Sunday, June 18, 2017

Peran Vital Hassan Rouhani (Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Rezim Saat Itu, Anggota Dewan Pertahanan Tertinggi Rezim) Pada Pembantaian 30 Ribu Tahanan Politik Tahun 1988. Semua Pejabat Senior Rezim Lainnya Sebagai Pelaku Kejahatan Mengerikan Ini. Sebagai Pemikir Moderat Dan Reformis ?

Sebuah situs makam massal dari tahanan politik korban pembantaian 1988

Revolusi Syiah Khomeiniyah Berlumur Darah, Tahanan politik Iran Dibantai Atas Dasar Fatwa Kematian Khomeini

Pada musim panas 1988, rezim Iran secara sewenang-wenang telah mengeksekusi puluhan ribu tahanan politik yang dipenjarakan di seluruh Iran.

Rezim Iran tidak pernah mengakui eksekusi ini, atau memberikan informasi berapa banyak tahanan yang mereka bunuh.

Sebagian besar yang dieksekusi adalah yang sedang menjalani hukuman penjara karena kegiatan politik mereka atau sudah menyelesaikan hukuman namun tetap dipenjara.

Beberapa dari mereka sebelumnya telah dipenjara dan dibebaskan, namun kembali ditangkap dan dieksekusi selama pembantaian tersebut.

Gelombang pembantaian tahanan politik dimulai pada akhir Juli dan terus berlanjut selama beberapa bulan.

Pada saat pembantaian ini berhenti, sekitar 30.000 tahanan politik, yang sebagian besar adalah aktivis People’s Mojahedin Organization of Iran (PMOI/MEK), Organisasi Mujahidin Rakyat Iran (PMOI / MEK) telah dibantai.

Fatwa Kematian Khomeini, Dasar Hukum Eksekusi Massal Terhadap Tahanan 1988

Pada fase akhir perang Iran-Irak, Khomeini merasa kekalahan sudah dekat sehingga dia memutuskan untuk melancarkan pembalasannya kepada para tahanan politik. Dia mengeluarkan Fatwa yang memerintahkan pembantaian terhadap siapa saja yang tidak bertobat dan tidak mau berkolaborasi sepenuhnya dengan rezim Khomeini.

Pembantaianpun dimulai dan ratusan tahanan politik setiap hari digantung dan mayat mereka dikuburkan dengan cepat di kuburan-kuburan massal di kota-kota besar, khususnya di Teheran.

Khomeini memutuskan: “Siapapun yang pada tahap apapun tetap menjadi anggota Munafikin (PMOI/MEK) harus dihukum mati, musnahkan segera musuh-musuh Islam.”

Dia menambahkan: “… Mereka yang berada di penjara di seluruh negeri dan tetap teguh mendukung mereka, yaitu MEK/PMOI yang mengobarkan peperangan melawan Allah dan karena itulah mereka dieksekusi … suatu yang naif jika menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang memerangi Allah.”

 
Gambar 2. “Fatwa Kematian Khomeini” sebagai dasar hukum eksekusi massal terhadap puluhan ribu tahanan politik Iran pada tahun 1988.

“Komisi Kematian” Pembantaian Tahanan Politik Tahun 1988

Khomeini menugaskan sebuah “Komisi Amnesti” untuk penjara. Pada kenyataannya itu adalah “Komisi Kematian” yang terdiri dari tiga orang: Seorang wakil dari Kementerian Intelijen, seorang hakim agama dan seorang jaksa. Keputusan terakhir ada di pejabat Kementerian Intelijen.

Mereka mengadakan persidangan selama beberapa menit yang lebih menyerupai sebuah sesi interogasi.
Pertanyaan-pertanyaan difokuskan pada apakah narapidana memiliki kesetiaan kepada PMOI/MEK. Tahanan PMOI lebih dari 90 persen dari narapidana yang ditahan tersebut. Jika para tahanan tidak bersedia untuk berkolaborasi sepenuhnya dengan rezim melawan MEK, maka itu dipandang sebagai bukti tanda simpati terhadap organisasi dan hukuman eksekusi segera dilaksanakan.

