Tuesday, July 12, 2016

Antara Negeri Haramain Dan Persia

Hasil gambar untuk haramain

Meski Negeri Haramain (Makkah dan Madinah) saat ini terletak dalam wilayah Kerajaan Saudi Arabiah, hal ini tak menjadi penghalang banyak orang terus mencaci dan menjelek-jelekkan negeri kaya minyak ini. Berbagai tuduhan disematkan, mulai dari isu TKI, negeri wahabi, antek Zionist dan Amerika, tidak punya andil dalam membantu perjuangan Palestina, hingga isu penyandang dana ISIS. Tak sedikit yang termakan isu negatif tentang negeri Haramain ini, apalagi media-media mainstream turut menyebarkannya. Karena yang terus diberitakan adalah kekurangan-kekurangan Saudi—meskipun kebanyakannya adalah fitnah—maka seolah-oleh Haramaian tak punya lagi kehormatan dan keutamaan.
Berbeda jauh dengan Iran, Republik Syiah yang dulunya adalah Persia, negeri Majusi penyembah api sebelum diluluhlantakkan oleh pasukan kaum muslimin atas perintah Amirul Mukminin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu. Iran terus diberitakan sebagai satu-satunya negara “Islam” yang berani melawan hegemoni Amerika. Iran anti Israel, banyak mendukung perjuangan Palestina, dan pujian-pujian lainnya yang tak lebih hanya sandiwara dunia politik semata. Pada akhirnya, banyak yang bangga dengan Iran, dan malu dengan Saudi Arabia.

Di antara Keutamaan Negeri Haramain:

1. Berkah doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, Makkah adalah kota yang aman sentosa dan rezki Allah melimpah untuk para penduduknya.

Allah Ta’ala mengabadikan doa Nabi Ibrahim untuk tanah Makkah dalam al-Qur’an, “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan Hari Kemudian.” (QS. al-Baqarah: 126).

2. Berkah doa Ibrahim, orang-orang beriman cinta penduduk Makkah dan cinta kepada kotanya.

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya Aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37).

3. Allah Ta’ala telah menetapkan Makkah sebagai kota suci, yakni sejak penciptaan langit dan bumi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (artinya), “Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Makkah) yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu.” (QS. an-Naml: 91).

Nabi bersabda pada hari penaklukan kota Makkah, “Sesungguhnya kota ini, Allah telah memuliakannya pada hari penciptaan langit dan bumi. Ia adalah kota suci dengan dasar kemuliaan yang Allah tetapkan sampai hari Kiamat “. (HR. Bukhari dan Muslim).

4. Kota yang Paling Dicintai oleh Rasulullah

Tahukah Anda kota yang paling dicintai oleh Rasulullah ? Itulah Kota Makkah. Sekiranya Rasulullah tidak terusir dari kota itu, niscaya beliau tidak akan meninggalkannya. Ini tercermin dari sabda Rasulullah , “Demi Allah! Engkau adalah sebaik-baik bumi, dan bumi Allah yang paling dicintai-Nya. Seandainya aku tidak terusir darimu, aku tidak akan keluar (meninggalkanmu).” (HR. Tirmidzi, shahih).

5. Tanah Haram tidak akan dimasuki Dajjal.

Dajjal akan muncul dari Ashbahan dan akan menelusuri muka bumi. Tidak ada satu negeri pun melainkan Dajjal akan mampir di tempat tersebut. Yang dikecualikan di sini adalah Makkah dan Madinah karena malaikat akan menjaga dua kota tersebut. Dajjal tidak akan memasuki kedunya hingga akhir zaman. Dalam hadits Fathimah binti Qoisradhiyallahu ‘anhadisebutkan bahwa Dajjal mengatakan, “Aku akan keluar dan menelusuri muka bumi. Tidaklah aku membiarkan suatu daerah kecuali pasti aku singgahi dalam masa empat puluh malam selain Makkah dan Thoybah (Madinah Nabawiyyah). Kedua kota tersebut diharamkan bagiku. Tatkala aku ingin memasuki salah satu dari dua kota tersebut, malaikat menemuiku dan menghadangku dengan pedangnya yang mengkilap. Dan di setiap jalan bukit ada malaikat yang menjaganya.” (HR. Muslim).

6. Madinah Kota Suci

Madinah oleh Rasulullah dijadikan sebagai kota suci. Di sinilah Islam tumbuh, berkembang, dan menyebar luas, sehingga semesta yang pada waktu itu tertutup oleh kegelapan jahiliyah menjadi terang benderang oleh cahaya Islam. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Ibrahim menjadikan Makkah tanah suci dan aku menjadikan Madinah tanah suci di antara tepinya. Tidak boleh ditebang kayu berdurinya dan tidak boleh diburu binatang buruannya.” (HR. Al-Bukhari).

7. Jaminan Syafaat bagi Orang yang Menanggung Kesusahan di Madinah dan Meninggal di Dalamnya

Ini merupakan sebuah kehormatan bagi penduduk Madinah atau yang menziarahinya apabila meninggal di dalamnya. Rasullah menganjurkan umatnya agar menutup usia di kota tersebut. Beliau bersabda, “Siapa yang mampu menutup usia di Madinah, maka hendaklah dia meninggal di sana, karena aku memberi syafaat pada orang yang meninggal di sana.” (HR. Tirmizi dan Ahmad).

