Friday, July 8, 2016

Saddam Husein "Jika Ada Sedikit Saja Syiah Di Jariku, Maka Aku Akan Memotongnya Dan Memberikannya Kepada Anjing, Anda Akan Membuka Gerbang Neraka”. Terbukti Keadaan Irak Sekarang ! Semua Yang Dibunuh Saddam Dipicu Penghianatan (Komprador). Syahid, Insya Allah

Putri Saddam Ungkap Pesan Sang Ayah Sebelum Dieksekusi
(lihat 96 Comments)

Pada era 80-90-an, sukar untuk difahami mengapa Saddam Hussein membunuh sebahagian rakyat Iraq di negeranya sendiri. Berjuta-juta orang mengecam dan mengutuk Saddam. Dia dilabel sebagai seorang pembunuh kejam.
Dua puluh tahun kemudian, akhirnya diketahui bahawa orang-orang yang dihukum oleh Saddam tersebut adalah penganut Syiah. Lebih dari dua dekade, kenyataan ini dilindungi dan disembunyikan oleh akhbar Barat.

Sejak sekian lama Saddam Hussein sudah tahu akan bahayanya Syiah. Pada zamannya, sudah ramai penganut Syiah dari Iran masuk ke negeranya. Jika hanya sekadar tinggal, mungkin Saddam Hussien tidak akan begitu peduli. Tapi para penganut agama Syiah ini merosakkan semua urutan kehidupan yang ada, terutama dengan konsep kawint mut'ah-nya yang memang tidak ada bezanya dengan pelacuran.

Di wilayah Timur Tengah sendiri, satu-satunya negara yang menyedari kewujudan Iran sebagai negara Syiah adalah Iraq. Saddam Hussien memerintah Iraq sezaman dengan era Khomeini pada tahun 1979 dan sudah melihat pengaruh besar Iran ke Iraq dan negara-negara Arab yang lain.

Sejarah juga menunjukkan bahawa Iran lah yang mendesak PBB untuk memerangi Saddam Hussien. Iran juga yang menyediakan pengkalan tentera ketika Amerika menyerang Iraq dari laut, udara dan darat.

Beberapa ulama di tanah Arab mengambil kesimpulan bahawa Saddam Hussien mati dalam keadaan khusnul khatimah.
*Diterjemahkan oleh Detik Islam dari sumber islampos.com
Ini Pesan Saddam Hussein Sebelum Meninggal Dunia

Dulu sebelum Teknologi secanggih sekarang, nonton berita hanya di TV hitam putih. Perang di Irak berkecamuk diikuti berita-berita bohong, sampai Semua orang terpedaya dan ikutan menghujat Saddam Hussein dan mendukung Amerika. Ternyata beliau adalah seorang "Pejuang".
Inilah salah satu perkataan beliau :
"Jika Ada Sedikit Saja Syiah Di Jariku, Maka Aku Akan Memotongnya Dan Memberikannya Kepada Anjing"
Sebelum dilaksanakan ekskusi hukum gantung, seorang tentara Amerika bertanya kepada Saddam Husein tentang permintaan terkahirnya.
Saddam : “Saya ingin Mantel yang biasa saya pakai?
Tentara : “Keinginan kamu akan dipenuhi, tapi beritahu kenapa ?
Saddam : Üdara di Irak dingin ketika fajar, dan aku tidak ingin gemetaran karenanya, sehingga rakyatku menyangka bahwa aku gemetar karena takut mati”Kepada pemimpin-pemimpin Arab ia sampaikan ucapannya yang menggemparkan :

“Äku dihabisi oleh Amerika, adapun kalian akan dihancurkan oleh rakyat kalian sendiri..!!”

"MasyaAllah, 

Laa haula wa laa quwwata illaa billah.

Apapun itu, yang jelas saya selalu kagum mendapati saudara muslim yang luar biasa setangguh Saddam Hussein..!!

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala berkenan menempatkan ditempat yang layak di sisi-Nya, Aamin, Allahumma Aamiin"

Eksekutor Saddam Hussein: Dia Tetap Tegar 
Meski Akan Digantung

Mantan penasihat keamanan nasional Irak, Mowaffak Al-Rubaie yang mengawasi eksekusi Saddam Hussein tahun 2006 menceritakan menit-menit terakhir eksekusi Saddam, mengatakan diktator Irak itu tetap tegar sampai akhir hayatnya, dan tidak pernah mengungkapkan penyesalan untuk pembunuhan warga Syi'ah di Dujail tahun 80-an.

"Seorang kriminal? Benar. Seorang pembunuh? Benar. Seorang tukang jagal? Benar. Tapi dia tegar sampai akhir.

"Saya menerima dia (Saddam) di pintu. Tidak ada satupun yang masuk dengan kami. Tidak ada orang asing, dan tidak ada orang Amerika," kata Rubaie, salah satu pria bertopeng penggantung Saddam Hussein, dalam sebuah wawancara dengan AFP di kantornya di daerah Kadhimiyah utara Baghdad, dekat penjara di mana eksekusi tersebut terjadi tujuh tahun yang lalu.

Berbeda dengan para eksekutornya yang nampak ketakutan dan mengenakan topeng saat melakukan eksekusi tersebut, tidak tampak rasa ketakutan di wajah Saddam Hussein meski dia akan menghadapi kematian.

"Dia mengenakan jaket dan kemeja putih, normal dan santai, dan saya tidak melihat tanda-tanda ketakutan.

"Tentu saja, beberapa orang ingin saya untuk mengatakan bahwa ia pingsan atau bahwa ia dibius, namun fakta-fakta ini adalah sejarah," kata Rubaie.

