Thursday, December 10, 2015

Kebenaran Hanya Milik Allah, Betul Sekali, Maka Jalankan Konsekwensi Dari Ucapan Tersebut, Kembalikan Kebenaran Itu Kepada Allah Dan Rasulnya, Bukan Kepada Kyai,Tokoh,Kelompok.. Kalimat Racun: Yang Tahu Kebenaran Hanya Allah?

Kebenaran hanya milik Allah 

Kebenaran Hanya Milik Allah, Disampaikan Oleh Rasulullah

Banyak orang ketika di sampaikan nasehat enjawab “Kebenaran hanyalah milik Allåh”
Barangsiapa yang berdalih ketika disampaikan hujjah kepadanya “kebenaran hanyalah milik Allåh”, maka kita jawab, “benar, kebenaran milik Allåh, dan Allåh-lah yang telah menurunkan Kitab-Nya (Al-qur’an) dan mengutus Råsul-Nya [dengan sunnahnya], dan memilih para shåhabat Råsul-Nya [dalam memahami al-qur’an dan as-sunnah] untuk menerangkan kebenaran tersebut.”

Maka jika ada yang mengatakan kebenaran hanyalah milik Allåh, berarti ia pun harus tunduk kepada al-qur’an dan as-sunnah yang sesuai dengan pemahaman para shåhabat dan orang-orang mengikuti mereka dengan baik….

1. kembali kepada al-qur’an dan as-sunnah
Kenapa harus kembali kepada al-qur’an dan as-sunnah?
Karena Allåh telah berfirman,
 فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا﴿٥٩﴾
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(An-Nisa: 59)
Maka kita wajib mengembalikan kepada al-qur’an dan as-sunnah, bukan kepada “imam-imam tertentu”, apalagi “syaikh/syaikh”, atau “ustadz-ustadz” atau “kiai-kiai” dll. Atau malah dikembalikan kepada “masing-masing” wal ‘iyyadzubillah.
2. mengembalikan kepada pemahaman yang benar dalam memahami al-qur’an dan as-sunnah.
Råsulullåh shållallåhu ‘alaihi wa sallam bersabda, mengenai salah satu penyebab kehancuran umatnya, (yang artinya),
“Mereka mempelajari al-Qur’an, lalu menta’wilnya tidak sebagaimana yang diturunkan Allah..”
[Lihat Silsilah Shahihah no: 2778]
“Sungguh, orang yang masih hidup di antara kalian setelahku maka ia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh kepada Sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk.”
[shåhih, hr. ahmad, abu dawud, tirmidzi, ad-darimy, al-baghawy, al-hakim, al-laalikaaiy, dll.]
Hal ini menunjukkan tentang wajibnya mengikuti Sunnahnya (Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) dan sunnah para Shahabatnya ridhwanullahu ‘alaihim jami’an.
Maka, berarti kita telah MENGIMANI, bahwa Allåh telah menurunkan kebenaran yang ada disisi-Nya kepada seluruh hamba-Nya, tinggal apakah hamba-hamba-Nya tersebut dapat MELIHAT atau KABUR atau BUTA terhadap kebenaran tersebut.
Penjelasan bahwa Allåh telah menurunkan kebenaran-Nya sangat jelas nampak dalam ayat berikut, Allåh subhanahu wa ta’ala berfirman :
قَدْ جَاءَكُمْ بَصَائِرُ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَا ۚ وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِحَفِيظٍ﴿١٠٤﴾
Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu). (Al-An’aam: 104)
wallåhu ta’ala a’lam.
Abu Zulfa Dan Balqis

Yang Tahu Kebenaran Hanya Allah?

kebenaran hanya milik allah

Nov 4, 2015
kesalahan berpikir
Kalimat Racun: Yang Tahu Kebenaran Hanya Allah?

Assalamualaikum ustadz…. ana mau menanyakan satu hal,, terkadang sebagian orang mengatakan bahwa suatu hukum itu hanyalah Allah yg berhak menentukan…

Ambil contoh, seperti masalah halal-haram, sunnah-bid’ah, sah atau tidak dalam ibadah, dll… sehingga kita ga berhak menghukumi
Mereka mengambil dalil:

الحق من ربك فلا تكونن من الممترين

(Al-Baqarah: 147),

Bgmn ini ustad? Mhn penjelasannya

Jawaban:

Wa alaikumus salam wa rahmatullah

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Dalam al-Quran, Allah memuji Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّكَ لَعَلَى هُدًى مُسْتَقِيمٍ

“Sesungguhnya kamu berada di atas petunjuk yang lurus.” (QS. al-Hajj: 67)

Kemudian, seringkali ketika para sahabat ditanya oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mereka tidak tahu jawabannya, mereka menjawab,

اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ

“Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

Sebagai contoh, dalam hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat,

أَتَدْرُونَ مَا الإِيمَانُ بِاللَّهِ وَحْدَهُ؟

“Tahukah kalian, apa itu iman kepada Allah semata?”

