Wednesday, June 29, 2016

Pejabat Nigeria: Arab Saudi Sungguh-Sungguh Menjaga Stabilitas Masyarakat Islam. Pasien Yaman: Arab Saudi Menghilangkan Penderitaan Kami

Pejabat Nigeria: Arab Saudi Sungguh-sungguh Menjaga Stabilitas Masyarakat Islam

Abuja,18 Maret 2016 – 9 Jumadits Tsani 1437 H
Anggota Senat Nigeria, Dr Ali Macatcarda Amaco mengungkapkan apresiasi negaranya kepada Arab Saudi yang selalu mengikuti perkembangan urusan umat Islam di dunia, sungguh-sungguh untuk menjaga stabilitas, menjalin komunikasi satu sama lain, dan menjalin kerjasama untuk mencapai kepentingan negara-negara Islam.
Hal ini disampaikan dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal OKI Dr. Abdullah Al-Turki, di Abuja kemarin.

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas tema “Keamanan dan Stabilitas, dalam Tantangan Kontemporer”, yang diselenggarakan oleh Liga Muslim Dunia bekerja sama dengan kelompok Jamaah Izalatil Bidah Wa Iqamatis Sunnah, yang diikuti sejumlah ulama muslim, intelektual, dan profesor universitas di benua Afrika. (alwatan)
http://kilas.net/berita/arab-saudi/pejabat-nigeria-arab-saudi-sungguh-sungguh-menjaga-stabilitas-masyarakat-islam/

Pasien Yaman: Arab Saudi Menghilangkan 
Penderitaan Kami

Riyadh, 19 Maret 2016 – 10 Jumadits Tsani 2017
king-salman-humanitarian-relief-centreSekretaris Jenderal Organisasi Bulan Sabit Merah dan Palang Merah Arab, Dr. Saleh Alsuhaibani, menghargai peran kemanusiaan Arab Saudi dalam memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang-orang yang terkena musibah di berbagai belahan dunia. Dia mencontohkan dengan kegiatan Pusat Bantuan Raja Salman dalam memberikan bantuan dan kegiatan kemanusiaan yang bermanfaat bagi puluhan ribu keluarga Yaman.

Ia mencontohkan selama kunjungannya pertama kemarin kepada banyak pasien luka warga Yaman yang dirawat inap di beberapa rumah sakit Yordania, bahwa Pusat Bantuan Raja Salman mendanai operasi bedah mereka dan memberian pelayanan kesehatan dan pengobatan. Dia juga menjelaskan Arab Saudi memberikan bantuan kepada warga yang kesusahan di seluruh dunia untuk meringankan penderitaan mereka, dan berusaha meringankan penderitaan orang Yaman dan Suriah dalam situasi buruk yang mengelilingi mereka, baik dengan memberikan bantuan makanan dan pelayanan kesehatan, tempat tinggal, kesehatan dan bantuan untuk para pengungsi.

Para pasien Yaman juga menghargai sikap pemerintah Raja Salman terhadap Yaman dan rakyatnya. Mereka menegaskan bahwa masuknya bantuan darurat telah meringankan penderitaan mereka sejak bantuan pertama diberikan melalui udara berupa bahan makanan, dukungan medis dan fasilitas kesehatan, pengadaan klinik terpadu dan modern, dan pengadaan sejumlah rumah sakit di Marib, Aden, Taiz. Demikian juga dengan proyek untuk menyediakan layanan darurat, air dan sterilisasi pengungsi dan program pengobatan untuk orang yang terluka dan yang menemani mereka di rumah sakit Yordania, Sudan dan negara-negara tetangga lainnya, yang didanai dan diawasi oleh Pemerintah Saudi.
Cd5U3FfWEAAUZqU
Di sisi lain, Pusat Bantuan Raja Salman membagikan 27 ton kurma di Kabupaten Ataq Povinsi Shabwa, Yaman, yang merupakan bagian dari proyek pendistribusian 128 ton kurma ke wilayah Provinsi Shabwa dan bantuan kemanusiaan. Proyek ini menjadikan sasarannya adalah keluarga yang sangat miskin dan para pengungsi di Shabwa. (Okaz)

Kebaikan Pemerintah & Ulama Saudi Untuk Kaum Muslimin Dunia

KEBAIKAN PEMERINTAH SAUDI UNTUK KAUM MUSLIMIN DUNIA[1]
Sebetulnya di dalam buku Sejarah Berdarah ini juga sudah terdapat kontradiksi. Di satu sisi saudara Idahram berusaha mencitrakan pemerintah Saudi Arabia sebagai pemerintah yang sadis dan ganas layaknya Nazi Jerman yang dipimpin Hitler, bahkan lebih kejam dari Hitler.

