Saturday, January 30, 2016

Mengapa Kita Harus Membantu Muslim Suriah ? Meragukan Kekafiran Dan Bela Bashar Al-Assad Merusak Iman ( Bisa Batalkan Aqidah Islam )

Mengapa Kita Harus Membantu Muslim Suriah ?

Mengapa Kita Harus Membantu Muslim Suriah ?

Jeritan anak-anak kecil, tangisan orang tua renta yang kehilangan sanak saudara dan  rintihan batin korban luka-luka yang kehilangan anggota badannya menjadi pemandangan memilukan yang terjadi setiap harinya di Suriah. Hingga kini, jumlah korban jiwa telah mencapai lebih dari 300.000 jiwa sejak tragedi berdarah ini terjadi di tahun 2011. Lebih dari 2 juta penduduk kehilangan tempat tinggal yang mengharuskan mereka rela tinggal di tenda-tenda pengungsian yang jauh dari kata layak untuk tempat tinggal. Krisis inipun telah menelan ratusan ribu korban luka-luka berat akibat muntahan bom birmil dan roket-roket yang diluncurkan oleh rezim tiran secara sporadis. Boleh jadi angka-angka tersebut masih terus bertambah setiap harinya.
Tentu saja tidak ada yang mengetahui secara persis kapan tragedi kemanusian ini akan berakhir, kecuali hanya Allah Sang Maha Pencipta. Namun, bagaimana pun juga tidak ada alasan bagi kita untuk menutup mata dan telinga dari penderitaan rakyat Suriah yang semakin bertambah hari bertambah pula duka dan nestapa mereka.
Ironisnya lagi, di tengah penderitaan rakyat muslim Suriah masih ada yang memandang sebelah mata terhadap bantuan kepedulian kepada mereka. Bahkan ada pula yang bersikap melampaui batas dengan menuduh setiap bantuan kemanusiaan yang dikirimkan ke Suriah hakikatnya membantu para teroris. Tentu saja, tuduhan keji seperti ini menjadi cerminan buruk dan rendahnya nilai kemanusiaan yang dimiliki.
Ditambah lagi, ucapan-ucapan sumir yang menganggap membantu saudara sebangsa yang lebih dekat jauh lebih penting dari pada membantu orang jauh yang tidak ada kaitannya dan hubungan darah. Apa pun komentar dan anggapan yang keluar dari sebagian kalangan, hal itu tak lepas dari ketidaktahuan tentang arti pentingnya membantu muslim Suriah. Benarlah perkataan matsal ‘arobi (kata mutiara arab) “Annaasu a’daau maa jahiluu” (manusia seringnya memusuhi apa yang tidak mereka ketahui).
Sebagai seorang muslim yang ditakdirkan menjadi warga negara Indonesia, membantu rakyat muslim Suriah seharusnya menjadi “kewajiban” dan “kebutuhan”. Sejatinya kita lah yang butuh untuk membantu mereka. Bukan mereka –rakyat Suriah- yang membutuhkan bantuan kita. Mengapa demikian? Karena dengan adanya krisis kemanusiaan di Suriah saat ini sejatinya menjadi moment baik bagi kita kaum muslimin Indonesia untuk membantu mereka agar bisa mendapatkan doa-doa mustajab dari mereka. Bukankah doa-doa orang yang terdholimi mustajabah di hadapan Allah ?! Diharapkan dengan doa-doa mereka bisa merubah kondisi bangsa kita ini menjadi lebih baik dari pada sebelumnya dan saat ini.
Memang tidak mudah untuk membuka mata hati agar mau peduli dengan saudaranya apalagi yang berada jauh di Suriah sana. Berikut ini beberapa alasan kenapa kita harus membantu mereka;
1.Keterkaitan muslim Suriah dengan muslim Indonesia diikat dengan ikatan persaudaraan yang ditetapkan oleh Allah ta’aa. Sebuah ikatan persaudaraan yang menembus batas teritorial negara dan letak geografis. Sebagaimana firman-Nya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara” [ QS. Al Hujurot (49) : 10 ].
