Sunday, November 27, 2016

Membongkar Megaproyek Tsunami Kristenisasi Di Indonesia. Kenapa Tidak Terjadi Di Negara Arab Dan Pakistan ? Musibah Dasyat Di Tahun 2035 ! (Bagian I)

Hasil gambar untuk christ the redeemer

Persentase Umat Islam di Indonesia Jadi 85 Persen 
(Data lain dibawah 85 %). Tahun 2035 Jumlah Umat Kristen Indonesia Diprediksi akan lebih Banyak dari Muslim (Kemana Aja Ulamanya, Kerjanya Menghujat “Wahhabi”?)

Di indonesia, umat kristen membengkak, muslim menyusut

Oleh: Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Fakta menunjukkan umat Islam di Indonesia adalah mayoritas. Bahkan, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia.
Tetapi, jangan bangga dulu. Benar umat Islam Indonesia mayoritas dan terbesar jumlahnya, tetapi statistik membuktikan angka pertumbuhan umat Islam Indonesia kalah dibandingkan dengan pemeluk Kristen. Sebabnya adalah upaya Kristenisasi yang massif terjadi di negeri ini.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Din Syamsuddin pada bulan April 2014 menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat Islam Indonesia. Pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam mencapai 87,6 persen. Angka ini kemudian meningkat menjadi 88,2 persen pada sensus penduduk 2000.
Yang memprihatinkan, kata Din, angka pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 1,2 persen. Sementara Kristen dua kali lipatnya, yakni 2,4 persen per tahun.
Bila diturunkan lagi ke tingkat provinsi, akan lebih memprihatinkan lagi. Din mengutip data seorang penulis Leo Suryadinata yang menyebutkan angka pertumbuhan Kristen terbesar adalah di Provinsi Kepulauan Riau yang mencapai delapan persen per tahun.
Di bawahnya, ada tiga provinsi yang angka pertumbuhan Kristen mencapai tujuh persen. Ketiganya adalah Sumatera Barat, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Di Jawa Barat itu di wilayah Sukabumi, Cianjur bagian Selatan. Modusnya mereka sewa rumah, kemudian digunakan untuk tempat belajar, main basket, main volly, kemudian dilakukan aktivitas pemurtadan,” jelas Din.
Pesatnya pertumbuhan umat salib
Pada tahun 80-an penduduk Muslim di Indonesia masih lebih dari 90%, maka pada tahun 2000 populasi muslim turun ke angka 88,2% dan tahun 2010 turun lagi menjadi 85,1%. Di Indonesia pertumbuhan agama Islam justru menurun drastis, seperti data di bawah ini:
1.Berdasarkan hasil riset Yayasan Al Atsar Al-Islam (Magelang) dan dalam rangkaian investigasi diperoleh data bahwa mulai tahun 1999-2000 Kristen dan Khatolik di Jateng telah meningkat dari 1-5 % diawal tahun 1990, kini naik drastis 20-25% dari total jumlah penduduk Indonesia.
2.Dari laporan Riset Dep. Dokumentasi dan Penerangan Majelis Agama Wali Gereja Indonesia, sejak tahun 1980-an setiap tahunnya laju pertumbuhan umat Khatolik: 4,6%, Protestan 4,5%, Hindu 3,3%, Budha 3,1% dan Islam hanya 2,75%.
3.Dalam buku Gereja dan Reformasi penerbit Yakoma PGI (1999) oleh Pendeta Yewanggoe, dijelaskan jumlah umat Kristiani di Indonesia (dari Riset) telah berjumlah lebih 20%. Sedangkan menurut data Global Evangelization Movement telah mencatat pertumbuhan umat Kristen di Indonesia telah mencapai lebih 40.000.000 orang (19 % dari total 210 jumlah penduduk Indonesia)
4.BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia melaporkan penurunan jumlah umat Islam di Indonesia. Contohnya di Sulawesi Tenggara turun menjadi 1,88% (dalam kurun waktu 10 tahun). Demikian pula di Jawa Tengah, NTT dan wilayah Indonesia lainnya.
5.Dalam Kiblat Garut 26 Juni 2012, Menteri Agama RI saat itu, Suryadharma Ali mengatakan, dari tahun ke tahun jumlah umat Islam di Indonesia terus mengalami penurunan. Padahal di sisi lain, jumlah penduduk Indonesia terus bertambah. Semula, jumlah umat Islam di Indonesia mencapi 95 persen dari seluruh jumlah rakyat Indonesia. Secara perlahan terus berkurang menjadi 92 persen, turun lagi 90 persen, kemudian menjadi 87 persen, dan kini anjlok menjadi 85 persen.
6.Menurut data Mercy Mission, sebanyak 2 juta Muslim Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun. Jika ini berlanjut, diperkirakan pada tahun 2035, jumlah umat Kristen Indonesia sama dengan jumlah umat Muslim. Pada tahun itu, Indonesia tidak akan lagi disebut sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim. 

Tsunami Kristenisasi adalah fakta yang tak terpungkiri di sekitar kita

Baru-baru ini kita dikejutkan adanya data statistik terbaru yang dikeluarkan pemerintah berkenaan jumlah penduduk Indonesia berdasarkan agama. Dari sensus penduduk badan pusat statistik nasional yang dilakukan setiap 10 tahun sekali itu ternyata data mengenai agama sering disembunyikan. Dari sensus tersebut, prosentase jumlah umat Islam selalu menurun. Dari 90%, turun menjadi 88%, 86%, kemudian 83% dan seterusnya, hal semacam ini harus kita waspadai dan harus menjadi keprihatinan bersama. 



Hal tersebut diungkapkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab saat ceramah di Markas Syariah, Jl. Petamburan, Jakarta Pusat, Ahad (4/5/2014). Ia mengatakan, penyebab jumlah umat Islam menurun salah satunya karena maraknya upaya pemurtadan. Dalam acara taklim bulanan tersebut, Habib Rizieq secara khusus membongkar gerakan Kristenisasi.


"Kristenisasi adalah fakta yang tak terpungkiri, ribuan fakta sudah kita dapatkan di lapangan. Oleh karena itu kita jangan hanya jadi penonton, kita harus ikut berjuang melawan derasnya upaya pemurtadan di Indonesia yang pada khususnya dilakukan oleh misionaris Nasrani, baik dari kalangan Katolik, Protestan maupun sekte-sekte lainnya" tegas Habib Rizieq.

Terkait masalah akidah ini, sangat disesalkan karena masih saja ada tokoh Islam di tingkat nasional yang tidak percaya adanya Kristenisasi di Indonesia, mereka tidak yakin pemurtadan sedang berlangsung. Para tokoh Islam dan pejabat itu menganggap bahwa isu Kristenisasi hanya Kristenphobia, atau dianggap paranoid. Kalaupun ada Kristenisasi, itu tidak struktural, itu tidak sistematis, hanya dilakukan segelintir orang. 

“Ini persaolan serius kalau pejabat pemerintah menganggap Kristenisasi tidak ada maka mereka tidak akan waspada apalagi melakukan langkah-langkah untuk mencegah itu. Orang kalau tidak sadar bahaya datang maka tidak akan melakukan persiapan untuk menghadapi bahaya,” kata Habib Rizieq.

Apa Betul Kristenisasi itu Ada?

Yang pertama, bukti adanya Kristenisasi sudah dijelaskan dalam AlQur'an, karena AlQur'an pasti benar mustahil memberikan informasi dusta. Dalam surat al Baqarah ayat 120, Allah Swt berfirman : "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho kepada kamu (umat Islam) hingga kamu mengikuti agama (cara hidup) mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu".
Habib Rizieq menjelaskan, bahwa misi keduanya berbeda. Kalau Kristen misinya mengkristenkan orang, kalau Yahudi misinya tidak perlu me-yahudi-kan orang. Orang-orang Yahudi itu hanya cukup untuk Bani Israel saja selain itu orang lain dianggapGhoyum (makhluk setingkat binatang yang fungsinya untuk melayani Yahudi), jadi Yahudi “membinatangkan” umat manusia lain untuk melayani mereka. 

Yang kedua, bukti adanya Kristenisasi tertuang dalam Bibel, dalam Mathius 24 ayat 14 tertulis: “Dan injil kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa setelah itu (setelah dunia di Kristenkan) barulah tiba kesudahannya.” 