Namun di sisi lain, dia mengakui fakta-fakta akan pemuliaan dan penghormatan Kerajaan Saudi Arabia terhadap kaum muslimin.

Buktinya, sambutan yang baik dari pemerintah Saudi terhadap tokoh-tokoh Nahdhatul Ulama (NU) yang sengaja datang untuk mengkritik pemerintah Saudi. Tidak sedikit pun ada usaha dari pemerintah Saudi untuk mencelakakan apalagi membunuh para delegasi yang jelas-jelas aqidah dan amaliah mereka berbeda dengan apa yang diyakini dan diamalkan oleh pemerintah Saudi, malah kritikan mereka dalam masalah amaliah mazhab diterima dengan baik oleh pemerintah Saudi. Dengan jujur[2] saudara Idahram berkata,
“Utusan para ulama pesantren, alhamdulillah, berhasil dan diterima dengan baik oleh penguasa Saudi. Raja Saudi menjamin kebebasan amaliah dalam mazhab empat di Tanah Haram dan tidak ada penggusuran makam Nabi Muhammad Saw. (shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen).” (Sejarah Berdarah…, hal. 138)

Kebaikan pemerintah Saudi terhadap kaum muslimin dunia sudah tidak terhitung jumlahnya, termasuk Indonesia.
Ratusan masjid dibangun oleh pemerintah maupun yayasan sosial yang mengumpulkan dana dari masyarakat Saudi serta santunan fakir miskin dan pembuatan sumur-sumur sebenarnya sudah sangat banyak. Hanya saja jarang diekspos oleh media.

Pemerintah Saudi juga membuka cabang universitas Muhammad bin Su’ud di Jakarta untuk kaum muslimin Indonesia. Sampai saat ini, saya tidak tahu ada sekolah di Indonesia yang dibangun oleh pemerintah mana pun di dunia ini dengan menyewa dua buah gedung besar dan mewah untuk kaum muslimin di Indonesia secara gratis. Bukan hanya itu, para mahasiswa juga digaji, buku-buku diberikan secara gratis, asrama juga gratis. Para santri dan pengajar pesantren-pesantren NU juga banyak yang sekolah di sini, menikmati fasilitas yang diberikan pemerintah Saudi.

Cabang universitas Muhammad bin Su’ud ini juga terdapat di negeri-negeri lain. Di dalam negeri Saudi sendiri, saat ini ada ribuan pelajar muslim dari seluruh dunia, termasuk anak-anak bangsa Indonesia, bahkan tidak sedikit santri-santri NU. Mereka belajar secara gratis plus digaji oleh pemerintah Saudi.

Ketika terjadi Tsunami Aceh dan Sumatera Utara, negara Barat gembar-gembor di media massa mengumumkan sumbangan-sumbangan mereka, padahal nilainya juga tidak terlalu besar, itu pun ternyata sebagian besarnya berupa pinjaman. Diam-diam pemerintah Saudi hampir tidak terekspos oleh media (entah sengaja atau tidak?!), telah mengirim pesawat-pesawatnya ke Aceh yang mengangkut berbagai macam bantuan. Beberapa media ketika itu menginfokan,[3]

“Rakyat dan pemerintah Arab Saudi menyumbang US$530 juta (sekitar Rp. 4,8 triliun) untuk korban gempa dan gelombang tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Semua sumbangan itu berbentuk hibah. Dari total hibah itu, sebesar US$280 juta berupa uang tunai yang terdiri dari sumbangan masyarakat sebesar US$30 juta. Sementara US$250 juta sisanya berbentuk makanan, obat-obatan, selimut, dan alat-alat kedokteran.”

“Semua sumbangan itu merupakan hibah (pemberian), bukan utang yang harus dibayar. Sumbangan berupa hibah ini tentu saja lebih baik daripada sumbangan yang berupa utang. Karena utang ini di kemudian hari akan menjadi beban masyarakat Indonesia. Meskipun utang itu bersifat pinjaman lunak (soft loan), rakyat Indonesia tetap harus membayarnya,” ungkap salah seorang tokoh.”

Adakah bantuan Saudi untuk Palestina?
Benarkah tuduhan dusta lagi keji yang dihembuskan
saudara Idahram bahwa Saudi bekerjasama dengan Inggris hingga Palestina berhasil dicaplok Yahudi?

Jawabannya, kenyataan yang ada sangat bertolak belakang dengan tuduhan dusta tersebut. Ketika hizbiyyun masih sibuk berdemo untuk Palestina dan mengkritik fatwa ulama Saudi akan haramnya demo, pemerintah Saudi dan masyarakatnya telah mengumpulkan dana dalam jumlah yang sangat besar untuk Palestina. Media menginfokan,

“Raja Arab Saudi pada Senin mengumumkan sumbangan senilai satu miliar dolar AS bagi pembangunan kembali Gaza yang digempur secara ofensif oleh Yahudi selama beberapa pekan. ‘Atas nama rakyat Saudi, saya umumkan sumbangan sebesar 1 miliar dollar bagi program pembangunan kembali Gaza,’ kata Raja Saudi pada pembukaan konferensi tingkat tinggi Arab di Kuwait.”

