Saturday, February 20, 2016

Uni Eropa: Sudah Saatnya Dunia Internasional Gelar Invasi Militer Di Suriah. “Saya Tidak Melihat Kemungkinan Syiah Alawi Yang Mewakili 12% Dari Penduduk Suriah Dan Membantai Setengah Juta Warganya Akan Kembali Menjadi Pemimpin Di Negara Tersebut. Itu Adalah Hal Yang Gila,”


Hasil gambar untuk Federica Mogherini

Uni Eropa: Sudah Saatnya Dunia Internasional Gelar Invasi Militer 
Di Suriah.

Eramuslim – Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini, menyerukan negara-negara di dunia segera menggelar intervensi militer di Suriah, untuk menyelesaikan konflik yang akan memasuki tahun ke 5.
“Rusia mengatakan akan terus membombardir organisasi Negara Islam dan Jabhah Nusra di Suriah, ditengah pengakuan Moskow terhadap keberadaan kelompok pejuang revolusi” ujar Federica Mogherini dalam konferensi pers pada hari Minggu (14/02).

Federica Mogherini melanjutkan, “Saya tahu bahwa semua orang mengerti tidak akan ada solusi militer murni di Suriah, dan sudah waktunya masyarakat internasional mengambil tanggung jawab tersebut untuk menghentikan pertempuran dan membuka akses bantuan kemanusiaan.”
Menurut Federica Mogherini, hanya ada satu cara untuk menghentikan pertempuran dan membuka akses bantuan kemanusiaan di Suriah, yaitu menggiring bersama Amerika Serikat, Rusia, Turki dan Arab Saudi mencapai 2 tujuan tersebut. (Rassd/Ram)

Zionis Israel: Pembagian Suriah Jadi Satu-Satunya Cara Padamkan Konflik

Eramuslim – Direktur Jenderal Departemen Intelejen Zionis Israel, Ram Ben-Barak, menyatakan bahwa pembagian Suriah menjadi sejumlah wilayah adalah cara terbaik untuk menyelesaikan krisis yang telah berlangsung sejak 5 tahun terakhir.
“Saya tidak melihat kemungkinan Syiah Alawi yang mewakili 12% dari penduduk Suriah dan membantai setengah juta warganya akan kembali menjadi pemimpin di negara tersebut. Itu adalah hal yang gila,”
ujar Ram Ben-Barak dalam konferensi pers yang digelar pada hari Minggu (12/02).
Ram Ben-Barak melanjutkan, “Saya berpikir bahwa pada akhirnya kita harus membagi Suriah menurut sekte yang menjadi mayoritas di suatu wilayah. Syiah Alawiyah dengan wilayah mereka kini berada, dan Sunni ditempat mereka kini tinggal.”
Disisi lain, menanggapi pertemuan Menhan Moshe Ya’alon dengan rekan-rekannya dari negara-negara Eropa dan Raja Abdullah dari Yordania di kota Munich, Jerman. Ram Ben-Barak menekankan bahwa pertemuan para pemimpin ini tidak akan dapat menghasilkan formulasi untuk menghentikan situasi komplek dan sulit yang melanda Suriah sejak tahun 2011. (Rassd/Ram)