Thursday, May 19, 2016

Komunisme Dan Syi’ah Sama-Sama Ancaman Bagi Agama Dan Bangsa. Wasiat Khumaini: Terus Perangi Islam Sampai Mereka Menjadi Negara Syiah. Kh Prof Ali Musthafa Ya’qub: Syiah Lebih Bahaya Daripada Komunis

KOMUNISME DAN SYI’AH SAMA-SAMA ANCAMAN BAGI AGAMA DAN BANGSA

Komunisme Dan Syi’ah Sama-Sama Ancaman Bagi Agama Dan Bangsa.

“Kini, perang proksi tentu lebih canggih dan tersistematis. Masih ingat Revolusi Februari 1979 di Iran? Apabila Rusia dengan Revolusi Bolshevik 1917, melalui jaringan Komunis Internasional (Komintern),berhasil mengekspor paham komunisme ke seluruh dunia; Iran dengan Revolusi Februari 1979 yan digerakkan oleh Khomeini, pun menebarkan pemahaman Syiah ke seluruh dunia. Tak terkecuali di Indonesia.
Setelah Shah Iran Reza Pahlevi digulingkan oleh Khomeini, kekuasaan beralih kepada kaum Syiah. Untuk mengelabuhi masyarakat muslim dunia, revolusi yang dicanangkan dilabeli dengan “Revolusi Islam”. Tak heran apabila kemudian banyak kaum muslimin tertipu. Tahun 1980-an, di Indonesia, foto-foto Khomeini berbagai ukuran menyebar secara masif di kalangan para aktivis Islam. Khomeini menjadi simbol perlawanan saat itu. Khomeini difigurkan.
Sebagaimana halnya Revolusi Bolshevik di Rusia yang dijadikan rujukan oleh para kader komunis, yang lantas disusul pengiriman kader-kadernya ke Rusia; setelah revolusi di Iran berlangsung, pengiriman para aktivis Islam ke Iran pun dilakukan. Melalui jaringan yang dirancang kaum Syiah di Indonesia, program cuci otak terhadap para aktivis Islam dari Indonesia dilakukan secara sistematis.
Kader-kader Syiah yang kembali dari Iran lantas melakukan pergerakan. Sebagaimana orang-orang komunis berhasil menyusup ke dalam tubuh Sarikat Islam, kaum Syiah pun melakukan gerakan penyusupan ke tubuh partai, organisasi massa, bahkan ke lembaga kekuasaan di tingkat pusat.
Berbahayakah kaum Syiah sehingga perlu diwaspadai? Apabila berkaca pada sejarah, perjalanan panjang kaum Syiah di muka bumi ini teah menorehkan luka mendalam pada tubuh kaum muslimin.
Betapa tidak. Kaum Syiah senantiasa memunculkan konflik. Melalui doktrin sesatnya, kaum Syiah memiliki keyakinan yang keji terhadap para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Kaum Syiah pun merusak tatanan hidup bermasyarakat dan berkeluarga melalui ajaran nikah mut’ah. Kaum Syiah pun mengajarkan hidup boleh berdusta melalui ajaran taqiyyah. Bahkah, bahkan taqiyyah adalah ibadah.
Masih sekian banyak ajaran lagi kesesatan ajaran Syiah. Ajaran-ajaran tersebut merupakan BOM WAKTU YANG BISA MENJADI PEMICU KONFLIK HORISONTAL DI TENGAH MASYARAKAT. Bahkan, apabila telah memiliki kekuatan, KAUM SYIAH TAK SEGAN MELAKUKAN PEREBUTAN KEKUASAAN.
Pelajaran sejarah yang terbaik untuk menjadi cermin bangsa Indonesia adalah perjalanan kaum Syiah di Iran yang merebut kekuasaan dari Shah Iran, Reza Pahlevi. Di Yaman, kaum Hutsi (Syiah) berupaya melakukan gerakan pemberontakan bersenjata guna menggulingkan presiden yang sah. Demikian pula pergolakan kaum Syiah di Suriah.
Semua itu hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi bangsa ini. Haruskah menanti bangsa ini bersimbah darah lagi sebagaimana yang telah dilakukan oleh kaum komunis PKI dahulu?”
dari majalah “asy-Syari’ah” no. 113/X/1437 H/2016 , PROXY WAR KUASAI NEGARA TANPA KIRIM BALA TENTARA, oleh al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafrudin, , halaman 20.