Jawab para sahabat,

قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ

Mereka mengatakan, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan prinsip-prinsip islam. (HR. Bukhari 53).

Demikian pula dalam hadis dari Zaid bin Khalid al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat,

هَلْ تَدْرُونَ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟

“Tahukah kalian, apa yang difirmankan Rabb kalian?”

Jawab sahabat,

قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ

Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

Kemudian  Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada mereka, apa yang difirmankan oleh Allah. (HR. Bukhari 1038).

Demikian pula, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji beberapa sahabat. Diantara orang yang dipuji Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena pengetahuannya tentang halal dan haram. Beliau bersabda,

أَرْحَمُ أُمَّتِى بِأُمَّتِى أَبُو بَكْرٍ وَأَشَدُّهُمْ فِى أَمْرِ اللَّهِ عُمَرُ وَأَصْدَقُهُمْ حَيَاءً عُثْمَانُ وَأَعْلَمُهُمْ بِالْحَلاَلِ وَالْحَرَامِ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ

Umatku yang paling kasih sayang terhadap sesama adalah Abu Bakr, yang paling disiplin terhdap aturan Allah adalah Umar, yang paling pemalu Utsman, dan yang paling tahu tentang halal haram adalah Muadz bin Jabal.. (HR. Turmudzi 4159, Ibn Hibban 7137 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Demikian pula, pernyataan Ibnu Mas’ud, ketika megomentari orang yang salah dalam memberi fatwa,

مَنْ عَلِمَ فَلْيَقُلْ ، وَمَنْ لَمْ يَعْلَمْ فَلْيَقُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ

Siapa yang tahu, silahkan dia bicara. Dan siapa yang tidak tahu, ucapkan, ‘Allahu a’lam’ (HR. Bukhari 4774)

Manusia Juga Tahu Kebenaran

Dari semua bukti di atas, kita hendak menyimpulkan bahwa manusia juga tahu kebenaran. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu kebenaran,. Bahkan Allah memuji beliau dan Allah tegaskan bahwa beliau berada di atas jalan yang lurus. Demikian pula para sahabat, termasuk Muadz yang disebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai sahabat yang paling paham masalah halal dan haram.

Ketika sahabat mengatakan, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu kebenaran.

Karena itu, ketika ada orang yang menyatakan, “Yang Tahu Kebenaran Hanya Allah” ini jelas mendustakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Atau setidaknya menganggap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak tahu kebenaran.

Jika kaidah ini berlaku, berarti orang mengatakan, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu’ telah berbuat syirik. Menyekutukan Allah dengan Rasul-Nya dalam masalah pengetahuan.

Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu kebenaran, sahabat juga bisa mengetahui kebenaran. Para sahabat mengambil kebenaran itu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula orang lain di bawah genearasi sahabat.  Mereka bisa mengambil kebenaran itu dari generasi atasnya yang tahu kebenaran. Dan demikian seterusnya, hingga kebenaran itu sampai ke kita.

Kalimat Racun

Barangkali ini kalimat racun yang disebarkan di tengah masyarakat. Dengan tujuan sebagai pembelaan bagi mereka yang tersedutkan pendapatnya karena  tidak didukung dalil. Mereka punya maksud jahat dengan menggunakan kalimat ini, yaitu untuk mempertahankan kesesatan yang mereka miliki.

Anda tidak perlu menyalahkan pendapat orang lain, tidak perlu menyesatkan orang syiah, meskipun mereka benar-benar salah dan menyimpan dari kebenaran al-Quran dan sunah.

“Jika yang tahu kebenaran hanya Allah”

Lalu untuk apa Allah mengutus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, menurunkan al-Quran, mengutus Jibril untuk menemui para nabinya, kalau tidak untuk menjelaskan kebenaran kepada mereka?

“Jika yang tahu kebenaran hanya Allah”

lalu untuk apa pula kita belajar al-Quran, belajar hadis, mengkaji sunah-sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mempelajari keterangan para sahabatnya?

Karena itulah, kebenaran parameternya jelas, bukan bias. Jika kebenaran parameternya tidak jelas, tidak ada gunanya Allah menurunkan al-Quran dan tidak ada gunanya pula bimbingan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dalam al-Quran, Allah banyak memerintahkan kita untuk yakin dan yakin, dan melarang untuk ragu dengan ajaran islam. Misalnya firman Allah,

الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu” (QS. al-Baqarah: 147)

Jika kebenaran itu relatif, dari mana kita bisa yakin?

