Saturday, September 3, 2016

Kejinya Syi’ah ( Majusi), Menuduh Asya’irah ('Asyariyah) Kafir, Musyrik, Majusinya Umat Ini, Lebih Hina Dan Rendah Dalam Memaknai Sifat Dan Asma Allah SWT.

Hasil gambar untuk syiah majusi

Syi’ah Rafidhah Mengkafirkan Asya’irah

Ulama syiah yang bernama Nikmatullah al-Jazairi dalam al-Anwar al-Nukmaniyyah berkata:
فالأشاعرة لم يعرفوا ربهم بوجه صحيح، بل عرفوه بوجه غير صحيح، فلا فرق بين معرفتهم هذه وبين معرفة باقي الكفار .. فالأشاعرة ومتابعوهم أسوء حالاً في باب معرفة الصانع من المشركين والنصارى … وحاصله أنّا لم نجتمع معهم على إله ولا على نبي ولا على إمام .. فظهر من هذا أن البراءة من أولئك الأقوام من أعظم أركان الإيمان، وظهر أن المراد بالقدرية في قوله صلى الله عليهة وسلم: “القدرية مجوس هذه الأمة– هم الأشاعرة ” ــ الأنوار النعمانية: 2/278-279 طبعة مؤسسة الأعلمي ــ .

“Asyairah tidak mengenali tuhan mereka dengan benar, tetapi mengenalinya dengan pandangan yang salah, sehingga tidak ada bedanya antara ma’rifatnya asyairah ini dengan ma’rifatnya orang-orang kafir lainnya... Asya’irah dan para pengikutnya lebih buruk keadaannya dalam hal ma’rifat terhadap pencipta dari pada orang musyrik dan nasharani... Kesimpulannya, kami (Syi’ah) tidak bertemu dengan mereka (Asy’ariyyah) dalam hal tuhan, tidak juga dalam hal Nabi, tidak juga dalam hal imam.. Maka dengan ini tampaklah bahwa bara’ah (berlepas diri) dari mereka-mereka itu termasuk rukun iman terbesar, dan tampaklah bahwa yang dimaksud qadariyyah dalam sabda Nabi i “al-Qadariyyah adalah majusinya umat ini” adalah mereka kaum asy’ariyyah itu.”[1]
 [1] Al-Anwar al-Nukmaniyyah, 2/278-279, Terb. Muassasah al-A’lamiy
Diambil dari ebook Himpunan Fatwa Ulama Syi'ah, edisi: Takfir, oleh: Muhammad Jasir Nashrullah. (nisyi/jurnalmuslim.com)

Syiah Menganggap Kelompok 'Asyariyah Adalah Musyrik

Berikut adalah Al-Hafizh mereka (Syi’ah) yakni Rajab Al-Bursiy (w. 813 H) ia berkata tentang Asy’ariyyah:
وأما الإمامية الإثناعشرية، فإنهم أثبتوا لله الوحدانية، ونفوا عنه الاثنينية، ونهوا عنه المثل والمثيل، والشبه والتشبيه، وقالوا للأشعرية: إن ربنا الذي نعبده ونؤمن به ليس هو ربكم الذي تشيرون إليه، لأن الرب مبرأ عن المثلات، منـزه عن الشبهات، متعال عن المقولات
 “Adapaun Imamiyyah Itsna Asyariyyah maka mereka menetapkan wahdaniyat Allah dan menafikan al-Itsnainiyyah dari-Nya, mencegah dari-Nya perumpamaan, padanan, keserupaan dan penyerupaan. Mereka berkata kepada kaum Asyairah: sesungguhnya Rabb kita yang kami sembah dan kami imani bukanlah Tuhan yang kalian isyaratkan kepada=Nya, karena karena Rabb itu bebas dari perumpamaan, suci dari kemiripan-kemiripan dan Maha Tinggi dari ucapan-ucapan.”[1]

Mushthafa al-Khumaini berkeyakinan bahwa Asya’irah itu musrik menyekutukan Allah, dimana dia berkata:
ولعمري إن هذه الشبهة ربما أوقعت الأشاعرة في الهلكة السوداء، والبئر الظلماء، حتى أصبحوا مشركين
 “Saya bersumpah, sesungguhnya syubhat ini telah menjerumuskan Asyairah dalam kebinasaan yang hitam dan jurang yang gelap hingga mereka menjadi Musyrik.”[2]

Ulama mereka lainnya yang masyhur, An-Na’ini[3] dalam Hasyiyahnya ketika menafsirkan sabda Imam Maksum yang berbunyi; “Saudaranya para penyembah berhala”, ia berkata; “Sabda beliau tersebut adalah isyarat kepada Asya’irah”.[4]

