Tuesday, April 19, 2016

Fakta, Kejahatan Syiah Assad Laknatullah Lebih Sadis ( Keji ) Dari Nazi, Pengulangan Sejarah Kekejaman Syi’ah Sejak Abad Pertama Hijriah. Kesaksian Seorang Diplomat Yang Membelot Dari Rezim Assad. Pengkhianatan Menteri Syiah, Ali Bin Yaqtin Pada Masa Harun Al-Rasyid.

Ma’af tanpa photo, sangat menyeramkan !

Lebih Sadis dari Nazi, Dokumen Rahasia Menguak Kejahatan Assad

18 Apr 2016 19:30
Damaskus – Badan peneliti dan pengacara internasional berhasil mengumpulkan bukti dari tempat penyimpanan dokumen rahasia Suriah yang merinci kejahatan perang Presiden Bashar Assad. Dokumen ini dinyatakan sebagai bukti kejahatan perang terkuat pasca kasus kejahatan Nazi di pengadilan Nuremberg, Jerman.
Dikutip dari Al-Jazeera pada Ahad (17/04), bukti-bukti ini terdiri 600.000 halaman dokumen resmi dari Suriah. The Telegraph mengungkapkan bahwa berat dokumen ini sampai berton-ton. Saat ini, masih ada 500.000 halaman yang masih dalam wilayah Suriah, menunggu angkutan yang aman ke luar negeri.
Pembocor dokumen ini bernama Abdel Majid Barakat (24 tahun). Ia adalah petugas penjaga berkas administrasi di Komite Keamanan Pemerintah Suriah, namun diam-diam bekerja untuk oposisi. Dia akhirnya melarikan diri ke Turki pada tahun 2013 dengan membawa dokumen tersebut sebanyak yang ia bisa.
Berkas-berkas tersebut diberikan kepada Komisi Keadilan Internasional dan Akuntabilitas (CIJA) dan disimpan secara rahasia di salah satu kota di Eropa. CIJA adalah sebuah organisasi pengacara dan penyidik ​​yang didanai oleh Pemerintah Inggris.
Dokumen ini membuktikan bahwa Assad telah mendirikan sebuah “Central Crisis Management Cell” yang memberikan wewenang penuh kepada kepala keamanan pemerintah untuk meredam aksi damai di seluruh negeri. Institusi ini berbasis di Damaskus, dan dipimpin oleh Mohammad Said Bekheitan, orang nomor dua di partai Ba’ath Suriah.
Akibat pemberian wewenang itu, ribuan warga sipil mendekam di penjara, mereka disiksa dan tidak sedikit yang berujung kematian. Rumah Sakit Pemerintah pun turut menjadi tempat penyiksaan. Bahkan banyak jasad yang ditumpuk di WC lantaran kamar mayat meluap.
Berkas-berkas ini memuat empat ratus halaman terkait penyiksaan dan pembunuhan secara sistematis terhadap puluhan ribu warga Suriah di bawah kebijakan pemerintah yang tertulis dan dilegalkan oleh Bashar Assad. Sistem ini dilakukan terkoordinasi antara badan-badan pemerintahan dan intelijen negara.
Apakah Assad Akan Diadili?
Stephen Rapp, mantan kepala jaksa PBB yang memimpin kasus tuduhan terhadap para individu yang terlibat dalam genosida Rwanda, mengatakan kepada the New Yorker bahwa dokumen rahasia yang bocor itu lebih kuat daripada bukti kejahatan perang manapun sejak pengadilan Nuremburg.
“Ketika tiba saatnya ia diadili, kita akan memiliki bukti yang jauh lebih baik daripada yang dari kejahatan perang yang lain sejak Nuremberg,” ujarnya.
Geoffrey Robertson QC, Pegiat Hak Asasi Manusia senior mengatakan kepada The Telegraph bahwa Assad setidaknya hannya aman untuk saat ini saja.
“Selama dia dilindungi oleh Rusia, maka Dewan Keamanan terhalang dan tidak ada yang dapat memiliki kewenangan untuk mengadili dia,” katanya.
Tetapi Robertson menjelaskan bahwa perlindungan Assad mungkin tidak berlangsung lama. Ia mencontohkan, Charles Taylor digulingkan dari kepresidenan Liberia pada tahun 2003 dan dilindungi oleh Nigeria. Namun tidak berselang lama, dia diserahkan untuk diadili pada tahun 2006 dan kemudian dihukum oleh pengadilan PBB.
“Keadilan International masih dalam tahap awal dan kami sudah melihatnya berubah,” kata Robertson.
Ia menambahkan, “Charles Taylor, kini menghabiskan hidupnya selama 50 tahun di penjara Inggris. Pada awalnya ia dianggap aman ketika Nigeria memberi perlindungan. Tapi politik negara itu berubah dan ia pun diserahkan. Jadi ada banyak presiden bagi yang melindungi orang-orang seperti itu. Tetepi tiba-tiba merasa tidak nyaman untuk pelindung mereka.”
Pengadilan Nureberg adalah suatu rangkaian persidangan terhadap kejahatan Nazi di Jerman. Rangkaian persidangan ini dilakukan di kota Nurnberg, Jerman, dari tahun 1945 sampai 1946, di gedung Pengadilan Nurnberg (Nuremberg Palace of Justice). Sampai sebelum dokumen Assad ini terkuak, kejahatan Nazi diklaim sebagai kejahatan perang tersadis.
Saat ini, nasib Presiden Bashar Al-Assad terus menjadi perdebatan alot antara dua pihak berlawanan di Jenewa. Pihak oposisi menuntut agar Assad tidak lagi terlibat dalam transisi politik Suriah pada 2017 nanti. Sedangkan Rusia berjanji akan memberikan suaka kepada rekan politiknya tersebut.
Sumber: Telegraph, Al-Jazeera