Ayat inilah yang menjadi dalil para pendeta baik Katolik, Protestan ataupun sekte lainnya meyakini Kristen adalah agama dunia sehingga seluruh dunia harus dikristenkan. “Jadi kita tidak bisa melarang mereka untuk tidak mengkristenkan umat Islam karena itu pesan Tuhan, dianggap pesan Bibel. Selama pesan ini masih ada didalam Bibel selama itu pula menjadi kewajiban agama bagi mereka,” ujar Habib Rizieq.    


Yang ketiga, bukti adanya Kristenisasi terungkap dari pernyataan para pendeta. Para misionaris menolak istilah Kristenisasi, mereka tidak menyebut Kristenisasi, karena tahu itu berkonotasi pemaksaan, maka itu mereka ganti dengan istilah transformasi.

"Transformasi dan Penuaian Jiwa adalah nama lain dari Kristenisasi, maksudnya agar umat manusia masuk ke dalam ajaran Kristen. Hati-hati kalau tokoh Kristen sudah bicara transformasi itu maksudnya adalah perubahan dari orang berdosa menjadi orang diselamatkan dengan ajaran Kristen," jelas Habib Rizieq.

Dari sekian banyak data yang diungkap Habib Rizieq, beberapa diantaranya ialah: 

Di dalam majalah Kristen bernama "Spirit" nomor 10 tahun ke-2 2003, pada halaman 13 dimuat pernyataan pendeta Erastus Sabdono. Ia menyatakan, "Kita berubah dari manusia dunia menjadi manusia rohani, istilah gereja memasehikan (mengkristenkan) dunia, inilah yang dimaksud transformasi.”

Dalam buku Kristen yang berjudul Transformasi Indonesia, dalam covernya tertulis, "Pemikiran dan proses perubahan yang dikaitkan dengan kesatuan tubuh Kristus." Dan isinya tertulis, "Nilai-nilai Kerajaan Tuhan (ajaran Kristen) mempengaruhi seluruh aspek kemasyarakatan, seluruh sektor akan di Kristenkan tidak hanya manusianya tapi sistem kehidupannya juga."

Dalam buku berjudul Gereja Sekota yang mentransformasikan kota, penulisnya Rahmat T Manulang, ia mengatakan “ Tuhan Yesus menegaskan kepada murid-muridnya baik dalam pengajaran khutbah di bukit maupun didalam yang terakhir sebelum naik ke syurga mengenai mandat transformasi atau amanat Kristenisasi (yaitu dalam ayat Mathius 24 ayat 14),”

Kemudian dalam buku yang sama, terdapat pula pernyataan pendeta Nathan Setiabudi ketua PGI (Persatuan Gereja Indonesia) periode 2000-2005. Saat masih menjabat ketua umum PGI, ia menyatakan, "Transformasi adalah jalan keluar terbaik bagi kehidupan yang penuh krisis seperti di Indonesia saat ini, oleh karena itu berbagai upaya yang dilakukan ke arah terjadinya transformasi di segala bidang perlu didukung." 

"Bukannya hanya manusianya, tapi hukumnya, aturannya, undang-undangnya, bagaimana lembaga-lembaga di Indonesia semua bisa di Kristenkan. Jadi kita tidak fitnah, ini pernyataan mereka sendiri," kata Habib Rizieq.

Selain transformasi, ada istilah lain lagi yaitu Penuaian Jiwa yang artinya proses kegiatan memindahkan keimanan mayoritas umat agama lain kepada keyakinan bahwa Yesus sebagai Juru Selamat. Proses memindahkan orang dari luar Kristen kepada Kristen disebut Penuaian.

Dalam buku Transformasi Indonesia, pendeta Dr. Bambang Wijaya, Gembala Sidang Pimpinan Gereja Kristen Perjanjian Baru mengatakan, “Indonesia merupakan ladang yang sedang menguning yang besar tuaiannya, ya Indonesia siap mengalami transformasi yang besar. Ini bukan impian di siang bolong, dengan memeriksa firman Tuhan kita akan sampai pada kesimpulan bahwa Indonesia memiliki pra kondisi yang sangat cocok bagi Tuaian besar yang direncanakan.” 

Masih dalam buku yang sama, Pendeta Bambang juga mengatakan, “Bukankah keadaan itu yang sedang dilewati bangsa kita, kegelapan moral dan depresi ekonomi yang berat dan masyarakat yang lelah dan terlantar. Ya itulah sebabnya saya tidak terlalu berlebihan bahwa Indonesia siap menghadapi Ttuaian yang besar, Indonesia siap mengalami transformasi.”

“Dari sini sudah jelas, ada upaya sistematis untuk memiskinkan bangsa Indonesia. Jadi untuk mengkristenkan umat Islam, miskinkan dulu sampai mereka lapar, sampai moral mereka hancur setelah itu tinggal “dipanen”. Hati-hati ini ada konspirasi, lihat saja acara-acara televisi yang dimiliki orang kafir sekarang ini banyak yang merusak. Kemudian ekonomi, lihat dari hari ke hari yang se-makin kaya siapa? Aneka pertambangan dan kekayaan lainnya sudah dikuasi orang-orang kafir,” kata Habib Rizieq. 

Pada 1950 terjadi pertemuan besar misionaris dunia yang merencanakan selama 50 tahun kedepan (yaitu 2000) untuk mengkristenkan setengah penduduk Indonesia, namun mereka gagal, kenaikan umat Kristen hanya beberapa persen saja. Akhirnya mereka bersatu dari semua sekte, untuk mencanangkan target baru yaitu lewat program Transformasi, yang target awalnya selama 15 tahun pada 2020, mereka akan lihat sejauh mana program mereka berjalan.

Gerakan Kristenisasi Pemicu Konflik di Masyarakat

Habib Rizieq Syihab mengatakan bahwa hidup damai berdampingan dengan umat agama minoritas di Indonesia akan tercapai dengan baik manakala mereka yang minoritas tahu diri sehingga umat Islam yang mayoritas akan tahan diri. 

"Kuncinya, jika minoritas bisa tahu diri dan mayoritas tahan diri maka keharmonisan kehidupan beragama akan bisa diwujudkan di Indonesia, maka kita bisa dengan mudah hidup berdampingan membangun negeri dengan umat beragama minoritas manapun baik dengan Kristen, Hindu, Budha dan lain sebagainya," ujar Habib Rizieq.

Namun kenyataannya, kata Habib Rizieq, selama ini umat minoritas banyak melakukan pelanggaran, seperti adanya upaya Kristenisasi, FPI sudah banyak mendapatkan fakta di lapangan. Tidak hanya itu, berbagai kasus gereja seperti GKI Yasmin Bogor dan yang terbaru gereja Kalamiring Bekasi sudah dibuktikan di Pengadilan adanya kecurangan yaitu pemalsuan tandatangan warga sebagai syarat IMB rumah ibadah.

"Jika minoritas tidak tahu diri, ada aturan cara membangun gereja mereka tidak mau ikuti, setiap kampung mereka paksa bangun gereja, orang Islam di kampung-kampung mereka Kristenkan dengan iming-iming. Nah kalau seperti itu umat Islam mayoritas bisa marah, sehingga bisa terjadi konflik," kata Habib Rizieq.

Karena itu kita menghimbau kepada pemerintah khususnya, jika tidak mau terjadi konflik agar didorong semuanya untuk patuh kepada aturan. Cara bangun rumah ibadah sudah ada aturannya, yaitu SKB 3 Menteri tentang pendirian rumah Ibadah. Laksanakan dengan tegas.