Tugas Komisi Kematian adalah untuk menentukan apakah seorang tahanan adalah musuh Allah atau bukan. Dalam kasus tahanan Mojahidin, keputusan tersebut sering dilakukan setelah hanya dilontarkan satu pertanyaan tentang afiliasi partai mereka. Mereka yang mengatakan “Mojahidin” langsung dikirim untuk digantung.

 
Gambar 3. Lima anggota Komisi Kematian

Penerus Tahta Khomeini Memprotes Sikap Keterburu-buruan Eksekusi Tahanan Pada Pembantaian 1988

Tergesa-gesa untuk mengeksekusi adalah sikap sangat menjijikkan bagi beberapa orang paling terdekat Khomeini, yang paling terkenal adalah Hossein Ali Montazeri. Penerus Khomeini ini tidak mentolerir dan memprotesnya.
Dalam suratnya kepada Khomeini, Montazeri mendesak agar ada sedikit kelonggaran dan tidak terburu-buru. Tetapi Khomeini memerintahkan agar tidak ada belas kasihan kepada siapa pun, termasuk remaja. Khomeini juga mengatakan bahwa wanita hamil tidak boleh luput atau bahkan diberi kesempatan untuk melahirkan anak mereka dan harus dieksekusi dengan segera.

Pada bulan Desember 2000, Hossein-Ali Montazeri, seorang ulama yang telah ditunjuk sebagai penerus tahta Khomeini selama 10 tahun, menerbitkan memoarnya. Buku tersebut mengungkapkan dokumen mengejutkan tentang kekejaman yang dilakukan oleh rezim “ulama (syiah), tidak ada yang lebih mengerikan daripada pembantaian terhadap 30.000 tahanan politik pada tahun 1988 atas perintah Khomeini!!


Buku Montazeri bukanlah dokumen pertama yang menginformasikan kepada dunia tentang pembantaian ini. Berita tentang pembantaian itu sudah mulai menetes melalui tirai besi penyensoran yang diberlakukan oleh para Mullah untuk memastikan pemadaman sepenuhnya atas kejahatan mereka.

 
Gambar 4. Teks surat Montazeri kepada Khomeini pada tanggal 31 Juli 1988, mengeluh bahwa eksekusi massal tahanan Mojahedin (PMOI / MEK) hanya akan meningkatkan legitimasi dan daya tarik populer mereka.

Khomeini Mengharuskan Ketundukan Total Bagi Para Pejabat Rezim Syiahnya

Siapapun orangnya di rezim Khomeini pada saat itu yang memiliki simpati atas terjadinya pembantaian ini maka mereka akan dipecat atau dibuang.
Ayatollah Montazeri, yang memprotes pembantaian tersebut dijatuhkan tanpa belas kasihan Khomeini dan dipecat pada bulan Maret 1989.

Pada bulan Desember 2000 Montazaeri menerbitkan memoarnya dan mengungkapkan dokumen yang mengejutkan mengenai pembantaian tersebut. Yang memberikan bobot pada pengungkapannya adalah bahwa memoar ini dibuat oleh seorang pria yang pada saat terjadinya eksekusi pembantaian, dia (Montazeri) adalah penerus resmi Khomeini dan pemegang otoritas tertinggi kedua di negeri Syiah Iran. Namun ketika terjadi pembantaian terhadap para tahanan politik, Khomeini tidak menunjukkan belas kasihan sedikitpun atas ketidaksetujuan Montazeri.

Peran Vital Hassan Rouhani Pada Pembantaian Tahanan Politik Tahun 1988

Hassan Rouhani adalah Wakil Panglima Angkatan Bersenjata rezim saat itu. Sebenarnya sejak tahun 1982 dia adalah anggota Dewan Pertahanan Tertinggi rezim dan anggota Dewan Pusat Markas Besar Logistik Perang.
Di posisi tersebut, dia sepenuhnya sadar akan kejahatan mengerikan ini dan jelas dalam ketundukan yang penuh.
Itu jelas menunjukkan bahwa gagasan Rouhani sebagai pemikiran moderat dan reformis benar-benar tidak masuk akal dan tidak berdasar. Sebenarnya diapun seperti semua pejabat senior rezim lainnya sebagai pelaku kejahatan mengerikan ini.