Seorang Diplomat yang Membelot dari Rezim Assad Cerita Pembantaian yang Ia Saksikan

Kamis, 14 April 2016 - 06:22 WIB
Profesor kami Prof. Aref Dalila, menemukan fakta-fakta baru. "Anda membela penjahat (Hafez Assad)," ujarnya
Seorang diplomat Suriah Lama Ahmad Iskandar dibesarkan di sebuah rumah di mana sebuah foto besar dari diktator Suriah Hafez Assad, ayah Bashar Al Assad menempati posisi mencolok di ruang tamu.
Itu tidak aneh bagi rumah keluarga Lama karena dia adalah putri dari menteri informasi paling terkenal dari rezim Assad, Ahamd Iskandar Ahmad.
Namun, pembelotan Lama menjadi tidak mungkin mengingat bahwa dulu dia adalah seorang penasihat yang baru diangkat di kedutaan rezim Assad di Islamabad di Pakistan. Lama, yang turun dari sekte yang berkuasa; Alawi, putri dari Menteri Informasi yang menciptakan mitos diktator Suriah, Hafez Assad, dalam imajinasi rakyat Suriah.
Lama ingin membuat semua sejarah itu sebagai bagian dari pesan darinya ketika dia membelot pada Juni 2013 setelah beberapa bulan persiapan dengan Tentara Pembebasan Suriah.
Lama Ahamd memandang kasusnya sebagai contoh bagi banyak pendukung rezim yang salah arah atau tertipu.
“Saya belum mendengar tentang apa yang terjadi di Tal al-Zaatar, sebuah kamp pengungsi Palestina di mana pasukan Assad melakukan pembantaian terhadap warga Palestina pada bulan Agustus 1976, sampai tahun 2000. Itu adalah kejutan pertama saya,” ujarnya dikutipOrient Net dari Al-Quds Al-Araby Selasa (12/04/2016).
Lama kemudian menjelaskan suasana di mana ia dibesarkan.
“Ayah saya adalah menteri informasi Assad selama sepuluh tahun – antara tahun 1973 dan 1983 – foto Hafez Assad di atas kepala kami di rumah. Sulit dipercaya bahwa teladan Anda dalam kehidupan sebenarnya seorang penjahat. ”
“Pertanyaan pertama saya muncul ketika saya adalah seorang mahasiswa di Universitas Damaskus di mana saya belajar di Fakultas Perdagangan. Profesor kami kemudian adalah Prof. Aref Dalila, ekonom Suriah yang terkenal, yang membantu kami menemukan fakta-fakta baru. Prof. Dalila mengatakan pada saya: “Anda membela penjahat.” Dia menceritakan kepada saya tentang Tal al Zaatar untuk pertama kalinya, “kata Lama.
Setelah kejadian itu, Lama pergi ke arsip ayahnya, pria yang selalu ia percaya, Saya menemukan bahwa ia menulis, mereka melakukan kesalahan yang mengerikan di Tal al-Zaatar. Kemudian ketika Lama bekerja di kementerian luar negeri, ia menyadari gambaran nyata dari rezim Assad. Dia menemukan bahwa korupsi adalah suatu proses yang sistematis dan sadar bahwa dia memiliki dua pilihan saja: baik bekerja dengan jaringan mafia dari rezim atau pindah.
Lama meneruskan kisahnya yang dimulai dengan Arab Spring. Dia berkata pada dirinya sendiri, ketika dia dulu berada di Kingdom of Silence, bahwa ia akan bertekad untuk bergabung dengan pemberontakan apa saja di Suriah jika terjadi di sini.
Lari dari pekerjaannya selalu merupakan sebuah pilihan namun hal tersebut menakutkan karena siapa saja yang mungkin melakukan hal itu akan dikenakan tuntutan.
“Mata pemantauan rezim itu terbuka lebar,” tambah Lama.
“Saya dulu tinggal di lingkungan Yusuf al-Azma. Saya harus menyetir mobil sehari-hari dekat persimpangan Darayya dan Muadamiyah. Saya tidak membesar-besarkan jika saya mengatakan bahwa selalu ada mayat baru yang tergeletak di jalan setiap hari. Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami hanya melaju pergi, ” kata Lama sementara air mata menetes dari matanya.
Lama, dirinya, menjadi saksi dua pembantaian yang terjadi di dekatnya rumahnya. Yang pertama terjadi di Jdaidet al-Fadl dan yang kedua di Jdaidet Artouz pada bulan Agustus 2012.
“Ya, saya menyaksikan mereka. Darah masih ada di atas tanah, “kata Lama.
Lama kemudian melanjutkan.
“Ada sebuah peluncur rudal di sebelah rumah kami; kami takut. Kami tinggal di rumah selama empat hari dan pintu ditutup. Kami mendengar segala sesuatu dan suara orang-orang. Kemudian mereka menumpuk mayat-mayat dan membakar mereka. Baunya di mana-mana,” ujarnya.*/Karina Chaffinch