Terkait maraknya upaya pemurtadan, Habib Rizieq berpesan agar umat Islam jangan hanya jadi penonton, semua harus ikut berjuang melawan derasnya upaya pemurtadan di Indonesia. (suaraislam)
lemahirengmedia.com


Hari-hari ini, ummat Kristiani sedang melaksanakan hajatan besar. Tepatnya tanggal 27 Juli hingga 16 Agustus 2004 lalu. Nama acaranya adalah Summer Mission 2004 (Misi Musim Panas 2004).
Seperti tertulis di situs World Harvest Global (www.worldharvest.cc), hajatan ini sesungguhnya adalah misi kristenisasi yang dikemas dalam konser musik, pesta pantai, dan berbagai program pelatihan misi. Di Indonesia, “para gembala” akan menyerbu sejumlah kota besar di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua.
Rencananya, rombongan misionaris akan berangkat dari Los Angeles (Amerika Serikat), tanggal 25 Juli 2004. Mereka mula-mula singgah di Pekanbaru (Riau) dan beberapa daerah sekitarnya, selama tiga hari. Kemudian menuju Mentawai (Sumatera Barat) selama dua hari, lalu kembali Pekanbaru.
Selanjutnya rombongan bertolak ke Kupang (Nusa Tenggara Timur). Acara di sini direncanakan berlangsung tiga hari. Kota tujuan lainnya adalah Soe, sekitar 11 km arah timur kota Kupang. Setelah itu, balik ke arah barat, tepatnya ke Sumba (Nusa Tenggara Barat). Acaranya cuma 2 hari.
Giliran berikutnya adalah ‘serangan’ ke Jakarta. Salah satu acara yang akan digelar adalah Harvest Festival, yang digelar 10-13 Agustus 2004.
Dalam sebuah brosur yang dicetak “untuk kalangan sendiri”, tertulis tiga kegiatan besar yang akan dilaksanakan.
Tanggal 11-13 Agustus 2004 digelar seminar kepemimpinan. Beberapa pembicaranya adalah publik figur, salah satunya Theo F Toemion (tokoh PDI Perjuangan yang kini menjabat Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM).
Pada tanggal 10 Agustus 2004 diselenggarakan Extravagant Worship. Sebuah acara hiburan yang menampilkan 40-an artis top dan grup musik ternama, seperti Harvey Malaiholo, Ria Warna, Joseph S Djafar, Christopher Abimanyu, Viona Paays, Bobby One Way, Lea Simandjuntak, dan Trinity Singer.
Tak kalah hebohnya adalah pesta Youth Explosion pada 12 Agustus 2004 pukul 19.00. Acara ini melibatkan 1.200 anak muda, bertempat di Lippo Karawaci. Juga menampilkan artis-artis top beragama Nasrani yang biasa tampil di MTV. “Itu semua dipersembahkan kepada Yesus! Berpakaianlah dengan keren dan gaul! Ajak temanmu, datang lebih awal, dan jangan lewatkan Party at the Dome 2: Youth Explosion!!!”
Usai menggarap Jakarta, rombongan bertolak ke Semarang dan Surabaya (13-14 Agustus 2004). Nama acara di dua kota ini cukup menyeramkan: Crusade (Perang Salib).
Terakhir, mereka kembali mengguncang Jakarta dengan konser untuk menggaet kalangan muda. Esoknya, tanggal 16 Agustus, misi mereka berakhir dengan penutupan. Tidak dijelaskan kapan mereka kembali ke AS.
Dalam seruan kepada komunitasnya, mereka mengumbar target akan menawarkan kesegaran baru pada dunia: “Kita ingin mentransformasikan paradigma baru bagaimana kita melihat manusia, dan cara manusia melihat Tuhan!” Di setiap tempat, mereka akan mengguncang warga sekitar dengan doa bersama 100-130 ribu jemaat.
Namanya saja proyek besar, tentu harus di-back up oleh dana dan orang besar pula. Orang besar itu adalah James T Riady, konglomerat yang kini jadi komandan Lippo Group . Apa saja yang dilakukannya? Simak saja tulisan ini sampai tuntas.
Tidak banyak orang yang tahu tentang rencana-rencana besar itu. Ustadz Mansyur Sahid, seorang aktivis dakwah di Kupang (NTT) misalnya, mengaku tak tahu ada rencana itu.
Buya Mas’oed Abidin, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Sumatera Barat, juga mengatakan hal senada. “Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menghadapi kristenisasi, secara cerdas. Kita juga memerlukan semacam pusat informasi kristenisasi, agar kegiatan-kegiatan semacam itu bisa kita monitor,“ kata penulis buku Islam dalam Pelukan Muhtadin Mentawai ini.* (Ahmad Damanik, Dedi Junaedi/Hidayatullah)

Koalisi James Riady-Pat Robertson

Berkoalisi dengan Pat Robertson, pimpinan Koalisi Kristen dan jaringan televisi misionaris terbesar di dunia proyek besar James T Riady akan membuat TV misionaris yang segera mengudara di Indonesia
Proyek Mega-Kristenisasi James T Riady tentu bukan sebuah pekerjaan main-main. Perlu didukung dana dan jaringan yang luar biasa. Urusan dana, tak jadi kendala. Keluarga Riady adalah pengendali bisnis raksasa yang bergerak di bidang perbankan, TV kabel, telepon selular, online shopping, jasa teknologi informasi, perkantoran, dan sederetan bidang lainnya. Konon total asetnya mencapai USD 12 milyar.
CahayaTV —atau apapun namanya— bakal tampil menjadi andalan proyek misionaris dengan target ratusan juta warga berbahasa Indonesia dan Melayu. Ini akan bersinergi dengan proyek-proyek James T Riady sebelumnya, seperti pembangunan sekolah-sekolah Kristen di daerah miskin dan terpencil. Melalui Harvest International Curriculum (HIC), mereka sedang menyiapkan 200 ribu pastor dan pekerja misionaris yang siap bergerilya memurtadkan jutaan Muslim Indonesia.
Namun dana besar saja tidak cukup. Perlu digerakkan oleh ‘mesin’ yang taktis dan berjaringan luas. Karena itulah James T Riady menggandeng World Harvest Global (WHG) dan American Institute for Maghrib Studies (AIMS) untuk menyukseskan proyeknya.
WHG adalah pusat misionaris dunia yang bermarkas di California, AS. Berdiri tahun 1989 sebagai bagian dari program Koalisi Kristen yang dirintis evangelis terkenal, Pat Robertson. Cabangnya sudah bertebaran di banyak negara antara lain Jepang, Malaysia, Indonesia Jerman, dan Belanda.
Di Indonesia, markas WHG ada di Lippo Karawaci. Motor penggeraknya adalah sang boss Lippo Group, James T Riady. Tetapi namanya agak berbeda, yaitu World Harvest Center (WHC). Aktivitas sehari-harinya dikomandani oleh pendeta Dr Jimmy Oentoro.
Sedangkan AIMS adalah lembaga studi pemikiran dan kebudayaan Yahudi di AS. Institusi ini merupakan mitra utama Christian Coalition (Koalisi Kristen).
Hadirnya WHC di Indonesia tak lepas dari eratnya persahabatan spiritual antara James T Riady dan pendeta Pat Robertson. Konon mereka mulai saling kenal tatkala keduanya terlibat dalam “misi khusus” tim sukses Presiden AS. Mula-mula era George Bush Sr, kemudian Bill Clinton, dan akhirnya George W Bush. Selain aktif sebagai tele-evangelis di Christian Broadcasting Network (CBN) dan Christian Coalition, Pat Robertson memang menjadi tim inti kampanye kepresidenan keluarga George Bush.
Keluarga Riady pernah bikin heboh karena terlibat skandal keuangan dalam kampanye presiden Bill Clinton (1992). Saat itu, Pat Robertson tampil sebagai saksi meringankan keluarga Riady. Pada program “The 700 Club” di CBN, dia berkata, “James Riady dan ayahnya (Mokhtar Riady, red) adalah teman karib saya. Keduanya telah lahir kembali dalam Kristen. James telah menyatakan keinginannya menjadi pastor dan misionaris. Orang Asia perlu diberi kesempatan berpartisipasi sebagai pegawai Tuhan.”
Keterlibatan James dalam misi Kristen diakui sebagai bagian dari pertaubatannya. James juga menyebut Pat Robertson sebagai orang yang telah menyadarkannya kembali ke ‘jalan terang’. “Dialah guru spiritual saya,” ucap putra mahkota raja bisnis Lippo Group, Mochtar Riady ini.
Tampaknya hubungan Pat Robertson dengan keluarga Riady memang sangat dekat. Tahun 2002, dalam menyukseskan Proyek Misi 2002, Pat Robertson datang ke WHC di Lippo Karawaci Tangerang.
Persahabatan kedua ‘gembala’ itu juga merambah dunia bisnis serta berbagai proyek dan agenda misi Kristen global. Keduanya melihat Indonesia bisa menjadi salah satu pusat misi Kristen yang prospektif. Maka, berdirilah WHC di kawasan bisnis Lippo beserta sejumlah sarana penunjangnya. Ada lembaga pendidikan, seminari, rumah sakit, rumah produksi (production house), dan lembaga misi berkedok sosial lainnya.