Jadi inilah Dajjal Syiah Rafidhah Khomeini, Imam Besar Revolusi Iran, pemberi Fatwa Kematian, pembantaian terhadap 30.000 tahanan politiknya yang mereka notabene adalah rakyat Iran sendiri yang disingkap sendiri kejahatan biadabnya oleh penerus tahtanya sendiri.

Sesungguhnya kami tidak peduli apapun nama revolusi anda, revolusi hitam, revolusi kuning, revolusi putih, abu-abu ataupun yang lainnya, apalagi setelah dikumandangkan bau meneladani Khomeini dan Revolusi Syiah Irannya.

Tetapi yang kami ketahui dengan yakin adalah Khomeini memerangi Islam, memerangi kaum Muslimin, bahwa Baginda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah mengajari Revolusi!! Keamanan, ketenteraman, Ibadah dengan baik, adzan bebas berkumandang, masjid penuh diisi, hendak diganti dengan darah mengalir, kehormatan terenggut, harga diri tercabik, keamanan sirna, kekacauan, huru hara, sesama Muslim dibenturkan, rakyatnya, polisinya, tentaranya bukankah mayoritasnya adalah muslim?….duhai…..wallahul musta’an.

Maka inilah Khomeini yang binasa sebagai Rujukan Taqlid Agung Konstitusi Iran yang menjadi pelopor dan landasan berdirinya Negara Syiah Iran melancangkan keyakinan kufurnya dalam menghujat generasi terbaik umat ini, generasi shahabat selaku murid-murid Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam:

“Aku menganggap dengan lantang bahwa Bangsa Iran dengan jutaan rakyatnya di masa ini lebih afdhal dibandingkan orang-orang Hijaz di masa Rasulullah.”
 


Gambar 1. Ucapan si binasa Khomeini:

وأنا أزعم بجرأة أن الشعب الإيراني بجماهيره المليونية في العصر الراهن أفضل من أهل الحجاز في عصر رسول الله

“Aku menganggap dengan lantang bahwa Bangsa Iran dengan jutaan rakyatnya di masa ini lebih afdhal dibandingkan orang-orang Hijaz di masa Rasulullah.”

Bukankah kelancang Rujukan Taqlid Agung Konstitusi UUD Negara Iran (Khomeini) ini adalah penghinaan terhadap generasi manusia terbaik di masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam?

Bukankah pernyataan resmi Rujukan Taqlid Agung Konstitusi UUD Negara Iran (Khomeini) ini adalah bukti ajaran dan ujaran kebencian terhadap para pembawa panji-panji Islam?!

Bukankah fakta tertulis dari Rujukan Taqlid Agung Konstitusi UUD Negara Iran (Khomeini) ini adalah bentuk penanaman aqidah kepada kaum Syiah Khomeiniyah untuk merendahkan kehormatan dan kemuliaan Rasulullah itu sendiri?!
Menanamkan keyakinan kepada kaum Syiah bahwa beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam telah gagal mendidik para shahabatnya sementara si terlaknat Khomeini telah membanggakan keberhasilan revolusi Syiah Iran yang dipimpinnya telah sukses mengangkat derajat rakyat Iran dibandingkan derajat kaum muslimin di masa Rasulullah!?!?! Laa haula wa laa quwwata illa billah.