Ketika Amerika Serikat menekan Saudi untuk memboikot pemerintahan Palestina dengan tidak memberi bantuan, media memberitakan,
“Arab Saudi menegaskan bahwa mereka akan tetap melanjutkan pemberian bantuan dana yang jumlahnya sekitar 15 juta dollar AS tiap bulannya untuk pemerintah Palestina.”

Media lain menginfokan sumbangan seorang pengusaha,
“Seorang pengusaha Saudi yang menolak untuk disebutkan identitasnya ini- pada hari Senin, sumbangkan 25 juta Riyal untuk membantu rakyat Gaza.”

KEBAIKAN ULAMA SAUDI UNTUK KAUM MUSLIMIN DUNIA

Bukan hanya pemerintahnya yang berusaha membantu Palestina, para ulama di Saudi pun mengeluarkan fatwa sebagai dorongan kepada masyarakat dan kaum muslimin di seluruh dunia untuk ikut membantu. Inilah fatwa ulama yang dituduh secara dusta dan keji oleh saudara Idahram, bahwa mereka telah bersekongkol dengan Yahudi untuk merebut Palestina.

Fatwa Lembaga Resmi Untuk Fatwa Kerajaan Saudi Arabia Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-‘Ilmiyyah wal Ifta’ tentang Masalah Palestina

“Segala puji hanyalah milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita Muhammad dan kepada keluarga beliau beserta para shahabatnya dan ummatnya yang setia mengikutinya sampai akhir zaman. Wa ba’da;

Sesungguhnya Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Ifta’ (Dewan Tetap Untuk Penelitian Ilmiyah dan Fatwa) di Kerajaan Saudi Arabia mengikuti (perkembangan yang terjadi) dengan penuh kegalauan dan kesedihan akan apa yang telah terjadi dan sedang terjadi yang menimpa saudara-saudara kita muslimin Palestina dan lebih khusus lagi di Jalur Gaza, dari angkara murka dan terbunuhnya anak-anak, kaum wanita dan orang-orang yang sudah renta, dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kehormatan, rumah-rumah serta bangunan-bangunan yang dihancurkan dan pengusiran penduduk. Tidak diragukan lagi ini adalah kejahatan dan kedzaliman terhadap penduduk Palestina.

Dan dalam menghadapi peristiwa yang menyakitkan ini wajib atas umat Islam berdiri satu barisan bersama saudara-saudara mereka di Palestina dan bahu membahu dengan mereka, ikut membela dan membantu mereka serta bersungguh-sungguh dalam menepis kedzaliman yang menimpa mereka dengan sebab dan sarana apa pun yang mungkin dilakukan sebagai wujud dari persaudaraan seagama dan seikatan iman.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara”. (QS. Al Hujurat: 10)

dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman,

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ

“Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain”. (QS. At-Taubah: 71)

dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, “Seorang mukmin bagi mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan yang saling menopang, lalu beliau menautkan antar jari-jemari (kedua tangannya)”. (Muttafaqun ‘Alaihi)

dan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam juga bersabda, “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur”. (Muttafaqun ‘Alaihi)

dan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam juga bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak mendzalimi saudaranya, tidak menipunya, tidak memperdayanya dan tidak meremehkannya”. (HR. Al-Imam Muslim)

Dan pembelaan bentuknya umum mencakup banyak aspek sesuai kemampuan sambil tetap memperhatikan keadaan, apakah dalam bentuk benda atau suatu yang abstrak dan apakah dari awam muslimin berupa harta, makanan, obat-obatan, pakaian, dan yang lain sebagainya.

Atau dari pihak pemerintah Arab dan negeri-negeri Islam dengan mempermudah sampainya bantuan-bantuan kepada mereka dan mengambil posisi dibelakang mereka dan membela kepentingan-kepentingan mereka di pertemuan-pertemuan, acara-acara, dan musyawarah-musyawarah antar negara dan dalam negeri. Semua itu termasuk ke dalam bekerjasama di atas kebajikan dan ketakwaan yang diperintahkan di dalam firman-Nya:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ

“Dan bekerjasamalah kalian di atas kebajikan dan ketakwaan”. (QS. Al Ma’idah: 2)

Dan termasuk dalam hal ini juga, menyampaikan nasihat kepada mereka dan menunjuki mereka kepada setiap kebaikan bagi mereka. Dan diantaranya yang paling besar, mendoakan mereka pada setiap waktu agar cobaan ini diangkat dari mereka dan agar bencana ini disingkap dari mereka dan mendoakan mereka agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memulihkan keadaan mereka dan membimbing amalan dan ucapan mereka.