"(Saat itu) Aku tidak mendengar penyesalan darinya, aku tidak mendengar permintaan ampun kepada Allah darinya, atau permintaan maaf.
"Seseorang yang hampir mati biasanya mengatakan, 'Yaa Tuhan, ampunilah dosa-dosaku. Aku datang untuk-Mu, Tapi dia tidak pernah mengatakan semua itu," kata Rubaie kepada AFP.

"(Tiang gantungan) ini untuk laki-laki"

"Ketika saya membawanya, dia diborgol dan memegang Al-Qur'an," kata Rubaie.

"Saya membawanya ke kamar hakim, di mana ia membacakan daftar dakwaan, ketika Saddam mengulang-ulang teriakan: Matilah Amerika, Matilah Israel. Hidup Palestina, Matilah Majusi Persia!"

Rubaie kemudian membawa Saddam ke ruang di mana ia akhirnya tewas digantung.

"Dia berhenti, memandang tiang gantungan, maka ia melihat dari atas ke bawah ... dan berkata: . "Dokter, ini (tiang gantungan-Red) adalah untuk laki-laki."

Ketika tiba waktunya untuk Saddam untuk memasang tiang gantungan, kakinya masih terikat, sehingga Rubaie dan yang lain harus menyeret dia menaiki tangga.

Tepat sebelum ia digantung, para saksi mengejeknya dengan teriakan "Hidup Imam Mohammed Baqr Al-Sadr!" dan "Moqtada! Moqtada! " - Referensi untuk lawan Saddam yang tewas selama pemerintahannya, dan keluarga orang tersebut yang bangkit untuk memimpin milisi kuat setelah tahun 2003.

Saddam menjawab: "Inikah lelaki jantan?"

Rubaie mengatakan ia menarik tuas untuk menggantung Saddam, tetapi tidak berhasil. Orang lain yang tidak ia sebutkan namanya kemudian menariknya untuk kedua kalinya, membunuh dia.

Tepat sebelum ia digantung, Saddam mulai mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai bukti keimanan seorang Muslim. (syahid, Insya Allah)

"Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad ...," ia mulai mengatakan, tetapi ia kemudian menghembuskan nafas terakhir di tiang gantungan, sebelum ia bisa mengucapkan kata-kata terakhir, "adalah utusan Allah."

Rubaie pergi di bawah tiang gantungan untuk mengambil jenazahnya, yang katanya dimasukkan ke dalam kantong putih dan ditempatkan di atas tandu.

Jenazah itu kemudian diangkut dalam sebuah helikopter Amerika dari penjara di mana ia digantung ke kediaman Perdana Menteri Nuri al-Maliki di Zona Hijau yang dijaga ketat.

Helikopter itu penuh sesak dengan orang-orang, kata Rubaie, sehingga jenazah Saddam harus diletakkan di lantai, dan pintu helikopter dibiarkan terbuka selama penerbangan.

"Saya ingat dengan jelas bahwa matahari mulai naik" saat helikopter terbang di atas Baghdad, kata Rubaie.

"Ruangan itu penuh dengan kematian'

Di kediamannya, perdana menteri menjabat tangan kami dan mengatakan: ' Tuhan memberkati Anda.' Aku berkata padanya, 'Pergilah ke depan dan lihat dia. "Jadi dia menemukan wajahnya, dan melihat Saddam Hussein," kata Rubaie, yang masih sekutu dekat Perdana Menteri.

"Saya tidak pernah memiliki perasaan yang sangat aneh seperti itu," Rubaie, yang tiga kali dipenjara selama pemerintahan Saddam, mengatakan tentang partisipasinya dalam eksekusi tersebut.

"Dia melakukan kejahatan yang tak terhitung jumlahnya, dan ia layak untuk digantung ribuan kali, hidup lagi, dan digantung lagi. Tapi perasaan itu, perasaan itu adalah perasaan aneh," katanya." Ruangan itu penuh dengan kematian."

Rubaie mengatakan eksekusi Saddam dilakukan setelah konferensi video antara Maliki dan Presiden AS George Bush, yang menanyakan perdana menteri Irak tersebut: "Apa yang akan kamu lakukan dengan kriminal (Saddam Hussein-Red) ini?"

Maliki menjawab: "Kami menggantungnya."

Bush memberinya acungan jempol, sinyal persetujuannya. ( Iblis bushuk )

Berdasar kepentingan politik dan dendam
Saddam Hussein, yang memerintah Irak selama lebih dari dua dekade yang ditandai dengan represi brutal, bencana perang dan sanksi internasional, digantung setelah dinyatakan bersalah atas kejahatan terhadap kemanusiaan untuk pembunuhan 148 warga Syi'ah di Dujail tahun 1982. ( syiah penghianat, wajar dibunuh ! lamurkha)


Dia adalah presiden Irak sejak Juli 1979 hingga invasi pimpinan AS ke negara itu pada Maret 2003. Dia ditangkap oleh pasukan Amerika saat bersembunyi di sebuah lubang di sebuah pertanian di bulan Desember tahun yang sama.

Saddam dieksekusi tiga tahun kemudian pada tanggal 30 Desember 2006 setelah pengadilan ringkas yang menurut mantan jaksa agung AS, Ramsey Clark, keputusan pengadilan Iraq terhadap Saddam, bukanlah keputusan pengadilan yang adil, tetapi lebih berdasar kepentingan politik dan dendam, yang ingin menghabisi seluruh penguasa Iraq di masa lalu, termasuk Saddam Husien. Terlebih yang mengusai Irak sejak dia digulingkan hingga kini adalah kelompok Syi'ah yang terpinggirkan semasa pemerintahan Saddam Hussein.