Televisi Misionaris

Sejak tahun 1998, James dan Pat secara khusus berkongsi mengembangkan International Family Entertainment (IFE) dengan investasi USD 10 juta. IFE bersama Lippo Group dan Malayan United Industries Bhd kemudian membeli 80% saham Chinese Entertainment Broadcast Ltd yang mengelola jasa layanan TV satelit 24 jam. Stasiun TV misionaris itu punya target menyergap 1,25 milyar audiens berbahasa Mandarin dan Melayu di kawasan Asia Pasifik.
Saat ini, keduanya sedang merancang sebuah televisi misionaris di Indonesia. Namanya belum pasti. Kabarnya, CahayaTV, Gospel Overseas TV, atau HarvestTV. Kru televisi itu kini tengah belajar dan magang di CBN, jaringan televisi misonaris terbesar di AS (mungkin juga dunia) yang didirikan oleh Pat Robertson.
CahayaTV —atau apapun namanya— bakal tampil menjadi andalan proyek misionaris dengan target ratusan juta warga berbahasa Indonesia dan Melayu. Ini akan bersinergi dengan proyek-proyek James T Riady sebelumnya, seperti pembangunan sekolah-sekolah Kristen di daerah miskin dan terpencil. Melalui Harvest International Curriculum (HIC), mereka sedang menyiapkan 200 ribu pastor dan pekerja misionaris yang siap bergerilya memurtadkan jutaan Muslim Indonesia.
Tentang tekad James Riady untuk tampil all-out dalam gerakan kristenisasi, pernah dipaparkannya dalam wawancara dengan majalah Fortune pada 23 Juli 2001. James akan berkonsentrasi mengembangkan sekolahnya yang mewah di kawasan bisnis Lippo, serta proyek besar industri media. Dia juga akan membuka 1.000 sekolah Kristen di desa-desa miskin di seluruh Indonesia. James juga memaparkan bagaimana dia bersama Pat Robertson terobsesi untuk membuka jaringan Kristen di Indonesia dengan WHC sebagai markas utamanya.* (Hidayatullah, edisi bulan Agustus 2004)
Abu Deedat Syihab, Kristolog: “Kita Harus Berkompetisi”
Kristenisasi makin gencar. Komentar Anda?

Negeri Barat memiliki misi yang disebut neo-imperialisme secara sembunyi-sembunyi. Mereka punya misi triple G, yaitu gold, gospel, dan glory. Tetapi sekarang hanya melakukan gospel (agama) saja. Seperti pernah diberitakan Majalah Time dan dikutip Harian Republika, Barat telah mengirim 27 ribu Evangelis ke Indonesia. Mereka menyebarkan agama dengan kedok bisnis, lembaga donor, dan konsultasi. Di Indonesia, kelompok yang masuk dalam kategori ini adalah Lippo Group pimpinan James T Riady, dan jaringan bisnis Ciputra.

Apa saja bentuk gerakan mereka?

Berupa bantuan kemanusiaan, pendidikan, dan dana amal. Juga membuat proyek media seperti Radio Pelita Kasih dan Televisi CBN (Cahaya Bagi Negeri) yang membangun kerjasama dengan stasiun televisi yang sudah ada. Program atau proyek ini berpusat di Lippo Cikarang di bawah naungan Gospel Overseas (GO). Bidang kesehatan juga digarap, salah satunya mendirikan RS Siloam Gleneagles di kawasan Lippo yang sering menyediakan pelayanan doa bagi pasien, termasuk pasien yang beragama Islam.

Kenapa markas mereka di kawasan pinggiran, bukan di ibukota Jakarta misalnya?
Menurut pengakuan aktivis mereka yang sudah masuk Islam, mereka menggunakan metode rinyuh atau rayap. Maksudnya, menyerupai gerakan rayap yang selalu melahap kayu dari pinggirnya, baru ke tengah. Seperti pepatah makan bubur panas, mulai dari pinggir lalu ke tengah, lama-lama ‘kan habis juga.
Apa yang harus dilakukan kaum Muslimin?
Ini adalah warning (peringatan) bagi ummat Islam. Kristenisasi bukanlah sebuah isu melainkan realitas yang harus dihadapi. Ummat Islam harus waspada dan hati-hati. Yang lebih penting, umat Islam harus siap berkompetisi dengan kaum Kristiani. Jangan malah bersikap reaksioner.
Berkompetisi bagaimana?
Kalau kita ingin menghadang musuh, maka kita harus tahu strategi musuh. Mereka menguasai media massa, baik cetak atau elektronik, maka ummat Islam harus bisa menguasai jalur yang sama. Tentunya ini butuh dukungan semua pihak. Marilah semua elemen ummat ini berkerjasama, bukan cuma sama-sama kerja.
Kita berharap para aghniya (orang kaya) mau bersama-sama membetengi ummat dari pemurtadan. Bila secara formal mereka tak bisa menjadi da’i, cukuplah bila mereka membantu dana. Kita juga harus menggiatkan pembinaan untuk memperkuat aqidah ummat. Dalam waktu yang sama, kita juga harus melakukan perlawanan. Jika selama ini para penginjil sudah berani mendatangi rumah-rumah orang Muslim, maka sekarang kitalah yang mendatangi mereka.* (Ahmad Dani, Ahmad Damanik/Hidayatullah)

LIPPO Kota Ternama Penuh Rahasia

Beberapa lokasi di kawasan bisnis Lippo ditengarai jadi markas kristenisasi. Apa indikasinya?
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, citra Kota Tangerang (Banten) sebagai kota pinggiran berubah drastis. Bukan lagi sekadar kota tempat menampung limbah pabrik atau masyarakat yang mencari nafkah di Jakarta, Tangerang kini layak mendapat sebutan sentra bisnis baru.
Tangerang berubah terutama sejak tahun 1992, saat Lippo Karawaci membangun kawasan bisnis di sekitar pintu masuk kota, tepatnya berada di pinggir jalan tol Jakarta-Merak, atau di pintu keluar tol Tangerang.
Siapapun yang melewati jalan tol, pasti bisa melihat kawasan ini dengan jelas, gedung-gedung menjulang tinggi, megah, dan mewah. Di kawasan Tangerang, tak ada gedung-gedung bertingkat tinggi kecuali di kawasan ini. Tak heran, masyarakat Tangerang cukup bangga dengan keberadaan Lippo Karawaci.
Kawasan bisnis Lippo bagaikan magnet. Orang-orang dari luar Tangerang, seperti Serang, bahkan Jakarta, berbondong-bondong ke sini. Promosi Lippo Karawaci memang sangat gencar, baik di media cetak maupun elektronik, sehingga mempesona banyak pihak.
Wajar saja, sebab semua fasilitas kesenangan dunia ada di sini. Mulai dari perumahan, hotel, pasar swalayan, tempat hiburan, sekolah, sampai rumah sakit. Juga terdapat gedung-gedung perkantoran, salah satunya menara menjulang bertuliskan Lippo Bank. Semua fasilitas bertaraf internasional.
Ada rumah sakit yang sangat mewah di sini, namanya International Siloam Gleneagles. Juga sekolah prestisius mulai dari tingkat kelompok bermain sampai perguruan tinggi. Sekolah-sekolah itu bernama Sekolah Dian Harapan (SDH), Sekolah Pelita Harapan (SPH), dan Universitas Pelita Harapan (UPH).
Kalau mau belanja, tersedia Mall Lippo Karawaci. Luasnya dua kali lapangan sepak bola. Semua kebutuhan rumah tangga, sandang, dan pangan, tersedia di pertokoan ini.
Pada bulan Mei 1998, ketika kerusuhan melanda Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia, Lippo Karawaci tak luput dari serangan massa. Beberapa lokasi terbakar. Hebat, beberapa saat kemudian, langsung berdiri Markas Komando Resort Militer (Koramil) di dekatnya. Aman.
Tepat di samping markas, ada landasan helikopter. Menurut keterangan salah seorang anggota satuan pengaman (satpam) penjaga landasan, hampir setiap hari James terbang dengan helinya. “Tujuan bos, kalau tidak pulang ke rumah, biasanya ke Cikarang,” kata satpam yang tak bersedia disebut identitasnya itu.
Cikarang yang dimaksud adalah kawasan yang serupa dengan sentra bisnis Lippo Karawaci. Letaknya di kawasan Bekasi (Jawa Barat). Namanya Lippo Cikarang.
Ternyata ada misi lain yang tak disadari banyak orang, di balik megahnya imperium bisnis Lippo di Tangerang dan Bekasi. Hal itu dikatakan Abu Deedat Syihab, kristolog dari Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (Fakta). Abu Deedat menyebutnya sebagai misi neo-imperialisme (lihat wawancara dengan Abu Deedat). Lebih spesifiknya, ada misi besar agama Kristen yang diusung di baliknya. Komandannya siapa lagi kalau bukan James T Riady.
Sinyalemen Abu Deedat tampaknya bukan isapan jempol. Kota yang namanya dikenal dimana-mana itu memang menyimpan sejuta rahasia.