Dan sesungguhnya kami mewasiatkan kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di Palestina untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana kami mewasiatkan mereka agar bersatu di atas kebenaran dan meninggalkan perpecahan dan pertikaian, serta menutup celah bagi pihak musuh yang memanfaatkan kesempatan dan akan terus memanfaatkan (kondisi ini) dengan melakukan tindak kesewenang-wenangan dan pelecehan.

Dan kami menganjurkan kepada semua saudara-saudara kami untuk menempuh sebab-sebab agar terangkatnya kesewenang-wenangan terhadap negeri mereka sambil tetap menjaga keikhlasan dalam berbuat karena Allah Ta’ala dan mencari keridha’an-Nya dan mengambil bantuan dengan kesabaran dan shalat dan musyawarah dengan para ulama dan orang-orang yang berakal dan bijak disetiap urusan mereka, karena itu semua potensial kepada taufik dan benarnya langkah.

Sebagaimana kami juga mengajak kepada orang-orang yang berakal di setiap negeri dan masyarakat dunia seluruhnya untuk melihat kepada bencana ini dengan kacamata orang yang berakal dan sikap yang adil untuk memberikan kepada masyarakat Palestina hak-hak mereka dan mengangkat kedzaliman dari mereka agar mereka hidup dengan kehidupan yang mulia. Sekaligus kami juga berterima kasih kepada setiap pihak yang berlomba-lomba dalam membela dan membantu mereka dari negara-negara dan individu.

Kami mohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang tinggi untuk menyingkap kesedihan dari ummat ini dan memuliakan agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya dan memenangkan para wali-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya dan menjadikan tipu daya mereka boomerang bagi mereka dan menjaga ummat Islam dari kejahata-kejahatan mereka, sesungguhnya Dialah Penolong kita dalam hal ini dan Dzat Yang Maha Berkuasa. Dan shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga serta shahabatnya dan ummatnya yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat.
Bantuan kepada kaum muslimin di berbagai penjuru dunia oleh ulama Saudi bukan sekedar fatwa belaka, namun benar-benar diamalkan oleh para ulama tersebut. Diantaranya dalam kisah-kisah berikut.

Keteladanan Mufti Saudi Arabia dan Ketua Umum Rabithah Al-‘Alam Al-Islami di Masanya, Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah

Ali bin Abdullah Ad-Darbi menceritakan:
“Ada satu kisah yang sangat berkesan bagiku, pernah suatu saat berangkatlah empat orang dari salah satu lembaga sosial di Kerajaan Saudi Arabia ke pedalaman Afrika untuk mengantarkan bantuan dari pemerintah negeri yang penuh kebaikan ini, Kerajaan Saudi Arabia.

Setelah berjalan kaki selama empat jam dan merasa capek, mereka melewati seorang wanita tua yang tinggal di sebuah kemah dan mengucapkan salam kepadanya, lalu memberinya sebagian bantuan yang mereka bawa.

Maka berkatalah sang wanita tua, ‘Dari mana asal kalian?’
Mereka menjawab, ‘Kami dari Kerajaan Saudi Arabia’.
Wanita tua itu lalu berkata, ‘Sampaikan salamku kepada Syaikh Bin Baz’.
Mereka berkata, ‘Semoga Allah merahmatimu, bagaimana Syaikh Bin Baz tahu tentang Anda di tempat terpencil seperti ini?’

Wanita tua menjawab, ‘Demi Allah, Syaikh Bin Baz mengirimkan untukku 1000 Riyal setiap bulan, setelah aku mengirimkan kepadanya surat permohonan bantuan, setelah aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala’.”
dari Koran Al-Madinah, no. 13182
Salah seorang murid Syaikh bin Baz rahimahullah pernah bercerita,
“Pada suatu malam, ketika Syaikh bin Baz rahimahullah sedang shalat tahajjud, tiba-tiba terdengar suara orang yang melompat ke rumahnya, maka Syaikh pun membangunkan anak-anaknya untuk melihat apa yang terjadi, dan beliau tetap melanjutkan shalatnya. Setelah beliau shalat, barulah anak-anaknya mengabari bahwa telah ditangkap seorang pencuri, dia adalah seorang pekerja dari Pakistan. Lalu Syaikh minta pencuri itu dihadirkan ke hadapannya.