Beberapa warga Irak, terutama Arab Sunni, menengok kebelakang dengan penuh harapan pada saat pemerintahan Saddam, terutama periode stabilitas internal yang berganti kontras dengan kekerasan brutal yang telah menjangkiti negara itu sejak penggulingan dirinya.

Saddam juga dijunjung tinggi oleh beberapa orang Arab untuk perang 1980-1988 dengan Iran, konfrontasi dengan Amerika Serikat, serangan melawan Israel, dan ketenangannya selama eksekusi dirinya, yang direkam pada video ponsel. 
http://www.voa-islam.com/read/world-world/2013/12/31/28430/eksekutor-saddam-hussein-dia-tetap-tegar-meski-akan-digantung/;#sthash.nLtLByf8.dpbs
9 Fakta Saddam Hussein Yang Tidak Banyak Diketahui Banyak Orang

Tidak dapat dipungkiri bahwa sejak runtuhnya kekuasaan mantan Presiden Saddam Hussein petinggi partai sosialis Baath Irak pada tahun 2003 lalu, kondisi keamanan di Irak terus mengalami pasang surut.
Konflik bersenjata antar suku, antar sekte, dan terlebih antara Sunni-Syiah menghiasi perjalanan sejarah panjang pasca agresi Amerika Serikat dan sekutunya ke Irak dengan alasan senjata kimia yang dimiliki oleh mendiang Saddam Hussein.
Akan tetapi ada sejumlah fakta menarik mengenai orang no 1 di Irak yang tewas ditiang gantungan pada 30 Desember 2006 lalu.
Berikut fakta-fakta tersebut:
1. Saddam Hussein merupakan satu-satunya orang di dunia yang mendapat pangkat militer tertinggi di dunia “مهيب الركن” melebihi pangkat Generalissimo yang diraih oleh Jenderal Sudirman, Soeharto dan A.H.Nasution.
2. Saddam Hussein merupakan penguasa Arab pertama yang membombardir ibukota Tel Aviv dan kota Haifa serta kota-kota Palestina yang diduduki oleh Israel dengan 39 rudal Scud buatan Rusia, selama Perang Teluk kedua pada tahun 1991.
3. Saddam Hussein merupakan pemimpin Arab pertama yang memperhatikan perkembangan energi nuklir. Akan tetapi barat menuding penguasa Irak ingin memiliki senjata pemusnah massal.
Perlu diketahui bahwa Irak sebenarnya telah memiliki reaktor nuklir sebelum perang teluk pertama tahun 1990 an, dan hancur dalam serangan bom Israel selama berlangsungnya perang teluk pertama.
4. Merupakan penguasa Irak pertama yang ikut dalam perang terpanjang dalam sejarah Irak yaitu pada tahun 1980-1988 melawan Republik Syiah Iran.
5. Tahun 1998, Saddam Hussein membombardir wilayah Kurdistan Irak dengan senjata kimia, sedikitnya 50 ribu orang tewas.
Penyerangan ini dipicu pengkhianatan suku Kurdi Irak yang membantu Syiah Iran dalam perang melawan Irak, atau yang dikenal dengan nama “Anfal”.
6. Semenjak tahun 1994, Saddam Hussein memulai penerapan hukum Islam secara bertahap dengan melakukan hukuman potong tangan terhadap kasus pencurian.
Sedangkan untuk kasus Homoseksual, Saddam pernah memutuskan melempar 3 prajuritnya dari sebuah gedung tinggi di kota Basra, setelah terbukti malakukan perbuatan terkutuk tersebut.
7. Saddam Hussein juga pernah melakukan eksekusi massal terhadap para pelacur di Irak, setelah mewabahnya profesi wanita tuna susila di Irak.
Selain itu untuk pertama kalinya Saddam Hussein juga membuka pintu partisipasi perempuan dalam militer, akan tetapi dengan dua kondisi: 1. Pakaiannya menutupi aurat 2. Memakai kerudung kepala.
8. Di tahun 90 an, Saddam Hussein memutuskan mencegah pembukaan bar baru di Irak, serta menutup kegiatan usaha haram tersebut.
9. Saddam Hussein merupakan penguasa Arab pertama yang meninggal diatas tiang gantungan (Rassd/Ram)

