Wednesday, February 15, 2017

Spanyol Akan Masukan Syiah Assad Dalam Daftar Teroris dan AS Pertimbangkan Masukkan Pengawal Revolusi Iran ke Daftar Teroris (Dajjal VS Dajjal).

Media Arab Sebut Iran Negara Teroris Terunggul Tahun 2016AS Pertimbangkan Masukkan Pengawal Revolusi Iran ke Daftar Teroris

Spanyol Akan Masukan Syiah Assad Dalam Daftar Teroris, Indonesia Kapan?

Untuk pertama kalinya sejak meletusnya Musim Semi Arab di tahun 2011, sejumlah pengacara internasional akan mengajukan gugatan untuk memasukan Presiden Syiah Bashar al-Assad dalam daftar teroris.

Pengajuan ini akan dilakukan sebuah firma hukum Spanyol yang kini sedang mempelajari kasus ini atas dakwaan kejahahatn terhadap warga sipil di Pengadilan Nasional Spanyol.
Seperti dilansir kantor berita Spanyol, gugatan ini diajukan oleh seorang warga Spanyol keturunan Suriah, setelah saudaranya ditangkap, disiksa, dan kemudian di eksekusi oleh tentara rezim tanpa adanya prosedur hukum ditahun 2013 lalu.
Isi gugatan sendiri menuduh rezim Syiah Assad telah melakukan kejahatan terorisme terhadap warga sipil yang dilakukan pasukan keamanan dan intelijen. (Alarabiya/Ram)

AS Pertimbangkan Masukkan Pengawal Revolusi Iran ke Daftar Teroris

Rabu,  8 Februari 2017  

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah mempertimbangkan proposal untuk memasukkan Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) sebagai organisasi teroris. Demikian pernyataan pejabat AS.


Para pejabat mengatakan beberapa instansi pemerintah AS telah berkonsultasi tentang proposal tersebut. Jika proposal ini diterapkan akan menambah langkah-langkah yang akan dikenakan AS kepada individu dan lembaga yang terkait dengan IRGC seperti dikutip dari Reuters, Rabu (8/2/2017).

Gedung Putih belum memberikan tanggapan terhadap laporan ini. Sedangkan Iran sendiri telah membantah keterlibatannya dalam terorisme.

IRGC adalah lembaga keamanan yang paling kuat di Iran. Lembaga keamanan ini juga memiliki kontrol atas saham besar dalam perekonomian Iran dan mempunyai pengaruh yang besar dalam sistem politik.

AS sendiri sebelumnya telah memasukkan puluhan lembaga dan orang-orang yang terkait dengan IRGC. Pada tahun 2007, Departemen Keuangan AS menyebut Pasukan Quds IRGC mendukung terorisme. Kelompok ini disebut menjadi kepanjangan tangan Iran untuk melaksanakan kebijakan mendukung teroris dan kelompok pemberontak. Pasukan Quds sendiri adalah satuan elit yang bertanggung jawab atas operasi di luar negeri. 


Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Mattis menyebut Iran sebagai “Negara terbesar sponsori terorisme”

Sabtu (04/02/2017).
Mattis menjelaskan dalam konferensi pers yang digela di Tokyo, bahwa pihaknya belum berpikir menambah kekuatan militer Amerika di Timur Tengah untuk mengatasi ‘perilaku buruk’ yang ditunjukkan Iran. Namun Mattis juga memperingatkan Iran bahwa dunia tidak akan tinggal diam terhadap kegiatannya.

“Kami selalu memiliki kemampuan untuk menambah kekuatan militer, tapi untuk saat ini kami rasa belum perlu,” ungkap Mattis.

Kementerian Keuangan AS, pada Jumat (03/02/2017) kemarin, telah mengambil tindakan terhadap 25 orang dan entitas yang dicurigai memberikan dukungan logistik dan materi untuk program rudal balistik Iran.

Sementara itu, Presiden Donald Trump juga telah bersumpah untuk menyusun kebijakan yang lebih agresif terhadap Iran. Lebih lanjut, pemerintahan Trump juga mengancam akan melakukan tindakan konkrit jika Iran tidak segera membatasi program rudal balistiknya, dan terus mendukung konflik regional.