Sungguh semua kelancangan itu telah mendustakan Allah Ta’ala dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Padahal Allah Ta’ala telah mempersaksikan kepada segenap orang-orang beriman di dalam kitab suciNya yang pasti benar (tentang keutamaan para shahabat), al-Qur’anul Karim:

لَّقَدْ رَضِىَ اللهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَافِي قُلُوبِهِمْ فَأَنزَلَ السَّكِينَة عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا

“Sungguh Allah telah meridhai kaum mukminin ketika mereka memba’iatmu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS. Al Fath:18)

Dan bahkan Allah Ta’ala memerintahkan kaum mukminin untuk memohonkan ampunan bagi mereka sebagaiman dalam firman Allah:

وَالَّذِينَ جَآءُو مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyanyang”. (QS. Al Hasyr:10)

Lalu bagaimana mungkin tiba-tiba datang Khomeini dengan membawa kegilaan menghancurkan dan menentang Allah Ta’ala dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, mencekoki kaumnya dengan penghinaan semacam ini, aqidah kebencian dan permusuhan terhadap Islam dan kaum muslimin?!?!

Tatkala orang-orang tua kita dihina dan dilecehkan oleh orang lain dengan dasar dusta dan fitnah tentulah kita akan marah, lalu bagaimana seorang muslim akan bisa tidur nyenyak sementara di sekitarnya ditebarkan keyakinan untuk merendahkan kemuliaan para shahabat Nabi yang dengan keutamaan Allah yang diberikan kepada mereka radhiyallahu ‘anhum maka Islam bisa sampai kepada kita?

Maka sekarang pertanyaan bagi setiap orang Syi’ah yang masih tersisa akal sehatnya -walaupun sedikit- yang mengaku-ngaku memiliki pembelaan terhadap ahlul bait dan beragama atas nama ahlul bait:

Bukankah Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu hidup di masa Rasul?!
Bukankah Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu termasuk orang-orang Hijaz yang hidup di masa Rasul?!
Jawaban pastinya adalah Ya!!

Jika kita sepakat untuk menjawab ya, maka kita katakan kepada setiap Syi’ah yang masih tersisa akal sehatnya (tetapi adakah para hamba mut’ah yang berakal sementara mereka telah menjadikan Khomeini -selaku pendiri Negara Iran- sebagai Rujukan Taqlid Agung UUD Iran):

Apakah masuk akal jika anda menyamakan Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu yang telah diberi kabar gembira akan masuk surga dengan salah seorang rakyat Iran seperti hinaan keji Khomeini si pendiri Negara Iran?!

Demi Allah, seandainya seluruh jutaan rakyat Iran dan bahkan jika seluruh umat Syiah di masa ini (!!!) semuanya bersatu, mereka tidak akan bisa sebanding dengan DEBU YANG MELEKAT DI TALI SANDAL Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu yang dengannya dipakai beliau dalam berjihad fi sabilillah!!

Maka bagaimana akal sehat anda bisa tegak di atas landasan keyakinan Rujukan Taqlid Agung Konstitusi UUD Negara Iran, Khomeini yang binasa dengan meyakini bahwa rakyat Iran dimasa ini lebih afdhal dibandingkan orang-orang Hijaz di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?!?!

Inilah Khumaini musuh Islam, musuh kaum muslimin telah kami hadirkan bukti nyata kejahatannya, maka sambutlah si Little Khumaini wahai para peneriak jargon Bela Islam Bela Al-Qur’an!!

Saatnya bagi yang tertidur untuk bangun bela Islam, bela al-Qur’an, membela para shahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam!!