Pertama sekali yang beliau lakukan adalah membangunkan tukang masak dan memasakkan makanan untuknya, setelah si pencuri makan sampai kenyang, beliau memanggilnya dan berkata,
‘Kenapa engkau melakukan ini?’
Pencuri menjawab,
‘Ibuku di Pakistan saat ini sedang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan biaya 10.000 Riyal, sedang saya hanya memiliki 5.000 Riyal, maka saya hanya mau mencuri 5.000 Riyal.’

Maka Syaikh menghubungi salah seorang muridnya yang berasal dari Pakistan untuk mencari kebenaran akan perkataan si pencuri. Pada hari berikutnya, Syaikh telah mendapatkan kebenaran atas pengakuan si pencuri. Beliau pun memberikan kepadanya bantuan sebesar 5.000 Riyal dan menambah lagi 5.000 Riyal dengan anggapan, kemungkinan dia membutuhkannya, maka total bantuan Syaikh kepadanya sebesar 10.000 Riyal. Singkat cerita, pencuri ini kemudian menjadi murid Syaikh dan selalu menyertai beliau sampai wafatnya.”

Disarikan dari ceramah, “Maqaathi’ Muatstsiroh; Ibnu Baz rahimahullah Ma’a As-Sariq.”

Abdullah bin Muhammad Al-Mu’taz menceritakan: Asy-Syaikh Muhammad Hamid, Ketua Paguyuban Ashabul Yaman di negeri Eretria berkisah,

“Saya datang ke Riyadh di malam hari yang dingin dalam keadaan tidak punya uang untuk menyewa hotel. Saya kemudian berpikir untuk datang ke rumah Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz. Saat itu waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Awalnya saya ragu, namun akhirnya saya putuskan untuk pergi ke rumah beliau. Saya tiba di rumah beliau yang sederhana dan bertemu dengan seorang yang tidur di pintu pagar. Setelah terbangun, ia membukakan pintu untukku. Saya memberi salam padanya dengan pelan sekali supaya tidak ada orang lain yang mendengarnya karena hari begitu larut.

Beberapa saat kemudian aku melihat Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz berjalan menuruni tangga sambil membawa semangkuk makanan. Beliau mengucapkan salam dan memberikan makanan itu kepada saya. Beliau berkata, ‘Saya mendengar suara anda kemudian saya ambil makanan ini karena saya berpikir anda belum makan malam ini.

“Demi Allah, saya tidak bisa tidur malam itu, menangis karena telah mendapat perlakuan yang demikian baik.”
Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, hal. 27-28.

Subhanallah, inilah akhlak para ulama yang sangat dibenci oleh para pelaku syirik dan bid’ah. Inilah pemerintah yang dituduh ganas dan sadis oleh mereka yang membenci dakwah tauhid dan sunnah.

Masih banyak lagi kebaikan pemerintah Saudi dan ulamanya untuk kaum muslimin dunia yang tidak mungkin kami ceritakan semuanya di sini.

فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj: 46)

YANG PERLU DICERMATI

Pembaca yang budiman, yang perlu dicermati dari buku Sejarah Berdarah ini, mengapa pada bagian awal buku dimulai dengan menjelek-jelekkan Salafi, tidak peduli walau harus berdusta?! Jawabannya ada di akhir buku tersebut, yaitu agar kaum muslimin berpaling dari manhaj (metode beragama) Salaf, yaitu memahami agama yang mulia ini berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sesuai dengan pemahaman Salaf.

Pada akhir bukunya, saudara Idahram membuat satu bab khusus untuk menolak manhaj Salaf dengan judul “Kerancuan Konsep & Manhaj Salafi Wahabi” yang insya Allah Ta’ala akan kami jawab dengan dalil Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma’ sahabat, penjelasan ulama dari empat mazhab dan ulama lainnya.
Jadi masalahnya, ada pada fanatisme terhadap kebid’ahan yang sangat bertentangan dengan jalan Salaf, jalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat beliau. Penulisnya tidak rela kalau umat Islam meninggalkan bid’ah dan mengikuti manhaj Salaf. Maka dijadikanlah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sebagai kambing hitamnya, sebab tidak mungkin dia berani memcaci maki Salaf atau memperbanyak dusta atas nama Salaf dan memfitnah mereka.

Oleh karena itu sebelum jauh kita melangkah, perlu kami tegaskan, Salafi adalah pengikut Salaf, yaitu Rasulullah Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat beliau. Bukan pengikut Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Hanyalah kita mengikuti Syaikh ketika beliau mengikuti manhaj Salaf. Jika beliau tersalah dalam satu masalah dan bertentangan dengan manhaj Salaf, maka kita tidak mengikuti pendapat beliau.