Trump dalam cuitan di akun twitternya bahkan mengatakan bahwa Iran tengah bermain api. Hal ini diungkapkannya setelah menyebut ujicoba rudal balistik yang dilakukan Iran sebagai tindakan yang ‘provokatif dan tidak mendasar’. (whc/mubasher.aljazeera/dakwatuna)

Pelaku Serangan Teroris Reina Istambul Turki Menyusup Melalui Iran

20 Rabiul Awwal 1438 H
Seorang pejabat Turki, pada Selasa malam, mengeluarkan pernyataan mengejutkan tentang serangan teror di Restoran Reina Istanbul, yang menewaskan puluhan, menekankan bahwa pelaku menyusup ke Turki melalui Iran.
Gubernur Istanbul mengatakan pada konferensi pers: “Teroris Uzbek, Abdul Qadir Sharipov, yang melakukan serangan teroris di restoran Reina pada malam tahun baru masehi yang ditangkap, menyusup melalui Iran, dan dia ikut aktifitas di ISIS Daesh dan al-Qaeda di Suriah dan Afghanistan.”
Dia menambahkan: “Sharipov sangat terlatih, dan fasih dalam empat bahasa, dan gelarnya di ISIS Daesh adalah Abu Mohammed Al Muhajer, seorang migran,” dengan mengisyaratkan bahwa ia telah mengaku kejahatannya.
Polisi Turki telah menangkap Sharipov setelah operasi keamanan di Asan Yurt, sebelah barat dari Istanbul, dan didampingi oleh seorang pria Irak dan tiga perempuan-perempuan Mesir, Somalia dan Senegal, dimana polisi menduga kuat mereka anggota sebuah sel teroris yang membantu pembunuh melarikan diri dan sembunyi.
Pihak berwenang Turki berusaha agar teroris ditangkap hidup-hidup untuk mengungkap siapa dalang di balik kejahatan, terutama setelah kecurigaan pemerintah akan adanya keterlibatan badan intelijen internasional di sana.
Yang menjadi tanda tanya kenapa pelaku menyusup lewat Iran? Apa kaitannya dengan Negeri Syiah Iran suatu negara yang menjadikan dirinya sebagai penampungan dan tempat suaka para tokoh teroris al Qaeda? Padahal dalam pernyataannya milisi Syiah Iran menyatakan perang terhadap ISIS dan Al Qaeda. Sandiwara apa lagi?
Sumber: twasul.info/669039

Trump: Iran Negara Teroris Nomor 1

Presiden Amerika Serikart (AS) Donald Trump menyebut Iran sebagai negara nomor satu pendukung terorisme. Menurut Trump, Iran adalah negara yang paling rajin memberikan dukungan bagi kelompok teroris di seluruh dunia.


"Iran adalah negara teroris nomor satu di dunia. Dimana, mereka memberikan dukungan dana kepada hampir seluruh kelompok teroris yang ada di seluruh dunia," ujar Trump, seperti dilansir Armespress pada Senin (6/2).

Dia juga kembali melemparkan kritikan tajam terhadap kesepakatan nuklir Iran. Trump berpandangan, sebenarnya tidak ada alasan bagi pemerintahan AS sebelumnya untuk melakukan kesepakatan dengan Iran.

"Itu adalah kesepakatan paling buruk yang pernah saya lihat. Ini benar-benar memalukan, kita memiliki kesepakatan semacam ini. Kita sejatinya tidak memiliki alasan untuk membuat kesepakatan tersebut," ucapnya.

"Iran benar-benar telah kehilangan rasa hormat, karea mereka berpikir semua orang sangat bodoh, sehingga mereka bisa mencapai kesepakatan itu," sambungnya, merujuk pada kesepakatan nuklir. (esn)
international.sindonews.com