Barbar Majusi Iran Eksekusi Lebih Dari 1.000 Ulama Dan Aktivis Sunni Pada 2015. Surat Dari Tahanan Muslim Di Penjara Rajai Shahr, Iran.
 “No To Rouhani (Pembantai Ahlus Sunnah)”, Solidaritas Warga Di Aleppo,Idlib Dan Ta’iz Menolak Rezim Iran Rouhani
Pesan Rahasia Antara 3 Teroris Besar: Obama, Khamenei dan Rouhani, Telah Terbongkar
KTT OKI Di Turki Tamparan Hebat Terhadap Iran Dan Hizbullata. Presiden Iran Hassan Rouhani Mengaku Sebagai Ahli Agama Dan Bersorban Besar Lari Ketakutan Sebagai Tertuduh Pelaku Kejahatan Dan Dikecam Negara-Negara OKI ! Cuma Anasir-Anasir Syiah Di Indonesia Yang Bela !
Terkuak Kebiadaban Syiah ( Iran ), Hassan Rouhani: Kalau Tidak Karena Syiah Iran, Maka Damaskus (Syiah 12 %) Dan Baghdad (60% Muslim : 40 % Syiah) Akan Jatuh Ketangan Kelompok Sunni (Muslim). Raja Saudi Kirim Bantuan Kemanusiaan Ke Muslim Al-Anbar Irak Dicurigai Media Syiah Iran.
Tentara Syiah Iran Rampok Dan Bunuh Remaja Ahlusunnah
Inilah Kondisi Kaum Sunni di Iran
Derita Muslim Ahwaz dari penjajahan Syi'ah Iran [ Ya Allah Ya Rabb, Binasakanlah Syiah Majusi (Iran) Laknatullah Seperti “Kaum-kaum Terdahulu” Yang Telah Engkau Binasakan ]
Parlemen Bahrain Menyetujui Pengakuan Kedaulatan Negara Al-Ahwaz Dan Menyerukan Boikot Semua Produk Dan Jasa Perbankan Iran
Penderitaan Sunni Di Iran
Dijajah Iran Sejak Tahun 1924, Sesungguhnya Penduduk Ahwaz ( Arabistan ) Berhak Untuk Mengangkat Senjata Sebagaimana Palestina !
Biadabnya Majusyi’ah Iran ! Tuduhan ( Ngarang ) Melakukan “Perseteruan Terhadap Allah” Seringkali Menjadi Alasan Rezim Iran Mengeksekusi Rakyat Ahwaz
Rezim Syiah Iran rebut Wilayah Kaya Minyak dan Buang Limbah ke Wilayah Aswaja (Bukti Kekejaman Syiah !)
Suku Ahwaz, Aswaja Yang Ditindas Rezim Syiah Iran ( Update )
Shalat Ied Berubah Menjadi Demo Anti Penjajah Iran
Serangan Gas Klorin Terencana Diluncurkan Rezim Iran 
(Biadab wa Jahanam) Terhadap Warga Sipil Al-Ahwaz
http://lamurkha.blogspot.co.id/2015/11/serangan-gas-klorin-terencana.html
Nasib Keturunan Arab Di Iran
Presiden Iran Al-Ruhani Membunuh 3 Orang Perhari, Kini Sdh Membunuh 1.900 Orang!
Rezim Syiah Iran Lakukan Pembersihan Etnis Terhadap Suku Aswaja (Al-Ahwaz)
Penasehat Militer Pemimpin Tertinggi Syiah Iran, Yahya Rahim Safavi,“Kami Tahu Bahwa Mereka (Islam Sunni) Telah Merencanakan Serangan Jangka Panjang Yang Dimulai Dengan Bashar Al Assad Di Suriah, Kemudian Syiah Hizbullah Di Lebanon, Lalu Bergerak Menuju Irak Dan Sasaran Terakhir Adalah Iran. Kekalahan Iran Di Iraq: Arab Akan Mengalahkan Persia ! ( Insya Allah )
Pengadilan Negara Teroris Barbar Syiah Majusi Iran Tetapkan Hukuman Mati Kepada 27 Muslim Sunni Lantaran Aktivitas Pendidikan Agama Dan Al-Qur’an Yang Mereka Selenggarakan !
Negara Teroris Syi’ah Iran : Anak Sunni Umur 17 Tahun (Setelah Ditahan 4 Tahun ) Dihukum Mati Meski Tak Bersalah. Disiksa Kehilangan Limpanya. Ibunya Mau Menggantikan Hukuman Matinya. Kekejamannya Melebihi Zionis Yahudi ! Syuhada, Insya Allah
Iran: "Pahlawan" dunia Islam atau penjahat kemanusiaan?
Sunni Iran Bisa Repotkan Syiah dan Kurangi Pengaruhnya di Timur Tengah