Dalam sebuah majalah Syiah bernama Ad Dustur yang terbit di Lebanon edisi 297 halaman 16-18 disebutkan bahwa Imam Syiah Al Khumaini menghimbau Umat Syiah agar terus memerangi Negara Islam sampai mereka menjadi negara Syiah.
Dikutip dari bllog Inilah Bukti Kesesatan Syi'ah," disebutkan dua wasiat Khumaini' kepada penganut Syiah. Berikut teks nya:
Ini wasiatku:
1. Ketika perang dengan irak telah selesai maka kita wajib memulai perang dengan negara lainnya
2. Saya mengimpikan bendera kita berkibar di amman, riyadh, damaskus, kairo dan kuwait



KH Prof Ali Musthafa Ya’qub: Syiah Lebih Bahaya 
daripada Komunis

BangsaOnline-Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 bakal digelar pada 1 hingga 5 Agustus 2015 di Jombang. Uniknya, kini para kiai justeru dilanda kegelisahan teologis karena jam'iyah NU ditengarai diserang paham luar. Padahal pengikut jam'iah ini diperkirakan mencapai sekitar 135 juta orang. Ada tiga paham yang ditengarai gencar menyerbu warga NU dewasa ini. Yaitu Syiah, Wahabi dan Islam Liberal (Islib). Para kiai NU pun resah. Karena pondasi NU: aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) yang merupakan warisan hakiki pendiri NU Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, terancam pudar. Apalagi, menurut Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof Dr. Mustofa Ali Ya’qub, Syiah ternyata jauh lebih bahaya daripada komunisme. Benarkah? Apa buktinya? Mulai hari ini bangsaonline.com menurunkan laporan secara bersambung penetrasi tiga paham yang mengakibatkan para kiai NU dilanda keegelisahan teologis tersebut. REDAKSI
Berbeda dengan Muktamar–muktamar Nahdlatul Ulama (NU) sebelumnya yang fokus kepada isu nasional, keagamaan, program strategis dan pengembangan jamiyah serta sumber daya manusia (SDM), kali ini perhelatan akbar kaum pesantren ini justeru disibukkan dengan prolem aqidah. Banyak sekali penetrasi paham luar menyerbu jamiyah NU yang pengikutnya diperkirakan mencapai 135 juta lebih ini.
Karena itu wajar jika perjalanan NU selama empat tahun ini terkesan tertatih-tatih. Padahal, jika tak ada perubahan, enam bulan lagi warga NU bakal punya gawe besar yaitu Muktamar NU ke-33. Rencananya, Muktamar kali ini digelar awal Agustus 2015 di Jombang, Jawa Timur. Informasi yang dihimpun bangsaonline.com menyebutkan bahwa pembukaan Muktamar akan digelar di alun-alun kota Jombang. Sementara rapat-rapat komisi bakal dilaksanakan di beberapa pesantren besar seperti Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan  Rejoso Jombang.
Dalam sejarah NU even Muktamar selalu meriah. Apalagi banyak warga NU yang secara sukarela menyumbangkan rezekinya sebagai amal sedekah kepada perhelatan organisasi keagamaan yang lahir 1926 itu. Bahkan ibu-ibu dan kiai-kiai di kampung banyak yang berpuasa khusus demi kesuksesan muktamar NU. “Ya, saya berpuasa semoga Muktamar NU sukses. Ini kan jam’iyah para wali,” kata seorang ibu di sebuah kampung.
Sayangnya, dibalik gegap gempita menyambut Muktamar 5 tahunan itu ternyata kini muncul kegelisahan teologis yang luar biasa di kalangan kiai. Kegelisahan para kiai itu dipicu oleh penetrasi paham keagamaan diluar Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) ke dalam NU. Yang paling dahsyat adalah serbuan Syiah, Wahabi Salafi dan Islam Liberal (Islib). Hampir semua Rais Syuriah, Ketua Tanfidziah PCNU dan PWNU - baik di Jawa maupun di luar Jawa - kini ramai menggunjing serbuan Syiah, Wahabi Salafi dan Islib itu ke dalam organisasi beraqidah Aswaja yang bertahun-tahun jadi benteng Negara Indonesia ini. “Kita sudah kecolongan,” kata Habib Yassir, Rais Syuriah PCNU Manado Sulawesi Utara kepada bangsaonline tentang penetrasi Syiah ke dalam NU.
Isu serbuan Syiah, Wahabi dan Islib ini sebenarnya bertiup sejak Muktamar NU ke-31 dan ke-32 di Solo dan Makassar. Tapi saat itu kegelisahan dan penentangan terhadap tiga paham itu hanya terbatas kepada beberapa kiai dan PCNU. Kini kegelisahan teologis dan penentangan itu sangat masif terutama setelah pemutaran video pidato Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqiel Siraj dalam seminar internasional bertema Aswaja di Asrama Haji Sukolilo Surabaya (23-26/12/2014). Seminar itu digelar Aswaja Center pimpinan KH Abdurrahman Navis, LC MHi (Wakil Ketua Tanfidziah PWNU Jawa Timur) dan dikuti para ketua PWNU se-Indonesia.