Universitas Pelita Harapan (UPH)

Lembaga ini didirikan tahun 1993 melalui Yayasan Universitas Pelita Harapan. Mulai beroperasi pada bulan Mei 1994. Jumlah mahasiswa awalnya 250 orang.
Kampus ini mengalami perkembangan pesat. Menurut penjelasan dalam brosurnya, saat ini jumlah mahasiswa UPH ada 5.000-an orang. Fasilitas kuliahnya juga terus meningkat. Universitas yang menyatakan diri sebagai Digital Campus ini dipimpin seorang rektor bernama Johannes Oentoro, PhD.
Situasi perkuliahan tak banyak berbeda dengan kampus lainnya. Hanya saja, bila diperhatikan secara seksama, jumlah mahasiswa keturunan Tionghoa jauh lebih banyak dibanding pribumi.
Mahasiswa yang beragama Islam ada juga di kampus ini. Beberapa di antaranya lulusan dari SMU Taruna Nusantara Magelang, sebuah sekolah unggulan yang pendidikannya ala militer. Mereka sempat membentuk Kerohanian Islam (Rohis) sendiri. Tetapi kegiatannya tak berjalan dengan baik.
Sebuah harakah pernah mencoba masuk ke UPH. Sayang, sekarang tak menggeliat lagi. Penyebabnya, aktivis yang menggerakkannya sudah banyak yang lulus, atau drop out tak kuat membayar biaya kuliah yang setinggi langit.
Menurut Abdul Ghoni, seorang aktivis harakah yang pernah berjuang mensyiarkan Islam di Lippo Karawaci, saat ini masih banyak mahasiswa Muslim di UPH. Mereka bisa tetap kuliah karena mendapat fasilitas beasiswa. “Bila beasiswa diputus, kuliah pun berhenti,” kata Ghoni.
Kesan bahwa kampus ini membawa misi Kristen langsung terasa di pintu masuk. Ada sebuah tulisan mencolok berbunyi, “If You Told To My Teaching, You Are Really My Diciplines, Then You Will Know The Truth And The Truth Will Set You Free. (Johannes 8: 31-32).”
Di lantai tiga gedung UPH, terdapat Harvest International Theological Seminary (HITS) atau Sekolah Tinggi Teologi Internasional Harvest. Ini adalah sebuah lembaga yang berada di bawah naungan World Harvest Center (WHC).
Seperti tertulis dalam brosurnya, HITS mempunyai misi: Preparing a skillful, Godly character and have high dedication for impacting community and churches in 21st century. Artinya: mempersiapkan sumber daya manusia siap guna, berkarakter ketuhanan, dan punya dedikasi tinggi untuk mempengaruhi masyarakat dan gereja di abad ke-21.

World Harvest Center (WHC)

Lokasinya di ujung perumahan Lippo Karawaci, berbatasan dengan kampung Binong, Legok Tangerang. Gedung berlantai 5 ini sangat mudah dikenali sebagai tempat para ‘gembala’. Ada lonceng besar yang terletak di atas menara, yang arsitekturnya menyerupai gereja. Aktivitas di gedung ini dikomandani oleh seorang pendeta bernama DR Jimmy Oentoro.
WHC memiliki beberapa sub-organisasi, yakni HITS, Harvest Community Development (HCD), Fokus Pada Keluarga (FPK), Harvest Media Center (HCM), dan Harvest Praise Ministry (HPM). Semua berkantor di kompleks gedung ini. Sementara kantor WHC sendiri berada di sebelah kanan bangunan, persis bersebelahan dengan Toko Buku Harvest. Di sini pula HCD bermarkas.
HCD adalah lembaga sosial kemasyarakatan yang mengemban misi meningkatkan taraf hidup masyarakat. Salah satu programnya bernama Education Program (Program Pendidikan), yang bercita-cita mengadopsi satu milyar anak Indonesia untuk menyelamatkan bangsa. Bentuknya bisa berupa pemberian bantuan biaya pendidikan kepada anak-anak kurang mampu, pengajaran nilai-nilai positif, moral, dan meningkatkan kualitas diri melalui program kesehatan yang bernutrisi.
Salah satu program yang telah digulirkan adalah Prosip (Program Siswa Peduli). Pada tahun ajaran 1997/1998 program ini memberikan bantuan beasiswa kepada 33 murid dan 16 guru dari Sekolah Yayasan Sri Urni yang berdiri sejak 1975. Sekolah ini berada di Muara Baru, Cilincing (Jakarta Utara).
Saat itu, sekolah Sri Urni nyaris gulung tikar. Pemiliknya bernama Bawan, berasal dari Tana Toraja (Sulawesi Selatan). Pada saat mendapat guyuran beasiswa dari Prosip, sekolah ini memiliki murid 453 orang. Anehnya, 50 persen muridnya bukanlah anak-anak Kristen, melainkan beragama Islam.
Sebagaimana lembaga pendidikan Kristen pada umumnya, sekolah Sri Urni banyak menyelenggarakan acara ritual keagamaan. Namanya Kelompok Tumbuh Bersama (KTB), yaitu persekutuan khusus murid-murid tiap hari Jumat, dan kebaktian umum setiap hari Minggu.
Program lainnya adalah Health Program (Program Kesehatan). Kegiatannya berupa penyediaan obat-obatan, tenaga medis, air bersih, dan lain-lain, untuk masyarakat di pedesaan.
Ada lagi program penyediaan makanan bergizi kepada rakyat miskin dan masyarakat daerah konflik. Yang ini diberi nama Feeding Program (Program Pemberian Makanan).
Keempat, Job Creation Program (Program Penciptaan Lapangan Kerja), yaitu mengembangkan jiwa kewirausahaan melalui penumbuhan semangat entrepreneurship dan penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja.
WHC beralamat di Jl Gunung Rinjani No 6 Taman Himalaya, Lippo Karawaci, 15811. Satu kompleks dengan Sekolah Dian Harapan. Sekolah ini diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah. Sasaran utamanya adalah kampung atau komunitas yang berada di sekitar Lippo Karawaci.
Sekolah Dian Harapan terdiri atas SD hingga SMU. Fasilitas belajarnya lengkap, berstandar internasional. Tak jauh berbeda dengan Sekolah Pelita Harapan, dalam tingkatan yang sama, namun khusus bagi masyarakat kelas atas alias kaya raya.