Kalimat yang Benar

Sumber kebenaran adalah Allah. Ini kalimat yang benar. Kemudian Allah tunjukkan kebenaran itu kepada para hamba-Nya. Baik melalui wahyu yang Allah berikan langsung kepada mereka, seperti yang dialami para nabi. Atau melalui keterangan yang dibawa nabi, seperti al-Quran dan sunah. Inilah yang dimaksud dari firman Allah,

الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu” (QS. al-Baqarah: 147)

Sehingga siapa yang pemikirannya, aktivitasnya, ucapannya, disesuaikan dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, berarti dia di posisi sesuai kebenaran.

Sebaliknya, siapa yang tidak mengikuti ajaran beliau, menyimpang dari prinsip agama yang beliau sampaikan, maka dia sesat.

Allah berfirman,

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS. an-Nisa: 115)

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Minggu, Desember 13, 2015
Jawabanku untuk EMHA Ainun Najib
Kutipan dari perkataan EMHA Ainun Najib:
“Soal syirik itu kan haknya Allah yang mengetahui syirik, kufur hanya Allah yang punya hak bukan oleh manusia," tuturnya.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Syirik itu bukan hanya Allah yang mengetahui, tapi manusia juga harus tahu ajaran syirik dan tauhid. Bila tidak tahu  di dunia  sebelum mati,lalu menjalankan kesyirikan  maka  di akhirat akan berbahaya.
Syirik sudah dijelaskan oleh Allah  dan RasulNya dalam quran atau hadis dengan sejelas – jelasnya. Lalu bagaimana   di katakan  bahwa  syirik hanya Allah yang  tahu dan manusia  tidak paham  tentang hal itu. Ini sangat keliru dan tidak benar.
Masak Allah mengancam orang syirik  dengan neraka, lalu Allah  tidak menjelaskannya di dunia. Sungguh zalim Allah bila  tidak menunjukkan syirik kepada manusia di duna lalu memasukkan manusia  yang  syirik ke neraka. Ingatlah ayat sbb:
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚ قَالُوا شَهِدْنَا عَلَىٰ أَنفُسِنَا ۖ وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ
  Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.  An`am 130

Contoh  syirik.
Pernyataan Tuhan tiga.
Bersumpah Dengan Selain Allah
Memakai Gelang dan Benang Penangkal
Mengalungkan Jimat
Ruqyah (Mantera atau Jampi yang syirik )
Sihir
Tanjim (Ramalan Perbintangan)
Perdukunan dan Ramalan
Bernadzar Untuk Selain Allah
Menyembelih Untuk Selain Allah
Thiyarah (Berperasaan Sial Karena Melihat, Mendengar atau Bertemu Sesuatu / burung )
Tabarruk / Meminta Berkah Kepada Pohon dan Batu dll
Kata-kata Yang Mengesankan Syirik
Memberi nama dengan nama Allah atau dengan nama yang tidak layak kecuali hanya untuk-Nya.
Menamai manusia dengan nama Abd (hamba) selain Allah
Ghuluw pada Nabi, Shalihin & Kubur
Ghuluw (berlebihan) dalam Mengagungkan Nabi SAW ( prantara syirik )
.Ghuluw (berlebihan) dalam Mengagungkan Orang Salih ( prantara syirik )
Mengagungkan Kuburan ( prantara syirik )
Menjadikan Kuburan Sebagai Masjid ( media  syirik )
Lebih detil lihat disini.

Tidak benar pernyataan Ainun Najib bahwa hanya Allah yang tahu  syirik sedang manusia  tidak paham kpdnya. Ini sangat menyesatkan dan tidak mengarah ke  jalan yang lurus.

Beribadah  tanpa dalil itu juga syirik, suatu misal puasa mutih, ngerowot dll.
Bila  puasa mutih itu di jalankan, maka orang yang melakukannya adalah musrik.
Allah  tidak memerintah puasa mutih, lalu  dia  mengerjakannya. Ibadah sedemikian ini termasuk syirik. Mestinya dia tidak menjalankannya . Allah berfirman:
قُلْ اِنَّمَا اَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوْحَى اِلَيَّ اِنَّمَآ اِلَهُكُمْ اِلَهٌ وَّاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَّلاَ يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ اَحَدًا.
"Katakanlah (Ya Muhammad)!  Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahawa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa.  Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang soleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". Al-Kahfi, 18:110.
Bergolong – golong , ber ormas , bermadzhab juga  syirik  sebagaimana ayat :
وَلاَ تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ(31)مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ(32)
janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.  31 -32 Rum.