2.Negeri Suriah adalah kawasan yang termasuk wilayah bumi Syam yang diberkahi oleh Allah ta’ala. Bahkan negeri Suriah menjadi jantung bumi Syam. Negeri Suriah juga bagian dari bumi yang dinaungi oleh para malaikat Ar Rohmân. Hal itu seperti yang dikabarkan oleh Rosululloh -shollallohu ‘alaihi wa sallam- : “Beruntunglah negeri Syam, -beliau ucapkan tiga kali-. Sesungguhnya para malaikat Ar Rohman membentangkan sayap-sayapnya di atas bumi Syam” [HR. Ahmad]. Inilah bentuk kemuliaan bumi Syam atas negeri-negeri lainnya yang ditetapkan oleh Allah Robbul ‘Izzah. Menjadi kewajiban bagi setiap mukmin untuk memuliakan apa yang dimuliakan oleh Allah ta’ala dan mengagungkan apa yang diagungkan oleh-Nya. Itulah konsokwensi iman. Namun, hari ini bumi Syam telah kehilangan kemuliaan dan kemerdekaannya. Akankah kita membiarkannya ?!
3.Kebaikan dan keburukan kaum muslimin di seluruh dunia ditentukan dengan kebaikan dan keburukan penduduk negeri Syam. Hal itu telah dinyatakan oleh baginda Nabi Muhammad -shollallohu ‘alaihi wa sallam- dalam sabdanya : “Apabila telah rusak penduduk negeri Syam, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian” [HR. Ahmad]. Jika kita mengabaikan persoalan negeri Syam maka keburukan dan kebinasaan juga akan menimpa kita semua. Inilah yang dipahami oleh para pendahulu kita dari generasi terbaik umat ini yaitu dari kalangan sahabat Nabi. Tidak mengherankan jika dalam catatan sejarah telah mengabadikan bagaimana kegigihan mereka dalam mebebaskan bumi Syam dari cengkeraman penguasa dzolim. Akankah kita mengabaikannya sementara darah ribuan syuhada telah dipersembahkan untuk membebaskan dan memuliakannya?!
4.Sudah banyak dari kalangan rakyat Suriah yang tertindas mengirimkan pesan-pesan dan permohonan bantuan kemanusiaan ke seluruh penjuru dunia melalui media sosial. Beraneka ragam bentuk permohonan bantuan  yang mereka kirimkan, mulai dari keamanan diri, bantuan makanan, bantuan pakaian dan kebutuhan hidup lain. Masihkah kita berdiam diri tatkala ada sebagian dari saudara kita berteriak meminta pertolongan? sementara dalam hadits qudsi Allah meminta pertanggung-jawaban kepada seorang hamba ketika ada saudaranya meminta bantuan namun dia tidak membantunya. Sebagaimana dalam hadits shohih Muslim, Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- pernah bersabda : Allah berfirman : “Wahai anak Adam, Aku sakit dan engkau tidak menjenguk-Ku. Berkata sang hamba :”Ya Robb, bagaimana mungkin aku menjengu-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam?! Allah berfirman : tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku fulan sedang sakit, jikalau engkau menjenguknya niscaya akan kau dapati Aku di sisinya. Wahai anak Adam, Aku meminta makan kepadamu dan engkau tidak memberi-Ku makan. Berkatalah sang hamba : wahai Robb, bagaimana aku memberi-Mu makan sedangkan Engkau adalah Robb semesta alam?! Tidakkah kau ketahui bahwa hamba-Ku fulan meminta kepadamu makan dan engkau tidak memberinya makan, tahukan engkau jikalau kau memberinya makan niscaya engkau akan mendapatinya di sisi-Ku” [HR. Muslim].