Institute Haga Indonesia (IHI)

Menurut penyelidikan tim dari Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (Fakta), Institute Haga Indonesia (IHI) merupakan tempat pengkaderan para pemimpin gereja tingkat Asia Pasifik. Institusi ini mendapat dukungan dari Group Lippo dan berada di kawasan Lippo Cikarang.
Tidak mudah memastikan keberadaan IHI. Satpam atau pegawai di Lippo Cikarang kalau ditanya tentang lembaga itu, jawabannya hampir senada, “Pernah mendengarnya, hanya saja lupa di mana tempatnya.”
Seorang satpam di Gedung Menara Pasifik, sempat berpikir sejenak ketika ditanya perihal IHI. Dia lantas menunjuk sebuah lokasi di Lippo atas, dekat Perumahan Beverly. Begitu Hidayatullah mendatangi tempat yang dimaksud, satpam yang lain menunjuk sebuah gedung bernama Cahaya Bagi Negeri (CBN). Satpam itu memberi nasihat, “Di sana itu tempat kristenisasi. Kalau Anda nggak mau dibaptis, mendingan jangan ke sana.”
Gedung CBN itu, letaknya agak tersembunyi. Tidak ada angkutan umum yang masuk ke lokasi itu. Bangunan itu terlindung oleh pagar menjulang tinggi. Lokasi pun terletak jauh dari keramaian. Terkesan penuh rahasia.
Lagi-lagi, kalau orang itu ditanya, benarkah itu IHI? Jawabannya sama, “Kayaknya saya pernah mendengar (nama gedung) itu. Tapi lupa lokasinya di mana ya?” Apakah mereka jujur dengan jawabannya, atau menyembunyikan sesuatu? Wallahu a’lam.* (Ahmad Dani, Ramdhan, Ichsan Kamil, Ahmad Damanik/Hidayatullah)
Seorang Ibu dan Sebuah Masjid
“Putri saya sudah lulus kuliah,” seorang ibu warga Cibatu, Cikarang, dekat kawasan Lippo, berkisah.
Untuk kuliah putrinya, ibu tersebut ternyata tak perlu repot-repot mengeluarkan banyak biaya. Seorang pemuda keturunan Cina bersedia menanggung semuanya. Hanya saja, ibu itu terpaksa ‘menjual’ aqidah sang putri. Tadinya ia seorang Muslimah, sekarang menjadi penganut Katolik karena mengikuti suaminya.
Ketika si ibu ditanya tentang agamanya, dengan tanpa ragu menjawab, “Saya seorang Muslimah.”
Kasus di atas hanyalah salah satu cara kristenisasi. Dan tampaknya proyek itu cukup berhasil. Buktinya, begitu susah mencari masjid di kawasan Lippo Cikarang.
Ada satu buah, namanya Masjid At-Taqwa. Itupun tak begitu tampak karena terhalangi kompleks kantor Badan Pertanahan Negara (BPN).
Menurut seorang takmir Masjid At-Taqwa, masjid ini satu-satunya yang terdapat di Lippo Cikarang. Bahkan kabarnya status masjid itu dipermasalahkan oleh pihak Lippo. “Di sini sulit sekali mendapat izin mendirikan masjid,” katanya.
Para takmir pernah menanyakan kepada pihak Lippo, kenapa selalu mempermasalahkan urusan pembangunan masjid. Pihak Lippo mengatakan, tanah yang dipakai untuk masjid itu adalah hibah yang diperuntukkan bagi perkantoran, bukan untuk masjid.* (Ahmad Dani, Ramdhan Muhaimin, Ahmad Damanik/Hidayatullah)

Mega Proyek Kristenisasi James Riyadi di Indonesia

Sungguh sangat luar biasa langkah strategis yang jalankan oleh James Riyadi yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negeri Kristen. Dengan proyek Mega-Kristenisasi James T.Riady tentu bukan sebuah pekerjaan main-main.
Perlu didukung dana dan jaringan yang luar biasa. Urusan dana, tak jadi kendala. Keluarga Riady adalah pengendali bisnis raksasa yang bergerak di bidang perbankan,TV kabel,telepon selular, online shopping, jasa teknologi informasi,perkantoran, dan sederetan bidang lainnya. Konon total asetnya mencapai $ 12 milyar dollar.
CahayaTV atau apapun namanya bakal tampil menjadi andalan proyek misionaris dengan target ratusan juta warga berbahasa Indonesia dan Melayu. Ini akan bersinergi dengan proyek-proyek James T Riady sebelumnya, seperti pembangunan sekolah-sekolah Kristen di daerah miskin dan terpencil.
Melalui Harvest International Curriculum (HIC), mereka sedang menyiapkan 200 ribu pastor dan pekerja misionaris yang siap bergerilya memurtadkan jutaan Muslim Indonesia.
Namun dana besar saja tidak cukup. Perlu digerakkan oleh mesin yang taktis dan berjaringan luas. Karena itulah James T Riady menggandeng World Harvest Global (WHG)dan American Institute for Maghrib Studies (AIMS) untuk menyukseskan proyeknya.
WHG adalah pusat misionaris dunia yang bermarkas di California, AS. Berdiri tahun 1989 sebagai bagian dari program Koalisi Kristen yang dirintis evangelis terkenal,Pat Robertson. Cabangnya sudah bertebaran di banyak negara antara lain Jepang, Malaysia,Indonesia Jerman, dan Belanda.
Di Indonesia, markas WHG ada di Lippo Karawaci. Motor penggeraknya adalah sang boss Lippo Group, James T Riady. Tetapi namanya agak berbeda, yaitu World Harvest Center (WHC). Aktivitas sehari-harinya dikomandani oleh pendeta Dr Jimmy Oentoro.
Sedangkan AIMS adalah lembaga studi pemikiran dan kebudayaan Yahudi di AS. Institusi ini merupakan mitra utama Christian Coalition (Koalisi Kristen).
Hadirnya WHC di Indonesia tak lepas dari eratnya persahabatan spiritual antara James T.Riady dan pendeta Pat Robertson. Konon mereka mulai saling kenal tatkala keduanya terlibat dalam misi khusus tim sukses Presiden AS.
Mula-mula era George Bush Sr,kemudian Bill Clinton, dan akhirnya George W Bush. Selain aktif sebagai tele-evangelis di Christian Broadcasting Network (CBN) dan Christian Coalition, Pat Robertson memang menjadi tim inti kampanye kepresidenan keluarga George Bush.
Keluarga Riady pernah bikin heboh karena terlibat skandal keuangan dalam kampanye Presiden Bill Clinton (1992). Saat itu, Pat Robertson tampil sebagai saksi meringankan keluarga Riady.
Pada program The 700 Club di CBN, dia berkata, James Riady dan ayahnya (Mokhtar Riady, red) adalah teman karib saya. Keduanya telah lahir kembali dalam Kristen. James telah menyatakan keinginannya menjadi pastor dan misionaris.
Orang Asia perlu diberi kesempatan berpartisipasi sebagai pegawai Tuhan. Nampaknya, Keterlibatan James dalam misi Kristen diakui sebagai bagian dari pertaubatannya.
James juga menyebut Pat Robertson sebagai orang yang telah menyadarkannya kembali ke jalan terang. Dialah guru spiritual saya, ucap putra mahkota raja bisnis Lippo Group,Mochtar Riady ini.
Tampaknya hubungan Pat Robertson dengan keluarga Riady memang sangat dekat. Tahun 2002, dalam menyukseskan Proyek Misi 2002, Pat Robertson datang ke WHC di Lippo Karawaci Tangerang.
Persahabatan kedua gembala itu juga merambah dunia bisnis serta berbagai proyek dan agenda misi Kristen global. Keduanya melihat Indonesia bisa menjadi salah satu pusat misi Kristen yang prospektif.
Maka, berdirilah WHC di kawasan bisnis Lippo beserta sejumlah sarana penunjangnya. Ada lembaga pendidikan, seminari, rumah sakit, rumah produksi (production house), dan lembaga misi berkedok sosial lainnya.
Televisi Misionaris, sejak tahun 1998, James dan Pat secara khusus berkongsi mengembangkan International Family Entertainment (IFE) dengan investasi USD 10 juta. IFE bersama Lippo Group dan Malayan United Industries Bhd kemudian membeli 80% saham Chinese Entertainment
Broadcast Ltd yang mengelola jasa layanan TV satelit 24 jam. Stasiun TV misionaris itu punya target menyergap 1,25 milyar audiens berbahasa Mandarin dan Melayu di kawasan Asia Pasifik.
Saat ini, keduanya sedang merancang sebuah televisi misionaris di Indonesia. Namanya belum pasti. Kabarnya, CahayaTV, Gospel Overseas TV, atau HarvestTV. Kru televisi itu kini tengah belajar dan magang di CBN, jaringan televisi misonaris terbesar di AS (mungkin juga dunia) yang didirikan oleh Pat Robertson.
CahayaTV atau apapun namanya bakal tampil menjadi andalan proyek misionaris dengan target ratusan juta warga berbahasa Indonesia dan Melayu. Ini akan bersinergi dengan proyek-proyek James T Riady sebelumnya, seperti pembangunan sekolah-sekolah Kristen di daerah miskin dan terpencil.
Melalui Harvest International Curriculum (HIC), mereka sedang menyiapkan 200 ribu pastor dan pekerja misionaris yang siap bergerilya memurtadkan jutaan Muslim Indonesia.
Tentang tekad James Riady untuk tampil all-out dalam gerakan kristenisasi, pernah dipaparkannya dalam wawancara dengan majalah Fortune pada 23 Juli 2001. James akan berkonsentrasi mengembangkan sekolahnya yang mewah di kawasan bisnis Lippo, serta proyek besar industri media.
Dia juga akan membuka 1.000 sekolah Kristen di desa-desa miskin di seluruh Indonesia. James juga memaparkan bagaimana dia bersama Pat Robertson terobsesi untuk membuka jaringan Kristen di Indonesia dengan WHC sebagai markas utamanya.
Sukses dibidang ekonomi, dan gerakan kristenisasi di Indonesia, melalui berbagai sarana yang dibangun itu, sekarang James Riyadi memasuki tahapan ketiga, yaitu masuk ke dunia politik.
Dengan lobbi di Washingto, menurut "Penyambung Lidah Bung Karno", Permadi, sekarang James Riyadi bersama sejumlah konglomerat Cina, ingin mengokohkan genggaman politik dengan menggunakan bonekanya 'Jokowi' yang bakal calon presiden yang akan didukung menjadi calon presiden 2014.
Jika sukses membawa Jokowi ke Istana Negara, James Riyadi dan kelompok konglomerat Cina di Indonesia, bukan hanya sukses menguasai ekonomi dan poliltik, tetapi dengan payung politik dan lobbi di Istana, maka James Riyadi akan semakin leluasa untuk mengembangkan kristen - evengelist di Indonesia. James Riyadi dan Jokowi sama-sama annggota Rotary Club.
Mungkinkah Islam hanya tinggal nama di Indonesia? Dengan begitu luar biasa gerakan kristenisasi James Riyadi yang didukung kekuatan dana dan sarana, serta gereja internasional, termasuk sejumlah lobbi di Washington. (Hidayatullah/afgh/voa-islam.com)

