Tuesday, January 26, 2016

Siapakah Kelompok Ahbasy Yang Mengatakan Bahwa Hadits Al-Jariyah ( Dimana Allah ? ) Riwayat Imam Muslim Tidak Shahih ?

HADITS DIMANA ALLAH?

7 January 2016  
Abu Hamzah
Sering kita mendengarkan kelompok Ahbasy (lihat makalah siapakah kelompok Ahbasy?) mengatakan bahwa hadits al-Jariyah riwayat Imam Muslim tidak shahih sebab ia mudhtharib (simpang siur), mengikuti jejak Muhammad Zahid al-Kautsari, namun Syaikh Kalian Usamah al-Sayyid dalam Hasyiyahnya terhadap kitab Shaid al-Khathir menshahihkannya.

Syaikh Usamah al-Sayyid berkata: Hadits Jariyah ini hadits shahih riwayat Imam Muslim dan lainnya, yaitu Rasulullah i bertanya kepada Jariyah (budak wanita) : Dimana Allah? Maka dia menjawab: Di Langit. Maka Nabi i bersabda: merdekakan dia karena dia adalah wanita yang beriman.”
Berikut ini buktinya:
dimana-allah1dimana-allah2

SIAPAKAH KELOMPOK AHBASY?

7 January 2016 
Abu Hamzah
Kelompok Ahbasy adalah pengikut Abdullah ibn Muhammad al-Syaibani al-Badri al-Harari al-Habsyi, yang selalu mengusung ajaran ahli kalam, Thariqat shufi , kuburiyyah, dan Ja’fariyyah yang memusuhi aqidah Salaf Shalih dan membela Syiah. Kelompok ini termasuk Bathiniyah ni, mempunyai maksud merusak dan mencabik-cabik aqidah dan persatuan kaum Muslimin. Maka banyak ulama yang menyatakan bahwa kelompok ini menyimpang dan sempalan.
SEKILAS BIOGRAFI PENDIRI FIRQOH AL-AHBASY
Penggagas firqoh ini bernama Abdullah bin Muhammad Asy-Syaibani Al-Badri. Dia dilahirkan di kota Harowi, Habasyah (Ethiopia). Penyimpangan dan keanehannya mulai tampak ketika berguru kepada Syaikh Syarif di daerah Jummah. Di tempat inilah ia di bai’at ala Thariqah Tijaniyah. Kemudian ia di bai’at lagi menurut Thariqah Rifa’iyyah setelah berguru kepada Mufti As-Siraj.
Dia berhijrah ke Libanon, Syria dari negaranya, Habasyah pada tahun 1969 M, atau pada tahun 1950M –menurut para pengikutnya-.
Di sana, ia dikenal sebagai Syaikhul Fitnah atau Syaikhul Fattaan. Yang artinya penebar fitnah. Ini disebabkan ia melakukan kerjasama dengan penguasa zhalim yang bernama Nizham Hilasiilasi, untuk menangkap para da’i dan syaikh yang ada di Syria. Karenanya banyak para da’i dan masyayikh yang terpaksa melarikan diri ke Mesir atau ke Saudi Arabia.
Sementara keberadaannya di Libanon, ia banyak menebar permusuhan, kebencian dan fitnah di antara kaum Muslimin. Dia menyebarkan aqidah yang rusak, dipenuhi dengan kesyirikan. Juga mengajarkan pemikiran Jahmiyah dalam mentakwilkan (men-tahrif) sifat-sifat Allah. Selain itu, menyemaikan ajaran Murji’ah, Jabariyah, Shufiyah, Bathiniyah, Rafidah, mencela para sahabat, menuduh Aisyah Radhiyallahu ‘anha berbuat maksiat, dan berbagai fatwa-fatwa lain yang menyimpang.
Pada akhirnya, ajaran-ajaran itu banyak melahirkan orang-orang yang ta’ashub (fanatik buta). Sehingga mereka tidak melihat seseorang sebagai muslim, jika orang tersebut belum mengikhlaskan diri dan tunduk kepada aqidah guru dan kelompok mereka.
Mereka gencar menyebarkan ajarannya. Yaitu dengan cara mengetuk pintu setiap rumah penduduk, mendesak orang-orang untuk mempelajari aqidah mereka yang menyimpang tersebut. Bahkan juga dengan membagikan buku-buku guru-guru mereka secara gratis.
Penyebaran firqoh ini sangat luas, menyebar dan berkembang di daerah Libanon, Eropa, Amerika, Kanada, Australia, Swedia dan Denmark. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz mengingatkan kita dengan perkataan beliau rahimahullah, bahwa Al-Ahbasy merupakan kelompok sesat, dengan pemimpinnya yang bernama Abdullah Al-Habasyi, yang terkenal dengan penyimpangan dan kesesatannya. Wajib bagi kita untuk memutuskan diri dan mengingkari aqidah mereka yang batil, serta memperingatkan orang-orang darinya, untuk tidak mendengar dan tidak menerima apa yang mereka katakan.