Lalu, akankah kita menghindar dari pertanyaan tersebut di hari kiamat kelak ?! alasan apakah yang akan kita sodorkan tatkala kita menghindar dari tanggung jawab itu, sementara informasi tentang penderitaan mereka telah sampai kepada kita?!

5.Saat ini tragedi kemanusiaan yang terjadi di Suriah sudah ditetapkan oleh PBB sebagai krisis kemanusiaan terbesar pasca perang dingin. Hal itu telah disampaikan oleh sekjen PBB Ban Ki Moon dalam banyak moment. Masihkah kita menganggap remeh permasalahan ini?! tidak peduli kah kita dengan mereka?!
6.Urusan peduli dan rasa kemanusiaan tidaklah selamanya diukur dengan dekat atau jauhnya jarak yang ditempuh. Tidak pula selamanya yang dekat lebih penting dari pada yang jauh. Bisa jadi kenestapaan dan penderitaan yang berada jauh dari kita, lebih mendesak kebutuhannya dari pada yang lebih dekat. Dan boleh jadi kepeduliaan kita dengan orang yang terjauh dari kita menjadi sebab turunnya barokah dan rohmah untuk orang-orang yang lebih dekat dengan kita. Tidakkah kita ambil pelajaran dari kebijakan kholifah Abu Bakar –rodliyallohu ‘anhu- tatkala beliau berpendirian kuat untuk memberangkatkan pasukan Usamah bin Zaid ke Syam sementara kondisi di Madinah sendiri dalam keadaan labil. Banyaknya gerakan pemurtadan dan pemberontakan dan pembangkangan di sekitar Madinah, menjadi pertimbangan bagi sebagian besar sahabat Nabi tidak terkecuali Umar bin Khotthob untuk memberikan saran kepada Kholifah Abu Bakar menunda pemberangkatan pasukan Usamah bin Zaid. Namun secara tegas Abu Bakar menolak penundaan tersebut dan tetap memberangkatkan pasukan Usamah menuju ke Syam untuk membebaskan para penduduknya dari penguasa dzolim Romawi saat itu. Di luar dugaan, keberangkatan pasukan tersebut justru membuat kondisi di Madinah stabil.
7.Beberapa waktu yang lalu, kaum muslimin di Gaza-Palestina juga mengadakan penggalangan dana untuk muslimin Suriah. Subhanalloh, mereka dalam kondisi yang memprihatinkan masih mau peduli dengan yang lain. Lalu bagaimana dengan kita?! Tidak malukah kita sebagai kaum muslimin Indonesia yang hidupnya relatif lebih aman dan nyaman ketimbang saudara-saudara kita di Gaza-Palestina?! seharusnya info ini menjadi motivasi bagi untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
Semoga beberapa alasan ini bisa membuka mata hati kita untuk lebih peduli dengan saudara-saudara kita yang tertindas di negeri Syam. Kita pun berharap semoga Allah ta’ala melimpahkan keberkahan bagi negeri ini dikarenakan kepedulian kita terhadap saudara-saudara yang ada di sana.
Oleh : Abu Harits, Sekjen Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS)


Sobat muda...pada artikel penyebab perang Suriahsaya sudah menyampaikan latar belakang dan faktor penyebab perang Suriah. Sekarang saya akan sedikit menggambarkan alasan mengapa kita perlu peduli Suriah? Mungkin sebagaian dari kita akan berkata “ bukankah banyak juga ummat Islam yang perlu bantuan, kenapa harus Suriah?” Berikut ini alasannya.


1. Jelasnya Antara Haq dan Batil
Perang Suriah adalah perang yang dilatar belakangi faktor Ideologi sedangkan faktor yang lain hanya sekedar bumbu saja. Perang antara kaum Muslim dengan Syiah Nushairiyah atau lebih dikenal dengan Alawi. 

Alawi adalah salah satu sekte atau aliran syiah yang cukup sinkretis karena juga menyerap beberapa unsur keagamaan lain di sekitarnya mulai dari kekeristenan, zoroastrianisme hingga paganisme. Alawi punya keyakinan reinkarnasi yaitu pada saat seseorang wafat, ia dapat berubah wujud menjadi mahluk lain. Keyakinan ini jelas tidak dikenal dalam Islam pada umumnya. Ini semacam kepercayaan akan ajaran reinkarnasi yang mungkin diadopsi dari kepercayaan pra-Islam di sekitar Suriah. 

Alawi secara harfiah berarti “mereka yang menganut ajaran Ali”. Aliran ini tumbuh dan berkembang di Suriah. Di negara itu ada sekitar 1,5 juta orang pemeluk alawi dari 22, 5 juta penduduknya. Tetapi walaupun minoritas tetapi kelompok Alawwi ini yang menguasai pemerintahan. Tidak hanya itu kebatilan yang di anut oleh Bashar Asaad dan kroninya. Mereka juga mengahalangi kaum Muslim untuk beribadah seperti shalat dan puasa. Sebagaimana yang diungkapkan mantan tentara Bashar bahwa jika mereka ketahuan menjalankan Shalat atau Puasa mereka akan mendapatkan sanksi militer.

Jadi sudah sangat jelas bahwa perang Suriah bukan perang saudara antara sesama Muslim, tetapi perang umat Muslim dengan orang kafir Musuh Allah Subahanahu Wa Ta’ala. 

2. Mereka Muslim
Allah Ta’ala berfirman:
إِخْوَةٌ الْمُؤْمِنُونَ إِنَّمَا 

“Sesungguhnya kaum mukminin itu adalah bersaudara.” (QS. Al-Hujurat: 10). 