Media Arab Sebut Iran Negara Teroris Terunggul Tahun 2016

Jum'at, 30 Desember 2016
Departemen Luar Negeri Amerika tahun 2015 mengeluarkan laporan tahunan, tentang kegiatan teroris global. Iran masuk sebagai negara sponsor atas terorisme di Timur Tengah
Sangat mencurigakan ketika dunia internasional bungkam di depan peningkatan terorisme Iran di Timur Tengah pada tahun 2016 yang dianggap sebagai tahun paling berdarah.
2016 adalah tahun dimana masyarakat internasional mengelak dari tanggungjawabnya terhadap tindakan terorisme Iran di Suriah, Iraq dan Yaman. Ketidakpedulian dunia internasional ini merupakan kemunduran besar bagi keadilan dan memberikan kontribusi besar dalam penyebaran kekacauan dan pembunuhan identitas yang dilakukan oleh rezim Qum dan milisi-milisi Syiah yang bergerak dibawah komando Iran.
Begitu juga dengan sayap-sayap milisi sektarian dan terorisme Iran dan berbagai praktek  intervensi langsung mereka untuk memperluas kekacauan di Timur-Tengah.
2016, adalah tahun yang penuh dengan berbagai judul peristiwa terorisme, dan Iran hadir di setiap judul-judul pembunuhan, perusakan, dan terorisme, demikian tulis Okaz Selasa, (27/12/2016).
Menurut koran itu, milisi  rezim mullah senatiasa hadir dalam setiap kekacauan di Suriah, Irak, Lebanon, dan Yaman, dalam rangka  memperluas kekuasaan Iran di negara-negara tersebut.
Sementara negara-negara adidaya cukup berpangku tangan dan memonitor adegan penghancuran itu dari kejauhan.  Mereka mengira bahwa apa yang dilakukan Iran berupa – kebrutalan, kejahatan dan pembunuhan massal selama bertahun-tahun di Iraq, Suriah, dan Yaman – hanya sekedar pengenalan praktek penjajahan tersadis yang pernah dialami oleh Timur-Tengah sepanjang sejarah, karena Iran tidak mengerti bahasa apapaun selain bahasa membunuhan dan genosida.
Iran, pada tahun 2016 dinilai secara mencolok membuat Timur-Tengah menjadi gunung berapi di tengah-tengah kebungkaman dunia internasional. Jika hal ini terus berlanjut maka kawasan ini akan berubah menjadi lautan darah disebabkan oleh masalah sektarian dan terorisme para mullah bersorban hitam.  Dan yang lebih menarik lagi, masyarakat internasional tidak bergerak sama sekali untuk menghukum Iran, bahkan malah menghapus sanksi yang dikenakan pada negara syiah itu dan memberi kesempatan kepada rezim mullah untuk meningkatkan ekspor minyaknya.
Sebanyak 70 ribu teroris dari militer Garda Revolusi Iran yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Qassem Suleimani, berhasil membumi-hanguskan Iraq dan Suriah dalam berbagai operasi genosida yang mereka lakukan.
Sudah waktunya masyarakat dunia mendengar suara mayoritas di Dunia Arab. Jika tidak, maka masyarakat internasional akan menemukan dirinya akan membayar mahal atas sikap bungkamnya itu.
Iran, yang meningkatkan “ekspor” terornya ke kawasan Timur-Tengah pada tahun ini melalui  sayap-sayap milisinya model Hizbullah Lebanon  dan faksi-faksi Al-Hashd Al-Sha’abi (People’s Mobilization Forces/PMF) atau juga disebut Popular Mobilization Units (PMU) yang melakukan pembersihan dan genosida di Iraq, Suriah, dan yang baru-baru ini di Aleppo dalam rangka memfasilitasi perluasan rezim “Wilayatul Faqih“, di mana Teheran telah menghabiskan lebih dari 12 miliar dolar pada tahun ini untuk kegiatan-kegiatan terorisme yang didukung oleh Garda Revolusi Iran di Suriah, Iraq, dan Yaman, menurut penelitian American Enterprise Institute.
Yang mencolok lagi pada tahun 2016 ini  adalah Amerika Serikat tidak melakukan apa-apa, melainkan hanya mencukupkan diri merilis dokumen pengadilan Amerika yang menguatkan keterlibatan Khamenei pada pemboman 11 September bekerja sama dengan pemimpin al-Qaidah Osama bin Laden. Hal ini menegaskan kembali bahwa Iran negara dinilai paling bertanggungjawab dalam mengekspor terorisme hitam ke seluruh dunia untuk mengacaukan keamanan dan stabilitas.
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri Amerika tahun 2015 mengeluarkan laporan tahunan,  tentang kegiatan teroris global. Iran masuk sebagai negara sponsor atas terorisme di Timur Tengah.Laporan ini juga mencakup statistik pada kegiatan teroris di seluruh dunia, dan mencakup 11.774 serangan teroris di 92 negara tahun 2015.*/ Kivlein Muhammad