Setelah 8 Tahun, Prediksi Saddam Hussein Terbukti

Dalam pemerintahan Irak yang baru pasca tumbangnya Saddam Hussein, Hakim Abdul Rauf Abdul Rahman, hakim keturunan Kurdi yang menggantikan Rizgar Amin yang sebelumnya telah mengundurkan diri, menjatuhkan hukuman mati (gantung) kepada mantan presiden Irak Saddam Hussein, dengan tuduhan telah melakukan pembunuhan terhadap 148 orang Syiah di wilayah Dujail. Keputusan ini pun disambut dengan teriakan takbir oleh Saddam Hussein, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Hidup rakyat Irak, hidup umat Islam, hancurlah para penjajah, hancurlah para pengkhianat.”
Saat ia berada di tiang gantungan, ia masih sempat mengirimkan pesan kepada para pemimpin Arab, “Amerika akan menggantung saya, dan kalian akan digantung oleh rakyat kalian sendiri. Saya hanya ingin umat ini dapat mengangkat kepalanya dan tidak tertunduk kepada Zionis. Untuk dapat menjadi pemimpin maka rakyat yang anda pimpin harus percaya bahwa anda adalah orang yang adil meskipun anda bersikap keras jika memang kondisi mengharuskan demikian. Jagalah rahasia orang, jangan ceritakan kepada orang lain, atau menggunakan rahasia seorang sahabat untuk menjatuhkannya. Percayalah kepada mereka yang tidak ragu untuk melakukan tugas-tugas berat yang seakan tampak di luar batas kemampuan mereka. Jangan memilih mereka yang hanya mau menjalankan tugas-tugas ringan di bawah kemampuan asli mereka.”
Kemudian Saddam Hussein melanjutkan, “Saya benar-benar menentang Zionis dan Amerika. Akan tetapi kesalahan saya adalah karena tidak begitu memahami pergerakan Islam dan persatuan antar kelompok-kelompok Islam, sebagaimana umat Islam juga tidak begitu memahami saya dan keinginan saya untuk merealisasikan proyek Islam yang sangat besar. Namun saat ini saya telah memahami hal itu, meskipun sudah terlambat, bahwa merekalah (umat Islam) satu-satunya yang mampu membungkam proyek Zionis, seandainya mereka benar-benar diberi kesempatan dan infrastruktur pendukungnya. Penyesalan selalu datang di akhir.”
Pernyataan Saddam Hussein bahwa para pemimpin Arab akan digantung (dibunuh, diperangi) oleh rakyatnya sendiri telah terbukti sejak tahun 2011, 8 tahun setelah invansi Amerika ke Irak tahun 2003. Api revolusi yang terjadi di Timur Tengah (Arab) yang lebih dikenal dengan sebutan ‘ar-Rabi’ al-Arabi’ (Arab Spring) telah berhasil menumbangkan para pemimpin Arab yang dianggap diktator, sebagaimana terjadi di Tunisia, Libya, Mesir, dan terakhir Suriah yang tidak kunjung usai. Saddam mengerti betul bagaimana siasat dan konspirasi Amerika dalam memecah-belah dunia Arab khususnya, dan dunia Islam secara umum, demi mengamankan hegemoninya di bidang politik, sosial, dan ekonomi. (Syaifuddin