Koalisi James Riady-Pat Robertson

Berkoalisi dengan Pat Robertson, pimpinan Koalisi Kristen dan jaringan televisi misionaris terbesar di dunia proyek besar James T Riady akan membuat TV misionaris yang segera mengudara di Indonesia
Keluarga James Riady adalah pengendali bisnis raksasa yang bergerak di bidang perbankan, TV kabel, telepon selular, online shopping, jasa teknologi informasi, perkantoran, dan sederetan bidang lainnya. Konon total asetnya mencapai USD 12 milyar. Namun dana besar saja tidak cukup. Perlu digerakkan oleh mesin yang taktis dan berjaringan luas.
Karena itulah James T Riady menggandeng World Harvest Global (WHG) dan American Institute for Maghrib Studies (AIMS) untuk menyukseskan proyeknya.
WHG adalah pusat misionaris dunia yang bermarkas di California, AS. Berdiri tahun 1989 sebagai bagian dari program Koalisi Kristen yang dirintis evangelis terkenal, Pat Robertson. Cabangnya sudah bertebaran di banyak negara antara lain Jepang, Malaysia, Indonesia Jerman, dan Belanda.
Di Indonesia, markas WHG ada di Lippo Karawaci. Motor penggeraknya adalah sang boss Lippo Group, James T Riady. Tetapi namanya agak berbeda, yaitu World Harvest Center (WHC). Aktivitas sehari-harinya dikomandani oleh pendeta Dr Jimmy Oentoro. Sedangkan AIMS adalah lembaga studi pemikiran dan kebudayaan Yahudi di AS.
Institusi ini merupakan mitra utama Christian Coalition (Koalisi Kristen). Hadirnya WHC di Indonesia tak lepas dari eratnya persahabatan spiritual antara James T Riady dan pendeta Pat Robertson. Konon mereka mulai saling kenal tatkala keduanya terlibat dalam misi khusus tim sukses Presiden AS.
Mula-mula era George Bush Sr, kemudian Bill Clinton, dan akhirnya George W Bush. Selain aktif sebagai tele-evangelis di Christian Broadcasting Network (CBN) dan Christian Coalition, Pat Robertson memang menjadi tim inti kampanye kepresidenan keluarga George Bush. Keluarga Riady pernah bikin heboh karena terlibat skandal keuangan dalam kampanye presiden Bill Clinton (1992). Saat itu, Pat Robertson tampil sebagai saksi meringankan keluarga Riady.
Pada program The 700 Club di CBN, dia berkata, James Riady dan ayahnya (Mokhtar Riady, red) adalah teman karib saya. Keduanya telah lahir kembali dalam Kristen. James telah menyatakan keinginannya menjadi pastor dan misionaris. Orang Asia perlu diberi kesempatan berpartisipasi sebagai pegawai Tuhan. Keterlibatan James dalam misi Kristen diakui sebagai bagian dari pertaubatannya. James juga menyebut Pat Robertson sebagai orang yang telah menyadarkannya kembali ke jalan terang. Dialah guru spiritual saya, ucap putra mahkota raja bisnis Lippo Group, Mochtar Riady ini. Tampaknya hubungan Pat Robertson dengan keluarga Riady memang sangat dekat.
Tahun 2002, dalam menyukseskan Proyek Misi 2002, Pat Robertson datang ke WHC di Lippo Karawaci Tangerang. Persahabatan kedua gembala itu juga merambah dunia bisnis serta berbagai proyek dan agenda misi Kristen global. Keduanya melihat Indonesia bisa menjadi salah satu pusat misi Kristen yang prospektif. Maka, berdirilah WHC di kawasan bisnis Lippo beserta sejumlah sarana penunjangnya. Ada lembaga pendidikan, seminari, rumah sakit, rumah produksi (production house), dan lembaga misi berkedok sosial lainnya.
Televisi Misionaris Sejak tahun 1998, James dan Pat secara khusus berkongsi mengembangkan International Family Entertainment (IFE) dengan investasi USD 10 juta. IFE bersama Lippo Group dan Malayan United Industries Bhd kemudian membeli 80% saham Chinese Entertainment Broadcast Ltdyang mengelola jasa layanan TV satelit 24 jam. Stasiun TV misionaris itu punya target menyergap 1,25 milyar audiens berbahasa Mandarin dan Melayu di kawasan Asia Pasifik.
Saat ini, keduanya sedang merancang sebuah televisi misionaris di Indonesia. Namanya belum pasti. Kabarnya, CahayaTV, Gospel Overseas TV, atau HarvestTV. Kru televisi itu kini tengah belajar dan magang di CBN, jaringan televisi misonaris terbesar di AS (mungkin juga dunia) yang didirikan oleh Pat Robertson.
CahayaTV atau apapun namanya bakal tampil menjadi andalan proyek misionaris dengan target ratusan juta warga berbahasa Indonesia dan Melayu. Ini akan bersinergi dengan proyek-proyek James T Riady sebelumnya, seperti pembangunan sekolah-sekolah Kristen di daerah miskin dan terpencil. Melalui Harvest International Curriculum (HIC), mereka sedang menyiapkan 200 ribu pastor dan pekerja misionaris yang siap bergerilya memurtadkan jutaan Muslim Indonesia.
Tentang tekad James Riady untuk tampil all-out dalam gerakan “kristenisasi”, pernah dipaparkannya dalam wawancara dengan majalah Fortune pada 23 Juli 2001. James akan berkonsentrasi mengembangkan sekolahnya yang mewah di kawasan bisnis Lippo, serta proyek besar industri media. Dia juga akan membuka 1.000 sekolah Kristen di desa-desa miskin di seluruh Indonesia. James juga memaparkan bagaimana dia bersama Pat Robertson terobsesi untuk membuka jaringan Kristen di Indonesia dengan WHC sebagai markas utamanya.*(Majalah Hidayatullah, edisi bulan Agustus 2004)

