Monday, December 28, 2015

Surat Anak-Anak Suriah Kepada PBB: “Jangan Biarkan Rusia Dan Asad Bunuh Kami” Turki: “Rusia Bantai Anak-Anak, Perempuan Dan Orang Tua, Ini Sangat Tidak Manusiawi”

resized_35952-7febd2edunchildrenTurki-Rusia Bantai warga Sipil-jpeg.image

Ahad, 15 Rabiul Awwal 1437 H / 27 Desember 2015 21:47
Anak-anak Suriah yang bersekolah di Turki telah menulis surat kepada PBB untuk mendesak organisasi internasional tersebut agar menghentikan serangan yang dilakukan oleh Rusia dan rezim Basyar Asad terhadap warga sipil.
“Kami sangat menyesal atas serangan udara yang dilakukan oleh Rusia bersama Asad, dan kami ingin serangan segera berakhir. Jangan biarkan Rusia dan Asad membunuh orang yang tidak bersalah. Saya belum melihat kakek dan nenek saya selama tiga setengah tahun ini,” tulis Siyam Ismail, seorang anak berusia 9 tahun dalam suratnya, seperti dilansirYenisafak.com, Ahad (27/12).
Hal senada juga disampaikan seorang anak Suriah lainnya. Mohamed Wezir menulis surat untuk PBB, “Semua anak-anak Suriah mengalami kesulitan, kami ingin PBB mendengar kami.”
Perang Suriah telah menelan korban jiwa lebih dari 400.000 orang, menurut laporan PBB November lalu. Sementara jumlah pengungsi mencapai setengah dari penduduk negara yang dilanda perang sejak Maret 2011 lalu itu . Lebih dari 11 juta orang lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka atas kejahatan yang dilakukan oleh Asad terhadap rakyat Suriah.
Para korban yang paling terpukul atas terjadinya perang adalah anak-anak. Dalam delapan bulan pertama peperangan terjadi, 2.209 anak-anak Suriah meregang nyawa, menurut lembaga Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris. Dan tentu saja selama hampir lima tahun perang ini, jumlah anak-anak yang kehilangan nyawanya kian berlipat. (EZ/salam-online)
Sumber: Yenisafak
http://www.salam-online.com/2015/12/surat-anak-anak-suriah-kepada-pbb-jangan-biarkan-rusia-dan-asad-bunuh-kami.html


Turki: “Rusia Bantai Anak-anak, Perempuan dan Orang Tua, Ini Sangat tidak Manusiawi”

Ahad, 15 Rabiul Awwal 1437 H / 27 Desember 2015 06:13
Serangan Rusia terhadap warga sipil Suriah sangat tidak manusiawi dan bertentangan dengan hati nurani manusia, demikian ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada kantor berita Anadolu, Sabtu (26/12).
“Kami sangat mengutuk pembantaian Rusia terhadap warga sipil, termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua,” kata Cavusoglu, seraya menambahkan bahwa serangan tersebut di daerah warga sipil Suriah kini terjadi hampir setiap hari.
“Serangan ini sangat tidak manusiawi dan bertentangan dengan hati nurani manusia,” ujarnya.
Dia mencontohkan, Rusia melancarkan serangan terhadap warga sipil di Ghouta Timur. Sedikitnya 30 orang terbunuh, termasuk delapan anak, dalam serangan di distrik Hamuriye, dan enam warga sipil meregang nyawa dalam serangan di distrik Irbin, Kamis (24/12) lalu.
Cavusoglu juga mencontohkan, pesawat tempur Rusia membunuh warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak dalam serangan di permukiman dan rumah sakit di kabupaten Azaz di Aleppo Kamis dan Jumat (25/12) lalu. Dalam serangan ini, selain membunuh banyak warga sipil, perempuan dan anak-anak, sejumlah orang mengalami luka-luka parah dan dikirim ke rumah sakit di tenggara provinsi Kilis, Turki.
Dia mencatat, lima orang gugur dan 10 lainnya luka-luka dalam serangan udara Rusia lainnya di Masjid Batul di distrik Zebdiya wilayah oposisi di Aleppo saat shalat Jumat.
“Kami ingin semua pihak, masyarakat internasional, bertanggungjawab, dan harus menghentikan serangan-serangan yang sangat berbahaya ini. Serangan-serangan ini tidak hanya mengancam perdamaian di Suriah, tetapi juga perdamaian di kawasan itu,” kata Cavusoglu.
Sementara Amnesty International yang berbasis di Inggris mencatat untuk pekan ini saja lebih dari 250 warga sipil tewas dalam serangan udara Rusia di Suriah. Laporan ini juga menyebut bahwa pemerintah Rusia sedang berusaha untuk menutupi-nutupi korban dari warga sipil.
Laporan Amnesty International juga menunjukkan militer Rusia telah menggunakan bom cluster ke wilayah sasaran warga sipil yang padat penduduknya. Bom cluster dilarang secara internasional.
Selain itu Amnesty International dalam laporannya mencatat serangan udara Rusia menyebabkan kerusakan yang besar di daerah permukiman seperti rumah, masjid, pasar, sekolah dan rumah sakit. “Ini melanggar hukum kemanusiaan internasional,” demikian Amnesty. (mus)
Sumber: Anadolu