Pemutaran video itu sebenarnya diluar dugaan dan kesengajaan. Saat itu tiba-tiba ada peserta tanya soal isu penetrasi Syiah yang disebut-sebut masuk ke dalam jami’iyah NU. Nah, ketika Ustadz Idrus Romli presentasi materi Aswaja itu lalu memutar video yang berisi pidato Kang Said – panggilan Kiai Said Aqiel Siraj – yang menyampaikan orasi di depan para penganut Syiah. Di depan jamaah Syiah itu Kang Said mendoakan agar warga NU diberi hidayah sehingga mau menerima ajaran Syiah. Kang Said minta warga Syiah memaklumi kalau kini warga NU menolak Syiah. Sebab, kata Kang Said, warga NU masih bodoh. Karena itu Kang Said minta penganut Syiah sabar menghadapi sikap penolakan warga NU. Kang Said juga minta agar ritual-ritual Syiah terus digalakkan bahkan dikembangkan lebih besar dan masif.
Nah, sikap Kang Said yang menganggap warga NU bodoh karena tak mau menerima Syiah inilah yang memicu gejolak di NU. Para kiai menganggap Kang Said bukan sekedar mengimplementasikan sikap tatsamuh dan moderasi yang merupakan watak asli NU tapi seolah bertindak sebagai penganut Syiah dan pemimpin Syiah yang membodohkan kiai-kiai NU.
Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof Dr Ali Musthafa Ya’qub tak habis pikir terhadap pidato Kang Said. . ''Pernyataan Kiai Said sungguh tidak pantas dilakukan sebagai pemimpin NU.Pernyataan tersebut jelas-jelas bertentangan dengan pemikiran Rais Akbar KH Hasyim Asy’ari dan juga bertentangan dengan AD/ART NU itu sendiri,'' kata Kiai Ali Musthafa Ya'qub dalam diskusi terbatas yang digelar PCNU Jember .
Menurut Kiai Ali Musthafa Ya’qub, Syiah adalah paham yang sangat berbahaya terhadap Aswaja. ''Syi'ah memiliki paham bahwa membunuh orang selain Syi’ah itu ibadah. Ini sangat berbahaya sekali kalau disebarkan di Indonesia yang mayoritas umat Islam-nya berpaham ahlussunna waljama'ah yang bersebarangan dengan paham syi'ah. Akan banyak friksi-friksi dan konflik yang berkecamuk di tengah masyarakat. Bahkan ini akan mengancam NKRI karena menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa,'' papar tokoh NU ini. ''Bagi saya paham syi'ah itu lebih berbahaya dari pada paham komunis, ini kalau dilihat dari perspektif ajaran dan dampak yang ditimbulkan di tengah masyarakat,'' ujar ulama jebolan King Saud University Saudi Arabia yang dikenal sebagai ahli hadits ini.
Ia lantas menunjukkan sejumlah fakta tentang bahaya Syiah di beberapa negara di banding komunis, terutama di Iran dan Rusia (dulu Uni soviet). ''Di Iran, masjid–masjid kaum Ahlussunnah wal Jama'ah sudah dimusnahkan semua,dan bahkan imam-imam dan tokoh-tokoh sunni sudah dibantai semua. Bandingkan dengan Rusia, masjid-masjid Sunni dan imam-imam serta tokoh-tokoh sunni alhamdulillah masih dilindungi oleh negara Rusia,'' paparnya.
Berdasarkan fakta itulah, maka Kiai Musthofa Ya’qub memohon kepada jajaran NU agar menyelamatkan NU dan warganya dari masuknya ajaran Syi'ah dan Islam liberal ke dalam tubuh NU. Ia mendesak jajaran NU agar jangan menjadikan orang-orang Syi’ah dan Islam liberal sebagai pengurus NU.
Indikasi bahwa Syi'ah sudah mulai menyusup di tubuh NU, menurut dia, adalah kasus pidato Kang Said yang hadir pada acara kaum Syi’ah. Dalam acara yang diadakan kelompok Syi'ah itu, menurut dia, Kang Said telah membodoh-bodohkan orang NU.
Karena itu ia berharap dalam Muktamar NU yang akan dilangsungkan di Jombang Jawa Timur pada tanggal 1 hingga 5 Agustus tahun 2015, ada perubahan yang lebih baik di tubuh NU yang dalam lima tahun terakhir ini berjalan stagnan. Pihaknya juga menghimbau, agar pengurus NU dari berbagai tingkatan dapat memilih pemimpin NU yang mempunyai komitmen tinggi untuk memperjuangkan misi Hadaratussyaikh Hasyim Asy’ari. 


Khomeini dalam kitabnya Al-Hukumah Al-Islamiyah menjelaskan salah satu 'Aqidah sesat Syi'ah terhadap kedudukan para Imam mereka. Bahwa sesungguhnya para Imam senantiasa bersama Allah hingga para Nabi عليهم الصلاة والسلام pun tidak dapat mencapai kedudukan yang demikian. Dengan demikian, perkataannya itu mengartikan bahwa para Imam Syiah telah lebih mulia ketimbang para Anbiya.

Disebutkan dalam kitabnya tersebut seperti berikut :
 أن لنا مع الله حالات لا يسعها ملك مقرب و لا نبي مرسل 

"Sesungguhnya kami (para imam) bersama ALLAH di setiap kondisi, yang mana hal ini tidak dapat dicapai oleh makhluq lainnya sekalipun oleh Malaikat yang dekat dan para Nabi Al-Mursal."
Berikut screen shot buku dan perkataan Khumaini: