Saturday, May 5, 2018

Hasil Pertemuan Ketua Umum PBNU Prof. Dr. Said Aqil Siradj Dengan Grand Syaikh Al Azhar, Prof. Dr. Ahmad Thayib Dan Imam Dan Khatib Masjidil Haram, Syaikh Dr Sholeh Bin Abdullah Bin Humaid, Mudah-Mudahan Bisa Merubah Paradigma Beliau Terhadap Dakwah Salafi Di Indonesia.


PBNU Doakan Raja Salman dan Kerajaaan Saudi Tetap Kuat

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mendoakan agar Raja Salman bin Abdul Aziz selalu dalam lindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini ia sampaikan saat menerima kunjungan Imam Masjidil Haram Syekh Sholeh bin Abdullah bin Humaid.
“Dan sekarang, semoga Raja Salman selalu dalam lindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala,” kata Kiai Said yang langsung disambut amin oleh pada hadirin di lantai 3 gedung PBNU, Jakarta, Jumat (4/5) siang.
Kiai Said mengungkapkan bahwa peran Raja Salman sangat mulia dalam memberikan pelayanan ibadah haji dan umrah.
“Semuanya dilakukan bukan karena apa-apa, melainkan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Ats-Tsaqafah ini juga mendoakan agar kerajaan saudi tetap kuat. Karena, kekuatan Saudi Arabia adalah kekuatan Islam karena di sana ada Haramain.
Lebih khusus, Kiai Said juga berdoa untuk keamanan Tanah Haram, Makkah dan Madinah.
“Insyaallah al-Haramain fi al-amni (dalam keadaan aman),” katanya.
Syekh Sholeh berkunjung ke PBNU dalam rangka silaturahim. Sebelumnya, ia ke Indonesia dalam rangka mengikuti Konsultasi Tingkat Tinggi Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia yang berlangsung selama tiga hari, Selasa-Kamis (1-3/5).
Ia disambut oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Rais Syuriyah PBNU KH Subhan Makmun, Ketua PBNU KH Abdul Manan, Sekretaris Jenderal PBNU H Helmy Faishal Zaini, dan Bendahara Umum H Bina Suhendra. (Syakir NF/Abdullah Alawi)
Sumber : NU.or.id


“Titik Temu NU - Wahhabi “ , Bahasan “ Isu-isu Pokok” Secara Ilmiyyah Tanpa Hujatan, Untuk Mendamaikan Sesama Ahlus Sunnah [Bagian I]
Titik Temu Wahabi-NU
Ukhuwah Salafi “Wahabi” – “Aswaja NU” Membuat Syi’ah Laknatullah Meradang ! Enak Dibaca Dan Perlu
Pendapat ulama rujukan NU sama dg wahabi
Prof. Dr. Ali Musthofa Ya’kub: Jangan Mau Jadi Jangkrik!
[Untuk Orang NU yang Mau Diadu Domba Dengan Wahhabi]
Resensi Buku Terbaru Prof.DR.Ali Mustafa Ya’qub اتفاق في الأصول الوهابية ونهضة العلماء
Perspektif Lain dari Wahabi
Sikap Lemah Lembut (Hikmah) Dalam Berdakwah, Tanpa Melukai, Tidak Memaksakan Kehendak (Menghujat) Terhadap Sesama Muslim Yang Berseberangan Dengan Kita Dan Memperkeruh Ukhuwah Islamiyah.
Tantangan Aktual Ahlusunnah Wal Jama’ah
Ada yang Mengadu Domba NU dan “Wahabi” Agar Umat Tak Bersatu
Keberhasilan Syiah Memfitnah Salafi & Memecah belah Umat Islam
NU, Wahabi , Muhammadiyah, Irsyad, Persis, SI, Washliyyah Adalah Bersaudara
“NU dan Wahabi“ Bersatu Jaga Persatuan Ahlus Sunnah
Aswaja Terus Diadu Domba
Ahlus Sunnah Untuk Keutuhan NKRI
Kaum Nahdliyin Jangan Ikuti Makar Kebencian Liberal (Juga Syiah) Terhadap Arab
Untukmu “ASWAJA” Inilah Surat Cintaku Untukmu…. Dulu Aku Memusuhimu…
Syiah Gunakan Isu Anti-Wahhabi untuk Memecah Belah Umat Islam
Syi’ah Ada Dibalik Isu Anti-Wahabi Untuk Pecah Belah Umat Islam
Sebutan Salafi-Wahabi, Propaganda Syiah Benturkan Kaum Muslimin
Ternyata Syi’ah Ada Dibalik Isu Anti Wahabi Untuk Pecah Belah Ahlus Sunnah
Untuk Para Provokator/Hasader/Herder Syi’ah dan Ulama2 “SU’/Namimah” yang ingin membenturkan NU dengan Salafi “Wahhabi”, perhatikan tulisan dibawah ini !!
Apakah Hakekat “Wahabi” Yang Terus Dimusuhi & Diolok-Olok Oleh “Islam Nusantara” Dan “Garis Lurus” Itu?
"Kamu Anti Arab atau Anti Islam?" [Sebagian Besar Media Lokal, Menyembunyikan Anti Islam, Tapi Menampilkan Anti Arab !!]
Politik pecah belah Syiah ala Neomajusi (Surat terbuka mahasiswa LIPIA untuk Muslim Indonesia)
Wahhabi : Antara Stigmatisasi Dan Adu Domba Umat Islam
"Wahabi", Black Propaganda dan Aroma “Syiah Rafidhah”
Waspada, Politik Adu Domba Sesama Ahlussunnah Meningkat, Sedangkan Syiah Bersiap-Siap!

Bertemu Imam Masjidil Haram, KH Said Aqil Siraj Puji 
Arab Saudi

Imam dan Khatib Masjidil Haram, Syaikh Dr Sholeh bin Abdullah bin Humaid melakukan kunjungan ke Kantor Pusat PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (4/5/2018). Dalam kunjungan tersebut, Syaikh Soleh bertemu dengan Pimpinan Pusat PBNU, KH. Said Aqil Siraj.
Dalam pertemuan tersebut, KH Said Aqil Siraj menyampaikan pujian terhadap Kerajaan Arab Saudi. “Peran Arab Saudi terhadap dunia Islam sangatlah besar dalam dakwah dan hikmah Islam. Hal ini karena 2 kota suci Islam yakni Mekkah dan Madinah ada di Arab Saudi,” ungkap Said Aqil, seperti dilansir dari Detikcom.
“Karena haramain, ada Mekkah dan Madinah. Kita menyaksikan bagaimana ketika musim haji kita diberikan pelayanan yang sangat maksimal oleh pemerintah Saudi,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Said Aqil juga sedikit menceritakan Islam di Indonesia. Said Aqil berpesan bahwa Islam di Indonesia harus dibawa dengan cara yang baik. “Saya sampaikan bahwa kita dikepung oleh negara-negara besar yang non muslim. Kalau kita nggak pandai-pandai membawa Islam dengan baik kita akan dikeroyok, kemudian beliau setuju itu semuanya,” katanya.
Sementara itu, Syaikh Dr Sholeh bin Abdullah bin Humaid berbicara tentang radikalisme dalam Islam. Syaikh Sholeh mengatakan bahwa radikalisme dalam Islam dilakukan oleh oknum.
“Bahwa Islam itu agama yang wasatiah moderat, tapi di mana-mana ada radikal. Yang radikal itulah orang yang bodoh orang yang awam, di Islam ada, di Kristen ada, di mazhab mana juga ada,” ungkap Said Aqil menerjemahkan pesan dari Syaikh Sholeh bin Abdullah bin Humaid. (DH/MTD)
Sumber : Detikcom | Redaktur : Hermanto Deli


Catatan Kecil dari Dialog Grand Syaikh Al Azhar dengan 
Kang Said

Oleh: Budi Marta Saudin
Melihat video dialog Grand Syaikh Al Azhar, Prof. Dr. Ahmad Thayib dengan Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. Said Aqil Siradj, sangat menarik.
Acara yang diselenggarakan di kantor PBNU Jakarta pada Rabu (2/5/2018) ini dihadiri oleh Menteri Agama Lukman Hakim, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrowi, dan sejumlah aktifis seperti Zuhairi Misrawi, para wartawan, santri, dan lain-lain.
Dalam pembukaannya, Kang Said memaparkan sejarah singkat berdirinya NU. Tak lupa, beliau menjelaskan jumlah pengikutnya yang jutaan, jumlah sekolah, pesantren, madrasah, rumah sakit, dan perguruan tinggi.
Di sela penjelasan itu, Kang Said menyebut beberapa kali kata Wahabiyah dan Salafiyah, saat menerangkan asal usul berdirinya NU. Kang Said juga mengatakan bahwa banyak orang Indonesia yang belajar ke Arab Saudi, kemudian pulang ke tanah air menjadi pengikut Wahabi.
Kata Kang Said, “Mereka pulang ke Indonesia dengan memanjangkan jenggot. Mereka ini berbahaya. Tapi yang bahaya ini yang lulusan S1. Yang kuliah sampai doktoral kayak saya sih tidak bahaya.”
Kang Said curhat, banyak anak bangsa yang belajar ke Arab Saudi dan Iran. “Banyak beasiswa diberikan oleh Saudi dan Iran,” ujarnya.
Kang Said juga menerangkan tentang Islam Nusantara. Yang menurut beliau, Islam Nusantara adalah Islam yang santun, yang penuh toleransi dan tidak ekstrim.
Menurut beliau, Islam Nusantara bukanlah sebuah madzhab yang baru. Tetapi sebuah cara pandang keagaaman yang tidak ekstrim, seperti para wali dulu ketika mendakwahkan Islam di Nusantara.
“Dulu Wali Songo mendakwahkan Islam di Nusantara tanpa ada pertumpahan darah,” tegas beliau.
Tanggapan Syaikh Ahmad Thayib
Syaikh Ahmad Thayib menanggapi beberapa statemen Kang Said dengan santun, tetapi sangat menusuk.
Pada pembukaan, Syaikh Thayib mengatakan bahwa Islam datang dari Arab. Allah memilih bangsa Arab, bukan bangsa yang lainnya. Maka berterima kasihlah kepada orang Arab. Para pendakwah dahulu yang datang ke Indonesia juga orang Arab.
Menanggapi tentang Wahabi dan Salafi, Syaikh Thayib berpendapat bahwa sikap berlebihan itu ada pada banyak kelompok. “Maka jangan sampai sikap berlebihan itu ada pula pada kita, dengan menganggap orang lain pasti salah sedangkan saya pasti benar,” kata beliau.
Syaikh Thayib menganjurkan agar umat Islam mencari persamaan, bukan mencari perbedaan, karena membuat umat Islam tercerai berai.
Kemudian Syaikh Thayib menasehatkan kepada PBNU agar bekerja sama dengan pihak manapun, termasuk dengan Saudi dan Wahabi.
Statemen yang dilontarkan oleh Syaikh Thayib ini sangat menarik. Seolah membantah konsep Islam Nusantara dan citra buruk Wahabi yang dipresentasikan Kang Said. Tapi, sebagaimana dikatakan oleh KH. Husein Muhammad, bahwa kritikan Grand Syaikh Al Azhar ini sangat santun.
Ada kritikan Grand Syaikh Al Azhar yang langsung di respon oleh Kang Said, tetapi dengan gaya bahasa setengah bercanda.
Kalau cari persamaan dengan Wahabi ya susah. Kita sering tahlilan, sedangkan menurut mereka haram,” celetuk Kang Said, yang kemudian diiringi tawa hadirin.
Dari dialog yang berlangsung selama 1 jam itu, dapat dipahami bahwa konsep wasathiyah Islam yang disampaiakan oleh Grand Syaikh Al Azhar tidak sama persis dengan Kang Said.
Syaikh Ahmad Thayib menilai bahwa moderat itu kepada siapa saja, tanpa melihat fikrah dan latar belakangnya, termasuk kepada Wahabi. Adapun Kang Said, nampaknya masih sulit untuk menerima hal itu.