Sehingga, “fakta-fakta” sejarah yang berisi fitnah dan dusta itu, andaikan benar sekalipun, tidak ada pengaruhnya sama sekali terhadap Salafi dan kewajiban mengikuti manhaj Salaf. Artinya, andaikan tuduhan-tuduhan keji yang dialamatkan kepada Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah itu benar adanya, sama sekali tidak bisa dijadikan alasan untuk menjelek-jelekkan Salafi, sebab Salafi telah ada jauh sebelum berdirinya Kerajaan Saudi Arabia dan Salafi tidak hanya di Saudi saja.

Kalau kemudian ada yang mengaku-ngaku Salafi lalu ternyata dia melakukan hal-hal yang bertentangan dengan manhaj Salaf itu sendiri, tentunya tidak bisa kita menyalahkan manhaj yang mulia ini, sebagaimana kita tidak bisa menyalahkan semua Salafi di dunia ini.

Tetapi alhamdulilllah, tuduhan-tuduhan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah hanyalah kedustaan dan kesalahpahaman belaka, maka patut kalau kami membela seorang ulama yang terzalimi, meskipun tujuan utama kami dalam buku ini bukanlah sekedar membela beliau melainkan untuk meluruskan pemahaman yang menyimpang dari manhaj Salaf dan mengajak umat Islam secara umum, khususnya penulis buku Sejarah Berdarah dan kelompoknya untuk kembali kepada kebenaran, yaitu kepada manhaj Salaf yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan untuk diikuti.
Footnote:
[1] Kita tidak menutup mata, layaknya manusia biasa, pemerintah dan ulama Saudi tentunya memiliki kesalahan dan kekhilafan. Akan tetapi, orang yang berbudi tentu tidak mudah melupakan kebaikan saudaranya, sedangkan orang yang tidak berbudi, alias tidak tahu balas budi, sulit bagi mereka mengingat kebaikan orang lain, prasangka buruk mereka telah menutupi semua kebaikan yang ada pada saudaranya, seperti kata penyair,
وعين الرضا عن كل عيب كليلة
كما أن عين السخط تبدي المساويا
“Pandangan simpati menutupi segala cela,
Pandangan benci menampakkan segala cacat.”
[2] Kali ini dia jujur, walau sebenarnya dia banyak berdusta, sebagaimana yang telah kita buktikan sebelumnya dan akan datang bukti-bukti kedustaannya yang lain, hadaahullah.
[3] Sengaja kami tidak menyebutkan nama-nama medianya di sini karena alasan syar’i, yaitu adanya pelanggaran-pelanggaran syari’at yang ada dalam media-media tersebut, sehingga kami khawatir ikut ta’awun mengiklankan keberadaan media tersebut. Alasan lain, dalam masalah ini penyebutan nama media tersebut bukan suatu hal yang darurat, terlebih berita-berita ini sangat mudah disearch di internet.
Ditulis oleh Al-Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray hafizhahullah dalam buku “Salafi, Antara Tuduhan dan Kenyataan” penerbit TooBagus cet. kedua.  Bantahan terhadap buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” karya Syaikh Idahram hadahullah.

