Saturday, April 16, 2016

Senjata Makan Iblis, Putin : Embargo Anti-Turki Telah Melukai Ekonomi Rusia. Pejabat Senior Syiah Iran Ungkap Motif Sebenarnya Intervensi Rusia Di Suriah Karena Aliansi Syiah Iran, Assad Dan Hizbullah Tidak Mampu Lagi Membendung Pergerakan Kelompok Mujahidin Suriah Yang Semakin Mendekati Ibukota Damaskus ! Alhamdulillah, Delegasi Koalisi Mujahidin Suriah Menghadiri Konferensi OKI Di Istanbul Sebagai Wakil Rakyat Suriah.



Putin : Embargo anti-Turki telah melukai ekonomi Rusia

Presiden Rusia, menjawab pertanyaan di TV, mengaku negaranya telah menderita karena mengenakan sanksi atas Turki
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengakui bahwa embargo Rusia melawan Turki atas krisis penembakan pesawat antara kedua negara telah mempengaruhi dan memperburuk ekonomi Rusia.
Putin, menjawab pertanyaan pada program ke 14 “Direct Line with Putin,” mengakui bahwa Rusia telah terbebani dengan biaya hidup yang lebih tinggi sebagai akibat dari gerakan Moskow melawan Ankara.
Pengakuan Putin juga diikuti keluhan warga, mengatakan mereka harus membayar dua kali lipat untuk membeli produk yang sama.
“Karena sanksi, kita harus mengkonsumsi produk dalam negeri yang menyebabkan kenaikan harga. Saya mengakui bahwa ini masalah besar,” kata Putin.
Rusia memberlakukan seperangkat sanksi terhadap Turki sebagai pembalasan setelah militer Turki menembak jatuh sebuah pesawat perang Rusia di perbatasan Suriah. Sanksi ini termasuk larangan impor buah dan sayuran, serta pembatasan perjalanan dan visa.
Namun Putin menarik harus mundur kebijakannya di berbagai bidang karena kesulitan yang dihadapi negaranya.
Yeni Şafak
http://www.middleeastupdate.net/putin-embargo-anti-turki-telah-melukai-ekonomi-rusia/

Pejabat Senior Syiah Iran Ungkap Motif Sebenarnya 
Intervensi Rusia di Suriah

Bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh otoritas Kremlin mengenai kehadiran mereka di Suriah, seorang pejabat tinggi Syiah Iran mengungkapkan bahwa kehadiran militer Rusia di Suriah untuk menyelamatkan rezim Syiah Bashar Al-Assad adalah permintaan Teheran.
“Rusia segera mengirimkan pasukan militer ke Suriah 2 hari setelah kunjungan delegasi Iran ke ibukota Moskow di tahun 2015,” ujar Hossein Shariatmadari yang merupakan salah seorang tim penasehat Ayatullah Ali Khamenei kepada surat kabar Kayhan pada hari Selasa (12/04).
Hossein Shariatmadari melanjutkan, “Saat itu delegasi Iran berfokus meminta Rusia untuk mengirimkan kekuatan udara dan rudalnya dalam perang melawan kelompok mujahidin Suriah, setelah kelompok ini berhasil memperoleh kemenangan besar dengan merebut sejumlah daerah penting seperti Idlib, Sheikh Miskin dan Sokhna.”
Kepala Institute of Thought milik Garda Revolusi Syiah Iran membocorkan bahwa permintaan ini dilakukan setelah Aliansi Syiah Iran, Assad dan Hizbullah tidak mampu lagi membendung pergerakan kelompok mujahidin Suriah yang semakin mendekati ibukota Damaskus.
Intervensi militer Rusia di Suriah dimulai pada 30 September 2015, setelah mandat Presiden Vladimir Putin untuk menggunakan angkatan bersenjata Rusia di luar negeri disetujui Dewan Federasi Rusia.
Tercatat sedikitnya 1.015 warga sipil tewas sejak Rusia pertama kali menggelar intervensi militer di Suriah hingga 14 Maret kemarin. (Alarabiya/Ram)

Delegasi Koalisi Suriah Menghadiri Konferensi OKI di Istanbul sebagai Wakil Rakyat Suriah

April 15, 2016
Koalisi Suriah , sebagai wakil rakyat Suriah, menghadiri konferensi ke-13 Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang dimulai 14 April, di Istanbul. Koalisi Suriah menghadiri KTT atas undangan Turki, negara tuan rumah untuk pertemuan puncak dengan tema: “Persatuan dan Solidaritas untuk Keadilan dan Perdamaian.”
Delegasi Koalisi Suriah yang hadir termasuk Presiden Koalisi Anas al-Abdah, Sekretaris komite politik Riad al-Hassan dan ketua komite hukum Haitham al-Maleh. Riad Hijab, Koordinator Umum oposisi Komite Tinggi Negosiasi, juga menghadiri KTT.
Di sela-sela KTT, delegasi Koalisi akan bertemu dengan menteri luar negeri negara-negara yang mengambil bagian dalam pertemuan itu.
National Coalition Of Syrian Revolution and Opposition Forces