James Riyadi Mengkristenkan Indonesia Dengan Rumah Sakit

James Riyadi anak Mochtar Riyadi, pemilik Lippo, menjadi tokoh penting, bukan hanya keberhasilannya mendekati Gedung Putih di zamannya Bill Clinton, tetapi pendeta evengelis yang sangat erat dengan Pendeta Pat Robertson, dan sangat benci terhadap Islam, sekarang gigih berjuang ingin menjadikan Indonesia, sebagai negeri Kristen.
James Riyadi dengan menggunakan 'kedok' Rumah Sakit Siloam, dan dikenal dengan PT Siloam International Hospitals Tbk menyiapkan dana sekitar US$ 100 juta setiap tahun untuk pembangunan Rumah Sakit baru di Indonesia, tujuannya ingin memperluas pengaruh Kristen di Indonesia.
Sekilas dengan langkah pembangunan Rumah Sakit Siloam tentu saja kita akan mengapresiasi, jika tidak ada muatan politisnya. Jika semata-mata untuk tujuan bisnis dan sosial. Tetapi, James Riyadi dengan membangun rumah sakit itu,memiliki tujuan yang lebih besar, mengubah Indonesia menjadi negeri Kristen.
Tentu, jika tidak motif kepentingan agama, dijamin tidak ada rakyat yang keberatan jika James Riady membangun 6-8 Rumah Sakit di Indonesia pada setiap tahunnya. Sungguh mulia. Namun menjadi pertanyaan besar dan menimbulkan kecurigaan, jika pembangunan Rumah Sakit Siloam itu patut diduga ada misi kristenisasi.
Tahun ini, James Riady membangun Rumah Sakit Siloam di Padang, Sumbar dan Gorontalo. Dua provinsi yang dikenal sebagai basis Islam di Indonesia.
Di Padang, rencana pembangunan RS Siloam ditolak keras oleh rakyat Minang. Di Gorontalo, belum diketahui bagaimana sikap rakyat Gorontalo. Jika Rumah Sakit Siloam bukan milik James Riady, tentu tidak akan menimbulkan reaksi keras dan kecurigaan besar dari Muslim setempat.
Namun, karena Rumah Sakit Siloam adalah milik James Riady yang dikenal luas sebagai misionaris kristen avangelis fundamental, rakyat menjadi marah. James Riyadi dengan menggunakan kedok 'Rumah Sakit' Siloam melakukan gerakan kristenisasi terhadap Muslim Indonesia.
Sejak memeluk agama kristen evangelis di bawah bimbingan tokoh utama levangelis Pat Robertson yang sangat anti Islam, James layak diwaspadai.
Perhatikan saja di semua lokasi property Lippo Grup di Indonesia, dapat dipastikan menjadi pusat kristenisasi evangelis Indonesia.
Kita belum menemukan, sarana ibadah agama lain, selain gereja evangelis di semua kompleks Lippo Land di Indonesia. Namun kita akan sangat mudah menemukan gereja evangelis besar, bahkan sangat besar di setiap kompleks Lippo Property. Ada apakah?
Sejak memeluk agama kristen evangelis tahun 1990, James Riady sudah bertekad akan melakukan kristenisasi evangelis di Indonesia. Dia pernah berucap, "... adalah merupakan tantangan terbesar bagi saya untuk meraih kesuksesan besar dengan melakukan kristenisasi di Indonesia”, ujar James.
Muslim Indonesia tidak akan menaruh kecurigaan besar terhadap James Riady, jika dia bukanlah ‘successor’ Pat Robertson yang sangat anti Islam. Ratusan statement Pat Robetson yang menghina, menghujat, caci maki, memfitnah Islam dan Muslim sudah menjadi fakta dunia.
Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, inilah tekad James Riady menjalankan misionaris dan kristenisasinya.
Pat Robertson tokoh evangelis AS pernah mengatakan Islam itu lebih keji dan biadab dibandingkan NAZI. Pat Robertson mengatakan wanita muslim adalah manusia yang paling dungu sedunia. Korban kebiadaban ajaran Islam yang sesat. Pat Robertson mengatakan bahwa Islam itu bukan agama. Hanya organisasi dan ajaran dungu yang dipercaya orang bodoh sebagai sebuah agama.
Sekarang James Riyadi menjadi tokoh penting dibelakang Jokowi, dan berjuang memenangkan Jokowi menjadi presiden mendatang, pasca 2014.
Dua keuntungan sekaligus yang akan dicapai oleh James Riyadi, Jokowi menjadi presiden dengan demikian penguasaan terhadap Indonesia menjadi sempurna, secara ekonomi dan politik, dan ibukota negara DKI Jakarta akan dipegang oleh Ahok.
Inilah yang akan diperjuangkan oleh James Riyadi. Ibukota Jakarta berada kendali Cina, dan sekaligus memberikan ruang yang lebih besar, bukan hanya penguasaan ekonomi dan politik, tetapi penyebaran agama Kristen-Evengelis di Indonesia. (tm/afgh/voa-islam.com)

Kristenisasi di Indonesia Adalah Pelanggaran Hukum

Umat Kristen sangat berambisi untuk ‘menyebarkan Injil’ kepada umat Islam. Umat Islam menurut mereka adalah ‘domba-domba yang hilang dan tersesat’, maka ia harus dicari dan dikembalikan kepada ‘kandangnya’: Kristen. Sehingga, untuk menangkap para ‘domba tersesat’ itu, mereka menggunakan dan menghalalkan segala cara.

International Cirisis Gorup (ICG) mempublikasikan laporan bahwa pemicu terjadinya berbagai bentrokan antara umat Islam dengan Kristen di Indonesia adalah adanya aktivitas Kristenisasi yang sangat agresif.Dan sejalan dengan penyiaran Kristen dan pemurtadan yang mereka lakukan di kantong-kantong umat Islam, peningkatan jumlah gereja berkali-kali lipat. Litbang Depag mencatat bahwa pertumbuhan Gereja sejak tahun 1990 hingga tahun 2008, meningkat sekitar 300%

Beredarnya Video aksi Kristenisasi Terselubung di Kegiatan kristenisasi terselubung saat Car Free Day (CFD) yang menghebohkan dunia maya, banyak menuai kecaman, termasuk para Tokoh-tokoh lintas beragama. Ini adalah pelanggaran terhadap Hak & Kebebasan dalam Beragama setiap warga negara.

Selain itu, kristenisasi dengan pencintraan pemberian bantuan sosial dan kemanusiaan marak muncul di program TV harian program pemberitaan. 
Sedangkan Kesaksian-kesaksian penyembuhan penyakit & penyelesaian permasalahan hidup melalui kuasa roh kudus dan pertobatan juga sering ditayangkan pada tengah malam oleh Stasiun TV Swasta Indonesia seperti RCTI,SCTV & MNCTv (obat malam).

Maraknya aksi Kristenisasi ini mendapat perhatian dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin.
Melalui website pribadinya, Lukman mengingatkan bahwa tindakan kristenisasi tersebut jelas telah melanggar 

Keputusan Menteri Agama Nomor 70 Tahun 1978 tentang Pedoman Penyiaran Agama.

Dalam KMA tersebut dinyatakan bahwa:

Pertama; Untuk menjaga stabilitas nasional dan demi tegaknya kerukunan antar umat beragama, pengembangan dan penyiaran agama supaya dilaksanakan dengan semangat kerukunan, tenggang rasa, teposeliro, saling menghargai, hormat menghormati antar umat beragama sesuai jiwa Pancaslla.

Kedua; Penyiaran agama tidakdibenarkan untuk:
Ditujukan terhadap orang dan atau orang-orang yang telah memeluk sesuatu agama lain;
Dilakukan dengan menggunakan bujukan/pemberian material, uang, pakaian, makanan/minuman, obat-obatan, dan lain-lain agar supaya orang tertarik untuk memeluk sesuatu agama;
Dilakukan dengan cara-carapenyebaran pamflet, buletin, majalah, buku-buku, dan sebagainya di daerah-daerah/ di rumah-rumah kediaman umat/orang yang beragama lain; Dilakukan dengan cara-caramasuk ke luar dari rumah ke rumah orang yang telah memeluk agama lain dengan dalih apapun,

Ketiga; Bilamana ternyata pelaksanaan pengembangan dan penyiaran agama sebagaimana yang dimaksud Diktum Kedua, menimbulkan terganggunya kerukunan hidupantar umat beragama, akan diambil tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jika menemukan aksi-aksi kristenisasi, pertama tanyakan maksud & tujuan mereka (pasa penginjil), jika memang terbukti maka jangan langsung main hakim sendiri, Segera bawa mereka beserta barang & bukti ke kantor polisi dengan harapan mereka tidak lagi melakukan hal yang sama ditempat yang lain agar saudara kita terlindung dari upaya pemurtadan dalam bentuk apapun.
Semoga Allah melindungi kita semua dari orang-orang yang mendustakan ajaran dan ayat-ayat Allah Subhanahu Wata’ala. (Islam Media.com)