SAUDI DI MATA SEORANG ULAMA SUNNAH 2/2

Oleh
Syaikh Al-Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i[1]
SIKAP YANG BENAR DARI KAUM MUSLIMIN TERHADAP PEMERINTAH SAUDI
Maka sebagaimana telah terdahulu bahwa wajib atas setiap muslim di seluruh penjuru dunia agar bekerjasama dengan pemerintah Saudi ini, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman di dalam Kitab-Nya.
“Dan tolong menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” [Al-Maidah : 2]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Seorang mu’min dengan mu’min yang lainnya seperti sebuah bangunan saling menguatkan satu dengan yang lainnya” [Muttafaq Alaih dari hadits Abu Musa]
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Permisalan orang-orang mu’min di dalam kecintaan, kasih sayang, dan belas kasihan di antara mereka seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam” [Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya 4/1999]
PEMERINTAH SAUDI MEMULIAKAN PARA ULAMA
Diantara hal lain yang merupakan kebaikan pemerintah Saudi adalah pemuliaan mereka terhadap para ulama, bapak mereka Abdul Aziz rahimahullah telah mewasiatkan hal itu, maka mereka menghormati para ulama dan memuliakannya dengan sesungguh-sungguhnya, akan tetapi di sana ada para ulama su’ yang mencela pemerintah Saudi dan kadang mereka kafirkan pemerintah Saudi, maka selayaknya dipilahkan di antara orang-orang berilmu mana yang berada di atas aqidah tauhid yang selayaknya dia ini dimuliakan, dan antara orang-orang yang berada di atas aqidah-aqidah bid’ah dan hizbiyyah, orang-orang hizbi ini –wahai saudara-saudara- adalah orang-orang yang jelek, mereka mencari-cari kesempatan untuk menyerang daulah ketika mereka memliki kesempatan, maka selayaknya orang-orang hizbi ini tidak diberi kesempatan samasekali, dan hendaknya mereka tidak dibantu pada kebatilan mereka, Allahumma jika sebagai sarana melunakkan hati mereka jika dipandang mereka akan kembali. Sesungguhnya pemuliaan pemerintah Saudi terhadap ulama merupakan manqobah (keutamaan) mereka dan kebaikan mereka terhadap daulah mereka serta bapak mereka (Abdul Aziz) sebagai pelaksanaan wasiatnya –Rahimahullah Ta’ala-, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan, sungguh mereka telah menyambut kami dengan sebaik-baiknya, memuliakan kami dengan semulia-mulianya, mereka lakukan –Biidznillahi Ta’ala- segala hal yang berhubungan dengan pengobatan kami, dan pada hal-hal yang kami butuhkan, maka semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan.
HARAPAN UNTUK PEMERINTAH SAUDI
Aku memohon kepada Allah agar memberkahi mereka menjaga daulah mereka, memberikan keteguhan kepada mereka, memperbaiki mereka juga, dan memberikan teman kepercayaan yang baik kepada mereka, kami memohon kepada Allah agar memberikan kepada mereka teman kepercayaan yang baik, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi, sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” [Ali-Imran : 118]
Kami memohon kepada Allah agar memberikan kepada mereka teman kepercayaan yang baik, dan agar melindungi mereka dari para teman duduk yang jelek, karena sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Permisalan teman duduk yang shalih dan teman duduk yang jelek adalah seperti penjual misik dan peniup tungku api, penjual misik adakalanya akan memberikan minyaknya kepadamu adakalanya engkau membeli darinya dan adakalanya akan engkau dapatkan darinya bau yang wangi, sedangkan peniup tungku api adakalanya akan membakar pakaianmu dan adakalanya akan engkau dapatkan darinya bau yang busuk” [Muttafaq Alaih]
Dan kami saat ini bukanlah hendak menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits tentang bahaya teman-teman duduk yang jelek dan tentang keutamaan teman-teman duduk yang baik, akan tetapi kami nasehatkan kepada mereka agar selalu berusaha agar mendapatkan teman-teman duduk yang shalih yang menghendaki kebaikan bagi mereka dan bagi negeri-negeri Islam, karena sesungguhnya negeri Saudi ini merupakan benteng kaum muslimin dan tempat bersandar kaum muslimin. Dan sesungguhnya aku memuji kepada Allah bahwasanya mereka telah membuka hati mereka bagi para pendatang dari seluruh penjuru negeri, kami bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla, Wallahul Musta’an.
Sesungguhnya sebagaimana telah kami katakan : Hal yang mendorong kami untuk mengucapkan kalimat-kalimat ini adalah bahwa kami memandang bahwa wajib atas kami untuk mengucapkan al-haq, ini adalah kewajiban, dan jika tidak –maka demi Allah- aku tidak didorong oleh materi, tidak ada seorangpun yang mendorongku kepada hal itu, dan aku juga –bihamdulillah- tidaklah termasuk orang-orang yang terperdaya dengan perkataan, akan tetapi aku terkesan dengan perbuatan. Aku melihat perbuatan-perbuatan yang terpuji lagi luhur –semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan- inilah yang membuat aku terkesan, wallahul musta’an. Ini dan kami memohon kepada Allah agar memberi taufik kepada kami dan kalian kepada apa yang dicintai dari diridhoi-Nya. Telah banyak pertanyaan yang terlontar kepadaku : Apakah engkau telah ruju’ (meralat) perkataan-perkataanmu (yang dulu) terhadap pemerintah Saudi? Maka (aku katakan) : Aku telah meralat perkataan-perkataanku yang dulu tentang pemerintah Saudi dan semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan, adapun perkataan-perkataanku yang selainnya maka tidak aku ralat.