8. Tempat Kembalinya Keimanan

Madinah adalah ibukota pertama umat Islam dan darinya tersebar Islam ke seluruh penjuru alam. Dan setiap muslim menyimpan rasa rindu untuk menziarahinya dan karena kecintaannya kepada Rasulullah . Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya keimanan akan kembali ke Madinah seperti kembalinya seekor ular ke dalam lubangnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Inilah di antara keutamaan negeri Haramain. Kiblat kaum muslimin. Negeri yang dicintai dan dirindukan oleh setiap orang yang menyatakan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika seorang khalilullah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam telah mendoakan keamanan atas negeri ini, maka selayaknyalah sebagai seorang muslim untuk terus mendoakan dan menjadi pembelanya.

PERSIA MENURUT AL-QUR’AN DAN HADITS

Meski hanya diisyaratkan penyebutannya oleh Allah dalam Surah ar-Rum ayat 1-4, hal ini cukup menjelaskan bagi kita bagaimana kedudukan Persia di mata kaum muslimin pada masa Rasulullah .

“Alif laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri yang terdekat, dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman.”

Bangsa Romawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai Kitab Suci sedang bangsa Persia (sekarang Iran) adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua bangsa itu saling perang memerangi. Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Romawi oleh bangsa Persia, maka kaum musyrik Makkah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Persia, sedangkan kaum muslimin berduka cita karenanya. Kemudian turunlah ayat ini menerangkan bahwa bangsa Romawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Romawi dan kalahlah bangsa Persia.

Tentu tak bisa membandingkan keutamaan Negeri Haramain dengan Persia. Haramain (Makkah dan Madinah) disebutkan keutamaannya dalam nash-nash sementara Persia justru disebutkan keburukannya.

Dari Sini Dajjal akan Muncul

Jika Makkah dan Madinah tidak akan mampu ditembus oleh Dajjal, sebaliknya Dajjal akan muncul dari Persia. Hal ini ditegaskan oleh hadits-hadits Rasulullah di antaranya,

“Dajjal keluar dari daerah timur, namanya Khurasan.” (HR. Timidzi, shahih).

Khurasan adalah satu wilayah yang luas di sebelah timur Jazirah Arab. Saat ini, yang termasuk wilayah Khurasan adalah Nishapur (Iran), Herat (Afganistan), Merv (Turkmenistan), dan berbagai negeri di selatan sungai Jihun (sungai Amu Darya). (Mu’jam al-Buldan, 2:350).

Rasulullah bersabda, “Dajjal akan keluar dari daerah Yahudiyah Asbahan. Dia bersama 70 ribu orang Yahudi.” (HR. Ahmad).

Asbahan sering juga disebut Asfahan, termasuk wilayah Iran, 340 km di selatan Teheran. Bukhtanshar menyerang Baitul Maqdis dan menjadikan penduduknya sebagai tawanan, bersama orang Yahudi, kemudian mereka ditempatkan di Asfahan. Akhirnya wilayah tersebut dinamakan kampung Yahudiyah. Ibu kota Asfahan saat ini adalah Yahudiyah (Mu’jam al-Buldan, 1:208).

Ibnu Katsir mengatakan, “Pertama mulai munculnya Dajjal di Asbahan, tepatnya di dataran bebatuan, yang dinamakan kampung Yahudiyah. Dajjal dibela oleh 10 ribu orang Yahudi dari penduduk Ashbahan.” (An-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim, Hal. 59).

Jika Anda perhatikan peta negara Iran, Khurasan dan Asfahan berhimpit di bagian timur laut wilayah Iran. Kita tidak tahu pasti awal kali Dajjal muncul di titik yang mana. Yang jelas, di dua daerah, pertama kali Dajjal muncul dan mendapatkan banyak pengikut.

Meski katanya anti Israel, namun umat Yahudi hidup tentram dan nyaman di Iran. Menurut situs Iran Jewish, situsnya komunitas Yahudi Iran, saat ini ada sekitar 25.000 hingga 30.000 Yahudi di Iran, terbanyak di ibukota Teheran, yakni berjumlah 15.000 orang.

Sebagian lainnya tinggal di Shiraz, Isfahan, Kermanshah, Yazd, Kerman, Rafsanjan, Borujerd, Sanandaj dan Oromieh

Di negara ini ada sedikitnya 100 sinagog, sekitar 26 di antaranya ada di Teheran. Mereka bebas beribadah di dalamnya. Selain sinagog, umat Yahudi di Iran juga boleh mendirikan sekolah, pusat budaya, perkumpulan pelajar dan mahasiswa, perpustakaan, dan balairung perkumpulan. Mereka juga kerap menerbitkan buletin secara berkala.

Meskipun lagaknya melawan Zionis, tapi Iran menjadi tempat yang aman bagi Yahudi. Bahkan Presiden Iran periode lalu, Ahmadi Nejad yang banyak dielu-elukan oleh masyarakat muslim adalah keturunan Yahudi.

Dari sinilah Anda bisa mendapatkan jawaban, mengapa Dajjal muncul di Iran. Dari sini pula, Anda tahu kepada siapakah Anda mestinya berpihak. Di pihak negeri yang jadi kiblat kaum muslimin atau negeri yang dari sanalah munculnya Dajjal.
Sumber: Buletin al-Fikrah edisi ke-10 Tahun XVI, tanggal 13 Jumadal Akhirah 1436 H/3 April 2015 M