Kiranya ayat di atas sudah menggambarkan betapa kuatnya ikatan persaudaraan karena Dien. Bahkan, persaudaraan itu lebih kuat dibandingkan dengan persaudaraan ikatan darah. Hal ini juga diperkuat dengan hadist Nabi Solallohu Alaihi Wasalam.

"Tidak beriman seorang muslim itu sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri" (Hadis Riwayat al-Bukhari)

Maka sungguh, setiap kaum Muslim adalah saudara kita yang wajib kita cintai sebagaimana diri kita. Penderitaan Muslim suriah adalah penderitaan kaum Muslimin semua. Perjuangan mereka juga perjuangan kita. Marilah sedikit kita peduli terhadap mereka walau hanya dengan sebait doa.

3. Mereka Berjuang untuk Allah
Tahun 2011 merupakan awal Revolusi Islam babak baru di Jazirah Arab atau lebih dikenal dengan istilah “Arab Springs” yang dimulai dari Tunisia, Mesir, Libya sampai Suriah. Akan tetapi, ada perbedaan mendasar antara revolusi Suriah dengan yang lainya. Revolusi di Tunisia, Mesir dan Libya adalah revolusi untuk kepentingan diri mereka sendiri, tetapi revolusi di Suriah adalah revolusi untuk Allah, untuk ummat Islam secara keseuruhan. 

Berikut saya kutip beberapa keterangan yang memperkuat hal itu.

“Hasil Studi terbaru oleh IHS Jane’s, sebuah konsultan pertahanan, menyatakan bahwa kelompok perlawanan jihad di Suriah didominasi oleh kelompok-kelompok Islam yang menginginkan Khilafah. Inilah yang membuat Barat tidak sungguh-sungguh melangserkan rezim Basyar Assad.

Kelompok perlawanan yang didominasi oleh pejuang Islam, telah menimbulkan ketakutan Barat akan jatuhnya senjata-senjata strategis ke tangan mereka.

Dalam laporan Lembaga konsultan pertahanan itu seperti yang dilansir www.telegraph.do.uk (15/9), disebutkan adanya ketakutan bahwa perlawanan terhadap rezim Assad akan semakin didominasi oleh kelompok Islam yang mereka tuding ekstrimis”.
Kemudian beberapa kutipan berkaitan dengan yel-yel rakyat Suriah.

Syabab.Com - Apakah rakyat Suriah menginginkan demokrasi? Jawabannya sangat jelas kita dengar langsung dari Allepo (Halab), Suriah. "Rakyat ingin Khilafah sekali lagi!" demikian yel-yel yang dinginkan oleh rakyat Suriah.

Percaya tidak percaya, revolusi di bumi Syam memang mengarah kepada Islam, bukan demokrasi seperti yang diberitakan media Barat. Ribuan kaum Muslim di Allepo (Halab) Suriah kembali menguatkan apa yang diinginkan rakyat Suriah, yaitu Khilafah yang baru. 

"Dengarlah wahai dunia apa yang rakyat inginkan, rakyat menginginkan khilafah baru," kata Revolusi Pemuda Pembebasan Suriah dalam halaman pagenya (Tahrir.Syria2011).

"Wahai Arab, wahai muslim, takutlah, takutlah karena rakyat Suriah. Demi Allah, kekecewaan anda diharamkan, jadi apa yang rakyat Suriah inginkan," kata pemimpin aksi massa di hadapan ribuan penduduk dalam aksi Jumat "Jika mereka meminta pertolongan kepada dalam agama maka kamu wajib memberikan pertolongan", 09/03/2012.

Massa pun serentak meneriakkan jawabannya berulang kali dengan yel-yel, "Rakyat, ingin Khilafah sekali lagi! Rakyat ingin Khilafah sekali lagi!".

Selain itu sobat muda juga bisa melihat yel-yel mereka di youtube. Subhallah !!!

4. Pendapat Ulama
Mengenai perang Suriah sungguh menyita perhatian ummat Muslim di penjuru dunia. Banyak ulama yang memberikan pendapat yang pada intinya mendukung perjuangan rakyat Suriah. Berikut beberapa pendapat ulama mengenai perang di Suriah.