[1] Masyariq Anwar Al-Yaqin oleh Al-Bursiy, hal. 337, Tahqiq: Ali Asur, , cet Pertama 1419 H, Muassasah Al-A’lamiy Lil-Mathbu’at, Beirut.
[2] Tafsir Al-Quran Al-Karim Miftah Ahsan Al-Khazain Al-Ilahiyyah, 1/103, Sayyid Mushthafa Al-Khumainiy, Tahqiq Muassasah Tanzhim wa Nasyr Atsar Al-Imam Al-Khumainiy, Muassasah Al-‘Uruj, cet Pertama 1418 H.
[3] Rafi’uddin Muhammad bin Haidar Al-Husainiy Ath-Thabathaba’iy An-Na’iniy Al-Ashfahaniy (998-1082 H). Al-Muhaddits An-Nuriy berkata mengenainya; “Tuannya para Hakim dan sandaran para muhaqqiq juga mudaqqiq”. Demikian pula dikatakan Al-Irdibiliy, Al-Qummiy dan lainnya dengan menambahkan berbagai pujian lainnya.
[4] Al-Hasyiyah ‘alaa Ushul Al-Kafiy, hal. 497. Terb. Mu’assasah Dar Al-Hadits Al-‘Ilmiyyah.
Diambil dari ebook Himpunan Fatwa Ulama Syi'ah, edisi: Takfir, oleh: Muhammad Jasir Nashrullah. (nisyi/jurnalmuslim.com)

Ulama Syiah: 'Asyariyah adalah Majusinya Umat ini

Seorang alim besar Syi’ah Al-Mazandaraniy[1] meyakini bahwa kaum Asy’ariyyah adalah majusi umat ini. Dia meriwayatkan hadits yang dinisbatkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam yaitu yang artinya “Qadariyyah adalah majusinya umat ini.” Lalu dia mengomentari: “mereka adalah asyairah.”[2]
[1] Muhammad Shalih Al-Mazandaraniy (1297–1391 H). Ja’far As-Subhaniy berkata mengenainya; “Beliau seorang ahli fiqih Imamiy, ushuliy, ahli sastra, mu’allif, termasuk dari kalangan ulama terkenal di zamannya”.
[2] Syarah Ushul A-Kafi, Muhammad Shalih al-Mazindarani 5/11

Diambil dari ebook Himpunan Fatwa Ulama Syi'ah, edisi: Takfir, oleh: Muhammad Jasir Nashrullah. (nisyi/jurnalmuslim.com)

Ulama Syiah: 'Asyariyah Lebih Hina dan Rendah dalam Memaknai Sifat dan Asma Allah SWT

Seorang alim besar Syi’ah Al-Mazandaraniy[1] berkata:
فالأشاعرة هم أنذل وأنزل من أن يفهموا هذه المعاني
 “Asyairah itu lebih hina dan lebih rendah dari pada memahami makna-makna ini.”[2]
: (الأشاعرة يثبتون له تعالى صفات الجسم ولوازم الجسمية ويتبرؤن من التجسيم.. وهذا تناقض يلتزمون به ولا يبالون، وهذا يدل على عدم تفطنهم لكثير من اللوازم البينة أيضاً، وعندنا هو عين التجسيم)
“Kaum asyairah menetapkan bagi Allah sifat-sifat jisim dan konsekuensi-konsekuensi jismiyyah, namun mereka berlepas diri dari tajsimm. Ini adalah kontradiksi yang mereka pegangi dan mereka tidak peduli. Ini juga menunjukkan ketidak sadaran mereka terhadap banyak konsekuensi-konsekuensi yang nyata. Menurut kami (Syiah) ini adalah hakekat tajsim”.[3]

Lalu Nashiruddin Ath-Thusi, Al-‘Allamah Al-Hilli dan Muhammad Hasan Tarhini, tiga ulama syiah ini menisbatkan asyairah kepada syirik dan berbilangnya dzat Allah, karena menurut mereka konsekuensi madzhab asyairah dalam sifat adalah adanya dzat-dzat yang qadim bersama Allah sejak azal, ini jelas syirik dan ta’addud.[4]

[1] Muhammad Shalih Al-Mazandaraniy (1297–1391 H). Ja’far As-Subhaniy berkata mengenainya; “Beliau seorang ahli fiqih Imamiy, ushuliy, ahli sastra, mu’allif, termasuk dari kalangan ulama terkenal di zamannya”.
[2] Syarah Ushul al-Kafi 3/102
[3] Ibid, 3/202
[4] Lihat Syarah al-Isyarat wa al-Tanbihat, al-Thusi, tahqiq Sulaiman Dunya 3/70, cet. 3, Darul Ma’arif; Al-Risalah As-Sa’diyyah, Al-Hilli, diterbitkan oleh Mahmud al-Mur’isyi, Abdul Husain Muhammad Ali Baqqal hal. 50-51; Al-Ihkam Fi Ilmi Al-Kalam, Sayyid Muhammad Hasan hal. 25, Darul Amir litstsaqafah wa al-Ilm.
Diambil dari ebook Himpunan Fatwa Ulama Syi'ah, edisi: Takfir, oleh: Muhammad Jasir Nashrullah. (nisyi/jurnalmuslim.com)