Detik-detik Sebelum Saddam Hussein 
Digantung Mati

HAKIM Abdul Rauf Abdul Rahman memutuskan hukuman gantung bagi mantan Presiden Iraq, Saddam Husien, karena terbukti secara sah melakukan pembunuhan terhadap 148 orang Syiah di wilayah Dujail.
Keputusan hukuman gantung itu disambut denggan teriakan takbir oleh Saddam : “Hidup Iraq, Hidup rakyat Iraq, Allah Akbar, Allah Akbar, matilah para pengkhianat,” teriaknya. Keputusan Hakim Abdul Rahman itu, pasti berdampak bagi masa depan Iraq, dan akan semakin dalamnya konflik antara minoritas Sunni dengan mayoritas Syiah di Iraq. ( terbukti )
Keputusan Hakim Abdul Rahman yang menjatuhkan hukuman mati terhadap Saddam itu, mendapatkan kecaman dari mantan mantan Jaksa Agung AS, Ramsey Clark, yang pernah menjadi pengacara Saddam, terang-terangan mengkritik keputusan yang dituduh tidak adil. “Keputusan ini tidak rasional, yang hanya berdasarkan dendam, dan akan semakin membawa Iraq ke lembah perang saudara,” tukasnya ketika.
Bisa jadi pernyataan Clark itu benar. Sebab, Abdul Rauf Abdul Rahman, yang menjadi pengganti Rizgar Amin, yang mengundurkan diri itu, adalah keturunan Kurdi, yang berasal dari wilayah Halabjah, yang pernah di bom Saddam, yang menggunakan gas saraf, yang mengakibatkan ribuan orang tewas, termasuk keluarga Abdul Rahman.
Dilihat dari keputusan itu sudah dapat menggambarkan hanyalah sebuah lampiasan dendam politik, yang dilakukan para penentang Saddam, dan dikendalikan oleh fihak musuh Iraq, yang kemudian menginvasi negeri l001 malam, yaitu Amerika. Hakim Abdul Rahman yang menggantikan Rizgar Amir adalah veteran Kurdi. Di mana kelompok Kurdi sepanjang sejarah memusuhi pemerintahan Saddam. Bahkan, mereka memiliki dendam sejarah, karena Saddam pernah melakukan pemboman dengan menggunakan gas saraf, yang mengakibatkan ribuan orang Kurdi, yang tinggal di wilayah Halabjah, tewas.
Abdul Rahman yang lahir tahun l941 dari wilayah Halabjah, dan termasuk saudara- saudaranya, memang menjadi korban gas saraf. Saddam menentang keras terhadap usaha-usaha yang dilakukan suku Kurdi yang ingin memisahkan wilayah mereka dari Iraq, dan membentuk negara sendiri. Jalal Talabani, yang sekarang terpilih menjadi presiden Iraq adalah salah satu dari pemimpin Kurdi, yang secara gigih ingin memisahkan Kurdi dari Iraq.
Keputusan hukuman gantung yang dijatuhkan Hakikm Abdul Rahman kepada Saddam, sesuatu yang tak dapat dihindari. Karena, waktu terjadi perang antara Iraq – Iran. Di mana kelompok Syiah, yang tergabung dalam Partai Da’wah, berkomplot dengan Iran, berusaha membunuh Saddam Hussen. Artinya, mereka berkomplot dengan musuh Iraq, dan melakukan kerjasama untuk membunuh pemimpin Iraq, Saddam Husien. Maka, di manapun tindakan yang diambil oleh negara terhadap para kelompok pengkhianat, apalagi berusaha melakukan pembunuhan, seperti yang dilakukan kelompok Syiah di Dujail itu, tindakan Saddam sebagai penguasa, dan dalam kondisi darurat (perang), dipandang sebagai tindakan yang dapat dipahami.
Maka, seperti yang dikatakan mantan Jaksa Agung AS, Ramsey Clark, bahwa keputusan pengadilan Iraq terhadap Saddam, bukanlah keputusan pengadilan, yang adil, tetapi lebih berdasar kepentingan politik, yang ingin menghabisi seluruh penguasa Iraq di masa lalu, termasuk Saddam Husien.
Kolaborasi kelompok Kurdi, Syiah, dan Amerika, yang menguasai dan penentu di Iraq, berkomplot menghabisi seluruh akar kekuatan Saddam dan Baath, yang masih ada di Iraq. Kelompok Syiah yang merupakan kelompok mayoritas di Iraq, yang kini menjadi pemain baru dalam era politik di Iraq, pasca Saddam, secara bertahap menancapkan kekuatannya di angkatan bersenjata Iraq.
Melalui dukungan Amerika kelompok Syiah melakukan rekrutmen anggota baru, yang memenuhi jajaran angkatan bersenjata dan polisi Iraq. Kelompok Syiah terus mendapatkan latihan militer dari Amerika, dan dukungan dari Garda Revolusi Iran, dan sejumlah anggota intelejen Iran, terus mengembangkan kekuatan militernya. Kebijakan ini diambil PM.Nur Maliki, yang memiliki hubungan sangat dekat dengan Teheran. Karena, Nur Maliki, yang terpilih menjadi perdana menteri, yang menggantikan pejabat perdana menteri sebelumnya, Ibrahim Ja’fari, adalah orang yang pernah tinggal lama di Iran.
Berdasarkan konstitusi yang baru di Iraq, memang memberikan keuntungan politik bagi kelompok Syiah. Konstitusi ini dirancang fihak Amerika, yang ingin membagi-bagi Iraq, berdasarkan etnis. Dan, faktanya Iraq sekarang, terkapling-kapling dalam kelompok etnis dan sekte aliran. Tiga kekuatan politik di Iraq, yaitu Kurdi yang di wilayah utara, kelompok Sunni di wilayah tengah, dan mayoritas Syiah di wilayah Selatan. Secara politik sekarang kelompok Syiah mendo- minasi politik di Iraq. Parlemen Iraq, mayoritas dikuasai kelompok Syiah. Demikian pula, dalam pemerintahan dikuasai kelompok Syiah.
Dan, yang paling menentukan adalah militer dan polisi Iraq, yang sudah direstrukturisasi mayoritas di isi oleh kelompok Syiah. Sejauh ini, para pemimpin Syiah termasuk Aya- tollah Ali Sistani, memberikan du- kungan dan bersikap moderat terhadap Amerika. Kelompok Syiah yang melakukan perlawanan, seperti kelompok milisi al-Mahdi, yang dipimpin Mohtada al-Sadr telah diminta untuk menghentikan perlawanan terhadap tentara pendudukan. Bahkan, secara bersama-sama dengan tentara pendudukan, tentara pemerintah, dan milisi al-Mahdi, sekarang ini memburu para pejuang Iraq, yang berasal dari kelompok Sunni untuk dihancurkan.