Asy-Syaikh Al-’Allamah Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah

Asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah berkata,

الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاةُ وَالسّلامُ عَلى رَسُولِ اللهِ، وعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ اتَّبَعَ هُداهُ

Aku menghimbau kepada Ahlus Sunnah di Kerajaan Saudi Arabia dan Negara-negara lainnya untuk peduli terhadap saudara-saudara mereka Ahlus Sunnah di Suriah, dengan mengulurkan bantuan untuk mereka, terutama para korban dan terlantar.
disampaikan oleh Mu’adz bin Yusuf asy-Syammari
(direkam malam 28 Ramadhan 1434 H / 6 Agustus 2013 M)
http://www.alwaraqat.net/content.php?5137

* * *
Kemudian, keesokan harinya ketika diklarifikasi kembali tentang himbauan tersebut, maka Asy-Syaikh Rabi’ menjawab, “Ya, memang demikian. Siapapun yang bertanya (tentang masalah ini) niscaya aku jawab dengan jawaban yang sama.” Beliau juga menambahkan, “Kepada segenap Ahlus Sunnah agar membantu rakyat Suriah sesuai kemampuannya. Hendaknya menyalurkan bantuan tersebut melalui lembaga khusus/resmi yang benar-benar bisa menyampaikan dana bantuan kepada orang-orang yang berhak.”disampaikan oleh Abu Ziyad Khalid Baqais(29 Ramadhan 1434 H / 7 Agustus 2013 M)
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=139103

Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah


Ada seorang bertanya kepada Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah, “Semoga Allah mencurahkan kebaikan-Nya kepada anda, apakah yang mampu diperbuat olehnya dalam rangka membantu saudara-saudaranya di Suriah dan di Syam? Apakah wajib untuk berjihad di masa seperti ini ataukah tidak?”


Beliau menjawab, “Jihad -maksudnya jihad menyerang, bukan membela diri, pent- menjadi wajib jika diserukan oleh waliyul amr/pemerintah. Apabila pemerintah kaum muslimin menyerukan dan menyiapkan bala tentara dalam rangka jihad ketika itulah wajib atas orang yang memiliki kemampuan dan diperintahkan imam/pemerintah untuk berangkat.

Sebagaimana disebutkan, “Jika kalian diperintahkan untuk berangkat [jihad] berangkatlah!”. Allah juga berfirman (yang artinya), “Mengapakah kalian ini tatkala dikatakan kepada kalian; berangkatlah kalian untuk berperang di jalan Allah lantas kalian justru merasa berat seolah tidak bisa mengangkat kaki dari tanah.”

Jihad harus berada di bawah bendera pemerintah muslim. Adapun tindakan yang bersifat perorangan -demikian pula kelompok selain negara, pent- dimana masing-masing mengambil pedang dan senjata, maka yang semacam ini tidak akan menghasilkan apa-apa. Sebab hal itu hanya akan menumpahkan darah, tidak membuahkan persatuan kalimat, dan tidak membuahkan apa-apa. Hal ini adalah sesuatu yang telah terbukti dan nyata.

Kewajiban kita adalah mendoakan saudara-saudara kita kaum muslimin [di sana]; mendoakan kemenangan bagi mereka. Kita doakan semoga Allah berikan taufik kepada mereka. Hendaknya kita juga mendoakan kekalahan atas orang-orang yang bertindak zalim kepada mereka….” (sumber fatwa: http://www.al-afak.com, rekaman berjudul ‘Maa Nastathi’uhu li Ikhwanina fi Suuriya’)

5. Nubuwwah Nabi 
Inilah yang menjadi alasan terkuat mengapa kita harus membela Muslimin Suriah. Nubuwwah atau kabar dari Nabi Solallohu Alaihi Wasalam. Sampai suatu ketika, Al-Irbad bin Sariyah meriwayatkan dari Nabi Shallahu alaihi wa salam, bahwa beliau berkhotbah dihadapan kaum muslimin, “Wahai manusia. Tak lama lagi, kalian akan menjadi tentara di kirim ke pelbagai wilayah,yaitu tentara yang berjuang di Syam, tentara yang berjuang di Iraq, dan tentara yang berjuang di Yaman”. Kaum muslimin menyambutnya dengan penuh suka cita. Mereka akan menjadi para pembebas, yang membebaskan wilayah-wilayah yang luas, dan nantinya menjadi bagian wilayah Islam, yang sudah dibebaskan.