Pengkhianatan Menteri Syiah, Ali bin Yaqtin pada Masa Harun Al-Rasyid

Sebelumnya telah kita bahas mengenai pengkhianatan Syiah kepada Ahlulbait Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,yaitu:
Dan sekarang kita akan membahas pengkhianatan-pengkhianatan Syiah diluar Ahlulbait yang menyebabkan kehancuran umat Islam di masanya. Yaitu pengkhianatan Menteri Syiah, Ali bin Yaqtin pada masa Harun Ar-Rasyid. Berikut pemaparannya:

Ini adalah salah satu dari pengkhianatan Syiah terhadap Daulah Abbasiyah yang telah banyak berbuat baik kepada mereka, bahkan sebagian dari mereka memperoleh jabatan yang sangat tinggi, seperti menteri. Sungguh benar kata pepatah;
Pengkhianatan Ali bin Yaqtin ini diriwayatkan oleh para perawi Syiah sendiri, seperti seorang ulama Syiah yang diberi gelar Shadr Al-Hukama dan Ra’is Al-UlamaNi’matullah Al-Jaza’iri, dalam bukunya yang terkenal Al-Anwar An-nu’maniyah jilid 2 halaman 308, cetakan Tibriz Iran. Dan Muhsin Al-Mua’lim dalam bukunya “An-Nushub wa an-Nawasib” halaman 622, cetakan Dar Al-Hadi, Beirut. Isinya adalah;

“Disebutkan dalam beberapa riwayat, bahwa Ali bin Yaqtin menteri Harun Ar-Rasyid, adalah salah seorang tokoh Syiah. Telah berkumpul beberapa orang narapidana di dalam penjara, kemudian dia memerintahkan orang-orangnya untuk menghancurkan atap penjara, sehingga menimpa mereka yang ada di dalam penjara. Jumlah mereka kira-kira lima ratus orang dan mereka semua tewas. Dia tidak mau bertanggung jawab atas kematian mereka, kemudian dia mengirimkan pesan kepada Al-Imam Al-Kazhim, lalu al-Imam Alaihissalam mengirimkan jawaban kepadanya, “Seandainya kamu datang padaku sebelum kamu membunuh mereka, kamu tidak harus mempertanggungjawabkan kematian mereka, tetapi karena kamu tidak datang kepadaku, maka bayarlah kafarat (denda pengganti) untuk setiap orang yang kamu bunuh dengan seekor kambing jantan, dan seekor kambing jantan lebih baik daripadanya.” (Haqiqar Asy-Syi'ah, halaman 55).

Mereka menyebutkan riwayat ini sebagai dalil diperbolehkannya membunuh an-nawasib (orang-orang Ahli Sunnah). Apakah Anda tidak melihat diyat (denda) yang “berharga” ini? Yaitu “Seekor kambing jantan, dan seekor kambing jantan lebih baik dari orang Sunni.” Beliau mengharuskannya membayar diyat, tidak lain karena dia telah membunuh mereka tanpa adanya perintah dari beliau untuk membunuh mereka.

Sumber : Pengkhianatan-pengkhianatan Syiah dan Pengaruhnya Terhadap Kekalahan Umat Islam. Karya : Dr. Imad Ali Abdus Sami’