WILAYAH Falujjah yang menjadi pusat perlawanan kelompok Sunni telah diratakan dengan tanah. Tak tersisa. Sehingga, sekarang ini penyerangan terhadap kekuatan pen- dudukan asing menjadi bersifat sporadis. Apalagi, sesudah terjadinya pemboman terhadap masjid tua Syiah, di kota Samarra, arah penghancuran terhadap kelompok Sunni, semakin tak terkendali.
Meskipun, sampai hari ini belum jelas, siapa yang menjadi pelaku pemboman terhadap masjid Syiah di Samarra, tapi mesin perang yang dimiliki kelompok Syiah telah diarahkan kepada kelompok Sunni. ‘Triangle power’ di Iraq, yaitu Syiah, Kurdi, dan Amerika, yang ketiganya memiliki dendam dan permusuhan yang sangat kental, nampaknya tak mem- berikan toleransi terhadap unsur- unsur Sunni, termasuk Saddam Husien, yang pernah berkuasa dan dianggap melakukan kejahatan ke- manusiaan.
Bahkan, sebelumnya tokoh yang pernah bersama Saddam telah dijatuhi hukuman gantung, seperti Barzan At-Trikiti (53), yang merupakan saudara tiri Saddam. Barzan di masa pemerintahan Saddam menjadi kepala intelejen. Awad Ahmad al-Bander, juga dijatuhi hukuman gantung, yang menjadi kepala hakim di Iraq. Ia dituduh terlibat dalam kasus di Dujail, karena Awad dituduh ikut merestui pembunuhan terhadap kelompok Syiah. Sementara, mantan Wapres Thaha Yassin Ramadhan (68) dijatuhi hukuman seumur hidup.
Amerika menggunakan kelompok Kurdi dan Syiah untuk menghancurkan unsur-unsur yang menjadi ancaman bagi kepentingan Amerika di wilayah itu. Secara rahasia Amerika melakukan perjanjian dengan kelompok Kurdi dan Syiah, khususnya dalam pembagian kekuasaan. Hal ini, tercermin dengan adanya konstitusi yang ada di Iraq, yang membuka peluang, kelompok Kurdi dan Syiah menapaki jalan kekuasaan.
Kesepakatan itu, sebelumnya telah ditetapkan sejak Amerika menunjuk Paul Bremmer, yang hanya beberapa waktu menjadi penguasa di Iraq, tapi berhasil meneguhkan perjanjian dengan kelompok Kurdi dan Syiah. Kepentingan Amerika hanyalah bagaimana agar kelompok Kurdi yang menguasai wilayah utara termasuk Kirkuk, yang kaya minyak, dan kelompok Syiah, yang ada di selatan, termasuk menguasai wilayah Basrah, yang kaya minyak, tetap memberikan dukungan pasokan minyak bagi negeri Paman Sam.
Menurut pejabat UNHCR di Iraq, Ron Redmon, setiap bulan puluhan ribu orang yang meninggalkan Iraq, mencari tempat yang lebih aman. Pada bulan pertama, awal Agustus, 2006, tak kurang 50.000 orang yang meninggalkan Iraq. Sekarang sudah lebih 2 juta orang Iraq yang meninggalkan negaranya menuju Suriah, Mesir, Jordan, dan Lebanon.
Mereka umumnya adalah warga kelompok Sunni, yang menjadi target dari kelompok Syiah maupun tentara pendudukan. Karena, kelompok Sunni dituduh sebagai ‘biang kerok’ kekacauan di Iraq, dan bekerjasama dengan jaringan al-Qaidah. Apalagi, tokoh al-Qaidah di Iraq, yang telah terbunuh Abu Musa al-Zarqowi, berasal dari Jordan, yang berasal dari Sunni.
Dan, berita-berita yang beredar, pengganti Zarqowi adalah Abu Misr, yang jelas-jelas berasal dari Mesir, yang tentu diasosiasikan sebagai kelompok Sunni. Perang sektarian yang kian gawat adalah cara yang paling murah untuk menguasai Iraq, yang dilakukan Amerika. Kelompok Syiah yang baru bangkit dari keterpurukan, semenjak ditindas oleh Saddam Husien, sekarang mereka melakukan konsolidasi kekuasaan dan kekuatan militer dengan beker- jasama dengan kekuatan pendudukan Amerika.
Adnan Dulaimi, pemimpin 44 anggota parlemen dari kelompok Sunni, yang melakukan kunjungan ke kamp penjara di Buka, di mana di dalam kamp itu terdapat 17,000 warga Iraq, yang disekap di dalam nya. Tanpa melalui proses pengadilan dan tidak ada tuduhan yang jelas. Umumnya, mereka warga Sunni, yang diciduk oleh tentara pendudukan Amerika dan pemerintah Iraq, di mana mereka dianggap memiliki hubungan dengan al-Qaidah.
Salah satu dari anggota parlemen Iraq, yang berkunjung ke Buka, Dr.Dhafir Al-Amin menyatakan : “Tentara Amerika membuta terhadap fakta yang ada, bahwa mereka sama sekali tidak ada kaitannya dengan al- Qaidah”, tegas Dhafir. Namun, nasib mereka tak menentu, dan mereka telah mendekam di penjara bertahun- tahun.
Mungkin, jumlah mereka lebih banyak lagi, mereka yang dipenjara dan disekap di berbagai kamp yang dilakukan oleh tentara pendudukan, yang bekerjasama dengan tentara pendudukan. Bila dibandingkan de- ngan tindakan Saddam yang dituduh membantai penduduk Dujail, yang jumlahnya 148 orang, tak sebanding dengan jumlah pembantaian yang dilakukan oleh tentara p endudukan di Falujjah dan tempat-tempat lainnya, termasuk penyiksaan yang dilakukan di penjara Abu Ghuraib.
Dalam pernyataannya yang dibacakan salah satu juru bicara Hamas, Fawzi Barhum, menegaskan Hamas mengutuk keputusan hakim yang menghukum Saddam dengan hukuman gantung. “Tindakan hukuman gantung terhadap Saddam adalah tindakan yang sangat tidak adil”, tegasnya. Saddam Husien pernah memberikan bantuan dana yag cukup besar kepada rakyat Palestina, ketika mereka menghadapi agresi militer Israel, akibat melakukan intifadah. “Rakyat Palestina dan Saddam Hu- sien adalah satu tubuh”, tambah Fauzi.
Sementara itu, Louise Arbour ̧ pejabat UN Human Right, keputusan pengadilan Iraq, yang memutuskan hukuman gantung terhadap Saddam Husien, sebagai kejahatan, yang tidak dapat diterima oleh moral. “Kami tidak dapat menerima keputusan pengadilan yang sangat bertentangan dengan nilai keadilan”, tegasnya.
Iraq menuju kehancuran total. Akibat persekongkolan antara kekuatan lokal dengan penguasa pendudukan, yang berencana menghancur-leburkan Iraq, dan menjadikan wilayah itu sebagai jajahan mereka dengan cara mengadu domba di antara mereka. Tapi, mereka seakan tidak menyadari, dan bersedia menjadi alat penjajah yang sangat kejam. Wallahu ‘alam. [Mashadi]