PEMIKIRAN DAN AQIDAH FIRQOH AL-AHBASY
[1]. Mereka mengaku berada di atas madzhab Imam Syafi’i, baik dalam masalah aqidah ataupun fiqih. Tetapi pada kenyataannya, mereka sangat jauh dengan pengakuan yang mereka katakan. Bahkan mereka berani mentakwilkan sifat-sifat Allah dengan tanpa kaidah yang benar menurut syar’i. Mereka menatkwilkan istiwa Allah dengan istiilaa sebagaimana takwil yang telah dilakukan oleh orang-orang Mu’tazilah dan Jahmiyah pada zaman dahulu seperti yang diceritakan oleh Imam Asy’ari dalam kitab-kitabnya yang terakhir.
[2]. Mereka mengatakan, bahwa lafazh Al-Qur’an adalah dari Jibril, bukan dari Allah. Anggapan yang sembrono ini tercantum dalam kitab mereka yang berjudul ‘Izharul Aqidah As-Suniyah, halaman 591.
[3]. Dalam masalah iman, mereka mengatakan bahwa iman seseorang selamanya akan sempurna dan tidak akan pernah rusak, walaupun orang tersebut tidak pernah menegakkan rukun-rukun Islam yang ada. Pendapat seperti ini termasuk dari aqidah Murji’ah Jahmiyah.
[4]. Dalam bab Tauhid, mereka seperti Jabriyah yang meyakini bahwa Allah lah yang telah mendorong orang kafir melaksanakan kekafirannya. Seorang hamba tidak mempunyai kuasa atau kemampuan untuk menolaknya.
Pendapat seperti ini, jelas sangat keliru, karena menurut pandangan Ahlus sunnah wal Jama’ah, setiap manusia mempunyai kehendak untuk memilih jalan kebenaran dan kesesatan, sebagaimana manusia juga bisa memilih yang baik untuk kehidupan dunia mereka.
[5]. Mereka menganjurkan kepada manusia untuk beribadah ke kuburan, meminta pertolongan dan hajatnya kepada orang-orang yang telah meninggal. Bahkan firqoh Al-Ahbasy ini berkeyakinan, bahwa orang yang telah meninggal akan keluar dari kuburan untuk menolong manusia, kemudian akan kembali lagi setelahnya. Disamping itu, firqoh sesat ini juga membolehkan manusia untuk meminta perlindungan kepada selain Allah dan meminta barakah kepada batu.
[6]. Kelompok ini banyak merajihkan hadits palsu untuk menguatkan madzhab mereka dan sebaliknya, mereka melemahkan hadits shahih yang bertentangan dengan ajaran mereka seperti hadits Jariyah yang ada dalam shahih Muslim.
[7]. Mereka banyak mencela para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti Muawiyah, Aisyah, Khalid bin Walid. Menurut anggapan kelompok ini, orang-orang yang ikut bersama Mu’awiyah untuk melawan Ali, maka mereka meninggal dalam keadaan Jahiliyyah.
[8]. Mereka juga mengkafirkan banyak para ulama. Misalnya : Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Imam Adz-Dzahabi, Muhammad bin Abdul Wahhab, Syaikh Nashiruddin Al-Albani, dan sebagainya.
[9]. Mereka juga banyak mengeluarkan fatwa-fatwa yang menyimpang. Sebagai contoh : melihat, berikhtilat, dan berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram adalah halal, wanita yang berhias dan tabarruj boleh keluar rumah walaupun tidak dizinkan oleh suaminya.
Dan masih banyak lagi kesesatan dan penyimpangan mereka yang harus diwaspadai.
SUMBER PEMIKIRAN DAN AQIDAH FIRQOH AL-AHBASY
Pemikiran dan aqidah mereka dapat disimpulkan sebagai berikut :
[1]. Dalam masalah sifat-sifat Allah, firqah ini mirip dengan manhaj jahmiyah, dan berlindung dibalik nama mazhab Al-Asy’ariyah
[2]. Dalam masalah iman, mereka menganut pemikiran Murji’ah dan Jahmiyah
[3]. Dalam beribadah, mereka menggunakan thariqah, semisal thariqah Ar-rifa’iyah dan Naqsabandi.
[4]. Mereka juga memiliki aqidah Ja’fariyah Al-Bathiniyah (Syiah).
[5]. Pemikiran mereka juga diambil dari berbagai sumber dan macam aliran lain, yang bertujuan untuk menipu dan mengoyak persatuan umat Islam, baik dari sisi aqidah dan manhaj yang benar, yaitu menhajnya para Salafush Shalih, manhaj Rasulullah dan para sahabatnya.
lihat [Al-Mausu’ah Al-Muyassarah, hlm 1/430-435]