SOAL DAN JAWAB
1). Soal : Wahai Syaikh ada sebuah berita bahwa antum memberikan pengantar kepada sebuah kitab tentang pengkafiran daulah Saudi oleh Al-Maqdisi (Kawasyif Jaliyyah fi Kufri Daulah Su’udiyyah), dan bahwasanya antum menyebutkan pengkafiran ini di dalam muqoddimahnya, wahai Syaikh benarkah hal ini?
Jawab : Ini adalah dusta, karena tatkala dulu aku di Madinah, dan sesudah aku dipenjara di Madinah dan di Riyadh, dan aku keluar dalam keadaan aku tidak megkafirkan pemerintah Saudi, bagaimana aku mengkafirkannya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa mengatakan kepada saudaranya ‘Wahai kafir’ maka sungguh telah kembali kepada salah seorang dari keduanya”.
Maka tidak boleh bagi kami untuk mengkafirkan Daulah Saudi, dan di adalah Daulah Islam, wallahul musta’an.
2). Soal : Wahai Syaikh ada sebuah pertanyaan –Barakallohufikum-, kami ingin mengetahui pendapat antum –Wahai Syaikh- tentang orang yang disebut dengan Abu Muhammad Al-Maqdisi, bagaimana menurut pendapat antum, apakah dia termasuk ahli ilmu?
Jawab : Orang ini memiliki tulisan yang banyak, dan kitab-kitabnya memiliki kesalahan-kesalahan yang banyak sekali, dia mengirim kepada kami sebuah kitab barangkali –Wallahu a’lam- berjudul I’dadul Fawaris Bitarkil Madaris dia atau yang lainnya, dan bukan kitab Kawasyif Jaliyyah karena dulu dia tidak mengakui bahwa kitab Kawasyif ini adalah tulisannya, dia berikan kitab di atas agar aku melihatnya dan aku waktu itu, tidak memiliki maka aku berikan kepada saudara kami yang kritis dan berilmu Abdul Aziz Al-Bar’i, dia jelaskan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya, maka aku sampaikan koreksian tersebut kepadanya, ternyata dia hendak membantah Abdul Aziz Al-Bar’i, maka aku katakan kepada Abdul Aziz Al-Bar’i :”Orang ini jahil dan sombong, tinggalkanlah dia tidak selayaknya kita menyibukkan diri dengannya, tidak selayaknya kita menyibukkan diri dengannya”, -wallahul musta’an-. Hanya saja orang-orang yang melihat semangat yang ada padanya menyangka bahwa dia termasuk ahli ilmu, dan berapa banyak orang yang disangka sebagai ahli ilmu padahal dia bukan ahli ilmu, maka orang ini (Al-Maqdisi) bukanlah termasuk ahli ilmu.
TAMBAHAN DAN PENUTUP
Kami lupa tentang sesuatu (yang belum kami sebutkan) : Yaitu yang datang di dalam sebagian surat kabar bahwa Amir Salman –hafidzhullah- mengumumkan bahwa dia telah mendera empat orang warga negara Inggris dan berkata : “Kami akan menerapkan syari’at Allah, silahkan marah orang yang marah”, demi Allah sungguh menakjubkan ! dan yang juga menakjubkan dari mereka bahwa mereka berani melakukan ini di saat banyak negara yang takut kepada Kantor Berita London, dan mengatakan bahwa dia adalah kantor berita dunia, banyak negara yang takut kepada Live News dan mengatakan bahwa dia adalah kantor berita dunia, adapun mereka (pemerintah Saudi) –semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan- menegakkan syari’at Allah, maka aku memohon kepada Allah agar menjaga mereka dan menjaga negeri mereka.
Hal lain yang aku lupa : Yaitu masalah rumah sakit-rumah sakit, kami telah melihat hal yang membahagiakan kami di rumah-rumah sakit –bilhamdillah- di setiap lantai ada masjid (tempat shalat)nya, dan kadang-kadang ada masjid khusus untuk laki-laki dan masjid khusus untuk para wanita, mereka patut disyukuri atas perhatian ini dan semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan, kemudian juga sesudah itu : Pembangunan rumah-rumah sakit di banyak negara, mereka telah membangun sebuah rumah sakit yang besar di negeri kami Yaman di Sho’dah yang bernama Rumah Sakit As-Salam, dan membangun lagi rumah sakit yang lain yang aku lupa namanya, dan ini dengan alasan .. agar pengobatan bisa gratis, penyinaran gratis, dan operasi gratis, maka mereka patut disyukuri atas hal ini, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan atas amalan yang agung ini yang mereka laksanakan wallahul musta’an, dan dengan ini maka selesailah walhamdulillahi Rabbil alamin, wa la haula wa la quwwata illa billah, jika terdapat kesalahan-kesalahan maka orang yang sakit layak diberi udzur, Wallahul Musta’an.
[Disalin dari Majalah Al-Furqon, Edisi 1, Th. Ke-7 1428/2008. Diterbitkan Oleh Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon Al-Islami, Alamat : Ma’had Al-Furqon, Srowo Sidayu Gresik Jatim]
FooteNote
[1]. Diterjemahkan oleh Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah dari kaset yang berjudul Musyahadati fil Mamlakah Arabiyyah Su’udiyyah dengan perantaraan kitab Tabdid Kawasyifil Anid Fi Takfirihi Lidaulati Tauhid oleh Syaikh Abdul Aziz bin Ris Ar-Ris hal. 238-245
[2]. Judul-judul dalam huruf kafital merupakan tambahan dari penerjemah

Raja Salman bin Abdul Aziz : Konstitusi Kita adalah Kitab Allah dan Sunah Nabi-Nya. Pujian Para Ulama Terhadap Pemerintah Arab Saudi