Pengakuan tentara amerika menjelang detik-detik eksekusi saddam husein 
( presiden irak )

Pemirsa sekalian, jika kita flashback beberapa tahun kebelakang tepatnya tahun 2003, tentunya kita akan tahu sebuah kekuatan besar di timur tengah.

Adalah negara Irak, sebuah negara kaya minyak dan dipimpin oleh seorang presiden yang bisa dibilang otoriter , dialah Saddam Husein.

Kekuasaan rezim Saddam Husein harus berakhir tatkala tentara Amerika dan sekutunya menginvasi negara 1001 malam tersebut.

Tentara terkuat dan sebagai backing pemerintah Garda Republik harus kocar-kacir dibombardir tentara sekutu yang dipimpin Amerika.

Mereka dipaksa menyerah dan harus mengakui kedigdayaan Amerika.

Saddam pun harus melarikan diri dan menjadi buron internasional.

Setelah Saddam diburu berbulan-bulan , akhirnya Saddam tertangkap dekat kampung kelahirannya.

Saddam pun harus menjalani hukuman , karena ditetapkan sebagai penjahat perang oleh dunia Internasional.

Oleh karena itu Saddam pun dihadiahi tiang gantungan untuk menebus kejahatan perang yang telah dilakukannya.

Ternyata , tidak banyak yang diketahui publik tentang eksekusi mati tersebut.

Kini anda akan segera tahu cerita tentang detik-detik sebelum Saddam Husein dieksekusi.

Dari pengakuan seorang tentara Amerika yang juga tergabung sebagai tim eksekutor ada pengakuan yang mengejutkan dari sang penguasa timur tengah ini.

Adalah sebuah surat kabar Iris Yordania yang  melaporkan pertama kali berita tersebut.Diberitakan surat kabar tersebut seorang tentara Amerika membenarkan bahwa mantan presiden Saddam Hussein terlihat tersenyum sebelum pelaksanaan hukuman mati terhadapnya dilakukan.

Surat kabar Iris Yordan telah mendapatkan

sejumlah pesan media AS yang dikirimkan oleh seorang tentara AS kepada istrinya yang menggambarkan saat-saat terakhir dalam kehidupan mantan Presiden Irak Saddam Hussein.

Tentara AS tersebut menggambarkan , pada saat akan dilakukan pelaksanaan eksekusi mati terhadap Presiden Saddam Hussein, tentara Amerika itu melihat Saddam lebih dekat dengan keajaiban dan tersenyum dalam menghadapi kematiannya.

Surat kabar itu menambahkan, mengutip

perkataan tentara Amerika tersebut yang

mengatakan:

“Saddam tersenyum setelah pengucapan kesaksiannya sebelum eksekusi, terus tersenyum sampai dia meninggal, hal ini

menunjukkan bahwa Saddam seperti sedang melihat sesuatu yang membuat hatinya senang dan karena itu mengulang pengucapan kalimat syahadatnya lebih dari sekali sampai dia meninggal.”

Sebagian dari apa yang dinyatakan dalam surat itu, menurut surat kabar Yordania adalah:
“Saddam terlihat tegar, sementara para

eksekutornya terlihat takut, beberapa dari mereka gemetar ketakutan dan yang lainnya untuk menutupi ketakutan menutup wajahnya dengan penutup wajah menyembunyikan kepanikan mereka. Saya hampir keluar dari ruang eksekusi,

ketika saya melihat Saddam tersenyum setelah dia mengatakan simbol kaum muslimin (Laa Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah/tidak ada tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah)

” Saya berkata pada diriku sendiri, tampaknya tempat ini penuh dengan bahan peledak yang terkunci dalam eksekusi. Ini adalah kesimpulan yang normal. Hal ini tidak terbayangkan bahwa seseorang tertawa beberapa detik sebelum eksekusi terhadapnyadilakukan.Saya yakinkan Anda bahwa dia (Saddam) tersenyum seperti ia melihat sesuatu yang tiba- tiba muncul di depan matanya .. kemudian ia mengulangi simbol kekuatan umat Islam dan sejenisnya mungkin kejadian ini mempunyai pesan moral yang kuat .. Percayalah, aku telah

melihat sesuatu!” tegas tentara AS tersebut.

Sekilas tentang Saddam Husein,
Saddam Hussein Abd al-Majid al-Tikriti ( Arab :

ﺻﺪﺍﻡ ﺣﺴﻴﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﺠﻴﺪ ﺍﻟﺘﻜﺮﻳﺘﻲ Saddām

Husayn Aabdu-Al-majīd al-tikrītī[1]; lahir di Al-Awja, Irak , 28 April 1937 – meninggal di

Kadhimiya , Irak , 30 Desember 2006 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Irak pada periode 16 Juli 1979 hingga 9 April 2003 , ketika tertangkap oleh pasukan koalisi saat

menginvasi Irak pada tahun 2003.

Sebagai pemimpin Irak dan ketua Partai Ba’ath , ia mengambil kebijakan pan-Arabisme sekuler, modernisasi ekonomi, dan sosialisme Arab.

Saddam memainkan peranan penting dalam kudeta 1968 yang membuat partainya lama berkuasa di negara itu.

Sebagai wakil presiden di bawah sepupunya, Jenderal Ahmed Hassan al-Bakr yang lemah, Saddam memegang kekuasaan penuh terhadap konflik antara pemerintah dan angkatan bersenjata dengan membentuk pasukan keamanan yang menindas dan mengukuhkan wibawanya terhadap aparat pemerintahan.

Sebagai presiden, Saddam menciptakan

pemerintahan yang otoriter dan mempertahankan kekuasaannya melalui Perang Iran-Irak (1980–1988) dan Perang Teluk (1991). Kedua perang itu menyebabkan penurunan drastis standar hidup dan hak asasi manusia . Pemerintahan Saddam menindas gerakan-gerakan yang dianggapnya mengancam, khususnya gerakan yang muncul dari kelompok-kelompok etnis atau keagamaan yang memperjuangan kemerdekaan atau pemerintahan otonom .

Sementara ia dianggap sebagai pahlawan yang populer di antara banyak bangsa Arab karena berani menantang Israel dan Amerika Serikat, sebagian orang di dunia internasional tetap memandang Saddam dengan perasaan curiga,

khususnya setelah Perang Teluk 1991.

Saddam digulingkan dalam invasi Irak 2003

yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan

ditangkap oleh pasukan-pasukan AS pada 13 Desember 2003.

Pada 5 November 2006 Hakim Ketua Rauf Rasheed Abdel Rahman menjatuhkan hukuman mati dengan cara digantung kepadanya atas kejahatan terhadap

umat manusia .