Mendengar khotbah Rasulullah shallahu alaihi was salam, Ibnu Hawalah berkata : “Ya Rasulullah, jika akau sampai pada masa itu, pilihkan untukku, ke kelompok tentara yang berangkat ke mana sebaiknya aku ikut?”. Selanjutnya, Nabi Shallahu alaihi wa salam, bersabda : ”Aku memilihkan Syam untukmu, karena Syam adalah pilihan kaum muslimin dan negeri pilihan Allah. Dia mengumpulkan di sana makhluk-Nya yang terpilih. JIka enggan ke sana, hendaknya pergi ke Yaman. Dan, diberi minum dengan gidirnya. Karena hal itu juga mencukupi (setara)bagiku, dari Syam dan penduduknya”. (HR.Ath-Thabrani dan al-Bazzaar). Kala itu, yang dimaksudkan oleh Baginda Rasulullah shallahu alaihi wa salam, negeri Syam, tak lain adalah wilayah Palestina, dan sekitarnya, yang sekarang termasuk Syria, Palestina, Lebanon, Yordania. Betapa, Rasulullah shallahu alaihi wa salam, menjanjikan tempat yang mulia untuk berjuang membela agama-Nya, di tanah yang merupakan pilihan dalam menegakkan jihad.

Bumi Syam adalah bumi yang diberkahi. Beberapa ayat Al-Qur’an menjelaskan hal tersebut, seperti QS At Tien ayat 1-2, QS Al Isro ayat 1, QS Al Maidah ayat 21, dan QS Al Anbiya ayat 71.

“Dan Kami selamatkan dia (Ibrahim) dan Lut ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam (Negeri Syam, termasuk di dalamnya Palestina. Allah memberkahi negeri itu, artinya kebanyakan nabi berasal dari negeri ini dan tanahnya pun subur)” (QS Al-Anbiya : 71)

Kemuliaan bumi Syam, termasuk di dalamnya Palestina dan masjid Al Aqsa tidak diragukan lagi oleh kaum Muslimin. Selain itu, terdapat Nubuwah dari Rasulullah SAW, bahwa akan muncul di bumi Syam, Thoifah Manshuroh, atau Kelompok yang akan mendapatkan kemenangan.

“Awal dimunculkan ad dien (Islam) dari Mekkah dan di akhir masa eksistensinya diperkuat di tangan Al Mahdi di Syam, dan di sana ada Ath-Thoifah Al-Manshuroh hingga datang Hari Kiamat” (Manaqib Syam wa Ahlihi, Hal 73)
Juga dalam hadits berikut :

“Penduduk Gharb (yang berada di arah Barat) akan senantiasa menegakkan kebenaran sampai Kiamat datang”. [HR Muslim 13/68, Nawawi].

Imam Ahmad berkata,”Ahli Gharb adalah penduduk Syam.” Dan jawaban ini disepakati oleh Ibnu Taimiyah dalam Manaqib Syam wa Ahlihi, halaman 76-77.

Sementara itu kita memahami bahwa Ath-Thoifah Al-Manshuroh yang dimaksud disini adalah kelompok yang berperang atau Mujahidin, selalu mendapat petunjuk, dan akan tetap ada hingga Allah SWT mewariskan bumi berserta isinya.
Sementara itu, beberapa hadits juga menjelaskan bahwa di saat konflik semakin memanas di bumi Syam, maka di saat itulah Khilafah akan muncul.

Rosulullah SAW bersabda :
“Akan segera tegak berdiri di akhir Ummat-Ku seorang Kholiifah (Beberapa saat, setelah pemboikotan itu terjadi),.. Kholiifah akan membagi bagikan harta, dengan tanpa menghitung hitung-jumlahnya”. (Shohih Muslim : 5189)

Dari Abi Nadhrah berkata: “Kami sedang berada bersama Jabir bin Abdullah, rodhiyallahu ‘anhuma, dia berkata. (Rasuulullah Saw Bersabda) : “Hampir saja tidak boleh dibawa masuk ke negeri Iraq (diboikot) makanan sepotong roti-pun/(qafizh), diboikot pula masuknya dirham,”. Kami lalu bertanya kepada beliau,:”Dari mana (bangsa) yang melakukan demikian?’ Dia menjawab, : ” Orang orang ‘Ajam (non Arab, Amerika) yang mem-boikotnya”.

Kemudiannya Beliau berkata lagi, ” Hampir – hampir saja tidak boleh dibawa masuk sekeping diinar kepada penduduk Syaam, tidak boleh pula dibawa masuk (diboikot) kepada penduduk Syaam se-takar-an makanan pun (mudyun).” Kami bertanya lagi : Dari mana (bangsa ) yang melakukan demikian ? .. Beliau menjawab : ” Dari bangsa Ruum. (kita tahu Israel adalah imigran dari Ruum, utamanya dari Eropa, yang datang menjajah Palestina sejak tahun 1917). Kemudian diam sejenak.

Lalu dia berkata, Bersabda Rasuulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : ” Akan segera tegak berdiri di akhir Ummat-Ku seorang Kholiifah (Beberapa saat, setelah pemboikotan itu terjadi),.. Kholiifah akan membagi bagikan harta, dengan tanpa menghitung hitung-jumlahnya. (Shohih Muslim : 5189)

Demikian sobat muda. Mudah-mudahan bermanfaat untuk semua. Wallohu’alam bis Sowab.

Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org
http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/09/20/gema-khilafah-di-suriah-594245.html
https://www.facebook.com/syababnews/posts/199572056818078
http://revivingsunnah.blogspot.com/2013/08/fatwa-ulama-tentang-konflik-suriah.htm
http://terjemahkitabsalaf.wordpress.com/2013/07/15/fatwa-syaikh-shalih-al-fauzan-tentang-jihad-suriah/
http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/kemenangan-islam-akhir-zaman-berasal-dari-syam-irak-dan-yaman.htm#.UkM0fn-TVpG


Meragukan Kekafiran Dan Bela Bashar Al-Assad Merusak Iman ( Batalkan Aqidah Islam )

Menyayangkan pandangan sebagian kalangan yang masih saja membela rezim thagut Bashar Al-Assad yang secara nyata memerangi Islam dan menumpahkan darah kaum Muslimin di Suriah.
Bashar Al-Assad laknatulloh ‘alaih penganut sekte Syiah Nushairiyah itu kafir. “Dia seorang penganut Syiah Nushairiyah yang menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah lebih parah kekafirannya dari ahli kitab dan orang-orang musyrik.” Pembelaan terhadap Bashar Al-Assad hakekatnya adalah pembelaan terhadap kekufuran dan berwala kepada kekufuran juga dan hal tersebut bisa membatalkan nilai Aqidah seorang Muslim.

Bashar Al-Assad yang telah menindas Muslim Suriah itu kafir yang wajib diperangi. Hal tersebut guna menepis syubhat di tengah umat Islam apabila masih ada yang meragukan kekafiran Bashar Al-Assad. Sebagaimana diketahui, Bashar Al-Assad selain membantai Muslim Suriah, ia juga telah memaksa Muslim Suriah untuk bersujud kepadanya, bahkan mengubur hidup-hidup orang yang tak mau mengatakan laa ilaaha illa bashar (tiada tuhan selain Bashar, red.).
Bashar Al-Assad laknatulloh ‘alaih adalah kafir musyrik yang wajib diperangi. Maka jika ada tokoh umat Islam, baik kyai, ustadz, mubaligh yang masih ragu-ragu atau tidak menyetujui jihad melawan Bashar Al-Assad, agar umat Islam tidak shalat bermakmum kepadanya, karena Bashar Al-Assad hakikatnya adalah pentolan thaghut yang wajib dikafiri, dijauhi dan diperangi oleh umat Islam.
Maka barangsiapa yang ragu-ragu mengkafirinya berarti tidak kafir kepada thaghut yang diwajibkan oleh Allah dalam firmanNya :
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 256)
 أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آَمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? mereka hendak berhakim kepada thaghut, Padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisa’ :60)
Barangsiapa yang tidak kafir kepada thaghut berarti tidak beriman kepada Allah Ta’ala, maka siapa saja yang ragu-ragu mengkafirkan dan menentang thaghut Bashar Al-Assad, berarti Imannya kepada Allah rusak dan janganlah umat Islam bermakmum dibelakangnya.

                *****************              
Loyalitas seseorang kepada Bashar Assad adalah masalah yang sangat berat dalam Syariat Islam, dengan alasan:
[1]. Bashar Assad adalah penjagal nyawa ratusan ribu kaum Muslimin Ahlus Sunnah di Suriah.
[2]. Bashar Assad adalah putra penjagal lainnya, Hafezh Assad, yang telah membantai puluhan ribu aktivis Ikhwanul Muslimin Suriah. Bapaknya berlumuran darah ummat, anaknya lebih kejam lagi.
[3]. Bashar Assad adalah pengawal akidah Syiah Nusairiyah, yang kesesatan dan kekufurannya melebihi Syiah Imamiyah.
[4]. Bashar Assad adalah pemimpin politik dari partai Ba’ats yang berideologi Sosialisme Arab. Partai Ba’ats ini terkenal kerjasamanya dengan negara-negara komunis, seperti China dan Soviet (dulu).
[5]. Bashar Assad menindas kaum Ahlus Sunnah Suriah, memusuhi ulama-ulamanya; serta melindungi kaum Alawit ekstrem (Syiah Nusairiyah) sebagai minoritas yang berkuasa.
[6]. Bashar Assad membiarkan para pengikutnya melakukan kekufuran telanjang dengan berkata: laa ilaha illa bashar! Juga membiarkan mereka bersujud kepada foto-foto Bashar Assad.
[7]. Bashar Assad masuk dalam agenda bersama kaum Syiah Rafidhah untuk membentuk aliansi Iran-Iran-Libanon-Suriah yang berniat menguasai dunia Arab dan memaksakan ideologi Syiah-nya.
[8]. Bashar Assad memerangi para Mujahidinn Ahlus Sunnah dan menuduh mereka sebagai teroris.
[9]. Bashar Assad ingin mempertahankan penjajahan minoritas Syiah Nusairiyah atas negeri Ahlus Sunnah, Suriah. Padahal semua orang tahu, Damaskus sejak era Muawiyah bin Abi Sufyan Ra, adalah ibukota negeri Ahlus Sunnah. Penjajahan ini ingin terus dia lestarikan, sampai waktu yang Allah saja mengetahui akhirnya.
[10]. Politik Bashar Assad hendak mengadu-domba antar kaum Muslimin dengan cara dia seolah mendukung perjuangan Muslim Palestina, tetapi di sisi lain dia memusuhi Muslim (Ahlus Sunnah) di Suriah.
Alasan-alasan demikian (dan lainnya) membenarkan tuduhan sebagian ulama, bahwa Bashar Assad adalah seorang THAGHUT yang sangat berbahaya bagi kaum Muslimin. Lalu untuk apa seorang ulama berdiri di samping tokoh sejenis itu?
Ini bukan soal dukungan Amerika atau intervensi negara-negara Eropa, untuk menggulingkan Bashar Assad; sehingga kerja politik para pejuang Sunnah di Suriah seperti ditunggangi Amerika dkk. Bukan soal itu. Tetapi ialah soalsebab-sebab kezhaliman, kesesatan, dan kejahatan Bashar Assad itu sendiri. Secara Syariat Islam; kezhaliman, kesesatan, kejahatan Bashar Assad, TIDAK BISA DITOLERANSI sedikit pun. Tidak ada bagian untuk menerima semua itu, dengan alasan apapun.
Maka posisi Ulama Su'per yang mendukung/ loyal kepada Bashar Assad bisa membahayakan kaum Muslimin dan Syariat agama ini. Nanti manusia akan menyangka, bahwa segala perbuatan terkutuk Bashar Assad dan pendukungnya; semua itu dibenarkan oleh Syariat. Laa haula wa laa quwwata illa billah. Maka kita harus sekeras-kerasnya mengingkari sikap Ulama Su'per seperti itu, sebab dia telah meletakkan loyalitas tidak pada tempatnya; tidak peduli, setinggi apapun kadar keilmuwan dan karyanya. Sikap ini kita lakukan ialah untuk menjaga Syariat itu sendiri; agar tidak ada anggapan bahwa ilmu Syariat membenarkan pembantaian manusia, pemerkosaan wanita-wanita, penghancuran rumah-rumah, pembunuhan atas ulama-ulama, pembersihan pejuang Ahlus Sunnah, pembelaan atas kesesatan, penyebaran paham kufur/syirik, dan seterusnya. Syariat Islam harus diputus dari semua tuduhan itu.
Kita harus memvonis Ulama-Ulama Su’per  ini sebagai ulama yang berdiri di sisi para THAGHUT! Itu harus jelas, nyata, dan tegas! Tidak perlu ditutup-tutupi dan segan. Soal hatinya suci, batinnya bersih, ilmunya barakah, karyanya meluas, amalnya banyak, kontribusinya besar kepada Islam, dst. itu kita serahkan kepada Allah Al ‘Alim. Tugas kita, hanya menyikapi manusia sesuai zhahirnya. Kalau zhahirnya jelas membela THAGHUT, mau dikata apa lagi?
loyalitas (wala’) kepada Bashar Assad laknatullah ‘alaih, adalah sikap yang tidak dibenarkan; apalagi di mata seorang ulama.
Semoga kita senantiasa diberi sabar dan istiqamah oleh Allah Ta’ala untuk menjaga agama ini, sekuat kemampuan dan kesempatan. Amin Allahumma amin. Wa shallallah ‘ala Rasulillah Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in, walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin. Wallahu a’lam bisshawaab.
Cuplikan dari Voaislam.com/abisyakir.wordpress.com   /islampos.com