahal wahabi tau bahwa Najd itu ya di Riyadh sekarang. Wahabi mengetahui Najd sebagaimana mrk mengetahui anak kandungnya sendiri, tp mrk menutupi kebenaran.

20 Juli 2013 07.30
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Kalau geli, kenapa komentar ?. Dulu, banyak orang kampung merasa geli ada besi kok bisa ngomong, Eh,.. belakangan setelah anak cucu mereka sekolah, mereka lalu tahu kalau besi yang bisa ngomong tadi namanya radio.

Kembali pada masalah 'geli', alhamdulillah Al-Khaththaabiy rahimahullah tak merasa geli :

دينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من الأخبار

“Najd adalah arah timur. Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].

20 Juli 2013 14.05
Anonim mengatakan...
Yang saya cintai ustad abd jauzaa..

ustad saya ingin bertanya. karena pertanyaan ini ada hubungannya dengan hadist tanduk setan yang dipolemikkan. saya minta ustaz menjawab dengan jujur.Ustad bermazhab apa ? karena jumhur Ulama menyatakan mazhab suni yang tersisa tinggal 4 saja, yang lain sudah ditinggalkan oleh umat sejalan dengan kehendak Allah swt. maaf ustad tidak bermaksud menggurui pilih diantara 5 jawaban dibawah ini :
a. Mazhab Syafii
b. Mazhab Hambali
c. Mazhab Hanafi
d. Mazhab Maliki
e. kombinasi 4 Mazhab (mazhab
wahabi)/TIDAK BERMAZHAB

maaf tidak mendahului ustad saya bisa menebak ustad memilih jawaban no e. (karna bukan ini pertanyaannya)

pertanyaan saya Imam Buhari (rujukan teratas umat ini) saja dia bermazhab syafii
1./ KENAPA USTAD LEBIH CENDRUNG MENGIKUTI NASRUDIN ALBANI, MOH BIN ABD WAHAB yang berasal dari pemahaman IMAM IBN TAIMIYAH (sebelum dia bertobat?)apakah mereka lebih hebat dari Imam Buhari ???
2./ Mimbar ke 4 Mazhab itu jelas naiknya dari depan dan bertangga (kebetulan saya sudah melihat dinegeri-negeri mereka berkat huruzfisabilillah ) dalilnya jelas dari hadits ketika Jibril datang kpd Rasulullah saw pada saat beliau akan naik ke mimbar ketika bulan puasa.Mimbarnya (seperti podium gereja) kaum yang tidak bermazhab mana dalilnya ?

16 September 2013 22.42
Anonim mengatakan...
Assalamu a'laikum saudara-saudaraku...

Cobalah kita berpikir secara sehat & logis, tidak su'udzon serta main tuduh seenaknya.
Najd itu memang di timur madinah & Iraq di utara madinah, tapi kita tidak tahu apakah fitnah yg dimaksud ini Wahabi atau bukan. Allah SWT Maha Mengetahui apa yg sesungguhnya terjadi & suatu saat nanti pasti yang haq akan dimenangkan-Nya. Aamien...

12 Oktober 2013 09.01
Abu Al-Jauzaa' : mengatakan...
Gimana coba,... haditsnya sendiri sudah shahih menunjukkan Najd 'Iraaq,..eh.... ditolak juga karena tidak sesuai harapan. Masyriq dalam bahasa 'Arab itu tidak seperti arti timur dalam konteks mata angin. Coba baca artikel : Wahabi – Bani Tamim – Khawaarij - Dajjaal.

12 Oktober 2013 12.40
Anonim mengatakan...
Hehehe. Kalo mau di lihat secara jernih tentang hadist yang kalian bicarakan itu. Sebetulnya benar semua. Kalo ane sih lebih cendrung ke arah iraq. Kenapa? Pertama: fitnah yang paling berdarah terjadi di karbala.. Kedua: kehancuran peradaban islam juga terjadi di iraq oleh tentara tar tar pimpinan holako khan atas penghianatan grombolan syi'i terhadap penguasa waktu itu. Dan ketiganya adalah. Dimana ada hadist lain yang menjelaskan akan munculnya dajjal dari khurasan dan di ikuti 70 ribu yahudi yang mukanya seperti tameng tambalan.. Maksud tambalan di sini adalah dari ciri khas mereka. Dan di ketahui yahudi berciri khas seperti itu adanya di isfahan iran.. Hayooo pada jujur dweh hehe

24 Desember 2013 03.27
Noor Islam mengatakan...
Hehehe... tepat ustadz.. tidak perlu ditanggapi serious... sudah jelas pembahasan nya kok masih Fanatik tik tik...

15 Februari 2014 22.45
Anonim mengatakan...
Amalan kalian apa?

19 Februari 2014 19.39
Fadil mengatakan...
ane ngikutin imam syafi'i tp ane bingung sm banyak org yg ngakunya mazhab syafi'i tapi ga sepenuhnya berpegang sm ajaran imam syafi'i

ane inget imam syafi'i pernah bilang

“Jika kalian mendapati dalam kitabku sesuatu yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sampaikanlah sunnah tadi dan tinggalkanlah pendapatku –dan dalam riwayat lain Imam Syafi’i mengatakan– maka ikutilah sunnah tadi dan jangan pedulikan ucapan orang.” (Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 1: 63.)

inget iblis di laknat allah karena apa?
inget juga walau iblis hina tetep dia saat ngebantah allah swt buat sujud pd adam dia berdalil.
kalo dia diciptain dr api dan adam dari tanah

semoga abu_jauza di beri kesabaran yang berlimpah sama allah swt, terus berjuang ustadz untuk deen yang lurus..

jazakallah khayr

11 April 2014 02.40
Anonim mengatakan...
Ah gak penting ributin masalah Najd. Ntar jg muncul sendiri.

Yg penting jgn saling berantem sesama muslim,
Ikutin aja hadist dalam kehidupan sehari2

9 Agustus 2014 00.01
Anonim mengatakan...
Sekarang baru terbukti : Isis dan Syiah di mana? Dua2nya di Irak.......piye u.....nu?

9 November 2014 15.58
sugeng mengatakan...
kalau kita baca berita dari awal dulu sampai sekarang, ane lebih ke pendapat najd itu iraq.

ga usah susah2:
1. itu liat berita irak vs iran jaman dulu.
2. invasi AS ke Irak sampai Irak luluh lantak
3. sadam husein mati
4. perang saudara di iraq
5 terakhir, ada ISIS.
6

bayangkan, pikirr. makanya liat berita. samain dengan berita dari rosul. sama gak? klo sama kemungkinan besar yg dimaksud rosul ya iraq.

sekarang liat berita, ada ga berita di riyadh yang kayak seperti iraq?

1. riyadh pernah di invasi mirip2 sama AS ga?

2. Ada yg mirip2 ISIS ga di riyadh sampai2 warganya di gorok lehernya sama ISIS? jawab tidak

3. adakah pimpinan di riyadh yg mati gara2 di invasi oleh musuh lain? jawab tidak

4. di riyadh adakah perang saudara dengan tetangga?

5. rakyat riyadh makmur atau dalam ketakutan yang setiap saat takut di gorok lehernya? jawab tidak

MIKIR lah....,
( ga usah serius2 ya)

8 Desember 2014 10.25
Mahesa Janah mengatakan...
@.aku cuma bingung sama anonim diawal komplen wahabi ditengah bela wahaby diakhir bela wahaby lagi,alitanya mta apa Muhammadiyah...???

8 Maret 2015 23.43


Bersambung ke Bagian Keempat