Pada 26 Desember 2006 , Mahkamah Agung

Irak menyatakan untuk segera melaksanakan vonis yang telah dijatuhkan. Pada 30 Desember 2006, Saddam dieksekusi.

Kini, kondisi Irak justru lebih parah karena ada perang saudara antara pemerintah yang sah ( boneka Amerika ) dengan pemberontak yang menamakan dirinya ISIS yang ingin menjadikan negara Irak sebagai pusat kekhalifahan.
Library : voa-islam


Sekarang Jelas Sudah, Mantan Wakil Pm Inggris Akui Invasi Oleh George W Bush Dan Blair 
Ke Irak Ilegal !

post-feature-image

11   Minggu, 10 Juli 2016
Mantan wakil perdana menteri Inggris John Prescott mengakui bahwa invasi Irak oleh tentara mereka tahun 2003 merupakan pelanggaran hukum internasional. Prescott mengecam PM Inggris saat itu, Tony Blair, yang hanya manut pada Presiden Amerika Serikat George W Bush.

Diberitakan Reuters, Sabtu (9/6), komentar Prescott ini disampaikan menyusul hasil penyelidikan selama tujuh tahun pada Rabu lalu yang menunjukkan bahwa seluruh pembenaran, perencanaan dan penanganan perang Irak oleh Blair penuh kesalahan.

Blair dan Bush saat itu mengatakan invasi dilakukan demi mencegah ambisi Saddam Hussein mengembangkan senjata pemusnah massal dan menghancurkan pemerintahannya yang pro-teroris. Usai invasi tersebut, tidak ditemukan sama sekali senjata pemusnah massal di Irak. Sebelumnya, AS juga menginvasi Afghanistan, menyusul serangan 9/11.

Delapan bulan sebelum invasi 2003, Blair mengatakan kepada Bush "Saya bersama Anda, apa pun itu". Menurut hasil penyelidikan, Blair mengirim 45 ribu tentara Inggris ke pertempuran tanpa sama sekali melalui opsi perdamaian terlebih dulu.

Prescott dalam tulisannya di koran Sunday Mirror, mengatakan saat ini dia mengubah pandangannya soal legalitas perang tersebut. Dia juga mengkritik Blair karena mencegah menteri-menterinya mendiskusikan sebelumnya apakah perang itu layak dilakukan.

"Tahun 2004, Sekretaris Jenderal Kofi Annan mengatakan karena perubahan rezim sebagai tujuan utama perang Irak, maka tindakan itu ilegal. Dengan kesedihan dan kemarahan besar, saya sekarang percaya dia benar," kata Prescott.

"Saya kini hidup dengan ikut menanggung beban membuat keputusan berperang dan konsekuensinya yang membuat malapetaka," kata Prescott.

Banyak warga Inggris ingin Blair diadili secara kriminal akibat tindakannya tersebut. Perang Irak telah menewaskan 179 tentara Inggris dan lebih dari 150 ribu warga sipil Irak selama enam tahun.(dtk)

Keluarga Korban Perang Irak di Inggris 
Caci-maki Tony Balir

FAREHAM – Ibu dari korban perang Irak menuntut mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, disidang atas kesalahannya. Perempuan asal Fareham di Hampshire, Kerajaan Inggris, itu bahkan menyebut Tony Blair sebagai ular, belut licin, dan penipu ulung.

“Saya tidak percaya satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Dia hanya seekor ular, belut licin,” tuturnya, seperti dilansir 
Portsmouth, Sabtu (9/7/2016).

Rasa tidak percaya Sally Veck kepada sang politikus sudah lama terpendam sejak kematian putrinya, Private Eleanor Dlugosz, di usia 19 tahun akibat ledakan di Irak. Dlugosz berprofesi sebagai tentara Inggris, dan itulah cita-citanya.
Namun perasaan tersebut akhirnya baru bisa diluapkan setelah laporan Chilcot tentang kecacatan informasi intelijen Inggris terkuak ke publik. Laporan itu menyalahkan keputusan Blair dalam menginvasi Irak.

“Dia (Tony Blair) bukan siapa-siapa. Dia pikir ini negaranya dan dia yang berkuasa di sini. Dia menolak saran dari orang lain dan melakukan semaunya. Harga yang harus dia bayar terlalu tinggi,” ucap Veck menanggapi permohonan maaf Blair kepada publik.

Sebelumnya, Blair mengadakan konferensi pers terkait laporan Chilcot. Dia mengaku menyesal atas invasinya ke Irak. Di samping itu, Blair meminta publik untuk memahami situasinya saat itu dan menghargai keputusannya.

“Saya bisa menyesali kekeliruan saya, dan saya menyesali banyak hal terkait (invasi ke Irak) itu. Tapi saya percaya, tidak hanya saat itu kami bertindak dengan maksud yang baik. Tapi saat itu, saya yakin invasi adalah jalan terbaik. Berlaku sebaliknya akan membuat keadaan menjadi lebih buruk. Saya bisa jadi salah soal itu,” ujar Blair menyatakan pembelaannya kepada BBC.

Ia melanjutkan, “Saya mengerti orang-orang masih tidak setuju dengan saya, tapi setidaknya tolong hormati argumen yang saya bacakan, seperti saya juga menghormati posisi Anda.”

Eksklusif: Putin Mengintruksikan Militer Rusia Agar Bersiap Untuk “Perang Dunia 3”. Jenderal US: Sekarang Kita Mengerti Apa Maksud Ucapan Saddam Hussein, “Anda Akan Membuka Gerbang Neraka”
Mantan Direktur CIA Sebut Perang Di Irak Dan Suriah Akan Berlangsung Hingga 20 Tahun Kedepan