Penyembah thaghut    musrik . Allah berfirman:
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Baqarah 257
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah thaghut , yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Berdoa kepada selain Allah  sebagaimana  ayat:
بَلْ إِيَّاهُ تَدْعُونَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُونَ إِلَيْهِ إِن شَاءَ وَتَنسَوْنَ مَا تُشْرِكُونَ
(Tidak), tetapi hanya Dialah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya, jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah).  41 an`am

Penyembah matahari   sebagaimana ayat:
فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَٰذَا رَبِّي هَٰذَا أَكْبَرُ ۖ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ
Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. An`am 78

Berkeyakinan ada penyelamat atau pelenyap kesedihan  selain Allah. Ini  juga syirik sebagaimana ayat:
قُلِ اللَّهُ يُنَجِّيكُم مِّنْهَا وَمِن كُلِّ كَرْبٍ ثُمَّ أَنتُمْ تُشْرِكُونَ
Katakanlah: "Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-Nya".  An`am 64
Penyembah berhala  sebagaimana ayat:
وَحَاجَّهُ قَوْمُهُ ۚ قَالَ أَتُحَاجُّونِّي فِي اللَّهِ وَقَدْ هَدَانِ ۚ وَلَا أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِ إِلَّا أَن يَشَاءَ رَبِّي شَيْئًا ۗ وَسِعَ رَبِّي كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۗ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ
Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu hendak membantah tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku". Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya)?" an`am 80

Kaum Nabi  Ibrahim adalah penyembah berhala > Dan Ibrahim tidak  takut pada berhala – berhala mereka.
Menyatakan Isa sebagai  Tuhan  sebagaimana ayat:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.  Maidah 72

Fanatik kepada pendapat ulama yang mengalahkan dalil.  Ini kesyirikan yang membudaya dan harus di lenyapkan, sebagaimana ayat:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَٰهًا وَاحِدًا ۖ لَّا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
 “Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh  menyembah Ilah Yang Maha Esa, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (at-Taubah:31)
Meyakini ada yang mampu mendatangkan angin selain Allah atau memberi petunjuk di kegelapan darat  dan laut  , Allah berfirman:
أَمَّن يَهْدِيكُمْ فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَن يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَّعَ اللَّهِ ۚ تَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan dan siapa (pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya). Naml 63

Meyakini  ada pencipta  selain Allah sebagaimana ayat:
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ ۗ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ ۚ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).  Qashas 68

Meyakini ada  yang  mencipta, memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan  selain Allah. Allah berfirman:
للَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ۖ هَلْ مِن شُرَكَائِكُم مَّن يَفْعَلُ مِن ذَٰلِكُم مِّن شَيْءٍ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. Rum 40

Berdoa kepada selain Allah  sebagaimana ayat :
ذَٰلِكُم بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ ۖ وَإِن يُشْرَكْ بِهِ تُؤْمِنُوا ۚ فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ
Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Ghafir 12

Meyakini ada yang   bisa memberi safaat di akhirat selain apa yang  telah ditetapkan oleh dalil sebagaimana ayat:
لَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَىٰ كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُم مَّا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُمْ ۖ وَمَا نَرَىٰ مَعَكُمْ شُفَعَاءَكُمُ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ فِيكُمْ شُرَكَاءُ ۚ لَقَد تَّقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنكُم مَّا كُنتُمْ تَزْعُمُونَ
Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa'at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah). 94 al an`am

Menjadikan jin  sebagai pelindung dan berdoa kepadanya  sebagaimana ayat:
وَجَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ ۖ وَخَرَقُوا لَهُ بَنِينَ وَبَنَاتٍ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يَصِفُونَ
Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan. An`am 100

Taat kepada orang yang  membantah agama  Islam  sebagaimana ayat:
وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ ۗ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰ أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ ۖ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ
Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.al an`am 121

Komentarku ( Mahrus ali ):
Ajaran agama Islam ini sudah final, sudah benar, bila di salahkan  orang yang  ahli bantah lalu anda ikut padanya maka anda dalam hal ini  tidak bertauhid lagi tapi sudah masuk ke ranah kesyirikan. Karena itu, jangan ikut padanya tapi ikutilah  dalil Allah ini.
Meyakini  ada yang  bisa memberi petunjuk kepada kebenaran selain Allah  sebagaimana ayat :
قُلْ هَلْ مِن شُرَكَائِكُم مَّن يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ ۚ قُلِ اللَّهُ يَهْدِي لِلْحَقِّ ۗ أَفَمَن يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَن يُتَّبَعَ أَمَّن لَّا يَهِدِّي إِلَّا أَن يُهْدَىٰ ۖ فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ
Katakanlah: "Apakah di antara sekutu-sekuturmu ada yang menunjuki kepada kebenaran?" Katakanlah "Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran". Maka apakah orang-orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan? Yunus  35

Meyakini ada Tuhan di langit dan bumi  selain Allah sebagaimana ayat:
قُلْ مَن رَّبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ ۚ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُم مِّن دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ ۗ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ۚ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
bil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa". Ra`d 16